Karakteristik
Industri Farmasi justru mengalami pertumbuhan
saat pertumbuhan ekonomi Indonesia negatif Supply chain management:
Suatu pendekatan untuk mengefesiensikan
Manajemen suplai mempelajari dari mulai integrasi dari supplier, manufakturer, distributor,
bagaimana produk dan jasa dibuat hingga dan retailer
produk jasa ini sampai ke konsumen Dengan adanya SCM, produk & jasa
diproduksi/didistribusikan pada:
Manajemen suplai: alur produk dan jasa dari • Jumlah yang tepat: mencegah terjadinya
manufakturer dididistibusikan oleh distributor penumpukan barang2 slow moving,
hingga sampai ke retailer.. meminimalisir kemungkinan barang yg idle
• Dihubungkan oleh fasilitas transportasi dan • Lokasi yg tepat: tergantung pada daerah
storage (penyimpanan) tertentu barang apa yg lebih laku
• Diintegrasikan melalui integrasi, • Waktu yg tepat: ketersediaan barang saat
perencanaan, dan aktivitas integrasi dibutuhkan oleh konsumen
• Tidak terlepas dari biaya dan tingkat Tujuan lain SCM: meminimalisir sistem yang terkait
pelayanan penekanan biaya dan memuaskan konsumen
Dalam artian, cara konvensional mungkin tidak pada tingkat pelayanan yang lebih tinggi
efektif dan pelayanan tidak optimal. Sistem yg
baru akan menyesuaikan dgn cost dan Alur SCM
pelayanan yg lebih baik
NIE Generik
NIE Nama
>1 Hanya 1
Dagang
Lelang Negosiasi
dengan Rp • Promotif
• Preventif
10.000.000,00
• Kuratif
7. ≥ Rp 10.000.000,00 0,07 • Rehabilitatif
→ Obat kemoterapi dibayar sesuai dengan → Pelayanan obat dan bahan medis
Duplication of services
Not cost-effective
Discarded input
Administration waste
Resources are unnecessarily
taken away from patient care
Farud, abuse, and corruption
Kebijakan Obat
Nasional
Pelayanan kesehatan bagi peserta jaminan
kesehata Keselamatan pasien
• Promotif FORMULARIUM NASIONAL (FORNAS)
• Preventif ▪ SK Menkes No. 328/Menkes/SK/VIII/2013:
• Kuratif → Fornas adalah daftar obat terpilih
• Rehabilitative yang dibutuhkan dan harus tersedia di
→ Pelayanan Obat dan Bhan Medis Habis fasilitas pelayanan kesehatan sebagai
Pakai acuan dalam pelaksanaan JKN.
→ Kendali mutu dan biaya ▪ Dalam mendukung pelayanan
UU No. 36 Th. 2009 Kesehatan Pasal 36 kesehatan, Kementerian Kesehatan
Pemerintah menjamin ketersediaan pemerataan berupaya untuk menjamin ketersediaan,
dan keterjangkauan perbekalan kesehatan, keterjangkauan dan aksesibilitas obat
terutama oat esensial dengan menyusun Fornas yang akan
UU No. 40 Th. 2004 SJSN Pasal 25 digunakan sebagai acuan dalam
Daftar dan harga obat yang dijamin BPJS pelayanan kesehatan di seluruh fasilitas
ditetapkan oleh Pemerintah kesehatan, baik fasilitas kesehatan
Perpres No. 111 Th. 2013 Pasal 32 tingkat pertama (FKTP) maupun fasilitas
Pelayanan obat alkes dan BMHP untuk peserta kesehatan rujukan tingkat lanjutan
Jaminan Kesehatan berpedoman pada daftar (FKRTL).
dan harga obat, alkes, dan BMHP yang TUJUAN DAN MANFAAT FORNAS
ditetapkan oleh Menteri. Tujuan Umum → menjadi acuan bagi fasilitas
Daftar obat, alkes, dan BMHP dituangkan dalam pelayanan kesehatan dalam menamin
Fornas dan Kompedium Alkes aksesibilitas obat yang berkhasia, bermutu,
SK Menkes 189 Th. 2006 Kebijakan Obat Nasional aman, dan terjangkau dalam sistem JKN
Tujuan Khusus → menjadi acuan dalam memilih
KEBIJAKAN OBAT ERA JKN obat yang aman, berkhasiat, bermutu,
Kebijakan Obat Nasional terjangkau dan berbasis bukti ilmiah, menjadi
acuan dalam perencanaan dan penyediaan
Formularium Nasional obat di fasilitas pelayanan kesehatan
e-Catalogue Manfaat Fornas
Standar Pelayanan Kefarmasian ✓ Menjadi acuan penetapan
------------------------------------------------------------------------ penggunaan obat dalam JKN
Fasilitas Kesehatan ✓ Meningkatkan penggunaan obat yang
Jaminan Kesehatan rasional
✓ Mengendalikan biaya dan mutu
pengobatan
✓ Mengoptimalkan pelayanan kepada
pasien
✓ Memudahkan perencanaan dan
penyediaan obat
✓ Meningkatkan efisiensi anggaran
pelayanan kesehatan
KONSEP OBAT ESENSIAL DALAM JKN
Obat esensial merupakan obat yang terpilih
yang paling dibutuhkan dalam pelayanan
kesehatan
- Obat beredar (Safety, Efficacy, Quality)
- Fornas (Benefit Risk, Cost-Effective)
- DOEN MEKANISME PENYUSUNAN FORNAS
→ Menjadikan Fornas sebagai acuan dalam ▪ Kajian yang dilakukan tidak hanya
→ Tim ahli, tim evaluasi, tim pelaksana, dan tim ➢ Memiliki izin edar dan indikasi yang
Alur memasukkan obat baru ke dalam Fornas ➢ Memiliki rasio manfaat-resiko (benefit-risk
ratio) yang paling tinggi
➢ Dalam kriteria ini tidak termasuk obat - Pertimbangan klinis (clinical
tradisional dan suplemen makanan advisory)
KEBIJAKAN IMPLEMENTASI FORNAS - Perhtiungan standar tarif
▪ Fornas menjadi acuan dalam - Monitoring dan evaluasi
pelaksanaan JKN penyelenggaraan pelayanan
▪ Obat yang ada dalam Fornas harus jaminan kesehatan
tersedia di fasilitas kesehatan ➢ Pasal 33 ayat 2
▪ Apabila obat yang dibutuhkan tidak Monitoring dan evaluasi sebagaimana
tercantum dalam Fornas dpat dimaksud pada ay at (1) d,
digunakan obat lain secara terbatas dimaksudkan agar tenagakesehatan
berdasarkan persetujuan Komite Medik yang memberikan pelayanan kesehatan
dan Kepala/Direktur Rumah Sakit pada fasilitas kesehatan tingkat
▪ Penambahan dan atau pengurangan pertama, fasilitas kesehatan tingkat
daftar obat yang tercantum dalam lanjutan telah sesuai dengan
Fornas ditetapkan oleh Menkes setelah kewenangan dan standar pelayanan
mendapatkan rekomendasi Komnas medis yang ditetapkan oleh Menteri
Fornas melalui Adendum Fornas PENGGUNAAN OBAT RASIONAL (POR)
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DALAM JKN → Lebih dari 50% obat-obatan di dunia
Tujuan Umum → memperoleh gambaran diresepkan dan diberikan secara tidak tepat dan
tentang obat yang digunakan dalam JKN di tidak efisien
fasilitas kesehatan dasar dan rujukan → Berbeda dengan kondisi tersebut, 1/3
Tujuan Khusus penduduk dunia kesulitan mendapatkan akses
→ Untuk memberikan gambaran penggunaan memperoleh obat esensial
obat dalam JKN di fasilitas kesehatan dasar dan → POR bertujuan untuk menajamin bahwa
rujukan masyarakat memperoleh obat yang aman,
→ Untuk mengevaluasi kesesuaian penggunaan bermutu, dan efektif dengan biaya yang
obat dalam JKN dengan Formularium Nasional di terjangkau (safety, efficacy, quality, economic)
fasilitas kesehatan dasar dan rujukan Pemerintah melakukan upaya peningkatan POR
→ Untuk menentukan pola penggunaan obat melalui:
pada pasien penyakit tertentu ✓ Penetapan Fornas yang memuat daftar
→ Untuk mengetahui proporsi biaya obat obat yang dapat digunakan dan
terhadap biaya pelayanan kesehatan (biaya dijamin oleh BPJS
medis langsung) ✓ Pedoman penggunaan obat berbasis
REGULASI YANG MENGATUR EVALUASI bukti ilmiah
PENGGUNAAN OBAT ✓ Monitoring dan evaluasi peresepan dan
Permenkes No. 71 Th. 2013 tentang Pelayanan kepatuhan terhadap Fornas
Kesehatan pada JKN ✓ Advokasi, sosialisasi dan promosi
➢ Pasal 33 ayat 1 penggunaan obat generik dan
Dalam rangka menjamin kendali mutu penggunaan antibiotik secara rasional
dan biaya, menteri berwenang ✓ Peningkatan mutu pelayanan
melakukan: kefarmasian melalui pembinaan dan
- Penilaian teknologi kesehatan (HTA) peningkatan kapasitas SDM (apoteker)
✓ Penerapan farmasi klinik dalam • Tingkat cakupan
pelayanan yang sesuai standar Rumah Sakit
✓ Pemberdayaan masyarakat dalam POR • Akuisisi teknologi
KRITERIA PENGGUNAAN OBAT RASIONAL • Formularium rumah sakit
Pelayanan Medis
- Pasien menerima pengobatan sesuai
dengan kebutuhan klinisnya
- Dalam dosis yang sesuai dengan
kebutuhan
Pelayanan Kefarmasian
- Dalam periode waktu yang adequate
- Dengan harga yang terjangkau
✓ Diagnosis
✓ Penilaian konisi pasien
✓ Indikasi
✓ Jenis obat
✓ Dosis
✓ Cara dan lama pemberian
✓ Infromasi
✓ Harga terjangkau TIPE ANALISIS DALAM METODE HTA
✓ Kepatuhan pasien Tipe Biaya Efektivitas Hasi
✓ Waspada ESO Analisis
BRINGIN A NEW DRUG TO MARKET
Minimalisasi Money Efektivitas Intervensi
5000 cOmpounds evaluated → 5 compounds
biaya dianggap atau
enter clinical trial → 1 compound approved
sama program
HEALTH TECHNOLOGY ASSESMENT (HTA)
dengan
• Evaluasi sistematis dari sifat, efek, dan /
biaya
atau dampak teknologi kesehatan.
paling
• Proses multidisiplin untuk mengevaluasi
minim
masalah sosial, ekonomi, organisasi dan
Efektivitas Money Common Biaya per
etika dari intervensi kesehatan atau
biaya measure unit
teknologi kesehatan.
(e.g., efektivitas
• Tujuan utama melakukan penilaian
life years (e.g.,
adalah untuk menginformasikan
gained, cost per
pengambilan keputusan kebijakan.
blood LY
HTA digunakan untuk mendukung banyak
pressure gained)
keputusan perawatan kesehatan
reduction)
Dokter dan pasien
Utilitasi Money Utilitas, Biaya per
• Meresepkan keputusan
biaya misalnya unit
• Panduan praktik
QALY utilitas
Pembayar publik dan swasta
(e.g.,
• Formularium rencana obat
cost per ▪ Pengelolaan sarana dan prasaranan
QALY) sesuai standar
Manfaat Money Efektivitas Rasio ▪ Pengelolaan sediaan farmasi dan
biaya divaluasi manfaat perbekkes sesuai pernecanaan
dalam biaya kebutuhan
unit ▪ Administrasi terkait pengelolaan dan
moneter pelayanan farmasi klinik
▪ Rutin melakukan evaluasi dan
PELAYANAN KEFARMASIAN ditindaklanjuti
Manajerial – SDM, saran dan prasarana , Pelayanan Farmasi Klinik
pengelolaan sediaan farmasi & perbekalan ▪ Pelayana dan pengkajian resep
kesehatan serta administrasi dilakukan sesuai SOP, termasuk pasien
Pelayanan Farmasi Klinik – Pelayanan resep, PIO, rujuk blik
konseling, visite, MESO, EPO, PTO, homecare ▪ Pemberian informasi obat, konseling,
Promotif preventif – Infromasi dan edukasi visite, dan pemantauan terapi obat
kepada pasien dilakukan sesuai standar dan
PELAYANAN KEFARMASIAN ERA JKN didokumentasikan
Pengelolaan sediaan farmasi dan pelayanan ▪ Home pharmacy care dilakukan untuk
farmasi klinik → kolaborasi dengan tenaga pasien agar meningkatkan kepatuhan
kesehatan lain dan melakukan edukasi kepada dan mencegah resistensi obat
pasien → pasien safety Promotif dan Preventif
STRATEGI MENINGKATKAN PELAYANAN ▪ informasi dan edukasi kepada pasien/
KEFARMASIAN masyarakat dilakukan melalui
Meningkatkan Penggunaan Obat Rasional (POR) penyuluhan dan penyebaran informasi
- Evaluasi, revisi dan implementasi seperti leaflet, newsletter, spanduk, dan
pedoman penggunaan obat rasional, poster
utamanya untuk obat program → Apoteker berkontribusi dalam meningkatkan
- Penggerakan penggunaan obat penggunaan obat yang rasional dengan harga
rasional dlm rangka efisiensi dan yang terjangkau
efektifitas biaya pengobatan di fasilitas DAMPAK PENINGKATAN PELAYANAN
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan KEFARMASIAN TERHADAP MUTU PELAYANAN
Meningkatkan mutu pelayanan farmasi klinik KESEHATAN
dan komunitas Intervensi peningkatan pelayanan kefarmasian
- Revitalisasi pelaksanaan pelayanan di fsilitas kesehatan
farmasi klinik di RS dan komunitas 1. Meningkatkan kepatuhan terapi
- Menempatkan dan meningkatkan 2. Mengurangi kesalahan penggunaan
peran Apoteker dan Tenaga Teknis obat
Kefarmasian di RS dan Puskesmas 3. Mencegah medication error
PERAN TENAGA KEFARMASIAN DALAM 4. Mencegah, mengatasi dan mengurangi
PELAYANAN KESEHATAN terjadinya masalah terkait obat
Manajerial 5. Meningkat penggunaan obat yang
cost-effective
KOLABORASI ANTAR TENAGA KESEHATAN ▪ Pelayanan obat di praktek dr/drg/dr
Dokter – bidan perawat – tenaga kesehatan lain spesialis dilakukan oleh apotek yang
– apoteker TTK masuk dalam jejaring fasilitas pelayanan
Penanganan pasien oleh tim multidisiplin kesehatan
mencegah kejadian medication error, drug KEBIJAKAN KEFARMASIAN DI RS MELALUI SISTEM
related problem (DRP) dan mendorong SATU PINTU
penggunaan obat yang cost-effective → Patient Acuan formularium, perencanaan, pengadaan,
safety & Quality of life pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan
PELAYANAN KEFARMASIAN FASILITAS KESEHATAN • Pelaksanaan pengawasan dan
TINGKAT PERTAMA (FKTP) pengendalian penggunaan sediaan
▪ Pemanfaatan sistem pengelolaan obat farmasi
yang sudah ada di tingkat • Standardisasi sediaan farmasi
kabupaten/kota bagi puskesmas • Penjaminan mutu sediaan farmasi
(sarana, SDM, manajemen pengelolaan • Pengendalian harga sediaan farmasi
dan pengadaan obat) • Penurunan risiko kesalahan terkait
▪ Akses terhadap penyedia obat terjamin penggunaan sediaan farmasi dan
▪ Pelayanan kefarmasian dilaksanakan perbekalan kesehatan habis pakai
sesuai standar dan pedoman oleh • Kemudahan akses data sediaan farmasi
tenaga kefarmasian dan perbekalan kesehatan habis pakai
▪ Pengelolaan dan pelayanan obat yang akurat
dilaksanakan oleh apoteker yang TANTANGAN BAGI APOTEKER DI ERA JKN
memiliki kompetensi dan kewenangan ➢ Perubahan pada sistem pelayanan
▪ Pelayanan obat di praktek dr/drg kesehatan dalam era JKN memerlukan
dilakukan oleh apotek yang masuk perubahan paradigma apoteker untuk
dalam jejaring fasilitas pelayanan meningkatkan kompetensi di bidangnya
kesehatan masing-masing
PELAYANAN KEFARMASIANFASILITAS KESEHATAN ➢ Tersedianya tenaga kefarmasian dalam
TINGKAT LANJUT (FKTL) kuantitas dan kualitas yang memadai di
▪ Pengelolaan dan pelayanan fasyankes pemerintah / swasta untuk
kefarmasian dilaksanakan oleh IFRS mendukung tercapainya pelayanan
melalui sistem satu pintu kefarmasian yang bermutu
▪ Harus melaksanakan pelayanan sesuai ➢ Tersedianya sistem monitoring dan
standar pelayanan kefarmasian di evaluasi program pelayanan
rumah sakit kefarmasian yang efektif termasuk
▪ Pelayanan kefarmasian dilaksanakan penggunaan obat rasional sebagai
oleh apoteker salah satu pilar pelayanan kesehatan
▪ Pengelolaan dan pelayanan obat di
dilaksanakan oleh apoteker yang
memiliki kompetensi dan kewenangan
Manajemen Suplai di
Rumah Sakit
Kalo industry : produksi-distribusi-pedagang- STOCKLESS INVENTORY
pasien Unit/bangsal kalo butuh → minta ke IFRS →
Kalo rumah sakit : dari pasien-apoteker-bpjs- menghubungi distributor → disalurkan ke IFRS →
distributor barang langsung dibagikan ke unit tidak
IFRS bertugas mendistribusikan medical supply dimasukan ke gudang
kesemua bangsal didalam rumah sakit. Digunakan untuk obat yang mahal dan jarang
Berfokus pada medical supply dibutuhkan
Kelebihan menurut sudut pandang:
Distributor: kebutuhan barang di rs semakin jelas
RS :
- Mengurangi stok
- Mengurangi biaya dan dialokasikan
keperluan yg lain/ alih fungsi gudang
jadi tempat lain
- Mengurangi kejadian tidak adanya stok
LATAR BELAKANG - Pengiriman barang secara satuan
Dimulai pada tahun 1980 - IFRS yang bertanggung jawab thd
Tujuan: meningkatkan pelayanan dan penempatan pemesanan
mengurangi biaya DISKUSI
Paradigma baru : 1. Bagaimana dengan kekurangan dari
1. Stockless inventory: sama kaya just in system stokless Ketika ditetapkan ke rs?
time Kalo pengiriman secara satuan
2. Pengaturan inventory vendor harganya gabisa bold
3. Konsinyasi 2. Keuntungan bagi distributor kekita
4. System yang teromantisasi memilih system konsinyasi dengan rs?
STANDAR RANTAI PASOKAN DI RS Jenis obat yang tepat dilakukan
Supplier barang dalam jumlah besar konsiyasi?
(distributor)→ suplai ke RS (disimpan digudang) Obat yang sesuai : obat baru dan tidak
→ Unit dalam rs (bangsal) dalam unit ada tau berapa jumlah yang akan digunaka.
gudang kecil Promosi secara gratis
FAKTA UMUM SUPPLY CHAIN DI RS Obat yang cocok vitamin, obat yang
1. Kondisi umum adalah staff memesan baru
barang berdasarkan feeling bukan stok 3. Pengalaman kalian sebagai customer di
yang tersedia rs? Pernah tidak mengalami waktu
2. Terjadi barang inventoris yang tunggu yang lama saat menebus obat?
kebanyakan dan tingginya kejadian Atau Ketika menunggu obat, obatnya
stok habis (90-95%) malah kosong? Mengapa hal tersebut
3. Staff umum lebih memperhatikan pasien terjadi? Apakah kualitas pelayanan
daripada stok barang berhubungan dengan managemen
4. Kurangnya inventarisasi, menyebab staff supply?
tidak tahu barang mana yg berlebih Pernah merasakan menunggu terlalu
mana yang kurang lama, obat yang tidak ada juga pernah.
Terjadi karena terjadi lonjakan pasien - Makan waktu karena staff perlu login
yang mendadak, mempengaruhi kinerja dulu untuk mengambil barang
rumah sakit
INVENTORY MANAGEMENT TECHNIQUES
Behubungan dengan supply chain
1. ABC analysis
Dalam era bpjs, rumah sakit harus
2. Just in time
menyesuaikan diri dengan permintaan
3. Managemen requirement planning
karena jumlah pasien itu sendiri akan
(MRP) method
lebih membludak
4. Minimum safety stocks
VMI (VENDOR MANAGE INVENTORY)
5. VED Analysis
Distributor mengambil alih peran perencanaan
6. Fast, slow, non moving method (FSN)
sediaan dirumah sakit
Distributor menempatkan orangnya dirumah MINIMUM SAFETY STOCKS
sakit Kalo stok ada dilevel minimum, barang baru
Distributor tidak hanya menyediakan barang tapi dipesan
melibatkan competitor juga Barang baru udah dipesan sebelum
Kelebihan : inventorisnya kosong
- Mengurangi delay karena apabila stok VED ANALYSIS
kosong langsung hubungin distirbutor Klasifikasi item : vital (stok obat yang sangat
- Mengurangi biaya karena sudah penting dan rs gabisa jalan kl gaada brang
dibantu monitor dan maange dari ini), essensial (barang yg kalo distok
barang oleh distributor biayanya cukup tinggi), dan desirable
(permintaan) (kalo abis hanya terjadi
KONSINYASI
gangguan kecil)
Distributor menitipkan barang dan barang baru
Contoh jurnal
dibayar kalau sudah laku
Dihubungkan ke analisis ABC
Keuntungan RS: asset berkurang sehingga bisa
Contoh :
investasi ke tempat lain, resiko kerugian kecil
• Class 1 : AV,BV,CV,AE,AD
APU (AUTOMATED POINT OF USE)
• Class 2: BE,CE,BD
Tool yang digunakan untuk menerapkan
• Class 3: CD
managemen rantai pasokan dirumah sakit
Alur diletakan dibangsal dan hanya orang yang FSN METHOD
punya otoritas yang bisa pesen Pengendalian sediaan berdasarkan
Transasksi nya langsug tercatat dalam system kecepatan perputaran barang
Kelebihan : Metode ini mengklasifikasikan kedalam 3
- Pelaporan inventori dan pemesanan kategori:
otomatis dan berdasarkan reorder dan - Fast moving inventory
order sehingga terjamin dan efektif - Slow moving
- Data yang tercatat dapat diakses di - Non moving
setiap unit (tranparansi yang jelas)
Berdasarkan penggunaan barang
Kekurangan :
- Mahal karena pake teknologi
Siklus Suplai Di Apotek
Dan PBF
fisiologi/ keadaan patologi dalam
penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, peningkatan kesehatan,
dan kontrasepsi
PERAN TENAGA TEKNIS FARMASI
• Perencanaan
• Pengadaan
• Penyimpanan
• Distribusi
• Pencatatan, pelaporan, pemusnahan
PERENCANAAN
Adalah pembatasan dan pemilihan jenis, jumlah
dan harga yang sesuai kebutuhan dan
Management support: anggaran
• Manajemen organisasi Yang perlu diperhatikan:
• Manajemen finansial • Pola penyakit
• Manajeman SDM • Kemampuan dan daya beli masyarakat
• System informasi sekitar
Tahap: • Budaya masyarakat sekitar
• Perencanaan Tahap:
• Pengadaan • Pemilihan
• Penyimpanan • Kompilasi pemakaian
• Pendistribusian • Perhitungan kebutuhan
• Pencatatan • Penyesuaian rencana pengadaan
• Pelaporan PEMILIHAN DAN KOMPILASI
• Pemusnahan Merujuk pada daftar obat wajib apotek
• Perbekalan farmasi (DOWA), daftar oobat pelayanan kesehatan
PEKERJAAN KEFARMASIAN dasar (PKD) dan daftar alkes oleh kemenkes.
PP No. 51 tahun 2009: Kompilasi pemakaian untuk memperoleh
Pembuatan, pengendalian mutu, pengamanan, informadsi pemakaian tiap obat secara periodic.
pengadaan, penyimpanan, distribusi, Basis data:
pengelolaan obat, pelayanan resep dan pio,
pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional
Menkes no. 73 tahun 2016: std pelayanan
• Apotek tempat praktik kefarmasian o/
apoteker
• Std pelayanan kefarmasian sebagai
tolak ukur pelayanan
• Pelayanan: langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien berkaitan dgn
sediaan farmasi untuk mencapai hasil
pasti dan meningkatkan mutu hidup PERHITUNGAN KEBUTUHAN OBAT
pasien Metode Konsumsi (berdasarkan analisa data
• Resep: permintaan tertulis dr/drg pada konsumsi tahun sebelum)
apt baik paper/elektronik Rumus:
• Sediaan: obat bahan obat, obat CT = (CA x T) + SS – sisa stok
tradisional, kosmetika CT: kebutuhan per periode waktu
• Obat: bahan (include produk biologi) CA: kebutuhan rata2 perbulan
untuk memengaruhi/menyelidiki system T: lama kebutuhan
SS: safety stock
Keunggulan
• Mudah dilakukan
• Akurat
• Tidak butuh data penyakit dan standar
terapi
Kekurangan:
• Waktu lama
• Aspek medic tidak dapat di pantau
Metode epidemiologi (berdasarkan penyakit
yang sering muncul di masyarakat)
Tahap:
• Menentukan jumlah penduduk Jawaban: C. Rp 17.000.000
• Jumlah kunjungan kasus berdasarkan PENYESUAIAN PERENCANAAN OBAT
frekuensi penyakit Tujuan: memperoleh informasi mengenai jumlah
• Menyediakan standar pengobatan rencana pengadaan, skala prioritas masing2
untuk menghitung perikiraan kebutuhan obat dan jumlah kemasan, untuk pengadaan
obat dan penyesuaian dengan obat ditahun yang akan datang, menghitung
anggaran persentase anggaran masing2 obat
Keunggulan Analisis ABC
• Perkiraan mendekati kebenaran Dikelompokkan berdasarkan kebutuhan
• Standar pengobatan mendukung usaha dananya dan kuantitas obat
memperbaiki pola penggunaan obat • Kelompok A: 10-20% dari total item dan
Kekurangan: merepresentasikan 60-70% total nilai
• Mambutuhkan waktu dan tenaga (harga) → control lebih ketat
terampil • Kelompok B: 20% dari total item dan
• Data penyakit sulit diperoleh merepresentasikan 20% total nilai.
• Perlu pencatatan dan pelaporan yang • Kelompok C: 60-70% dari total itam dan
baik merepresentasikan 10-20% total nilai
Proyeksi Kebutuhan Obat Contoh
• Menetapkan perkiraan stokakhir yang
akan dating dengan mengalikan waktu
tunggu dengan estimasi pemakaian
rata2/bulan ditambah stok pengaman
• Perikiraan pengadaan obat periode
mendatang:
Rumus → a = b + c + d – e – f
A: perkiraan kebutuhan
B: kebutuhan untuk sisa periode berjalan
C: kebutuhan obat untuk tahun mendatang
D: perkiraan stok akhir (waktu tunggu dan safety
stock)
E: stok awal periode berjalan/sisa stok per 31 Des
tahun sebelumnya
Analisis VEN
F: rencana penerimaan obat periode berjalan
Berdasarkan dampak obat pada kesehatan
(jan-des)
• Kelompok V: obat yg vital, stok nya harus
KASUS
selalu ada (obat penyelamat, obat
kesehatan pokok, obat penyakit
penyebab kematian terbesar)
• Kelompok E: obat essential (obat yg
bekerja kausal yaitu obat yg bekerja
pada penyebab penyakit, ch: antibiotik)
• Kelompok N: obat non essential (obat
penunjang, kerjanya ringan, untuk
menimbulkan kenyamanan atau
mengatasi keluhan ringan, ch:
multivitamin)
Jawaban: B. 300 Contoh:
Kriteria obat:
• Punya izin edar/no registras
• Batas kadaluarsa saat diterima min.24
Matriks ABC-VEN bulan
• Vaksin dan preparat biologis ketentuan
kadaluarsa diatur sendiri
• Diproduksi o/ industry farmasi yang
tersertifikasi CPOB
Syarat pemasok:
• Memiliki izin PBF (pusat: menkes, cabang:
dinkes)
• Dukungan dari industry farmasi yang
tersertifikasi CPOB
Keketatan pengontrolan Kategori I > II > III • Reputasi baik
(kategori I item yg prioritas) • Pemilik/apoteker PJ PBF tidak dalam
• Kategori I: didominasi obat pengadilan/perkara yang berhubungan
kardiovaskular (amlopidine, captropil, profesi kefarmasian
bisoprolol) • Mampu menjamin kesinambungan
• Kategori II: didominasi golongan ketersediaan obat selama masa kontrak
antibiotic, antipiretik, analgesic, Waktu Pengadaan dan Kedatangan obat:
antihistamin, ekspektoran (ibuprofen, • Ditetapkan berdasarkan hasil analisa:
amoksisilin, chlorpheniramine) sisa stok, jumlah obat yg diterima sampai
• Kategori III: didominasi suplemen dan akhir periode, kapasitas penyimpanan,
vitamin (glucosamine, vit.c, neurobion) waktu tunggu
Contoh: • Pemantauan dan evaluasi dilakukan
dengan memperhatikan: nama obat,
satuan kemasan, jumlah obat, obat
yang sudah diterima, obat yang belum
diterima
Penerimaan:
• Alur: surat pesanan → barang datang →
faktur/nota
• Dokumen control: surat
pesanan/OPB/PO dan faktor
• Cek kualitas produk: pencatatan expired
date, pemeriksaan kemasan dan
produk, waktu datang, suhu saat
PENGADAAN datang. Pemeriksaan spesifik:
Tujuan:
• Obat dan perbekalan obat tersedia
dalam jumlah yang cukup sesuai
kebutuhan pelayanan kesehatan
• Mutu terjamin
• Dapat diperoleh saat diperlukan
Prinsip:
PENYIMPANAN
Tujuan:
• Menyimpan obat bermutu baik dan siap
didistribusikan
• Menampung obat rusak
Syarat:
• Aman
• Memenuhi syarat farmasetis
• Tertib administrasi • Gudang arus L
Prinsip:
• Sesuai syarat pabrik pembuat obat
(suhu, kelembaban, cahaya)
• Memastikan pasien mendapatkan
barang sesuai kondisi yang
dipersyaratkan
• Cara: berdasarkan bentuk sediaan,
berdasarkan kelas terapi obat,
berdasarkan alfabetis
Gudang:
Hal yang harus diperhatikan:
• Jalur distribusi obat: penetapan jalur,
• Disimpan di wadah asli
jumlah penyebaran distribusi, waktu yg
• Kalo dipindah cegah kontaminasi
diperlukan, kapasitas penyimpanan
• Wadah min memuat: nama obat, nomor
• Seleksi lokasi dan letak: gudang berada
batch, ED
didaerah distribusi, fasilitas air listrik
• Tidak disatukan dengan penyimpanan
jaringan telekomunikasi, ukuran
makanan
memadan dan aman
• Pisah kan obat high alert
• Hal yang harus diperhatikan: struktur fisik,
• Pisahkan obat sitostatika
desain gudang, organisai pengelola,
• Hati hati: obat nama mirip, kemasan
prosedur pengeluaran, efisiensi kerja,
mirip, obat sama kekuatan beda
penyimpanan dan control stok,
• Struktur organisasi
keperluan untuk setiap unit layanan
• FIFO/FEFO/administrative
kesehatan, penanganan khusus obat
• Peningkatan efisiensi
tertentu
DISTRIBUSI
• Desain gudang: sirkulasi udara, lantai
Adalah rangkaian kegiatan menyalurkan
mudah dibersihkan, obat di tata, tempat
sediaan farmasi dari tempat penyimpanan ke
penyimpanan khusuh obat tertentu,
pasien dengan menjamin mutu, stabilitas, jenis,
alarm asap dan alat pemadam
dan jumlah
Layout:
• Gudang garis lurus sederhana (apotek
yg memiliki ketersediaan ruang)
Jenis PBF:
• Menyalurkan sediaan farmasi jadi
termasuk vaksin
• Menyalurkan bahan obat (memiliki
laboratorium dan gudang khusus)
Syarat PBF:
CPDB:
• Manajemen mutu
• Organisasi dan personalia
• Operasional
• Inspeksi diri
• Keluhan obat/bahan obat kembalian
• Transportasi
• Fasilitas distribusi
• Dokumentasi
Peran apt:
• Menetapkan standar CPDB
• Konrol dan monitoring
• Menyiapkan system mutu
• Melaksanakan ketentuan UU
PEMUSNAHAN
• Obat yang rusak atau kadaluarsa harus
dimusnahkan.
• Obat yang mengandung
nerkotik/psikotropik dimusnahkan
apoteker disaksikan dinkes
• Selain itu dimusnahkan apt disaksikan
tenaga kefarmasian lain yg ada izin
praktik
• Dibuktikan berita acara
• Resep >5 tahun dapat dimusnahkan
o/apt disaksikan ttk lain dilaporkan ke
dinkes