Anda di halaman 1dari 4

Alat musik: gamelan Bali

Gamelan Bali adalah salah satu jenis gamelan yang ada di Indonesia. Orang-orang Bali lebih
menyebutnya sebagai "Gambelan". Gamelan ini memiliki perbedaan dengan gamelan jawa
yaitu bentuk wilah (bilah pada saron) lebih tebal, bentuk pencon (bentuk gamelan
seperti bonang) lebih banyak daripada wilah, ritme lebih cepat. Gamelan Bali sangat khas
terutama melalui bunyinya yang meledak-ledak, berkecepatan tinggi, serta bagian gending
yang lebih dinamis. Ritme musik yang cepat terutama disebabkan oleh perangkat berbentuk
seperti simbal berukuran kecil yang biasa disebut Ceng-Ceng.
Senjata tradisonal: Trisula
Trisula adalah senjata tradisional Bali yang memiliki tiga ujung mata tombak. Trisula sendiri
berasal dari bahasa Sansakerta, yakni tri yang berarti tiga, dan sula yang berarti tombak.

Kegunaan senjata tradisional Bali yang satu ini yaitu untuk menikam dan melukai musuh
ketika terjadi pertempuran jarak dekat.
Kelebihan senjata ini yaitu ketajamannya yang tidak perlu diragukan lagi. Masing-masing
dari mata tombak yang ada tentu akan menambah luka pada tubuh korban.
Sedangkan kelemahannya yakni senjata ini kurang kuat jika menghadapi musuh yang berada
di jarak menengah hingga jarak jauh. Akibatnya, pengguna senjata tidak bisa dengan
sembarangan melemparnya seperti tombak.
Selain itu, senjata trisula juga dikenal merupakan senjata dari salah satu Trimurti, yakni
Dewa Siwa. Oleh sebab itu, sebagai daerah yang rakyatnya menganut agama Hindu-Budha,
senjata ini memiliki keistimewaan di hati rakyat Bali.
Suku bali

Suku Bali (bahasa Bali: Anak Bali, Wong Bali, atau Krama Bali) adalah suku


bangsa mayoritas di pulau Bali, yang menggunakan bahasa Bali dan mengikuti budaya Bali.
Menurut hasil Sensus Penduduk 2010, ada kurang lebih 3,9 juta orang Bali di
Indonesia.Sekitar 3,3 juta orang Bali tinggal di Provinsi Bali dan sisanya terdapat di Nusa
Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Lampung, Bengkulu dan daerah penempatan transmigrasi
asal Bali lainnya.
Pakaian adat: madya

Pakaian adat Bali Madya adalah busana yang biasa digunakan dalam suatu upacara atau
persembahyangan ke pura. ... Pada konsep dasar pakain adat Bali adalah tapak dara atau
sering disebut Swastika,
Rumah adat Bali: Bale Sekapat

Bale Sekapat adalah nama rumah adat masyarakat Bali yang berbentuk seperti gazebo dengan
empat tiang.
Bagian ini difungsikan sebagai tempat bersantai anggota keluarga atau sama dengan ruang
keluarga pada rumah modern.
Bahasa daerah Bali: Bahasa Sasak
Bahasa Sasak merupakan bahasa ibu yang dituturkan oleh suku Sasak yang menjadi etnis
mayoritas di pulau Lombok, Indonesia. Bahasa ini berkerabat dekat dengan bahasa
Bali dan bahasa Sumbawa yang dituturkan di pulau-pulau sekitar Lombok. Ketiganya
merupakan bagian dari rumpun bahasa Austronesia. Bahasa Sasak tidak memiliki status
resmi; di Indonesia bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang digunakan oleh penutur
bahasa Sasak dalam konteks formal dan tertulis
Lagu daerah Bali: Ngusak Asik
Ngusak Asik merupakan lagu daerah Bali yang bertempo cepat dan nada yang riang.
Sebagaimana lagu-lagu Bali kebanyakan, lagu ini juga banyak menggunakan sinkop dan
pegulangan pola ritme. Lagu ini bercerita tentang kisah kasih antara sepasang laki-laki dan
perempuan.
Tarian daerah Bali: Tari kecak
Tari Kecak adalah tarian tradisional bali yang memadukan seni tari dan kisah drama,
terutama kisah lakon Ramayana. Hampir semua pemain utamanya adalah laki-laki, kecuali
Dewi Sita dan beberapa pengiring perempuannya. Tari Kecak ini sendiri diciptakan dan
dipopulerkan oleh Wayan Limbak bersama dengan seorang pelukis Jerman Walter Spies pada
tahun 1930 an.
Dalam pertunjukkan tarian ini memakai banyak penari laki-laki yang duduk berbaris
melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan kata “cak” dan mengangkat kedua lengan,
selain itu ada pula para penari utama yang menjadi lakon yang memerankan tokoh-tokoh
Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa. Penggalan epos yang
dilakonkan dalam tari kecak adalah kisah Ramayana saat barisan kera dan Anoman
membantu Rama melawan Rahwana. Para penari yang duduk melingkar tersebut
mengenakan kain poleng (motih kotak-kotak putih hitam seperti papan catur) melingkari
pinggang mereka.

Anda mungkin juga menyukai