Farmakodinamika
Ilmu yg mempelajari kegiatan obat thd organ
tubuh terutama mekanisme kerja, reaksi fisiologi
serta efek yg ditimbulkan. Farmakodinamika: Efek
yg diberikan obat terhadap tubuh.
Farmakokinetika
Ilmu yang menyelidiki nasib obat dalam tubuh
(ADME). ED50: effective dose, dosis yg memberikan efek
Ilmu yang mempelajari segala proses atau terapeutik pada 50% hewan percobaan
tindakan yang dilakukan tubuh thd obat. LD50: lethal dose, dosis yg membunuh atau toksik
Data farmakokinetik menunjang pada 50% hewan percobaan
farmakodinamik/ Harus dikonversi ke dosis manusia, baru dapat
Penggunaan obat seperti berapa dosis yang hasilnya
diberikan, berapa lama frekuensi pemberian,dll (indeks terapi). Jika indeks terapi sempit:
berbahaya
Berasal dari 2 kata
Pharmakon -> obat Bioavailabilitas Sediaan Per Oral
kinetics -> bergerak/perubahan
Laju Reaksi
kecepatan terjadinya suatu reaksi kimia
Rumus AUC: luas trapesium = (jumlah sisi sejajar/2)
Contoh obat A dalam tubuh bereaksi menjadi
xT
obat B:
Model Farmakokinetika digunakan untuk:
- Laju reaksi A: jumlah obat A berkurang dgn
- Memperkirakan kadar obat dalam plasma,
bertambahnya waktu - dA/dt
jaringan, urin dari berbagai pemberian dosis
- Laju reaksi B: jumlah obat B bertambah dgn
obat
bertambahnya waktu +dB/dt
- Menghitung dosis optimum obat secara
Tetapan Laju Reaksi
individual
Tergantung pada orde reaksi
- Mengestimasi kemungkinan akumulasi obat
Orde reaksi: cara bagaimana konsentrasi obat
atau metabolitnya
atau pereaksi mempengaruhi laju suatu reaksi
- Mengkorelasikan kosentrasi obat dengan
kimia
aktivitas farmakologi atau toksikologi
- Mengevaluasi perbedaan kesecapatan
Reaksi Orde Nol (0)
ketersediaan formula obat
Orde nol: bila jumlah obat A berkurang dlm suatu
- Menggambarkan perubahan
jarak waktu yang tetap (t), maka laju hilangnya
fisiologi/penyakit yg berpengaruh pd ADE
obat A = dA/dt = -Ko
(adverse drug event) obat
Ko: tetapan laju reaksi orde 0 (mg/menit)
- Menjelaskan interaksi obat
MEKANISME ADME: KONSEP ABSORBSI DAN DISTRIBUSI OBAT
SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PARAMETER
FARMAKOKINETIK
PERJALANAN OBAT DIDALAM TUBUH
1. Difusi pasif
• Terjadi melalui difusi
• Difusi: pergerakan dari konsentrasi tinggi
ke rendah
ABSORBSI • Obat tidak memerlukan energi untuk
Proses penyerapan senyawa bioaktif obat dari menembus membrane
tempat pemberiannya ke sirkulasi sistemik • Dipengaruhi oleh pH dan pKa, fraksi obat
Contoh: obat diabsorbi di lambung atau usus, yang tidak terionkan
metabolism di dinding gard, masuk ke portal vein, 2. Transport aktif atau transport terfasilitasi
masuk ke hepatic, dan bioavabilitas Absorbis obat membutuhkan karier untuk
BIOAVABILITAS bergerak melawan gradien konsentrasi
• Ukuran laju dan besarnya obat yang
mencapai sirkulasi sistemik. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN
• Digunakan untuk melihat kecepatan dan ABSORBSI
jumlah obat yang mencapai sirkulasi sistemik • Anatomi fisiologi tempat absorbsi
• Bioavabilitas juga akan mempengaruhi daya • Luas permukaan usus
terapeutik, aktivitas klinis, dan toksisitas obat • Kecepatan pengosongan lambung: apabila
• Contoh proses obat (sediaan padat): obat di absorbsi di saluran cerna
Disintergrasi → disolusi→penguraian di saluran • Aliran darah menuju tempat absorbsi, semakin
gastrointestinal karena pH lambung dan meningkat aliran darah maka meningkatkan
enzim→ obat menembus kedinding saluran laju absorbsi. Semakin menurun aliran darah
cerna menuju sistemi→ distribusi ke reseptor→ maka semakin lambat. Biasanya dipengaruhi
menimbulkan efek terapi oleh vasokontriksi, syok.
• Sifat fisikokimia obat
ELIMINASI PRESISTEMIK/FIRST PASS EFFECT • Bentuk sediaan
• Keadaan jumlah obat yang masuk ke sistemik • Formulasi
lebih rendah dibandingkan dengan dosis • Ukuran partikel : luas permukaan kontak zat
yang diberikan aktif dengan pelarut
• Disebabkan karena absorbsi obatnya • Bentuk partikel
melewati beberapa bagian tubuh seperti Contoh:
melewati lumen usus lalu masuk kedalam hati • Laju penyerapan zat aktif yang tidak
melalui vena porta→ dimetabolisasi menjadi dipengaruhi oleh laju pelarutan maka ukuran
bentuk yang tidak aktif →tidak bisa partikel tidak berpengaruh
diekskresikan→ mengurangi jumlah obat yang • Basa lemah yang terdisosiasi cepat
aktif dilambung dan diserap diusus: waktu
• Melewati hati : first pass effect pengosongan lambung lebih berperan
• Contoh obatnya: warfarin dan morfin dibandingkan laju pelarutan
MEKANISME ABSORBSI
• Obat larut lemak dan tidak bermuatan lebih DISTRIBUSI
cepat di absorbsi Proses obat dihantarkan dari sistemik ke jaringan
dan cairan tubuh
KARAKTERISTIK BERBAGAI CARA PEMBERIAN: Komposisi tubuh cairan tubuh:
1. Iv : absorbsi tidak ada, efek segera. dapat • Pria : 40 solid 60 fluids
diberikan saat darurat, memunkinkan titrasi • Wanita: 45 solid 55 fluids
dosis, cocok untuk obat molekul besar,
meningkatkan efek samping, injeksi perlahan,
tidak boleh untuk zat berminyak dan tidak
larut
Rute Pola Kegunaan Keterbatasan
absorbsi
Iv Tidak Untuk Resiko efek
ada gawat samping
absorbsi, darurat, tinggi,
efek memungkin diinjeksikan
segera kan titrasi perlahan, Pada awal distribusi obat mengikuti aliran darah
dosis, cocok tidak bisa menuju jaringan yang memiliki perfusi tinggi
untuk zat untuk zat (jantung paru ginjal hati)
peptide larut minyak Tahap berikutanya obat terdistribusi dijaringan
atau yang dan tidak lemak, kulit, otot,tulang, ginjal, yang perfusinya
berukuran larut rendah
besar FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DISTRIBUSI
sc Cepat Untuk Timbul rasa 1. Karakteristik jaringan (aliran darah, koefisien
untuk larutan nyeri atau partisi, kelarutan dalam lemak)
larutan volume kesemutan 2. Status penyakit: mempengaruhi fisiologi
dalam besar dan akibat (abses, eksudat, kelenjar)
air, mengiritasi kematian sel 3. Afinitas dengan jaringan
lambat, apabila akibat zat 4. Permeabilitas kapiler (struktur kapiler, struktur
sediaan dilarutkan, mengiritasi obat)
cadang bisa untuk 5. Ikatan obat dengan protein
an suspensi • Obat dalam bentuk bebas: aktif
im Cepat Larutan Tidak boleh farmakologis, berdifusi keluar sistemik,
untuk bervolume digunakan distribusi luas
larutan sedang, saat • Obat terikat dengan protein plasma: tidak
dalam larutan pengobatan aktif farmakologis, tidak bisa difusi,
air, berminyak, antikoagulan distribusi terbatas, banyak terdapat
lambat, dan larutan , disistemik
sediaan mengiritasi mempengar • Obat asam lemah: berikatan dengan
cadang uhi hasil albumin
an interpretasi • Obat basa lemah: diikat oleh lipoprotein
siagnosis 6. Ikatan obat non protein
seperti • Bersifat reversibel dan terdiri dari ikatan
creatin ion, hydrogen, vander waals, ikatan
kinase lipofilik
oral Tidak Ekomonis • Irreversible (kovalen): toksik
tetap dan Membutuhka • Ikatan obat protein mempengaruhi efek
mudah, n Kerjasama terapi obat karena menyebabkan
aman pasien, konsentrasi obat bebas meningkat dan
absorbsi toksik
lambat, FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA DERAJAT
ketidaktersed IKATAN OBAT-PROTEIN PLASMA
ianya hayati 1. Obat: sifat fisikokimia obat, konsentrasi total
obat dalam tubuh
2. Protein: jumlah protein, kualitas atau sifat
fisikokimia protein yang disintesis, berkurang
pada kondisi patologis seperti uremia,
hepatic, pasca bedah
3. Interaksi obat: kompetisi obat dengan zat lain
pada tempat ikatan protein, perubahan
protein oleh substansi yang memodifikasi
afinitas obat terhadap protein seperti aspirin
yang mengasetilisasi residu lisin dari albumin
PARAMETER FARMAKOKINETIKA YANG
MENGGAMBARKAN LAJU ABSORBSI
1. Tetapan kecepatan absorbsi (ka)
2. Waktu obat mencapai konsentrasi puncak
(Tmaks)
3. Konsentrasi maksimun obat dalam darah,
Auc (Area Under Curve)
serum, plasma (Cmaks)
• Parameter yang menggambarkan besarnya
4. Luas daerah dibawah kurva (AUC)
obat yang mencapai sirkulasi sistemik
Tetapan Laju Absorbsi (Ka)
• Yang diukur adalah luas daerah dibawah
Masukanya senyawa buiaktif dealam sirkulasi
kurva
sitematik dari tempat absorbsi
Rumus:
Rumus:
F= AUCpo/AUCiv
Kecepatan absorbs= ka x Aa
F: fraksi dosis terabsorbsi atau ketersediaan hayati
Ka: konstanta kecepatan absorbs
(nilainya lebih kecil daripada 1)
Aa: jumlah obat yang terabsorbsi
AUC dapat dihitung dengan program
Nilai ka kecil bisa disebabkan oleh adanya
computer/rumus trapezium
hambatan dalam proses absorbsi
WAKTU PARUH
waktu yang diperlukan oleh sejumlah obat atau
konsentrasi obat untuk berkurang menjadi
separuhnya
LAJU REAKSI
waktu paruh reaksi orde 1
Kecepatan terjadinya suatu reaksi kimia
lnA = -Kt + lnA0
Obat yang berkurang:
Kt = lnA0 – lnA
-dA/dt
Kt = ln(A0 – A)
Obat yang bertambah:
Kt ½ = ln 0,5 (ln 0,5 = 0,693)
+dB/dt
T ½ = 0,693/K
Orde reaksi menunjukkan bagaimana konsentrasi
TETAPAN LAJU ELIMINASI
obat/pereaksi memepengaruhi suatu laju reaksi
Laju eliminasi obat dalam tubuh merupakan suatu
• Reaksi orde nol
proses orde 1 yg tergantung pada tetapan laju
Suatu obat akan berkurang dalam jarak waktu
eliminasi K dan jumlah obat yg tertinggal DB
yang tetap, maka dA/dt= -K0
Log DB = -K/2,303 t + log DBo
K0 adalah tetapan laju reaksi orde nol (mg/menit).
Log Cp = - K/2,303 t + log Cpo
Bila diintegrasikan dengan persamaan linier → A = -
DBo = obat dalam tubuh pada t= 0
K0t + A0
MENGHITUNG K DARI KURVA
A= jumlah obat pada titik t=0
• Masukkan data konsentrasi obat dalam
plasma pada sumbu Y terhadap waktu
pada sumbu x di kertas grafik semilogaritma
dari data.
• Tarik garis linier yang menghubungkan data
tersebut
Tidak perlu diubah menjadi persamaam logritmik • Tentukan 2 titik pada kurva yaitu titik 1 dan 2.
untuk mendapat grafik yg linier • Tarik dari titik tersebut ke sumbu x diberi
• Rekasi orde Satu nama titik t1 dan t2
Sisa dari suatu obat mempengaruhi kecepatan • Tarik dari titik 1 & 2 ke sumbu Y di beri nama
berkurang nya obat Cp 1 dan Cp2.
dA/dt = -KA
Farmakokinetika © Aida – Wanda – Syaffa – Michelle – Nisa
𝑘 𝑙𝑜𝑔𝐶𝑝1 − 𝑙𝑜𝑔𝐶𝑝2 CLEARANCE
=
2,303 𝑡2 − 𝑡1 bersihan obat adalah suatu ukuran eliminasi obat
VOLUME DISTRIBUSI dari tubuh tanpa memperhatikan mekanismenya.
menyatakan suatu faktor yang harus volume cairan yang mengandung obat yang
diperhitungkan dalam memperkirakan jumlah obat dibersihkan dari obat permenit waktu.
dalam tubuh dari konsentrasi obat yang ditemukan Cl = K Vd (mL/mnt)
dalam cuplikan (tidak mengandung suatu arti Cl total = D0/[AUC]
fisiologi yang sebenarnya dari pengertian Cl renal = Du/[AUC]
anatomic) Hubungan → 𝐶𝑙 𝑇 =
0,693 𝑉𝑑
1
DB = Vd x Cp0 𝑡
2
Vd = DB/Cp0 AUC
Apabila diintegrasikan Merupakan kurva kadar obat dalam plasma
~ ~
terhadap waktu (t=0 sampai t=~) → pada kertas
∫ 𝑑𝐷𝐵 = −𝐾 𝑉𝑑 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑡 grafik biasa
0 0 ~
~
∫0 𝐶𝑝 𝑑𝑡 adalah luas AUC dari t=0 sampai t=~ ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑡 = 𝐴𝑈𝐶
Maka, Dosis = K Vd AUC 0
𝐹 𝐷0 𝐹 𝐷0
NOTE 𝐴𝑈𝐶 = =
• Iv dosis = kuantitas obat 𝐶𝑙 𝐾 𝑉𝑑
F = fraksi dosis obat yang terabsorpsi, kalo ga
• Vd = bobot tubuh
diketahui dianggap 1
• Obes Vd < bobot tubuh
Dapat ditentukan dengan:
• Udema Vd > normal
• Integrasi numeric
• Vd 5 liter = obat di sirkulasi, Vd hampir sama
• Trapezium
dengan volume plasma (3-5% dari BB)
• Gravimetric
• Vd 10-20 liter = obat terdistribusi dalam
• Untuk beberapa obat AUC berbanding
cairan ekstrasel (15-27% BB)
dengan dosis
• Vd 25-30 liter = obat terdistribusi dalam
cairan intrasel (35-42% BB)
• Vd > 40 liter = obat terdistribusi dalam semua
cairan tubuh (60% BB)