Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN FISIKA

Research By Learning (RBL)


“”Meriam Magnetik”"

Oleh :

Mohamad Nuhnaradita Saleh (16408013)


Wiradharma Bayu Wega (16408025)
Firly R Baskoro (16408057)
Surya Prima (16408101)
Ahmad Fakhruzan (16408129)
Adnan Gadi (16408149)
Aldy Reza Pambudi (16408173)
Ahmad Fahmi Fanani (16408233)
Bagus Surya Bahari (16408269)
Dimmas Ramadhan (16408273)

Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ( K-10 )


Institut Teknologi Bandung
Bandung
2009
A. Tujuan
Membuat suatu sistem pelontar atau meriam yang dapat
menembakkan peluru dengan prinsip magnetik tanpa menggunakan pegas,
ledakan, dan gaya lainnya.

B. Teori Dasar
Gejala kemagnetan dapat diamati pada sebuah atau lebih sumber
magnet. Sumber magnet dapat dibedakan menjadi dua, yakni sumber
magnet alami dan sumber magnet buatan. Sumber magnet alami
bersumber dari magnet alam yakni batu-batu (magnetit) tertentu yang
secara alami memiliki sifat dapat menarik potongan besi yang kecil-kecil.
Magnet alami yang lain adalah bumi ini sendiri, yang aksi pengarahannya
pada sebuah jarum kompas magnetik telah dikenal sejak zaman purbakala.
Adapun yang dikenal dengan magnet buatan berawal dari
penelitian yang dilakukan Oersted pada tahun 1820. Oersted menemukan
bahwa arus didalam sebuah kawat dapat juga menghasilkan efek-efek
magnetik, yaitu bahwa arus tersebut dapat mengubah arah (orientasi)
sebuah jarum kompas. Efek magnetik yang timbul ini dapat diintensifkan
(diperbesar) dengan mengalirkan arus dalam kawat dengan membentuk
kawat tersebut ke dalam sebuah koil yang terdiri dari banyak lilitan dan
dengan menyediakan sebuah teras (core) besi. Hal inilah yang kemudian
dikenal dengan elektromagnetik, yang prinsipnya sering dipakai untuk
pembuatan magnet secara buatan. Adapun sifat dari magnet buatan ini
adalah sementara. Kemagnetan akan tetap timbul selama arus tetap
dialirkan pada lilitan kawat. Semakin besar arus yang lewat pada lilitan
kawat, dan semakin besar pula kerapatan lilitan kawat, maka efek
kemagnetan yang ditimbulkan juga akan semakin besar.

Medan Magnet (B)


Medan magnet (B) didefinisikan sebagai ruang di sekitar sebuah
magnet atau penghantar yang menyangkut arus yang masih dipengaruhi
oleh gaya magnet. Vektor medan magnet dasar B dapat juga didefinisikan
sebagai induksi magnet (magnetic induction). Seperti halnya pada gaya,
induksi magnet dapat dinyatakan dengan garis-garis induksi (lines of
induction). Garis-garis induksi ini menerangkan bagaimana B berubah di
seluruh bagian ruang tertentu. Fluks B untuk sebuah medan magnet dapat
didefinisikan dengan analogi yang persis seperti E untuk medan listrik,
yaitu B =∮ , dengan batasan permukaan yang diambil adalah
tertutup atau terbuka dimana B didefinisikan.

Gaya Magnet pada Sebuah Arus


Sebuah arus adalah kumpulan muatan-muatan yang bergerak. Arus
I di dalam sebuah kawat logam diangkut oleh elektron-elektron bebas
(atau hantaran). Panjang dari kawat mengandung nA elektron bebas,
dengan n adalah banyaknya elektron per satuan volume kawat dan A
adalah volume kawat yang penampangnya A yang sedang ditinjau. Gaya
total pada elektron-elektron bebas di dalam kawat tersebut, yakni pada
kawat itu sendiri adalah
F=(nA )F’
Dengan F’ adalah gaya rata-rata pada sebuah elektron sebesar
F’= q0vBsin = evdB
Di mana vd adalah laju ondoh (drift speed). Dari hubungan vd = j/ne, maka

F’ = e( )

F = (nA )F’ = nA

Karena jA adalah arus I di dalam kawat, maka diperoleh


F=I B
Yang secara umum dituliskan dalam bentuk vektor
F = I xB
Hukum Ampere
Hukum Ampere yang menghubungkan komponen tangensial B
yang dijumlah pada seluruh kurva tertutup dengan arus Ic yang melintasi
kurva tersebut. Dalam bentuk matematis, hukum Ampere ialah

∮ C, sebarang kurva tertutup


Dengan Ic merupakan arus yang menembus luasan yang dibatasi oleh
kurva C tadi. Hukum Ampere berlaku untuk sebarang kurva C asalkan
arusnya kontinu, dengan kata lain, arus itu tidak berawal atau berakhir di
sebarang titik terhingga. Seperti Hukum Gauss, Hukum Ampere dapat
digunakan untuk memperoleh pernyataan untuk medan magnet dalam
keadaan dengan derajat kesimetrian yang tinggi. Jika kesimetrian yang
cukup tinggi, integral garis ∮ dapat ditulis sebagai perkalian B
dengan seumlah jarak. Maka jika Ic diketahui, B dapat ditentukan. Juga,
sebagaimana hukum Gauss, hukum Ampere tidak dapat digunakan untuk
medan magnetik jika tidak terdapat kesimetrian. Akan tetapi, hukum itu
sangat penting secara teori

B untuk sebuah solenoida


Solenoida (solenoid) adalah sebuah kawat panjang yang dililitkan
di dalam sebuah helix yang terbungkus rapat dan yang menyangkut sebuah
arus I. Helix tersebut dianggap sangat panjang dibandingkan dengan
diameternya. Medan solenoida merupakan jumlah vektor dari medan-
medan yang ditimbulkan oleh semua lilitan yang membuat (membentuk)
solenoida tersebut. Dengan memakai hukum Ampere

B=

Dengan n adalah jumlah lilitan per satuan panjang solenoida.


Keterangan :
B = medan magnet (Tesla)
= permeabilitas (4 x 10-7 T.m.A-1)
N = jumlah lilitan
I = kuat arus yang melewati kumparan (Ampere)
= panjang solenoida (meter)

n= = jumlah lilitan per atuan panjang ( )

C. Perancangan dan Pemilihan Desain Sistem

Alat dan bahan

Alat :

1. Tang besi

2. Obeng

3. Gunting

4. Cutter
5. Kunci pas

Bahan :

1. Kawat lilitan

2. Saklar

3. Kabel

4. Sandal jepit bekas


5. Selotip

6. Spidol bekas berongga

7. Peluru Meriam

8. Lempengan seng

9. Adaptor
10. Kapasitor

Langkah kerja :

1. Potong kedua ujung spidol bekas untuk moncong meriam


2. Buat dua “pembatas” kawat lilitan berbentuk lingkaran dari sandal jepit bekas
3. Kawat tembaga dililitkan pada spidol diantara dua pembatas yang telah dibuat (
lebar 2 cm)
4. Agar lilitan lebih rapi, lapisi tiap lapisan kawat tembaga dengan lem
5. Kapasitor dihubungkan dengan arus DC
6. Sistem diletakkan di”case” yang terbuat dari styrofoam

Cara Kerja

1. Arahkan moncong sistem sesuai dengan sudut yang diinginkan


2. Masukkan Lempengan Seng terlebih dahulu kemudian Peluru Meriam
3. Sentuhkan ujung positif kabel pada kutub negatif kapasitor secara cepat
4. Peluru akan terlontar
D. Sketsa Sistem dan Foto

Peluru

Kapasitor

66.000 µF
E. Data Pengamatan

Jenis peluru Sudut Ketinggian Jarak


2,100 m
2,165 m
Peluru 1 450 12,5 cm 2,147 m
2,050 m
2,230 m
2,090 m
2,335 m
Peluru 2 450 12,5 cm 2,315 m
2,070 m
2,270 m
2,750 m
2,650 m
Peluru 3 450 12,5 cm 2,530 m
2,435 m
2,530 m
2,680 m
2,380 m
Peluru 3 500 13 cm 2,640 m
2,310 m
2,770 m
2,600 m
2,490 m
Peluru 3 600 14 cm 2,400 m
2,535 m
2,610 m
F. ANALISIS PENURUNAN RUMUS

 Perhitungan Jarak yang Ditempuh Peluru

Gerak parabola peluru keluar dari moncong,

v0x = V0cosѲ x = v0cosѲ.t

v0y = V0sinѲ – gt y = v0sinѲ.t – (1/2)gt2

Waktu saat . puncak,

vy = 0, sehingga t = v0sinѲ / g

Posisi peluru terhadap sumbu x dan sumbu y saat di puncak,

S1 = v02sin(2Ѳ) / 2g

y = v02sin2Ѳ / 2g

S1
H

S2

x
Keterangan:

h = vo sinѲ.t + (1/2) gt2, karena v di puncak = 0

t = √

S2 = v0cosѲ. t

= v0cosѲ. √ ; h=H+y

= v0cosѲ. √

x = S1 + S2

= + v0cosѲ. √

Alat pelontar ini menggunakan prinsip medan magnet, melalui


persamaan Ampere. Yaitu :

 B.d s   i
o enc

Kumparan dengan bahan kawat tembaga ini, dialiri dengan arus listrik
sehingga menghasilkan medan magnet. Medan magnet akan menarik benda
yang terbuat dari logam. Benda tersebut berfungsi sebagai pendorong peluru
yang akan dilontarkan.
Muatan listrik disimpan dalam kapasitor untuk memperbesar arus yang
akan memperkuat medan magnet.

C = Q/V I = dQ/dt

Maka,

C = I/V dt

C = Kapasitansi

Q = Muatan yang disimpan

V= Tegangan

Kecepatan peluru keluar dari moncong meriam di peroleh dari hasil


energy yang di hasilkan dari kumpuran karena gaya magnet.
F. Pembagian Kerja
Muhammad Nuhnaradita S (16408013) : Properti alat - bahan
Wiradharma Bayu Wega (16408025) : Pelilit kawat
kumparan
Firly R Baskoro (16408057) : Pengolah data dan
gambar
Surya Prima Sudibyo (16408101) : Pembuat makalah
Ahmad Fakhruzan (16408129) : Analis
Adnan Gadi (16408149) : Properti dan rekayasa
bahan
Aldy Reza Pambudi (16408173) : Desainer sistem
Ahmad Fahmi Fanani (16408233) : Analis
Bagus Surya Bahari (16408269) : Desainer sistem
Dimmas Ramadhan (16408273) : Pembuat makalah

H. Rincian Pengeluaran

1. 1 ons lilitan kawat Rpii15.000,00


2. Lem Fox Rpvv6.000,00
3. Kapasitor 66.000 µF Rpii55.000,00
4. Kabel Rpvv1.000,00
5. Penjepit Buaya Rpvv1.000,00
6. Saklar Rp 6.500,00

Total Biaya Rp 84.500,00

I. Kesimpulan dan Saran

I.1 Kesimpulan

Jangkauan yang dapat ditempuh oleh peluru yang ditembakkan dari


sistem karena gaya tolak magnet bergantung pada:

1. Kemiringan sudut lontaran


2. Massa peluru yang di gunakan
3. Banyaknya lilitan pada kumparan
4. Luas penampang meriam
5. Arus yang di berikan pada kumparan
6. Panjang lintasan yang di tempuh peluru dalam meriam
7. Ketinggian posisi lontaran

Hal-hal yang di sebutkan di atas di dapat berdasarkan teori yang


telah di ketahui dengan mengabaikan gesekkan dari udara. Selain itu
percepatan gravitasi yang di gunakan dalam skala pendekatan seperti 9,8
m/s atau 10 m/s. Bentuk dari peluru yang pakai juga mempengaruhi
jangkauan lontaran peluru berkaitan dengan gaya yang melawan gerak
peluru yang mempunyai luas penampang tertentu dan tekanan yang di
dapat dari gerakkan peluru.

Peluru yang digunakan harus yang berasal dari bahan logam agar
mendapat pengaruh gaya magnet yang dihasilkan oleh kumparan yang di
beri arus listrik. Sementara itu arus yang di berikan pada kumparan
dipengaruhi oleh kapasitor yang dirangkai dalam sistem meriam magnet.
Kapasitor menyimpan arus sebagai fungsi waktu. Kemudian saklar
dihubungkan dengan cara lecutan sehingga arus yang mengalir pada
kumparan berlangsung singkat. Ini penting agar tidak terjadi pembalikkan
arah medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan yang bisa
megakibatkan peluru di tarik kembali ke dalam meriam.

I.2 Saran

Agar di dapat system yang lebih optimal perlu digunakan kawat


dengan diameter yang lebih besar karena semakin besar diameter kawat
maka arus yang yang di alirkan semakin besar. Hambatan dalam kawat
berbanding terbalik dengan kuadrat jari-jari. Sumber tegangan yang di
gunakan harus mampu menghasilkan arus dalam jumlah yang besar
sehingga medan magnet yang ditimbulkan juga akan semakin besar yang
akan mempengaruhi jauhnya lontaran peluru. Selain itu arus haruslah
memiliki fungsi dalam waktu agar lecutan medan magnet akan semakin
maksimum. Fungsi arus dalam waktu bias di dapat jika ada kapasitor
Semakin besar kapasitansi, semakin besar arus maksimum yang dihasilkan
Karena muatan yang tersimpan akan semakin besar.

J. Pustaka

Halliday,David dan Robert Resnick. 1996. Fisika Jld 2. Jakarta : Erlangga

Tipler, Paul. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga. Jakarta :
Erlangga

Anda mungkin juga menyukai