Sistem Pengapian Sepeda Motor
Sistem Pengapian Sepeda Motor
LANDASAN TEORI
Sistem pengapian adalah salah satu hal yang kudu lebih diperhatikan dalam hal engine
tuning. Kebanyakan orang mengira ketika mereka selesai memodifikasi, yang diperlukan
hanyalah memajukan atau memundurkan timing pengapian. Tidak cukup itu saja. Satu,
percikan api harus menyala cukup kuat untuk membakar udara/bahan-bakar.udara bersifat
insulator Dan ketika kamu memodifikasi mesin, merubah porting, memodifikasi camshaft,
memasang karburator besar, semakin banyak udara dilesakkan ke dalam silinder, maka
percikan api dari koil standard tidak akan pernah cukup menyalakan campuran udara/bahan-
bakar di ruang padat kompresi.Fakta, lemahnya kualitas nyala busi memberi efek negatif
kepada mesin sebagaimana timing pengapian yang kurang tepat. Tambahan, sebuah campuran
basah ( 11 udara : 1 bahan bakar ) , lebih bersifat konduktif terhadap pengapian.Sekali
campuran udara/bahan-bakar dinyalakan, kecepatan lidah api merambat pada kubah ruang
bakar menjadi penting jika kamu ingin melepaskan tenaga maksimal pada mesin. Jika api
merambat terlalu cepat, akan ada beban berat yang menahan piston, setang dan bearing kruk
as ; sebaliknya, jika api merambat perlahan, tidak cukup ledakan dihasilkan untuk
menghasilkan tenaga besar ke roda.
Tiga hal penting yang mempengaruhi kecepatan rambat api dalam membakar campuran
udara/bahan-bakar dan kekuatan ledak di ruang bakar :
4
Gambar 3.1CDI VORTEX
Capacitor discharge ignition sistem menyimpan energi di dalam kapasitor lebih banyak
daripada dalam koil. CDI memang masih membutuhkan koil, namun koil hanya sebatas
digunakan untuk transformasi pulsa agar tegangan meningkat dengan cepat. Oleh karenanya
CDI modern seperti milik BRT tidak membutuhkan koil racing, cukup koil bawaan pabrikan
sudah mampu memberi efek signifikan. Begitu pula penggantian CDI pada motor modern
akan lebih terasa, dibanding hanya sekedar mengganti KOIL.Dalam sistem CDI, circuit
tenaga utama adalah sebuah oscilator mini yang mengisi kapasitor hingga 600 volt dan
menunggu kontak pick up dan pulser memicu sistem. Ini disebut Magnetic Trigering System.
Ketika sinyal dipicu, kapasitor akan menghantarkan energi ke kumparan primer pada koil.
Koil bertindak sebagai perubah pulsa dan meninggikan tegangan dari kapasitor hingga
menjadi 40.000 volt yang dibutuhkan untuk menciptakan loncatan bunga api sejauh kurang
dari 1mm di dalam ruang bakar yang terkompresi.
Sistem pengapian AC bisa diartikan sederhana sebagai sistem pengapian yang bersumber
dari motor(kumparan listrik yang terjadi karena medan magnet yang dialirkan ke spul) dan
menyambung ke CDI dan Coil. Disini fungsi Baterai/aki dapat dihilangkan dalam proses
pengapiannya.Ketika kruk as berputar yang diiringi magnetnya (flywheel magnet), maka akan
menciptakan gelombang magnet yang menghasilkan arus listrik AC dalam bentuk induksi
listrik dari spul pengapian . Arus listrik kemudian diteruskan ke CDI dengan tegangan sebesar
100 – 400 volt. Arus yang diterima kemudian dirubah menjadi arus searah oleh diode, lalu
arus tersebut disimpan dalam kondensor yang berad di CDI. Berikut detail gambar sistem
pengapian AC pada sepeda motor :
Deatail komponen CDI unit dapat kita perhatikan dibawah ini. Kapasitor mengubah arus
menjadi 1 arah.
6
Gambar 3.4 Kapasitor mengubah arus menjadi 1 arah
Dalam proses pengapian pengapian, pulsa generator memberi arus sinyal. Arus sinyal ini
kemudian diteruskan ke gerbang SCR. Perhatikan gambar dibawah ini:
Karena adanya trigger/pemicu dari gate tersebut, maka SCR menjadi aktif (on) dan
mengalirkan gelombang listrik dari anoda ke katoda.
7
Gambar 3.6 scr aktif (on)
Karena aktifnya SCR tersebut, mengakibatkan kapasitor mengeluarkan arus yang cepat.
Lalu arus tersebut menyalur ke kumparan primer/spul CDI untuk menghasilkan tegangan
sekitar 100 – 400 volt sebagai tegangan induksi sendiri . Karena induksi diri dari lilitan primer
tersebut, Terjadilah induksi dalam lilitan sekunder yang teganganan sebesar 15 KV – 20 KV.
Tegangan tinggi tersebutlah yang mampu membakar bahan bakar oleh busi. Demikianlah
proses
Sudahkah kalian tahu kelebihan dan kelemahan tipe CDI mu sendiri. Dari sekian
banyak sepeda motor yang lalu lalang disekitar kita ada yang menggunakan sistem pengapian
AC dan ada juga yang menggunakan sistem pengapian DC.Mari kita cari tahu apa kelemahan
dan kelebihan CDI AC dan DC.
1.AC(Alternating Current)
-Spull
Atau bisa disebut arus bolak-balik dimana arus yang dikeluarkan tidak tetap /berubah-
ubah besar dan arahnya.Seperti contoh kelistrikan rumah
2.DC(Direct Current)
Atau bisa disebut arus searah dimana arus yang dikeluarkan tetap dan tidak berubah-
ubah biasanya arus ini sering diapliasikan untuk pengisian dan penyimpnan daya seperti
Baterai dan AKI. sekarang mari kita berpindah ketopik CDI AC dan DC.Pada dasarnya semua
komponen otak pengapian tiu sama yaitu mampu mengalirkan listrik ke koil agar mampu
membakar campuran bahan bakar dan udara secara efisien.Walaupun sekarang banyak
pengembangan tentang CDI tapi semua pengembangan pasti ada kelemahan dan kelebihanya
seperti:
8
A.CDI AC(CDI arus bolak-balik)
+Kelebihan
-Menggunakan arus yang berasal langsung dari spull CDI.
-Terdapat spull CDI sendiri untuk mengalirkanya ke CDI.
-Komponen tak berhubungan dengan sistem pengisian.
-Kemungkinan rusak dalam jangka lama.
-Harganya pun lebih murah.
Jenis motor yang menggunakan CDI AC yaitu Honda Grand,Supra,Atrea 800,Legenda,Supra
Fit,NSR-SP,Yamaha Alfa,Force 1,RX-S,RX-K,RX-Z,Crypton,Suzuki Tornado
GS,GX,Bravo,Crystal,RG-R.Kawasaki Kaze.
+Kelemahan
-Arus yang tidak tetap atau berubah-ubah membuat mesin bekeja lebih keras.
-Arus yang keluar tergantung putaran mesin jika putaran mesn rendah pengapianya pun kecil.
-Sering sekali kawat elmail di spull terbakar karena panas yang berlebihan.
-Menggunakan kawat elmail kecil yang riskan terbakar berbeda dengan CDI DC
B.CDI DC(CDI arus searah)
+Kelebihan
-Menggunakan arus searah yang berasal dari aki.
-Arus yang keluar diputaran rendah tetap maksimal.
-Spull jarang mati karena kawat elmail yang lebih besar dari spull cdi walaupun sama
kualitasnya.Tapi hambatanya lebih kecil.
Jenis motor yang menggunakan CDI DC yaitu Honda Kirana,Sonic 125,Karisma,Supra
125,Megapro,Gl-Pro Neo tech,Beat,Spacy,CBR,Suzuki Shogun 110,Shogun
125,Smash,Satria F,Titan,Skywave,Skydrive,Raider,Yamaha Vega,Jupiter Z,Vega ZR,Jupiter
ZR,Byson,Scorpio Z,Mio,Mio soul,Kawasaki Blitz,Edge,Athlete,Ninja dan tiger.
+Kelemahan
-Walaupun arus yang dikeluarkan tetap tapi CDI DC sangat sensitif terhadap konsleting
karena berhubungan dengan aki juga.
-Jika AKI sudah mulai rusak dan tak mampu mengalirkan arus yang lebih dari 11-12 volt
berpengaruh terhadap kinerja CDI.
-Jika aki rusak kemungkinan terbesar CDI pun akan rusak.
-Walau banyak orang yang beranggapan motor dengan pengapian DC bisa hidup tanpa AKI
karena masih ada Regulator maka salah besar.CDI DC membutuhkan arus full DC dari aki
sedangkan Arus yang keluar dari regulator untuk pengisian tak seatus persen DC.
-Rata-rata CDI DC dibanderol dengan harga mahal walau itu merk biasa.
9
Gambar 3.6 cdi shogun
Penyelesaian masalah pengapian Honda Tiger. “Tiger yang sepul CDI (masih AC) sudah
lemah sehingga percikan api busi kecil atau mati total, alternatifnya silakan ganti CDI
Shogun (arus DC) unlimiter. Tidak perlu ganti sepul karena CDI Shogun lebih murah. Harga
sepul original Tiger 2000 (lama) sekitar Rp 460 ribu. Sedang CDI Shogun asli SGP harganya
cuma Rp 34O ribu.Tapi, meski jalur dan soket kabel sama, bapak dua anak ini bilang tetap
ada kabel dari sepul musti diatur ulang lagi. Apalagi kitiran sepul Tiger 2000 awalnya arus
AC jadi DC yang konstan dari aki alias full DC.Untuk mengatur ulang caranya mudah.
Tinggal ubah kabel warna hitam strip merah dari sepul (awalnya ke CDI Tiger) ke kabel
hitam polos (arus positif) dari kunci kontak. Jelasnya, kabel hitam strip merah dipotong dulu.
Kasih jarak sekitar 5 cm, lalu sambung dengan penambahan kabel baru kurang-lebih 4O cm.
Lanjut! Dari kabel tambahan tadi dijumper ke kabel hitam polos di kabel bodi Tiger paling
dekat. "Silakan ambil dari soket flasher lampu sein yang ada di sebelah kanan motor,” wanti
bapak yang hoiy berat mancing ikan tawar maupun laut.
10
Gambar 3.7 skema pemasangan cdi
Sistem pengapian merupakan sistem yang menghasilkan tegangan tinggi pada koil
pengapian yang disalurkan ke busi sehingga menimbulkan bunga api. Loncatan bunga api
tersebut digunakan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara dalam ruang bakar.
1. Baterai
Baterai merupakan sumber arus bagi lampu - lampu pada kendaraan. Baterai juga
berfungsi sebagai sumber arus pada sistem pengapian.Prinsip kerja dari baterai adalah saat
kutub positif dan kutub negatif bereaksi dengan larutan elektrolit (asam sulfat), maka akan
terjadi pelepasan muatan elektron. Elektron bergerak dari kutub negatif kekutub itu akan
menjadi arus listrik.
2. Generator
Dalam sebuah generator terdiri dari dua bagian, yaitu rotor yang berupa magnet dan
beberapa kumparan. Generator bekerja berdasarkan prinsip bahwa pada saat terdapat garis
gaya magnet yang terputus oleh lilitan kawat, maka pada lilitan kawat tersebut timbul gaya
gerak listrik induksi. Arus listrik yang dihasilkan merupan arus bolak balik atau AC
(alternating curenti).
11
Gambar 3.8 komponen pengapian
3. Pemutus Arus
Pemutus arus ada dua macam, yaitu dengan memakai platina dan sistem CDI. Platina
berfungsi sebagai pemutus arus yang mengalir kekumparan primer pada koil
pengapian.Dengan adanya kerja platina ini, maka medan magnet pada koil selalu berubah
yang mengakibatkan timbulnya tegangan sekitar 10.000 volt pada kumparan sekunder. Kerja
platina diatur oleh poros cam, sehingga waktu saat penyalaan dari gas bahan bakar dalam
silinder dapat diatur menurut ketentuan yang ditetapkan. Saat platina membuka maka akan
menimbulkan bunga api. Untuk menghindari hal tersebut digunakan kondensor sebagai
pengaman atau peredam.Selain penggunaan platina ada sistem yang mampu bekerja
memutuskan arus kekumparan primer koil pengapian tanpa adanya percikan api, yaitu sistem
CDI. Pemutusan arus yang dilakukan CDI ini adalah dengan cara menahan arus dalam
kondensor saat SCR mati dan mengalirkanya ke kumparan primer koil saat hidup.
4. Kondensor
Menurut sifatnya, kondensor dapat menahan muatan listrik menurut kapasitas dan
dalam waktu tertentu. Maka dari itu, kondensor dapat digunakan sebagai peredam atau
penghisap arus listrik ekstra yang timbul akibat adanya tegangan induksi pada kumparan
primer yang dapat menimbulkan bunga api listrik pada platina. Kondensor biasanya terbuat
dari isolasi kertas perak. Dalam unit CDI kondensor berfungsi untuk menahan arus sat SCR
kemudian mengalirkanya ke kumparan primer koil pengapian saat SCR hidup.Pada sistem
CDI tidak akan terjadi loncatan bunga api seperti pada penggunaan platina. Sehingga kerja
yang dilakukan lebih efektif.
5. Koil Pengapian
Arus listrik yang datang dari generator ataupun baterai akan masuk kedalam koil.
Dengan tegangan sekitar 12 volt dan oleh koil tegangan ini akan dinaikkan sampai sekitar
10.000 volt. Pada gulungan primer mempunyai kawat yang dililitkan dengan diameter 0,6
sampai 0,9 mm dengan jumlah lilitan sebanyak 200 lilitan. Sedang kumparan sekunder
mempunyai lilitan kawat dengan diameter 0,05 sampai 0,08 mm dengan lilitan sebanyak
20.000 lilitan. Karena perbedaan jumlah lilitan pada kumparan primer dan sekunder maka
kumparan sekunder akan timbul tegangan kira" 10.000 volt.Arus tegangan tinggi timbul
akibat terputusnya aliran arus pada kumparan primer yang mengakibatkan tegangan induksi
pada kumparan sekunder. Hilangnya medan magnet terjadi saat terputusnya arus listrik pada
kumparan primer, maka dibutuhkan suatu pemutus arus.
12
Gambar 3.9 koil pengapian
6. Busi
Busi adalah alat yang digunakan untuk meloncatkan bunga api didalam ruang bakar.
Bunga api yang diloncatkan dengan perbedaan tegangan 10.000 volt diantara kedua kutub
elektroda busi.Busi mengalami tekanan temperatur tinggi dan getaran sangat keras maka
kontruksi busi dibuat dari bahan yang mengatasi hal tersebut. Jenis busi umumnya dirancang
menurut keadaan panas dan temperatur dalam ruang bakar. Busi dibagi menjadi tiga, yaitu
busi dingin, busi sedang (medium type) dan busi panas.
Busi dingin adalah busi yang menyerap dan melepaskan panas dengan cepat sekali.
Biasanya digunakan untuk mesin yang temperatur ruang bakarnya tinggi.
Busi panas adalah busi yang menyerap serta melepaskan panas dengan lambat. Jenis ini
dipakai untuk mesin yang temperatur ruang bakarnya rendah.
Kunci kontak merupakan sakelar utama yang menghubungkan baterai dengan seluruh
sistem yang ada (termasuk sistem pengapian) berfungsi untuk menghubungkan kumparan
pengisian unit CDI. Saat kunci kontak posisi ON, titik kontak yang ada di kedua terminalnya
13
saling berhubungan, sehingga arus listrik dapat mengalir dari satu terminal ke terminal lain.
Sistem pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignation) atau sistem pengapian pengosongan
kapasitif yang merupakan penyempurnaan dari sistem pengapian magnet konvensional
dengan kontak platina.
8. Timing Sirkuit
Fungsi dari timing sirkuit untuk mengatur waktu pengapian dan sebagai sinyal
pengapian bagi SCR yang dihasilkan magnet merupakan arus bolak balik dan diubah menjadi
arus searah oleh dioda.
9. Unit CDI
14