Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMAKAIAN ALAT ALAT UKUR DASAR

FEBY ABELINA
F1401201034
ST05.2

Dosen Penanggung Jawab Praktikum


Dr. Setyanto Tri Wahyudi,S.Si., M.Si.

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IPB UNIVERSITY
2021
I. Pendahukuan
Fisika merupakan salah satu ilmu keilmuan sains yang mempelajari tentang fenomena-
fenomena alam secara kualitatif dan kuantitatif. Dalam sebuah pengukuran hasil
pengamatan fenomena secara kualitatif maupun kuantitatif permasalahan dalam
pengukuran sering terjadi, dan hal ini merupakan permasalahan besar sebab
mempunyai arti penting. Mengukur merupakan sebuah kegiatan membandingkan suatu
besaran fisis dengan besaran fisis sejenis yang dapat dianggap sebagai tolok
ukurnya .Tujuan pengukuran adalah mengetahui harga atau nilai antara besaran-besaran
yang diukur dengan besaran yang dianggap tolok ukurnya. Kesimpulan yang bisa
diambil dari suatu kumpulan data adalah berdasarkan seberapa yakin kepercayaan kita
akan kesimpulan tersebut, hal ini sangat bergantung dari seberapa baik kita memahami
dan mengontrol ketidakpastian dalam pengukuran. Oleh karena itu,topik dalam
eksperimen ini akan menjadi fondasi dasar, tidak hanya dalam eksperimen fisika dasar
tapi dalam bidang ilmu lainnya karena kita selalu berhubungan dengan data dan
bagaimana mengukur suatu besaran yang ingin diamati. (Dasar, T.P.F 2011)

II. Tujuan Praktikum


1. Dapat menggunakan alat-alat ukur dasar panjang dan massa.
2. Dapat menentukan kesalahan pada pengukuran beserta penjalarannya

III. Teori Singkat


Di dalam berbagai bidang ilmu dan teknologi sering harus dilakukan pengukuran
besaran fisis, seperti misalnya jarak, waktu, massa, kecepatan, tegangan, kuat arus dan
sebagainya. Dalam melakukan pengukuran selalu dihinggapi ketidakpastian yang
menghasilkan kesalahan/ralat. Ralat adalah simpangan atau selisih antara hasil ukur dan
hasil yang sebenarnya (Pandiangan & Arkundato 2018). Kesalahan-kesalahan yang
terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, seperti :

1. Keterbatasan ketelitian alat ukur tersebut. Secara fisik, jarak antara dua goresan yang
berdekatan dalam suatu alat ukur jarang kurang dari 1 mm. Hal ini disebabkan karena
mata manusia agak sukar melihat jarak kurang dari 1 mm dengan tepat.
2. Adanya ketidakpastian bersistem diantaranya :
a. Kesalahan kalibrasi (pemberian nilai skala ketika alat diproduksi ternyata kurang
tepat).
b. Kesalahan titik nol (sebelum digunakan alat telah menunjuk pada suatu nilai tertentu
yang tidak nol atau jarum tidak mau kembali ke titik nol secara tepat).
c. Kesalahan pegas (setelah sekian lama digunakan pegas melunak/mengeras dari
keadaan semula )
d. Gesekan pada bagian alat yang bergerak.
e. Paralaks (kesalahan arah pandang) dalam membaca skala.

3. Adanya ketidakpastian acak, antara lain:


a. Gerak Brown molekul udara, gerak ini dapat mengganggu penunjukan jarum alat
yang sangat halus dan berbasis mikroskopi.
b. Fluktuasi tegangan jaringan listrik, mengganggu operasional alat-alat listrik.
c. Noise (gangguan bising) dari alat-alat elektronik.
d. Background, landasan bergetar dll.

4. Keterbatasan keterampilan pengamat.


Peralatan yang semakin canggih dan kompleks seperti mikroskop elektro, osiloskop,
spektrometer, pencacah partikel dll menurut keterampilan yang tidak sedikit dari
pemakai.

Pada kenyataannya pengukuran sangat penting dilakukan dalam berbagai bidang ilmu
termasuk fisika. Agar pengamatan menjadi teliti, maka pengukuran harus dilakukan
dengan tepat dan cermat. Dengan demikian gejala ataupun peristiwa yang terjadi dapat
diprediksi dengan lebih akurat.

IV. Data

PERCOBAAN 2.1
Langkah-langkah percobaan 2.1
a) Siapkan jangka sorong, neraca 1 lengan, dan silinder pejal
b) Timbanglah silinder pejal dengan neraca ohaus sebanyak 1 kali
c) Ukurlah panjang dan diameter silinder pejal dengan menggunakan jangka sorong
sebangak 1 kali
d) Catat hasil pengukuran pada langkah b dan c pada hasil pengukuran

Hasil Pengukuran Percobaan 2.1

Pengukuran Diameter Silinder Pejal

Pengukuran Panjang Silinder Pejal


Menimbang Silinder Pejal

Tabel P2-1. Hasil Pengukuran pada Silinder Pejal

Rapat Massa (g/cc)


Massa (gram) Diameter (cm) Panjang (cm) Volume (cc)
m ∆m D ∆D ρ ∆ρ
97.560 0.005 1.600 0.005 6.390 0.009 12.84 0.09 7.593 0.054

PERCOBAAN 2.2

Langkah-langkah percobaan 2
a) Siapkan jangka sorong, mikrometer sekrup, neraca 1 lengan dan balok kayu
b) Timbanglah balok kayu dengan neraca ohaus satu kali ulangan
c) Ukurlah panjang dan lebar balok kayu dengan jangka sorong, masing-masing
sebanyak
8 kali.
d) Ukurlah tebal balok kayu dengan mikrometer sekrup sebanyak 8 kali
e) Catat hasil pengukuran pada tabel P2-2
Hasil Pengukuran Percobaan 2.2

Pengukuran Massa Balok Kayu

Menimbang Balok Kayu

Pengukuran Panjang Balok Kayu

Panjang Balok Ulangan 1


Panjang Balok Ulangan 2

Panjang Balok Ulangan 3


Panjang Balok Ulangan 4

Panjang Balok Ulangan 5


Panjang Balok Ulangan 6

Panjang Balok Ulangan 7


Panjang Balok Ulangan 8

Pengukurn Lebar Balok Kayu

Lebar Balok Ulangan 1


Lebar Balok Ulangan 2

Lebar Balok Ulangan 3


Lebar Balok Ulangan 4

Lebar Balok Ulangan 5


Lebar Balok Ulangan 6

Lebar Balok Ulangan 7


Lebar Balok Ulangan 8

Pengukuran Tebal Balok Kayu

Tebal Balok Ulangan 1


Tebal Balok Ulangan 2

Tebal Balok Ulangan 3


Tebal Balok Ulangan 4

Tebal Balok Ulangan 5


Tebal Balok Ulangan 6

Tebal Balok Ulangan 7


Tebal Balok Ulangan 8

Tabel P2-2a. Hasil pengukuran dimensi panjang pada balok kayu

Ulangan Panjang (cm) Lebar (cm) Tebal (cm)

1 3.705 2.560 0.981

2 3.750 2.555 0.972

3 3.740 2.550 0.980

4 3.760 2.590 0.984

5 3.710 2.600 0.991

6 3.740 2.565 0.984

7 3.735 2.565 0.985

8 3.720 2.570 0.993

= 3.733 = 2.569 = 0.984

= 0.02 = 0.02 = 0.007


Tabel P2-2b. Hasil Pengukuran massa, perhitungan volume dan perhitungan rapat massa balok
kayu

Rapat Massa (g/cc)


Massa (gram) Volume (cc)
m ∆m ρ ∆ρ
5.305 0.005 9.43 0.06 0.56 0.004

V. Pengolahan Data

1. Lengkapi tabel-tabel P2-1.

Gunakan rumus:

ᢨࡻ厸 ᢨ ͵ ࡻᢨ ጵ
V = 厸

= 12, 841344
≈ 12, 84
ᢨࡻ厸ጵ ᢨࡻ厸ጵ
∆V = 厸
ࡻ ጵ × (0, 005) + (6.390) (1.600) (0, 005)

= 0, 0903064
≈ 0, 09
͵tᢨ
P = ࡻ ᢨ 厸
= 7, 593399751 ≈ 7, 6
ࡻ ͵tᢨ
∆P = ࡻ ᢨ 厸
(0,005) + ࡻ ᢨ 厸ጵ
× (0.09)

= 0, 05358078904
≈ 0, 054
2. Lengkapi tabel-tabel P2-2a dan P2-2b

Gunakan rumus :

V = (3.733) × (2.569) × 0.984


= 9.436635768
≈ 9.4

∆V = ᢨ ͵ ᢨ͵ 厸 ᢨ ᢨt ᢨ͵ 厸 ᢨ tጵ
= 0.5672086659
≈ 0.06


Ρ = ͵ᢨ厸
= 0,5625662778 ≈ 0,56

ࡻ ᢨ
∆P = ͵ᢨ厸
t͵ t ͵ᢨ厸 ጵ

= 0.0036110939
≈ 0.004
VI. Pembahasan

Fisika adalah ilmu pengetahuan yang memerlukan sebuah pengamatan dan pengukuran
yang hasilnya didapatkan dari berbagai percobaan-percobaan. Saat melakukan
pengukuran untuk mendapatkan sebuah data tentu memerlukan alat ukur. Pada
praktikum kali ini membahas mengenai pemakaian alat-alat ukur. Adapun alat-alat ukur
yang digunakan yaitu jangka sorong, mikrometer sekrup, dan neraca satu lengan. Serta
dua buah benda ukur yang digunakan yaitu benda silinder dan balok kayu. Pada
praktikum pemakaian alat-alat ukur ini kami mengukur pengukuran massa, diameter,
panjang, volume, dan rapat massa dari silinder pejal dan balok kayu.

Setiap alat ukur memiliki karakteristik masing-masing, seperti memiliki batas ukur,
nilai skala terkecil (NST), dan angka-angka ketidakpastiannya, seperti jangka sorong
memiliki batas ukur 16 cm, nilai skala terkecil 0,05 mm, dan nilai ketidakpastiaan
sebesar 0,05 mm, lalu mikrometer sekrup memiliki batas ukur 25 mm, nilai skala
terkecil 0,01 mm, dan nilai ketidakpastiaan sebesar 0,005 mm, serta neraca satu lengan
(neraca ohaus), memiliki batas ukur 311 gram, nilai skala terkecil 0,01 gram dan nilai
ketidakpastian sebesar 0,005 gram. Hal ini tentu juga akan mempengaruhi hasil
pengukuran.

Praktikum kali ini terdapat dua macam percobaan yaitu 2.1 dan 2.2, berikut
pembahasan dari setiap percobaan :

2.1 Dalam percobaan pertama ini alat yang digunakan untuk pengukuran adalah jangka
sorong, dan neraca satu lengan sedamgkan benda untuk percobaanya adalah silinder
pejal. Pengukuran yang dilakukan adalah mengukur panjang dan diameter silinder yang
diukur menggunakan jangka sorong, serta mengukur massa benda menggunakan neraca
satu lengan, setiap percobaan dilakukan hanya satu kali.

Hasil pengukuran 2.1

Rapat Massa (g/cc)


Massa (gram) Diameter (cm) Panjang (cm) Volume (cc)
m ∆m D ∆D ρ ∆ρ
97.560 0.005 1.600 0.005 6.390 0.009 12.84 0.09 7.593 0.054
2.2 Dalam percobaan ini alat yang digunakan adalah jangka sorong, mikrometer
sekrup, dan neraca lengan, sedangkan benda yang digunakan untuk percobaan adalah
balok kayu. Pada percobaan ini pengukuran panjang dan lebar dilakukan secara
berulang yaitu 8 kali sedangkan pengukuran massa sebanyak 1 kali. Setelah data
didapat akan dilanjutkan untuk menghitung secara keseluruhan data seperti menghitung
massa, volume, dan rapat massa.

Hasil pengukuran 2.2

Rapat Massa (g/cc)


Massa (gram) Volume (cc)
m ∆m ρ ∆ρ
5.305 0.005 9.43 0.06 0.56 0.004

VII. Kesimpulan

Dari praktikum ini dapat diambil kesimpulan bahwa pengukuran adalah ssesuatu hal
yang penting untuk segala aspek kehidupan karena untuk mendapatkan nilai suatu
besaran. Fisika adalah salah satu ilmu pengetahuan yang memberikan ilmu mengenai
sebuah pengukuran. Pada praktikum 2.1 dan 2.2 ini melakukan sebuah percobaan pada
benda silinder dan balok kayu dengan menggunakan beberapa alat ukur seperti jangka
sorong, mikrometer sekrup, dan neraca lengan. Namun, didalam pengukuran akan
selalu menemukan ketidakpastian karena berbagai faktor yang berasal dari alat, peneliti,
maupun lingkungan. Setelah melakuan praktikum ini bisa mengetahui macam-macam
alat-alat ukur serta membaca datanya lalu bisa lebih teliti dan berhati-hati didalam
setiap pengukuran guna meminimalisirkan kesalahan data.

VIII. Daftar Pustaka

DASPUSPRAK FIS 1Dasar, T.P.F (2011) Modul Praktikum Fisika Dasar l

Pandiangan, P., & Arkundanto, A (2018) Ketidakpastian dan Pengukuran. Modul 1 :


KETIDAKPASTIAN DAN PENGUKURAN 1.1

Anda mungkin juga menyukai