Anda di halaman 1dari 17

Sistem Saraf Pusat

1. ANATOMI DAN FISIOLOGI  Neuron bipolar: satu akson dan dendrit bercabang
Otak (retina, telinga, olfaktori)
Berdasarkan lokasi:  Neuron unipolar: cabang tungal ke pusat dan
 Otak belakang (rombensefalon): medulla perifer
oblongata, pon, otak kecil
 Otak tengah (mesensefalon)
 Otak depan (prosensefalon): otak besar dan
diensefalon
Secara umum:
 Otak besar: korteks serebri, basal ganglia,
hipokampus, amigdala, septum
 Otak kecil
 Batang otak: medulla oblongata, pon, otan
tengah
Fungsi (sensoris, motoric, intelektual):
 Kaudat dan putamen: perilaku motoric
 Hipokampus dan septum: pembelajaran dan
memori
 Amigdala: fungsi otonom dan endokrin
 System limbik (hipok, amig, sept) mencakup
hipotalamus, thalamus dan korteks serebri: motivasi,
mood, emosi dan behavior
 Otak kecil: koordinasi gerak sadar, postur tubuh,
gerakan kepala dan mata Pompa menggerakan ion dari C rendah ke tinggi (transport
 Medulla oblongata: fungsi otonom vital (GI, napas, aktif), sedangkan kanal ion (spesifik K+, Na+, Cl-) ion bergerak
kardio) dari C tinggi ke rendah, membuka dan menutup karena
 Pon: menyampaikan info dari hemisfer serebri ke perubahan voltase, rangsangan kimia/mekanik, 2 jenis:
otak kecil  Voltage gated ion channel: respon terhadap
 Otak tengah: sensorik, motoric, mata, refleks visual perubahan voltase, banyak pada akson (utama
auditori Na+ untuk propagasi potensial aksi), badan sel (K+
Sel Saraf dan Ca2+
Terdiri dari neuron (menghantar impuls) dan glia (tidak  Ligand gated ion channel: respon terhadap ligan,
menghantar impuls, mendukung neuron) terdapat pada bedan sel, membrane prasinaps
Struktur dan pascasinaps
2. Mekanisme Potensial Aksi
a. Neuron mendapat stimulus, kanal Na+ terbuka
terbuka, difusi kedalam sel, depolarisasi membrane
b. Bila depolarisasi melebilhi potensial ambang (-59
mV) volted gated kanal Na+ terbuka
c. Bila Na sudah masuk potensial membrane menuju 0
mV sampai 30 mV (ion positif dalam sel berlebih)
d. Bila depolarisasi terus berjalan kanal inaktivasi
(refractory), kembali ke potesial istirahat (-
70mV/repolarisasi)  ion K+ terbuka keluar
membrane
e. Ion k tetap terbuka pada saat potensial istirahat
menyebabkan hiperpolarisasi singkat
3. Neurotrasmitter
Klasifikasi  Amino acid: glutamate, aspartate, GABA, glisin
 Neuron multipolar: satu akson dan beberapa  Monoamine: dopamine, noradrenalin, adrenalin,
dendrit (otak dan medulla spinalis) serotonin, ACh

Famakoterapi Gangguan Saraf dan Psikiatri © Aida, Wanda, Syaffa, Michelle, Nisa
Neurotrasmitter Produksi Reseptor Aktivasi
ACh Kolinergik Muskarinik, nikotinik M1 reseptor berpasangan dg Gprotein (eksitasi lambat)
Dopamine Dopaminergic D1, D2, D3, D4, D5 Drug: antipsikotik (chlorpromazine), stimulant (amfetamin),
antiparkinson (levodopa)
Norepinephrine Noradrenergik Alpha1, alpha2, beta1, Aktivasi a1 dan b1 memberi efek stimulasi, sedangkan a2
beta2 dan b2 inhibisi
Serotonin Serotonergic 5-HT1A, 5-HT2A, 5-HT3, 5-HT4 Memberi efek inhibisi, banyak mejadi target obat depresi
Glutamic acid NMDA Melalui eksitasi, aktivasi NMDA setelah kerusakan neuron
mengakibatkan kematian sel
GABA Gabanergik GABAA dan GABAB Aktivasi GABAA buka kanal Cl-
Aktivasi GABAB buka kanal K+, tutup kanal Ca
Peptide Reseptor μ, δ, σ, dan κ
Glisin Di blok oleh strychnine, mempunyai mekanisme inhibisi

Sistem Saraf Pusat Herbal


Definisi  Depresi  Radang otak
 Stroke  Tumor otak
 Mengatur seluruh aktivitas dalam
 Neuritis  Migrain
tubuh dan merupakan pusat
pengontrol tubuh yang menerima dan  Amnesia  Hidrosefalu

menyalurkan rangsangan ke jaringan


otot dan kelenjar serta mengatur Obat Analeptik adalah obat yang
tindakan selanjutnya. menstimulasi susunan syaraf sentral yang
 Terdiri atas : otak dan sumsum tulang terdiri dari sumsum tulang belakang (spinal
cordis)

Jenis Penyakit SEDIAAN HERBAL

 Alzeimer  Transeksi Yaitu sediaan obat tradisional yang dibuat


 Parkinson  Epilepsi dengan cara sederhana yang berasal dari
 Skizofrenia  Poliomielitis simplisia.
 Anxietas  Meningitis

Famakoterapi Gangguan Saraf dan Psikiatri © Aida, Wanda, Syaffa, Michelle, Nisa
Jenis  Bersifat konstruktif (membangun)
 Obat dari tanaman tidak dianjurkan
 Infusa : Dilakukan pemanasan 15
pemakaiannya untuk penyakit-
menit pada suhu 90oC (bagian : daun,
penyakit infeksi yang sifatnya
bunga, akar serabut)
mendadak (akut)
 Dekokta : Dilakukan pemanasan 30
 Tanaman obat diutamakan untuk
menit pada suhu 90oC (bagian :
memelihara kesehatan dan
batang, kulit, buah, rimpang) 
pengobatan penyakit menahun
Untuk simplisia yang tahan terhadap
(kronis) yang tidak dapat
pemanasana (bagian tumbuhan yg
disembuhkan dengan obat kimiawi,
lebih keras)
atau memerlukan kombinasi
 Teh : Simplisia yang lebih halus
pengobatan
daripada infusa dan dekokta.
Dilakukan dengan cara diseduh
 Gargarisma (Obat Kumur) Fungsi Tanaman Obat
 Kolutorium Sirupi
 Stimulant
 Tinctura : Menggunakan alkohol
 Ephedra (ephedrine)
 Extracta : Bahan baku untuk obat
 Camellia sinensis (Caffeine)
sediaan berikutnya, perlu diolah lebih
 Antidepressant
lanjut (ex : granul instan, kapsul, etc)
 Cannabis sativa
(tertrahydrocannabinol)
Konsep Pengobatan Herbal  Melissa officinalis
(rosmarinic acid)
 Pembersihan (cleansing) :
 Sedative
detoksifikasi dan pembuangan
 Valeriana (Valerenic acid)
 Pemanasan (heating) : memperlancar
 Papaver somniferum
peredaran darah
(Morphine)
 Pendinginan (cooling) : memperbaiki
 Hyoscyamus (hyoscyiamine)
pencernaan —> perbaikan nutrisi
 Mandragora (Atropine)
 Penguatan (tonification) :
 Analgesic
meningkatkan status gizi dan
 Papaver somniferum
perbaikan sistem (penyembuhan)
(Morphine)
 Peonia (peoniflorin)
TANAMAN OBAT
Famakoterapi Gangguan Saraf dan Psikiatri © Aida, Wanda, Syaffa, Michelle, Nisa
 Dikenal sebagai pohon ratu, pohon
A. Caffeine kew, ginkyo, yinhsing dan asli Asia
 kopi, teh, coklat, cokelat, minuman Timur.
ringan, dan berbagai obat perangsang  Telah digunakan dalam pengobatan
(kuat) yang dijual bebas tradisional Tiongkok untuk
 Sumber utama tanaman untuk kafein memperbaiki kehilangan ingatan
adalah semak Coffea arabica dan yang terkait dengan kelainan pada
Coffea canephora, dan pohon sirkulasi darah
Camellia sinensis dan Theobroma E. Valerian
cacao  Mengandung minyak atsiri,
 Orang yang banyak minum kopi valepotriat, lignin, dan alkaloid/asam
punya resiko lebih rendah terserang amino pada bagian rimpang, akar,
penyakit Parkinson. dan stolon kering. Valerian memiliki
B. Ephedrine aktivitas pada reseptor GABA A
 Ephedra glabra sebagai stimulan  Menstimulasi sintesis dan pelepasan
ringan sistem saraf pusat, perawatan GABA. Kontraindikasi dengan
untuk asma, bronkitis, dan hidung penderita jantung.
tersumbat  Dosis yang digunakan 2-3 g bahan
 Amphetamine adalah contoh obat mentah (2-3x sebelum tidur).
peningkatan ilmu pengetahuan di F. Lavender
alam jika tujuannya adalah untuk  Tanaman ini menenangkan tubuh dan
membuat stimulan sistem saraf pusat pikiran. Minyak esensial lavender di
yang unggul kamar mandi untuk menghilangkan
C. Cocaine stres
 Anestesi lokal dan drug of abuse, G. St John’s Wort (Hypercum
kokain diperoleh dari daun perforatum)
Erythroxylon coca, pohon asli Peru  Satu-satunyatanaman tanaman yang
 Dalam medis : diterapkan secara didukung oleh Komisi E Jerman dan
topikal atau disuntikkan langsung ke telah terbukti meringankan depresi.
saraf untuk memblokir transmisi rasa  Bagian tanaman yang digunakan
sakit adalah daun dan bunga dengan dosis
D. Ginkgo Biloba 2-4 gram per hari.

Famakoterapi Gangguan Saraf dan Psikiatri © Aida, Wanda, Syaffa, Michelle, Nisa
 Mekanisme aksi utama adalah dengan
inhibisi MAO oleh hiperisin.
 Hiperforin menghambat pengambilan
sinoptosomal dari 5-HT,
Peonia lactiflora Mandragora
noradrenalin, dopamine, glutamate,
GABA pada system saraf pusat.
 Hiperforin menghambat reuptake
neural neurotransmitter di otak ke
dalam prasinap terminal neuron Melisa Erythroxylon
sehingga konsentrasi neurotransmitter officinalis coca
di terminal sinaps meningkat
GAMBAR

St John’s Wort Ginkgo biloba

Valeriana
Ephedra officinalis
Coffea
Lavender

Papaver
Camelia sinensis Theobroma
somniforum
cacao

Canabis sativa Hyociamus

Famakoterapi Gangguan Saraf dan Psikiatri © Aida, Wanda, Syaffa, Michelle, Nisa
Sistem Saraf Otonom
1. Fungsi pasca mengeluarkan Ach, pada adrenergic pra
 Mengatur aktivitas fisiologis tanpa kesadaran mengeluarkan Ach dan pasca NE
 Mengontrol stedy state 4. Asetilkolin
 Regulasi jantung, pembuluh darah, GI, napas, Disintesis dari asetil koA dan kolin dikatalis kolin
mata, kelenjar eksokrin dan endokrin asetiltransferasi, setiap vesikel berisi 10.000 mol Ach, vesikulin,
 Medulla oblongata: napas, tekanan darah ATP, dilepaskan dengan mekanisme eksositosis. Achada yang
 Hipotalamus: suhu tubuh, keseimbangan air, berikatan dengan reseptor ada yang dihidrolisis oleh
metabolism, pusat tidur asetilkolinesterase (degradasi)
2. Bagian 5. Norepinephrine
Ganglion, saraf praganglion, pasca ganglion Precursor: asam amino L-tirosin L-dopa (dihidroksifenilalanin)
Serat aferen: N. vagus, N. pelvukis, N. splanknikus oleh tirosin hidroksilase  dopamine oleh dopa
Serat eferen: praganglionganglion dekarboksilase masuk ke vesikel, sebagian deaminasi
pascaganglionrespon menjadi 3,4 dihidroksi asam fenilasetat oleh MAO  dalam
vesikel dikonversi jadi NE oleh dopamine-β-hidroksilase (bisa
negative feedback, kompetisi kofaktor tetrahidropteridin),
membentuk komples dengan ATP (4:1)di medulla adrenal
jadi epinephrine oleh phenilethanolamine-N-metiltransferase
(induksi oleh glukokortikoid)  80% mengakami reuptake,
alpha-2 inhibisi pelepasan NE, NE+COMT: normetanefrin
6. Reseptor
Parasimpatik (kolinergik)
 Nikotinik: peningkatan permeabilitas membrane
thd Na+ dan K+depolarisasi dan eksitasi
 Muskarinik: otot polos dan kelenjar eksokrin
Simpatik (adrenergic)
 Alpha-1: meningkatkan Ca2+ interseluler dengan
aktivasi fosfolipase C melalui pengikatan dengan
Gprotein sehingga hidrolisis fosfoinositida menjadi
IP3 dan diasil gliserol
 Alpha-2: menghambat adenil siklase melalui
interaksi dengan Gi protein  hiperpolarisasi
 Beta-1 dan 2: stimulasi adenil siklasi melalui Gs
protein  cAMP meningkat  aktivasi protein
kinase fosforilasi protein seluler. Pada jantung
3. Transmisi Neurotransmitter beta-1 memberi efek inotropic (kekuatan) dan
Impuls otot polos, jantung, skeletal, eksokrin pelepasan kronotropik (frekuensi)
neurotransmitter pada kolinergik rangsangan pra dan

Epilepsi
Famakoterapi Gangguan Saraf dan Psikiatri © Aida, Wanda, Syaffa, Michelle, Nisa
1. Definisi
Gangguan saraf kronik dimana terjadi kejang (aktivitas neuron
- Terjadi selama beberapa menit, lalu
kortikal yang berlebihan dalam korteks serebral ditandai lemah, bingung, sakit kepala atau
perubahan aktivitas elektrik pada pemeriksaan EEG) bersifat
recurrent. tidur
2. Epidemiologi
Setiap tahun 125.000 kasus baru di US 30% diusia muda (>18
 Abscense attacks = petit mal
tahun) - Jarang, biasanya pada anak kecil
3. Etiologi
 Birth trauma atau remaja
 Cedera kepala
 Tumor otak - Tiba-tiba melotot atau mata
 Penyakit cerebrovascular
 Genetic
berkedi-kedip dg kepala terkulai
 Idiopatik - Hanya beberapa detik, sering tdk
4. Patofisiologi
Kurangnya transmisi inhibitori disadari
Ex. Setelah pemberian antagonis GABA atau selama
pemberhentian agonis GABA  Myoclonic seizure
Meningkatnya aksi eksitatori
Meningkat aksi glutamate atau aspartate
- Terjadi pd pagi hari, bangun tidur
Fisiologi normal - Sentakan tiba-tiba
5. Fisiologi normal
- Jenis yg sama (non-epileptik) bisa
terjadi pd pasien normal
 Atonic seizure
- Jarang
- Hilang kekuatan otot, jatuh namun
dpt segera recovered
- Tonus postural hilang tiba-tiba

6. Diagnosis
Mengalami kejang berulang Kejang Parsial
Untuk menentukan jenis epilepsy: EEG, CT-Scan, MRI
Pemeriksaan darah: hematologi lengkap, elektrolit, GD, fungsi  Simple partial seizures
hati dan ginjal

Klasifikasi Epilepsi - Tdk hilang sadar


- Terjadi sentakan pada tubuh bagian
Berdsarkan tanda klinik dan data EEG tertentu
Kejang Umum  Complex partial seizures
Aktivasi terjadi pada kedua hemisphere - Melakukan gerakan tak terkendali:
otak secara bersamaan mengunyah, meringis
Kejang Parsial/focal
Sasaran Terapi
Terjadi di daerah tertentu pada otak
- Mengontrol (mencegah dan
Kejang Umum
mengurangi) agar tdk terjadi kejang
 Tonic-clonic convulsion = grand mal - Meminimalisasi adverse effect of
- Paling umum drug
- Tiba-tiba jatuh, kejang, napas
terengah, keluar air liur Strategi Terapi
- Bisa tj sianosis, ngompol, atau Mencegah atau menurunkan lepasnya muatan
menggigit lidah listrik syaraf yg berlebihan
Famakoterapi Gangguan Saraf dan Psikiatri © Aida, Wanda, Syaffa, Michelle, Nisa
 Melakukan perubahan pd kanal ion - Agonis reseptor GABA –
 Mengatur ketersediaan neurotransmitter meningkatkan transmisi inhibitori dg
mengaktifkan reseptor GABA
Prinsip Pengobatan Bezodiapin, Barbiturat
 Monoterapi - Menghambat GABA transaminase –
- Menurunkan potensi AE konsentrasi GABA meningkat
- Meningkatkan kepatuhan pasien Vigabatrin
 Hindari/minimalkan penggunaan - Menghambat GABA transporter –
antiepilepsi sedative memperlama aksi GABA
 Jika monoterapi gagal, diberikan Tiagabin
sedative atau politerapi - Meningkatkan konsetrasi GABA pada
 Pemberian terapi sesuai jenis epilepsy cairan cerebrospinal pasien –
 Mulai dengan dosis terkecil – stimulasi pelepasan GABA dari non-
ditingkatkan sesuai kondisi pasien vesikuler pool
 Variasi individual – dg pemantauan Gabapentin
 Monitoring kadar obat dlm darah –
penyesuaian dosis
 Lama pengobatan tergantung jenis
epilepsy, kondisi, dan kepatuhan pasien
 Jangan menghentikan pengobatan
secara mendadak

Penatalaksanaan Terapi
 Non-farmakologi
- Amati faktor pemicu
- Menghindari faktor pemicu: strss, OR, Epilepsi pada Kehamilan
minum kopi/alcohol, perubahan  Meningkatkan kemungkina maternal
jadwal tidur, terlambat makan, dll seizures
 Farmakologi  Komplikasi kehamilan
- Menggunakan obat antiepilepsi
 Melahirkan bayi yg adverse??
Obat-obatan Epilepsi  25-30% mengalami peningkatan kejang
selama kehimalan – disebabkan olehefek
 Meningkatkan inaktivasi kanal Na+
langsung pada seizure threshold atau
- Menurunkan kemampuan syaraf utk
penuruan konsentrasi AED
menghantarkan muatan listrik
 Barbiturate dan fenitoim – malformasi
- Fenotoi, karbamazepin, lamotrigin,
jantung, celah orofasial, dll
oksarbazepin, valporat
 Asam valporat dan karbamazepin – spina
 Meningkatkan transmisi inhibitori
bifida (defek tabung saraf) dan
GABAergik
hipospadia

Famakoterapi Gangguan Saraf dan Psikiatri © Aida, Wanda, Syaffa, Michelle, Nisa
→ Muncul gejala gangguan pd
Parkinson Syndrome gerakan, karena jalur nigrostiatal
berkaitan dg gerakan (motorik) tubuh
4 penyakit otak yg penting:
 Parkinson syndrome
GEJALA UMUM/MOTORIK:
 Multiple Sclerosis
 Tremor (tidak semua penderita)
 Dementia
 Rigiditas → Otot terasa kaku atau
 Alzheimer
mati rasa
 Bradikinesia atau akinesia
→ terjadi akibat proses degenerasi dari sel-
→ Terjadi keterlambatan gerak pada
sel hitam di otak (substantia nigra) shg
anggota tubuh.
terjadi defisiensi neurotransmitter dopamine
 Ketidakseimbangan tubuh
& mengganggu koordinasi gerakan tubuh
++
→ ditemukan oleh James Parkinson
5. Sikap tubuh bongkok
6. Tulisan tangan mjd halus
Faktor:
 Usia GEJALA OTONOM/SENSORIK:
Prevalensinya bertambah dg peningkatan 1. Gangguan pd bladder dan anal
usia, 1% orang dg usia > 65 tahun dan 2,5% sphincter
u/ > 80 tahun. 2. Konstipasi
 Genetik (persentasinya kecil)
3. Diaforesis
 Lingkungan, seperti pemaparan yg
4. Fatigue (Lelah)
sering terjadi oleh: 5. Gangguan olfaktori (ketidakmampuan
- Pestisida sintetik yg bersifat toksik membedakan bau)
- Logam berat (spt besi & mangan) 6. Perubahan tekanan darah ortostatik
7. Rasa nyeri
Penyebab: 8. Parestesia (kesemutan)
o Penyebab pasti degenerasi sel masih
9. Gangguan seksual
blm diketahui (idiopatik) ++
o Kemungkinan: radang, trauma,
10. Wajah spt topeng krn otot muka kaku
aterosklerosis pd otak dan sebagai & pucat
efek samping obat psikofarmaka dosis 11. Bicara monoton & tidak jelas
tinggi (fenotiazin, butirofenon, 12. Sekresi air liur berlebih
antidepresiva trisiklik, reserpine) 13. Muka berlemak
14. Rasa terbakar pd lambung, sulit
Patofisiologi: menelan
 Degenerasi neuron pd saraf
dopaminergik pd substansia nigra (SN)
PERUBAHAN STATUS MENTAL:
di jalur nigrostital 1. Gelisah
 Terjadi defisiensi yg tinggi pd inervasi
2. Apati
dopaminergik basal ganglia. 3. Bradifrenia (lambat dalam proses
 Biosintesis dopamine menurun
berpikir)
 Penurunan aktivitas saraf
4. Kebingungan
dopaminergic. 5. Dimensia
6. Depresi atau merasa tertekan
7. Halusinasi
Famakoterapi Gangguan Saraf dan Psikiatri © Aida, Wanda, Syaffa, Michelle, Nisa
8. Gangguan tidur (tidur lama pd siang o Kontraindikasi: Epilepsi, riwayat tukak
hari, insomnia, dsb) lambung, gangguan ginjal berat,
kehamilan, menyusui
5 Stadium Parkinson
1 → Ringan & tidak mengganggu aktivitas 3. L-Dopa & Karbidopa
2 → Hitungan bulan/tahun, gejala mulai L-dopa: Prekursor dopamin
terlihat → L-dopa akan diubah oleh 1-asam amino
3 → Gejala terlihat jelas, gerak mulai dekarboksilase (1-AAD) menjadi dopamin,
melambat & mengganggu aktivitas lalu karbidopa akan menghambat kerja 1-
4 → Mulai kesulitan berdiri atau berjalan AAD shg pembentukan dopamine di
5 → Tdk bisa berdiri, mulai delusi & jaringan perifer terhambat.
halusinasi  Karbidopa akan menurunkan efek samping
dari metabolisme l-dopa (mual, muntah,
TERAPI aritmia jantung, hipotensi postural, mimpi
Tujuan: memperbaiki gejala (simtomatik) agar buruk)
mempertahankan kualitas hidup. Dosis:
→ simtomatik krn sel2 yg rusak gbs diperbaiki L-Dopa: 200-300 mg/hari (max 800 mg)
→ lebih u/ memulihkan hormon2 yg terganggu o Contoh obat: Leparson (Dexa
Medica), Levopar (Meprofarm),
1. Antikolinergik/Antimuskarinik Madopar (Roche), Pardoz(Kalbe
→ menurunkan kadar asetilkolin di otak. Farma)
→ mengatasi tremor dan gangguan Karbidopa: 75 mg-150 mg/hari
distonik (bergerak sendiri tanpa sadar).
Efek samping: mulut kering, penglihatan 4. Catechol-O-Methyltransferase (COMT)
kabur, sembelit, dan retensi urin. Jika lebih inhibitors
serius; mudah lupa, sedasi, depresi, dan → meningkatkan bioavailabilitas L-dopa
kecemasan. di SSP.
Contoh Obat: o Contoh obat:
 Benztropine (Cogentin) dosis : 0.5–4  Tolcapone
 Trihexyphenidyl (Artane) dosis : 1–6 2, 5 Dosis: 100 mg, 3x1 hari
 Biperiden, Orfenadrin, Prosiklidin, dan ES: kerusakan hati
 Entacapone
Deksetimida
Dosis: 200 mg sampai 8x1 hari
2. Amantadin ES: urin kuning-kecoklatan
→ meningkatkan aktivitas dopaminergik
dan menghambat reseptor glutamat 5. Monoamine Oxidase-B (MAO-B) inhibitors
(NMDA). → di SSP menghambat degradasi
o Aktivitas antiglutamat menekan diskenia dopamine shg dapat memperpanjang kerja
(gerakan mulut, bibir, & wajah yang tidak dopamin.
o Contoh obat:
terkendali) yang ditimbulkan oleh L-dopa.
o Efek samping: sedasi, mimpi buruk, mulut  Selegiline & Rasagaline
kering, depresi, halusinasi, kecemasan, → memblok penguraian dopamine
pusing, psikosis, dan kebingungan, Livedo dan memperpanjang aktivitas L-
reticularis (bercak pada kulit yang dopa (hg 1 jam).
menyebar/ bersifat diffuse). Kontradiksi dg meperidine (petidin)
o Dosis obat: 300 mg/hari dan analgesik lain
Famakoterapi Gangguan Saraf dan Psikiatri © Aida, Wanda, Syaffa, Michelle, Nisa
ES: memperburuk diskinesia/gejala
kejiwaan
yang sudah ada seperti delusi dan
halusinasi. Efek lainnya insomnia dan
gelisah
Dosis: 1 mg, 1x1 hari

6. Agonis Dopamin
o ES: Mual, kebingungan, halusinasi, sedasi,
sakit kepala ringan, edema, dan pusing
o Contoh obat:
 Pramipexole
Dosis: 0,125 mg, 3x1 hari, meningkat
setiap 5-7 hari
 Rotigotin
Dosis: 2 mg/hari, 1x1 hari dan
meningkat 2 mg/minggu
 Ropinirole
Dosis: 0,25 mg, 3x1 hari, meningkat
0,25 mg, 3x1 hari setiap minggu
sampai max 24 mg/hari.
Dimetabolisme o/ sitokrom P450
 Apomorfin
Dosis: 0,06 mg/kg dg respon 20 menit
Kontraindikasi: blocker serotonin 3
reseptor

ALZHEIMER
PENDAHULUAN - Menyebabkan otak kehilangan
ingatan dan kemampuan
- Bersifat Irreversible dan progresif
berpikirnya

Famakoterapi Gangguan Saraf dan Psikiatri © Aida, Wanda, Syaffa, Michelle, Nisa
- Merupakan lanjutan dari demensia o Berkaitan dengan awal dan
yang mempengaruhi kecerdasar, onset lambat dari
tingkah laku, dan fungsi social Alzheimer
o Pada kasus awal
DEMENSIA adalah penurunan fungsi
kebanyakan diturunkan
otak yang ditandai dengan penurunan
secara genetic memlalu
kecerdasan, ingatan, dan tingkah laku.
kromosom no 1,14,dan 21.
EPIDEMIOLOGI Kasus agresif 14
o Onset lambat dipengaruhi
- Alzheimer adalah penyebab umum
oleh apilipoprotein E
dari demensia (APOE) gen yang
- 50-60 % kasus menyebabkan
memproduksi APOE
disfungsi kognitif pada usia lanjut adalah kromosom 9
- Dapat meningkat hingga 80% jila - Faktor lingkungan:
lesi Alzheimer terjadi bersamaan o Usia lanjut
dengan lesi otak patologis lainnya o Berkurangnya kapasitas
- Jenis demensia: otak
o Alzheimer o Cedera kepala
o Demensia vascular o Down syndrome
o Demensia lewy body o Depresi
o Demensia frontotemporal o Herpes simpleks
o Demensia reversible o Faktor resiko dari penyakit
(hidrosefalus,difungsi pembuluh darah
tiroid, depresi) (hiperkolesterolemia,hipert
- Sebagian besar terjadi diusia ensi, aterosklerosis,
lanjut, 5% kasus terjadi pada usia penyakit jantung koroner,
dibawah 65 tahun obesitas, dan diabetes).
- Klasifikasi usia Alzheimer:
o Awal : 40-64 tahun PATOFISIOLOGI
o Onset lambat : 65 keatas - Lesi khas AD adalah neuritic
- Tidak menyebabkan kematian
plaques dan
secara langsung namun - neurofibrillary tangles (NFTs)
mengurangi kualitas hidup pasien
yang terletak di area korteks dan
(pneumonia, defisiensi nutrisi,
lobus temporal medial otak
trauma)
- Degenerasi terjadi pada neuron,
ETIOLOGI sinapsis, dan atrofi kortikal.

- Tidak diketahui secara pasti Mekanisme yang menjelaskan tentang


namun pengaruh genetic dan perubahan pada otak yang menyebabkan
lingkungan juga dapat berpotensi AD:
menyebabkan Alzheimer. 1. Kesalahan pelipatan protein
- Faktor genetic: (misfolding)

Famakoterapi Gangguan Saraf dan Psikiatri © Aida, Wanda, Syaffa, Michelle, Nisa
Yang terlibat : agregasi dan korteks celebra dan pembuluh
deposisi B-amyloid yang darah celebral.
menyebabkan pembentukan - Plak pada mengandung protein B-
neuritik plaques dan amyloid . Apabila protein ini
hiperfosforilasi dari protein tau terakumulasi akan menghasilkan
yang akan menyebabkan gumpalan dari plak amyloid
terbentuknya neurofibrillary diantara neuron.
tangels - Terjadi karena ketidakseimbangan
2. Degenerasi dari neuron dan antara pembentukan dan
sinapsis penghancran dari protein B-
Tangles dan plaques menyebabkan amyloid yang akan terakumulasi
neuron kehilangan koneksinya
satu sama lain dan menyebabkan
neuron mati. Setelah itu jaringan Neurofibrillary tangles hypothesis (NFTs)
otak akan mati (atrofi). - NFTs berpasangan dengan filamen
3. Disfungsi mitokondria helix membentuk hiperposforilasi
Amyloid cascade hypothesis abnormal dari tau protein yang
ditemukan dalam sel hippocampus
dan korteks cerebral
- Protein tau berperan sebagai
pendukung structural
mikrotubulus
- Ketika tau mengalami fosforilasi
abnormal pada lokasi yang
spesifik maka mereka tidak dapat
berikatan dengan mikrotubulus →
mikrotubulus rusak → fungsi sel
abnormal → kematian sel

- Neuritic plaques (amyloid or


senile plaques) adalah lesi
ekstraselular yang ditemukan di
Famakoterapi Gangguan Saraf dan Psikiatri © Aida, Wanda, Syaffa, Michelle, Nisa
- Hilangnya aktivitas kolinergik
menyebabkan AD
- Pada onset lama, jumlah neuron
kolinergik dan reseptor nikotonik
banyak yang hilang.
- Reseptor nikotinik presinaptis
mengontrol pelepasan Ach serta
neurotransmitter lain yang terlibat
dalam pengaturan memori dan
suasana hati.
Hipotesis kolinergik menyatakan:
- Hilangnya sel kolinergik yang
menjadi sumber dari kecerdasan
menyebabkan hilangnya ingatan
- Hipotesis ini berdasarkan pada:
o Hilangnya sel kolinergik
menyebabkan resiko
sekunder dari Alzheimer
o Neuron kolinergik
hanyalah salah satu contoh
dari jalur neuron yang
dirusak oleh Alzheimer
KELAINAN NEUROTRANSMITTER
Inflammatory/immunologic hypothesis LAINNYA
- Deposisi dari amyloid - Hilangnya neuron serotonik dari
menyebabkan inflamasi local dan nucleus raphe dan sel
perubahan imunologis. noradrenergic dari locus ceruleus
- Pada otak penderita AD, mediator - Muncul kelainan pada jalur
inflamasi, sitokin, kemokin, nitric glutamate korteks dan struktur
oxide dan factor komplemen limbic
dilepaskan dan menyebabkan - Glutamat dan neurotransmitter
kerusakan neuron asam amino terlibat menjadi
Cholinergic hypothesis neurotoksin potensial dari AD
- Efek toksik glutamate diduga
- Pada otak penderita AD, banyak dimediasi oleh peningkatan
jalur neuron yang rusak kalsium intraseluler dan akumulasi
- Disfungsi sel yang meluas radikal bebas.
menyebabkan deficit
neurotransmitter dengan kelainan Penyakit pembuluh darah otak &
kolinergik kolesterol tinggi

Famakoterapi Gangguan Saraf dan Psikiatri © Aida, Wanda, Syaffa, Michelle, Nisa
- Dapat menambah gangguan Fungsional
kognitif pada otak penderita AD
- Tidak mampu merawat dirinya
- Pembuluh darah yang tidak
sendiri
berfungsi normal dapat
mempercepat disposisi dan GEJALA
peningkatan toksin amyloid ke
1. Gangguan daya ingat
neuron
2. Sulit melakukan pekerjaan sehari
- Mengontrol darah tinggi harus
hari
dilakukan untuk memperlambat
3. Kesulitan berkomunikasi
progress demensia
4. Disorientasi
- Diabetes juga meningkatkan
5. Tidak dapat merawat dirinya
resiko demensia
sendiri
6. Kesulitan menghitung
7. Sering lupa menaruh barang
8. Emosi yang tidak stabil
9. Kepribadian berubah
TANDA DAN GEJALA TINGKATAN DARI ALZHEIMER
TANDA Mild (Skor MMSE Kesulitan
26-18) mengingat,
Kognitif
mengatur keuangan,
- Pada fase awal pasien mengeluh menyiapkan
daya ingatnya menurun secara makanan, dan
bertahap melakukan
- Kehilangan memori pekerjaan rumah
- Aphasia (kehilangan kemampuan Moderate (Skor Membutuhkan
berkomunikasi) MMSE 17-10) bantuan untuk
- Apraxia (kehilangan mengurus dirinya
kemampuannya melakukan sendiri, sering salah
sesuatu) tanggal atau waktu,
- Salah mengira jam dan tempat lupa nama orang,
- Masalah dengan kecerdasan dan emosian
pembelajaran Severe (skor Kehilangan
- Tidak bisa menilai sesuatu MMSE 9-0) kemampuan
berbicara, makan
Non kognitif sendiri, tidak bisa
- Depresi (mood tidak stabil) mengontrol urin dan
- Halusinasi dan delusi feses, membutuhkan
bantuan orang lain
- Tingkah laku yang tidak normal
sepanjang hidupnya
(berkeliaran, tidak bisa bekerja
sama)

Famakoterapi Gangguan Saraf dan Psikiatri © Aida, Wanda, Syaffa, Michelle, Nisa
TERAPI
- Tidak ada pengobatan
- Pengobatan bertujuan untuk
memperlambat kehilangan sel dan
berkurangnya kemampuan
kognitif
- Tujuan pengobatan :
o Untuk mengobati gejala
hilangnya kemampuan
kognitif dan
mempertahankan fungsi
kualitas hidup pasien
selama mungkin
o Untuk mengobati masalah
psikologis
- Non farmakologis
o Hindari konfrontasi yang
dapat membuat pasien
menjadi tidak stabil
emosinya
o Sering memberikan
pengingat, penjelasan, dan
orientasi
o Menghindari pekerjaan
kompleks yang Obat potensial lainnya:
menyebabkan frustasi 1. Esterogen
o Ajak untuk melakukan 2. Antiinflamasi
kegiatan sederhana 3. Agen penurun lipid
a. Vitamin E
Terapi Farmakologis
b. Neutraceuticals
- Kognitif c. Supplements
o Mild to moderate :
Non Kognitif
Cholinesterase inhibitor:
Donepezil, rivastigmine, or
galantamin.
o Moderate to severe:
Ditambah dengan
antiglutamatergic :
memantine
Gejala yang berkaitan
dengan tingkah laku dapat
ditambah dengan obat lain
Famakoterapi Gangguan Saraf dan Psikiatri © Aida, Wanda, Syaffa, Michelle, Nisa
Obat herbal - Kehidupan social yang aktif
- Managemen stress
Ginko biloba
- Tidur yang cukup
- Memiliki sifat antioksidan dan
antinflamasi untuk melindungi
membrane sel das mengatur fungsi
neurotransmitter
Huperzine
- Mirip dengan cholinesterase
Inhibitors
MONITORING DAN PENCEGAHAN
- Diet sehat
- Olahraga

Famakoterapi Gangguan Saraf dan Psikiatri © Aida, Wanda, Syaffa, Michelle, Nisa

Anda mungkin juga menyukai