Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL DISKUSI TUTORIAL BLOK 6 BIOMATERIAL DAN

TEKNOLOGI KEDOKTERAN GIGI


MODUL 6

KELOMPOK 5
ANGGOTA KELOMPOK:
TUTOR : Drg. Dedi Sumantri, MDSc

VELYA APRO 1611411004


DINDA WIGATY RAHAJENG 1611411010
FIKA MELINDA PUTRI 1611411016
IZZAH DHIYAUL AUNI 1611411018
SARAH NABILA WIGUNA 1611411004
NAZIFA KHAIRUNNISA 1611412006
RAYHAN AGNA DANEO 1611412015
ALMIRA ULFA HARDA 1611413005
NAUFAL DELIHEFIAN 1611413009
RIKA IRMA YANTI 1611413011
ISWARA SARDI 1611413015

PENDIDIKAN DOKTER GIGI-FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017
MODUL 6
ALAT DAN BAHAN ENDODONTIK
SKENARIO 6
Kok pakai jarum dok ?
Chepy (20 th ), salah seorang pasien di RSGM Unand yang akan menjalani perawatan
endodontic oleh drg. Ginanjar. Sebelum dilakukan perawatan, drg. Ginanjar menjelaskan
kepada Chepy bahwa perawatan giginya memerlukan beberapa kali kunjungan. Banyak
bahan dan alat yang digunakan diantaranya bahan devitalisasi, NaOCl, ChKm, gutta percha,
jarum ekstripasi dan protaper. Masing-masing bahan mempunyai sifat dan komposisi yang
berbeda. Chepy merasa puas dengan penjelasan drg. Ginanjar dan demi kesembuhan giginya
berjanji akan datang sesuai jadwal yang ditetapkan.
Bagaimana saudara menjelaskan alat dan bahan yang dipakai untuk peraawatan gigi
Chepy ?

Langkah 1. Mengklarifikasi terminologi yang tidak diketahui dan mendefinisikan


hal-hal yang dapat menimbulkan kesalahan interpretasi
 Bahan devitalisasi : bahan yang diaplikasikan untuk mematikan saraf pulpa.
 Gutta percha : bahan pengisi saluran akar dan juga digunakan sebagai penutup
foramen apical.
 ChKm : disebut juga Chlorofenol Kamfer menthol, merupakan bahan
desinfektan atau anti bakteri.
 Perawatan Endodontik : proses pengeluaran saraf yang membusuk, dan
perawatan atau pencegahan untuk mempertahankan gigi vital.
 Protaper : alat untuk shaping ( membentuk ) saluran akar.
 NaOCl : Natrium hipoklorit, bahan yang digunakan untuk sterilisasi saluran
akar dan lubrikasi (pelumas), dan untuk mengangkat sisa-sis akar yang
nekrotik.
 Jarum ekstripasi : jarum untuk membuang sisa saluran akar yang non-vital.

Langkah 2. Menentukan Masalah


1.
Apa saja alat-alat pada perawatan endodontic ?
2.
Apa saja jenis bahan pengisi pada perawatan saluran akar ?
3.
Apa saja syarat syarat bahan pengisi saluran akar ?
4.
Apa saja syarat melakukan pengisian dan perawatan saluran akar ?
5.
Apa saja jenis-jenis bahan devitalisasi ?
6.
Apa saja komposisi bahan devitalisasi ?
7.
Tindakan apa saja yang dilakukan pada setiap kunjungan pada perawatan
saluran akar ?
Langkah 3. Menganalisa masalah
1. Alat-alat pada perawatan endodontic
Terdiri dari peralatan dasar berupa endodontic explorer, disposable syringe,
excavator, kaca mulut, petridish bersekat, jarum miller, finger flugger yang
digunakan untuk menempatkan gutta percha di apical saluran akar, finger
spreader yang digunakan untuk memadatkan bahan pengisi, dan lentulo,
selanjutnya, hend instrument seperti reamer, file, dan jarum ekstrifasi. Alat
menggunakan listrik seperti handpiece, system preparasi saluran set dan
ultrasonic.
2. Jenis bahan pengisi pada perawatan saluran akar
 Gutta percha : batangnya berwarna jingga, dengan liquid berupa
getah murni. Indikasi penggunaannya sebagaia pengisi saluran akar,
dan untuk mempertahankan gigi. strukturnya plastis, keras, dan kaku.
Gutta percha harus disimpann di tempat yang tertutup.
 N2 : terdiri dari powder dan liquid,. Powder berwarna merah muda,
dan liquid berwarna merah bening. Bahan ini berbau cengkeh dan
tidak ada endapan.
 Chresophate : berwarna putih, indikasi penggunaannya sebagai
antiseptic. Bahan ini harus disimpan dalam wadah tertutup di
ruangan 5°C. terdiri dari dry zinc sulphate 10 gram, paraklorofenol
7,36 gram, dan champor 11,75 gram.
3. Syarat-syarat bahan pengisi saluran akar sebagai berikut :
 Tidak iritatif terhadap pulpa dan jaringan periodontal
 Mudah dimasukkan ke saluran pulpa
 Bahan pengisi tidak tembus air
 Bakteriostatik
 Tidak berkerut saat keras
 Tidak larut dalam saliva
 Kerapatan dari bahan pengisi baik
 Tidak mempengaruhi warna gigi
 Bahan pengisi steril untuk rongga mulut
 Bahan dapat dengan mudah dikeluarkan dari saluran akar (bila
perlu)
 Bahan pengisi bukan allergen dan biokompabilitasnya baik dengan
rongga mulut.
 Mudah larut dalam cairan saat dimanipilasi dan setting time lambat
 Radiografik
 Tahan lembab
4. Syarat melakukan pengisian dan perawatan saluran akar yaitu pasien tidak
memiliki keluhan, tidak ada gejala klinis, dan tumpatan sementara baik.
5. Jenis-jenis bahan devitalisasi yaitu arsen yang digunakan untuk gigi
permanen. Forte yang digunakan untuk gigi desidui, TKF, dan pasta
devitalisasi (paraformaldehid).
6. Komposisi bahan devitalisasi ialah paraformaldehid 1 gram, lignokain 0,06
gram, carbowax 1,3 gram, dan propilen glikol 0,05 ml.
7. Tindakan yang dilakukan pada setiap kunjungan pada perawatan saluran
akar terdiri dari dua tahap :
 Kunjungan 1 : pasien di rontgen terlebih dahulu, setelah itu
disterilisasi dan daerak kerja dianastesi. Lakukan isolasi daerah
kerjadengan barbedbroach (jarum ekstirpasi), setelah itu irigasi
dengan NaOCl, keringkan dengan paper point, masukkan bhan
devitalisasi, dan tutup dengan tumpatan sementara.
 Kunjungan 2 : tumppatan sementara dibuka, dan pasien diberikan
bahan medikamen berupa TKF dan ChKmsecara berselang-seling,
dengan ChKm harus sebagai bahan irigasi terakhir sebelum gigi
tutup dengan tumpatan permanen.
Langkah 4. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen permasalahan

Chepy

Tahapan Perawatan Perawatan Endodontik Alat

Bahan Bahan Bahan Post


Bahan Pengisi
Medikamen Devitalisasi Endo

komposisi Jenis Syarat

Langkah 5. Memformulasikan tujuan pembelajaran


1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan alat-alat endodontic
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bahan devitalisasi
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bahan medikamen dan irigasi
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bahan pengisi
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bahan post endodontic

Langkah 6. Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dan lain lain

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan alat-alat endodontic

 Bur dan rubber dum, digunakan untuk menemukan orifis dari saluran akar.
 Reamer, digunakan untuk memperbesar dinding salurann akar atau
memperbaiki bentuk saluran akar yang tidak teratur sehingga menjadi kavitas
dengan bentuk melintang yang bulat.
 File, digunakan untuk menghaluskan dinding saluran akar dan membesarkan
saluran akar. Jenis-jenis file endodontic adalah :
(a) K-file : terbuat dari stainless steel, mempunyai daya potong yang baik, dan
efektif pada arah tarikan dan mendorong (push and pull motion).
(b) K Flex : terbuat dari stainless steel, lebih fleksible dan daya potong lebih
baik dari tipe K.
(c) Headstroem : terbuat dari stainless steel, efektif pada arah tarikan
(d) Kerr : menghluskan permukaan dinding saluran akar, dan membawa
semen.
(e) Rat tail : bentuk sama dengan barbed broach, tetapi kait lebih pendek dan
lebih banyak.
 Jangka sorong dan penggaris : untuk mengukur panjang daerah kerja.
 Suntikan gutta percha termoplastis.
 Endodontic forceps : mempunyai parit sebagai gutta percha atau paper point
dengan mekanisme kunci.
 Vitalometer : digunakan untuk menguji vitalitas pulpa dengan cara
mengirimkan implus.
 Apex locator : digunakan untuk menentukan panjang saluran akar, lebih akurat
dibandingkan cara manual.
 Lentulo : digunakan untuk memasukan pasta, dpakai dengan arah berlawanan
jjarum jam.
 Barber broach : disebut juga jarum ekstirpasi, digunakan untuk mengeluarkan
jaringan pulpa yang nekrotik.
 Jarum miller : untuk menentukan letak orifis, diberi stopper sesuai panjang
saluran akar.
 Root canal plugger : memadatkan gutta percha secara vertical, bentuk dengan
ujung membulat.
 Root canal spreader : memadatkan gutta percha secara horizontal, bentuk
hampir sama dengan plugger tetapi ujung yang lebih tajam.
 Gates gliden bur : digunakan untuk membuka orifis.
 Endodontic stand : tempat meletakkan jarum-jarum endodontic.

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bahan devitalisas

 Arsen
Merupakan bahan metalloid (semi-logam), digunakan pada gigi permanen.
Biasanya penggunaanya dicampur dengan bahan lain seperti eugenol, jarang
menggunakan arsen murni. Pemberian arsen tidak boleh lebih dari tiga hari,
juika berlebih akan menyebabkan radang periapikal. Barang ini tidak boleh
digunakan karena lebih banyak kerugian daripada keuntungannya, selain itu
pertimbangan adaptasi masing-masing pasien terhadap arsen.perbedaan
kecepatan kematian pulpa setiap orang berbeda menjadi satu alas an larangan
menggunakan arsen di pabrik.
 Keuntungan menggunakan arsen : mematikan jaringan pulpa secara
cepat, serta mengurangi radang pada saraf gigi ddengan mematikan
bakteri yang menginfeksi gigi.
 Kerugian pemakaian arsen : toksik, karsinogenik, tidak dapat diuraikan
oleh alam sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan.
Sifat-sifat arsen :
1. Reaktif
2. Berbau
3. Mudah terbakar
4. Karsinogenik, bila tertelan oleh pasien
5. Toksik, bila terlalu lama di dalam tubuh
 TKF
Tri Kresol Formalin, merupakan bahan devitalisasi yang bersifat
merangsangjaringan periapikal, sehingga jaringan menjadi nekrosis.
Komposisi : terdiri dari ortho, metha, dan paracresol yang semuanya dicampur
dengan formalin. TKF diberikan setelah pasta devitalisasi diaplikasikan ke
pulpa, ini diberikan dengan tujuan melanjutkan devitalisasi dengan efek yang
lebih ringan.
 Pasta devitalisasi
Nama lain dari paraformaldehid, dengan fungsi untuk mematikan pulpa.
 Eugenol : berfungsi sebagai sedative, digunakan untuk mengurangi rasa sakit
saat pulpa di devitalisasi.
 Caustiner pedodotinque (forte)
Digunakan pada gigi sulung.

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bahan medikamen dan irigasi


 Bahan Medikamen
Medikamen digunakan untuk membantu meningkatkan keberhasilan perawatan
endodontik. Medikamen tersebut diharapkan dapat berpenetrasi ke dalam tubulus
dentin dan membunuh bakteri. Sehingga syarat dari medikamen saluran akar yaitu
harus memiliki aktivitas antibakteri, menetralisir sisa-sisa debris di saluran akar,
mengontrol nyeri pascarawat, mampu mencegah reinfeksi, dan juga bersifat
biokompatibel.1,3 Pemberian medikamen saluran akar ini dengan menggunakan
kapas atau paper point ke dalam saluran akar, sehingga efek antimikrobanya terjadi
melalui penguapan dari bahan medikamen tersebut.
Medikamen yang digunakan dalam perawatan endodontik dapat dibagi atas beberapa
kelompok besar yaitu :
1. Golongan fenol
Golongan fenol meliputi eugenol, camphorated monoparachlorophenol
(CMCP), parachlorofenol (PCP), camphorated parachlorofenol (CPC), metacresyl
acetate (kresatin), kresol, kreosote (beechwood), dan timol. Golongan fenol memiliki
bau yang menyengat, rasa yang tidak enak, dan akan kehilangan daya aktifnya dalam
waktu 24 jam. Kurang efektif sebagai medikamen, bahan ini berasa dan berbau.
2. Aldehid / formaldehida
Aldehid/formaldehida meliputi formokresol dan glutaraldehid. Sementara
halida / halogen meliputi natrium hipoklorit (NaOCl) dan iodin-kalium-iodida.
Golongan fenol dan aldehid pada umumnya merupakan pembunuh sel yang poten,
namun efek samping yang terjadi pada penggunaannya adalah alergenisitas sehingga
dapat membahayakan jaringan pulpa dan periapeks.
3. Halide/ halogen
Halide meliputi Natrium Hipoklorit dan iodine kalium iodide.
4. Steroid
5. kalsium hidroksida
merupakan bahan medikamen yang yang berasal dari campuran batuan kapur
( limestone), yang dibakar pada suhu 900°C-1200°C dan dikontakkan dengan air.
Bahan ini bersifat menetralisir asam fosfor yang terlepas dari restorasi semen fosfat
dengan membentuk ikatan Ca3(PO4)2, menghancurkan daya tahan mikroorganisme
pada karies karena pH yang basa ( pH 11-12), mwngaktifasi dentin sekunder. Bahan
ini tersedia dalam dua bentuk yaitu bubuk dan pasta. Bentuk bubuk dicampur dengan
garam dan larutan anastesi, cara penempatan di saluran akar menggunkan lentulo dan
paper point. Pasta tersedia dalam pasta tunggal atau dalam kombinasi dengan
iodoform.
6. Chresophene
Mengandung tiga antiseptic yaitu : paracholorophenol, timol, champor, dan
dexamethasone. Bertujuan untuk mengurangi inflamasi. Pemakaian terutama pada
gigi periodontitistahap awal. Cara aplikasinya ada dua :
a) Pulva vital
Setelah pulpotomi dan pembersihan saluran akar secara mekanik, aplikasikan
ke saluran akar dan iarkan beberapa menit. Kemudian bersihkan dengan paper
point steril, kemudian sluran akar diisi dengan bahan pengisi yang radiopak
dan non-resorbable.
b) Pulpa non-vital
Setelah jaringan pulpa dibuang dipreparasi, satu tetes cresophene diletakkan
disetiap saluran akar dengan bantuan paper point. Satu tetes lagi bisa
diletakkan di catton pellet di ruang pulpa. Kemudian ruang pulpa ditutup
dengan tumpatan sementara.
Obat ditinggal selama 3-7 hari. Pada kunjungan kedua, jika gigi bebas gejala
dan saluran sudah steril, bisa dilakukan pengisian saluran akarsecara
permanen. Jika belum steril, perawatan diulang sampai tercapai control
antimikroba.
7. ChKm
Merupakan bahan medikamen dengan komposisicholorophenol synthetic
campohor, glycerine, dan menthol. Dimana bahan utama dari ChKm adalah:
1) Para-klorophenol : mengurangi mikroorganisme dlam saluran akar
2) Kamfer : mengurangi efek mengiritasi dari paraklorofenol murni, dan
memperpanjang efek antimicrobial.
3) Menthol : mengurangi sifat mengiritasi fenol dan mengurangi rasa sakit.
8. Rockles
Digunakan sebagai sterilisasi kamar pulpa dan saluan akar, bahan ini dapat
digunakan untuk kasus dengan abses atau fistula karena mempunyai daya
sterilisasi yang kuat, sebagai bahan desinfeksi sebelum pengisisan saluran akar.
Terdiri dari dexamethasone sebagai anti radang, fenol, formaldehid, dan galachal
excipient sebagai bahan sterilisasi.

 Bahan iritasi
Komposisi bahan iritasi ialah larutan saline, larutan anastesi, aquadest, chelating agent
(agen kelasi), asam sitrat 6-50%, kabramid peroksida 5-10%.
Syarat larutan irigasi yang ideal :
 Harus memiliki sifat antimicrobial dengan spectrum luas
 Harus membantu pembersihan kanal
 Harus mampu mengurangi jaraingan nekrotik atau debris
 Tingkat toksisitas rendah
 Menjadi pelumas yang baik
 Memiliki tekanan permukaan yang rendah, agar dapat mengalir ke
daerah yang tidak terjangkau dengan mudah.
 Dapat mensterilisasi saluran akar dengan efektif
Indikasi penggunaan bahan irigasi :
 Melakukan control jaringan pulpa
 Secara mekanis mengeluarkan kotoran yang melekat pada
saluran akar
 Membunuh kuman
 Memutihkan jaringan gigi
 Melicinkan saluran akar
Efek samping pemakaian irigasi :
 Konsentrasi pekat NaOCl dapat merangsang jaringan periapikal
 Pemakaian H2O2 3% saja dapat menyebabkan iritasi jaringan
periapikal.
 Pemakaian septadin ataupun betadine yang berlebihan dapat
menyebabkan stomatitis.
Jenis-jenis bahan irigasi pada PSA
1. NaOCl
Natrium Hipoklorit, bahan irigasi yang sering dipakai dan paling efektif.
Dapat berfungsi sebagai pelumas mikroba, dan melarutkan jaringan pulpa
secara optimal pada suhu 37°C, digunakan selama 5-10 menit.
2. H2O2
Hydrogen peroksida, merupakan bahan yang sekarang tidak popular, biasa
terkonsentrasi 2,5 %. Bahan ini membebaskan O2 yang dapat mematikan
mikroorganisme anaerob. Pemberian bahan ini harus diikuti pembilasan
NaOCl atau aquadest.
3. Iodine
Membersihkan saluran akar karena tegangan permukaan rendah, bersifat
antiseftik, bahan memiliki toksik lebih rendah dari NaOCl.
4. Chelating solution
Bahan yang biasa dipakai untuk desinfeksi saluran akar yang sempit.
Larutan yang biasa dipakai EDTA. Asam sitrat, asam laktat, dan asam
sulfat. Kombinasi dari EDTA yang bersifat asam dan NaOCl akan
membuang semua debris organic dan jaringan kers gigi.
5. Clorohexidine
Bersifat bakteriostatik.

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bahan pengisi

Pengisian saluran akar dilakukan untuk mencegah masuknya mikro-organisme ke dalam


saluran akar melalui koronal, mencegah multiplikasi mikro-organisme yang tertinggal,
mencegah masuknya cairan jaringan ke dalam pulpa melalui foramen apikal karena dapat
sebagai media bakteri, dan menciptakan lingkungan biologis yang sesuai untuk proses
penyembuhanjaringan. Pada umumnya bahan pengisi saluran akar digolongkan menjadi :
a) Golongan padat
Termasuk golongan padat ialah guttap silver point dan acrilic cone. Silver point
digunakan untuk saluran akar yang sempit, bulat mengecil, dan bengkok.
Kontraindikasinya gigi anterior, premolar akar tunggal, dan molar akar tunggal yang
besar.
b) Golongan pasta
Bahan ini tidak mengeras dalam saluran akar, mudah dimasukkan tapi mudah keluar
melalui foramen apikal, dan porus kebbocoran lebih besar. Contoh :  pasta dengan bahan
dasar ZnO, bahan dasar Ca(OH)2, dan bahan dasar resin.
 ZnO. Merupakan serbuk amorf yang halus, rapuh, mudah larut dalam asam, tidak
larut dalam air/alkohol, antiseptik, dan toksisitasnya rendah. ZnEO bersifat non
toksik dan digunakan untuk perawatan pulpektomi.
 Ca(OH)2, bersifat :
o Mempunyai efek bakteriostatik atau bakterisid
o Golongan semen
Bahan ini setelah beberapa waktu dalam saluran akar akan mengeras, sukar
dimasukkan dalam saluran akar yang sempit, mudah terdesak keluar melalui foramen
apikal, iritasi, dan sulit dikeluarkan. Contoh : oxycloride, oxysulfate, zinc oxyfosfat,
zinc oxyeugenol.
c) Golongan plastis
 Amalgam
Amalgam dalam bidang kedokteran gigi disebut dental amalgam, yaitu suatu paduan
antara merkuri (Hg) dan suatu alloy. Menurut Charbeneau dkk. (1981) amalgam pertama kali
diperkenalkan oleh Taveau pada tahun 1826 di Paris. Pada waktu pertama kali diperkenalkan,
amalgam disebut silver amalgam, karena bagian terbesar komponennya adalah perak. Black
adalah orang yang pertama kali memperkenalkan amalgam dengan bentuk partikel lathe
cut. Dalam publikasinya pada tahun 1896, komposisi alloy amalgam adalah :
-          Ag (perak) 68,50%
-          Sn (Timah putih) 25,50%
-          Au (emas) 5%
-          Zn (seng) 1%
Amalgam telah dikenal sebagai bahan pengisi retrograde sejak lama. Dewasa ini para
peneliti terus berusaha mencari alternatif bahan pengisi retrograde selain amalgam. Tidak ada
bahan pengisi retrograde yang ideal. Amalgam sebagai bahan pengisi retrograde memiliki
Kekurangan: yaitu kebocoran marginal, korosi, kontaminasi merkuri pada jaringan periapikal,
beberapa alloy sensitif terhadap kelembaban, memerlukan preparasi untuk undercut dan dapat
mewarnai jaringan lunak dan jaringan keras.
 Gutta percha
Gutta percha point memiliki biokompatibilitas yang baik terhadap jaringan periradikuler
dengan kombinasi semen saluran akar (siler) yang dapat menginduksi pembentukan jaringan
keras (respon osteogenic) den merangsang penutupan apeks. Gutta percha tersedia dalam dua
bentuk yang mengalami dua fase yaitu: fase β dan fase α. Struktur isomer gutta percha adalah
trans-7, 4-polyisoprene, dimana memiliki struktur yang teratur yang dapat mengalami
kristalisasi sehingga tampak keras dan kaku. Untuk mendapatkan kualitas bahan pengisian
saluran akar yang baik dan memiliki sifat plastis maka gutta percha dalam pembuatannya
selalu dikombinasikan dengan wax, zinc oxide, calsium hidroxide. Untuk mendapatkan suatu
pengisian yang hermetis sangat perlu diketahui sifat-sifat material gutta percha point .

Pasta dan semen dapat dibagi dalam lima kelompok, berbahan dasar zinc okside
eugenol, resin komposit, guttap perca, bahan adhesif dentin, dan bahan yang ditambah obat –
obatan.
1. Zinc oxide eugenol
Semen oksida dan seng eugenol adalah suatu semen tipe sedative yang lembut. Biasanya
disediakan dalam bentuk bubuk dan cair, dan berguna untuk basis insulatif (penghambat).
Bahan ini juga sering digunakan untuk balutan sementara. PH-nya mendekati 7 yang
membuatnya menjadi salah satu semen dental yang paling sedikit mengiritasi.
Eugenol memiliki efek paliatif terhadap pulpa gigi dan ini adalah salah satu kelebihan jenis
semen tersebut. Kelebihan lainnya adalah kemampuan semen untuk meminimalkan
kebocoran micro, dan memberikan perlindungan terhadap pulpa. Bahan ini paling sering
digunaakan ketika merawat lesi-lesi karies yang besar.
Campuran konvensional dari oksida seng dan eugenol relatif lemah. Di tahun tahun terakhir
ini mulai diperkenalkan semen-semen oksida seng eugenol yang telah disempurnakan. Salah
satu produk OSE (Oksida Seng Eugenol) yang diperkuat dan cukup terkenal adalah produk
yang menggunakan polimer sebagai penguat. Selain itu, partikel-partikel bubuk oksida seng
telah “dirawat permukaan” untuk menghasilkan ikatan partikel-partikel ke matriks yang lebih
baik. Hal ini menghasilkan kekuatan yang lebih besar dan durabilitas (masa pakai) yang lebih
lama digunakan sebagai bahan tambalan sementara. Sejumlah bahan lain, seperti resin
hidroginase, dapat juga dijumpai dalam beberapa produk.
Kegunaan seng oksida eugenol :
-          restorasi sementara dan menengah
-          bahan perekat/pengikat sementara dan permanen untuk restorasi

2. Resin komposit
              Kelebihan Bahan Komposit
Bahan komposit mempunyai beberapa kelebihan berbanding dengan bahan konvensional
seperti logam. Kelebihan tersebut pada umumnya dapat dilihat dari beberapa sudut yang
penting seperti sifat-sifat mekanikal dan fisikal, keupayaan (reliability), kebolehprosesan dan
biaya. Seperti yang diuraikan dibawah ini :
            a. Sifat-sifat mekanikal dan fisikal
Pada umumnya pemilihan bahan matriks dan serat memainkan peranan penting dalam
menentukan sifat-sifat mekanik dan sifat komposit. Gabungan matriks dan serta dapat
menghasilkan komposit yang mempunyai kekuatan dan kekakuan yang lebih tinggi dari
bahan konvensional seperti keluli.
-       Bahan komposit mempunyai density yang jauh lebih rendah berbanding dengan bahan
konvensional. Ini memberikan implikasi yang penting dalam konteks penggunaan karena
komposit akan mempunyai kekuatan dan kekakuan spesifik yang lebih tinggi dari bahan
konvensional. Implikasi kedua ialah produk komposit yang dihasilkan akan mempunyai kerut
yang lebih rendah dari logam. Pengurangan berat adalah satu aspek yang penting dalam
industri pembuatan seperti automobile dan angkasa lepas. Ini karena berhubungan dengan
penghematan bahan bakar.
-       Dalam industri angkasa lepas terdapat kecendrungan untuk menggantikan komponen
yang diperbuat dari logam dengan komposit karena telah terbukti komposit mempunyai
rintangan terhadap fatigue yang baik terutamanya komposit yang menggunakan serat karbon.
-       Kelemahan logam yang agak terlihat jelas ialah rintangan terhadap kakisa yang lemah
terutama produk yang kebutuhan sehari-hari. Kecendrungan komponen logam untuk
mengalami kakisan menyebabkan biaya pembuatan yang tinggi. Bahan komposit sebaiknya
mempunyai rintangan terhadap kakisan yang baik.
-       Bahan komposit juga mempunyai kelebihan dari segi versatility (berdaya guna) yaitu
produk yang mempunyai gabungan sifat-sifat yang menarik yang dapat dihasilkan dengan
mengubah sesuai jenis matriks dan serat yang digunakan. Contoh dengan menggabungkan
lebih dari satu serat dengan matriks untuk menghasilkan komposit hibrid.

5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bahan post endodontic


Setelah perawatan endodontic dapat dilakukan pasak untuk menambah nilai estetik pada
gigi yang telah melakikan perawatan saluran akar. Indikasi dari pasak endodontik adalah
untuk mendapatkan retensi yang baik dengan pengambilan jaringan sehat seminimal
mungkin. Pada beberapa kasus yang tidak didukung jaringan mahkota yang memadai,
diperlukan pasak endodontik sebagai tambahan retensi. Syarat pasak endodontik adalah:
 high tensile strength,
 high fatigue resistance dari arah oklusal yang dapat mempengaruhi saluran akar.
Perawatan estetik untuk pasak endodontik ini adalah dengan menggunakan mahkota
full-ceramic dan gigitiruan jembatan (GTJ) porselin yang berwarna translusen khususnya
pada gigi anterior dan premolar. Hal tersebut sebanding dengan warna yang dihasilkan
pasakFRC yang warnanya lebih alami sesuai dengan sifat fisiknya. Sifat fisik pasak FRC
adalah estetiknya lebih baik pada perawatan saluran akar dibanding logam atau pasak carbon
fiber, mudah dilakukan perawatan ulang, penempatan pada tepi restorasi dapat melindungi
dari mikroleakage serta bersifat non-galvanic/dan tidak bersifat korosif. Selain itu, pinmetal
bentuk screw thread dan pasak metal yang pasif memiliki modulus elastisitas
yangrelatiftinggi, disbanding pasak FRC yang hampir sampa dengan dentin.
DAFTAR PUSTAKA

Walton, E. Richard.2001. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia. Diterjemahkan oleh : Narlan
Sumawinata. Jakarta : EGC.
Finger WJ, Ahlstrand WM, Fritz UB. Evaluation of the radiopacity of fiber-reinforced resin
posts. University of Cologne and Aachen, Germany; 2010.p.1-4.

Anda mungkin juga menyukai