Anda di halaman 1dari 33

FARMAKOKINETIKA

PENGERTIAN
FARMAKOLOGI
Farmakologi
Ilmu tentang obat (pharmaceo dan logos)
Ilmu yg mempelajari interaksi obat dengan
organisme hidup
Studi terintegrasi tentang sifat-sifat zat kimia dan
interaksinya dnegan organisme
Semula merupakan cabang ilmu kedokteran
Menjadi cabang ilmu mandiri
Mendukung pelayanan kefarmasian (1907)
Farmakologi utk farmasi
FARMAKOLOGI
I. Sejarah Obat
Zaman Purba
daun/akar tanaman→dicoba (empiris)
→pengalaman →turun-temurun (tradisional).

Racun untuk obat


strichnin & kurare (racun panah suku indian &
afrika) →relaksan otot.
Nitrogen mustard (gas racun PD I) →sitostatika/anti
kanker.

Obat nabati
Yg digunakan : rebusan/ekstrak →khasiat berbeda (asal
tanaman, waktu panen, cara pembuatannya
→kurang memuaskan.
ISTILAH PENTING
DALAM FARMAKOLOGI
FARMAKOGNOSI
pengetahuan & pengenalan obat yg berasal dari tanaman (mineral &
hewan) & zat aktifnya.
BIOFARMASI
meneliti pengaruh formulasi obat terhadap efek terapetiknya
FARMAKOKINETIK
mempelajari proses biologic yg dialami oleh obat /nasib obat pd manusia
sehat / pasien (MH / organisme mempengaruhi obat)
nasib obat dalam tubuh : A D M E
FARMAKODINAMIK
mempelajari efek yang terjadi pd manusia / respon yg terjadi terhadap
pemberian obat (obat mempengaruhi organisme)
TOKSIKOLOGI
pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap tubuh (termasuk
farmakodinamik karena efek terapetik berhubungan dg efek toksik)
FARMAKOTERAPI
mempelajari penggunaan obat untuk pencegahan dan pengobatan
penyakit/gejalanya.
FARMAKOKINETIK
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi,
distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan
metabolisme) obat pada manusia atau
hewan dan menggunakan informasi ini
untuk meramalkan efek perubahan-
perubahan dalam takaran, rejimen takaran,
rute pemberian, dan keadaan fisiologis
pada penimbunan dan disposisi obat
(Lachman, et al, 1989)
Gambaran skematik peristiwa absorpsi, metabolisme, dan ekskresi dari
obat-obat setelah berbagai rute pemberian dapat dilihat pada gambar
dibawah ini
(Ansel, 1989)
ABSORPSI
&BIOAVAILABILITA
S

TAHAP 1
efek obat Kuantitatif

data kinetika obat

hubungan antara kadar/jumlah obat dalam tubuh


dengan intensitas efek yang ditimbulkannya.

daerah kerja efektif obat (therapeutic window) dapat


ditentukan.
Bioavailabilitas

kecepatan dan jumlah obat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik.

Oleh karena itu bioavailabilitas suatu obat mempengaruhi daya terapetik,


aktivitas klinik, dan aktivitas toksik obat. (Shargel & Yu, 1988 ).
MEMPENGARUHI
BIOAVAILABILITAS
OBAT:
1 Faktor-faktor fisiologik yang berkaitan dengan absorpsi obat
.

pH medium
Adanya pori-pori
Banyaknya vili dan mikrovili yang ada di daerah duodenum dan usus
halus
Sifat kapiler membran sel.
Jumlah pembawa
Waktu transit obat dalam saluran cerna
Gerakan peristaltik dari duodenum
Aliran (perfusi) darah dari saluran cerna
Adanya makanan dan obat lain didalam saluran cerna
Adanya penyakit
 
 
 
 
BEBERAPA PARAMETER
FARMAKOKINETIK PADA SEDIAAN
ORAL, YAITU:
1.Tetapan Laju Absorpsi (Ka) dan Waktu Paruh Absorpsi (t½a)
Tetapan laju absorpsi (Ka) adalah tetapan laju absorpsi
order kesatu dengan satuan waktu-1. Ka diperoleh dengan
membuat kurva antara waktu absorpsi dengan log Cpdiff
kemudian diregresikan sehingga diperoleh persamaan
regresi. Harga Ka dapat dihitung dengan rumus:
Ka (waktu-1) = 2, 303 x (-slope) atau
Ka (waktu-1) = 2,303 x (-b)
Sedangkan t½a ddihitung dengan menggunakan rumus:
t½a = 0, 693/Ka
2. Tetapankecepatan eliminasi (Ke) dan waktu
paruh eliminasi (t½e)
Tetapan laju eliminasi (Ke) adalah tetapan laju
eliminasi order kesatu dengan satuan waktu-1.
Harga Ke diperoleh dengan membuat kurva
antara waktu eliminasi dengan log Cp
kemudian diregresikan sehingga diperoleh
persamaan regresi. Harga Ke diperoleh
dengan rumus:
Ke (waktu-1) = 2,303 x (-slope) atau
Ke (waktu-1) = 2,303 x (-b)
t½e = 0,693/Ke
3. Waktu yang diperlukan untuk mencapai kadar maksimum (tmaks)
tmaks adalah waktu konsentrasi plasma mencapai puncak dapat
disamakan dengan waktu yang diperlukan untuk mencapai
konsentrasi obat maksimum setelah pemberian obat.
Waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi maksimum
tidak tergantung pada dosis tetapi tergantung pada tetapan laju
absorpsi (Ka) dan eliminasi (Ke). Harga tmaks dapat dihitung
sebagai berikut:
In (Ka/Ke)
Tmaks =
Ka – Ke
4. Kadar maksimum dalam darah (Cpmaks)
Cpmaks adalah konsentrasi plasma
puncak menunjukkan konsentrasi obat
maksimum dalam plasma setelah
pemberian obat secara oral
Pada konsentrasi maksimum, laju
absorpsi obat sama dengan laju
eliminasi, sehingga harga Cpmaks dapat
dihitung dengan rumus di bawah ini:
Cpmaks = Cpo (e-Ke.tmaks – e-Ka.tmaks)
5. Volume distribusi (Vd)
Volume distribusi dipengaruhi oleh keseluruhan laju
eliminasi dan jumlah perubahan klirens total obat di dalam
tubuh.
Do x F x Ka
Vd =
Cpo (Ka – Ke)
6. Area di bawah kurva (AUC)
AUC mencerminkan jumlah total obat aktif yang
mencapai sirkulasi sistemik. AUC merupakan
area di bawah kurva kadar obat dalam plasma –
waktu dari t = 0 sampai t = ~ (lihat gambar 2).
Harga AUC dapat diperoleh dengan cara:
a. AUC dari 0 - n jam, dapat dihitung dengan rumus luas segitiga yaitu ½
x alas x tinggi
b. AUC dari waktu n1 – nx dihitung dengan rumus
Cn-1 + Cn (tn – tn-1)
2

c. AUC dari waktu nx - ~ dihitung dengan rumus


Cpnx
  Ke
7. Klirens total (Cltot)
Klirens adalah volume plasma yang dibersihkan dari obat
persatuan waktu oleh seluruh tubuh (ml/menit). Klirens obat
merupakan ukuran eliminasi obat dari tubuh tanpa
mempermasalahkan mekanisme prosesnya. Klirens total adalah
jumlah total seluruh jalur klirens di dalam tubuh termasuk klirens
melalui ginjal dan hepar.
Cltot = Vd . Ke
8. Volume kompartemen sentral (Vp)
Volume kompartemen sentral berguna untuk
menggambarkan perubahan konsentrasi obat karena
merupakan kompartemen yang diambil sebagai
kompartemen cuplikan. Vp berguna dalam menentukan
klirens obat. Besaran Vp memberikan petunjuk adanya
distribusi obat di dalam tubuh.
Harga Vp dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Do
Vp =
Ke x [AUC]~
9. Jumlah obat terabsorpsi, persen obat terabsorpsi dan persen
obat tidak terabsorpsi
a. Jumlah obat terabsorpsi menurut waktu dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
Ab Cp + Ke [AUC]t
=
Ab~ Ke [AUC]o
 
b. Persen obat terabsorpsi dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Ab
% terabsorpsi = x 100%
Ab~
c. Persen obat tidak terabsorpsi :
% obat tidak terabsorpsi = 100% - % obat terabsorpsi
DISTRIBUSI
TAHAP 2
DISTRIBUSI
BIOTRANSFORMASI

TAHAP 3
• Proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi dalam
tubuh dan di katalis oleh enzim
• Perubahan ke molekul polar shg lebih mudah di ekskrsi
mll ginjal mengakhiri kerja kerja obat
• Pd proses ini tjd x fase I & II
• Fase I: Oksidasi, Reduksi, & Hidrolisis
mengubah obat mjd metabolit yg > polar
• Fase II: Reaksi sintetik (mrpk konyugasi obat dg substrat
endogen (ex: asam glukonat, asam sulfat, asetat, asam
amino)
ENZIM YANG BERPERAN
DALAM
BIOTRANSFORMASI
1. Mikrosom ( r.x oksidasi)
2. Non-Mikrosom
Mengkatalis semua r.x yg bukan dg glukuronat
3. Esterase non-spesifik (r.x hidrolisis)

Aktifitas enzim dipengaruhi Fx. genetik


EKSKRESI

TAHAP 4
EKSKRESI OBAT MLL
GINJAL
• Mll 3 proses:
1. Filtrasi Gromerrulus
2. Sekresi aktif di tubuli proksimal
3. Reabsore
KEGUNAAN
FARMAKOKINETIKA
1. Bidang farmakologi
Farmakokinetika dapat menerangkan mekanisme kerja suatu obat dalam
tubuh, khususnya untuk mengetahui senyawa yang mana yang sebenarnya
bekerja dalam tubuh; apakah senyawa asalnya, metabolitnya atau kedua-
duanya. Data kinetika obat dalam tubuh sangat penting untuk menentukan
hubungan antara kadar/jumlah obat dalam tubuh dengan intensitas efek
yang ditimbulkannya. Dengan demikian daerah kerja efektif obat
(therapeutic window) dapat ditentukan. (Cahyati, 1985)

2. Bidang farmasi klinik


a) Untuk memilih route pemberian obat yang paling tepat.
b) Dengan cara identifikasi farmakokinetika dapat dihitung aturan dosis yang
tepat untuk setiap individu (dosage regimen individualization).
c) Data farmakokiketika suatu obat diperlukan dalam penyusunan aturan dosis
yang rasional.
d) Dapat membantu menerangkan mekanisme interaksi obat, baik antara obat
dengan obat maupun antara obat dengan makanan atau minuman.

 3. Bidang toksikologi


Farmakokinetika dapat membantu menemukan sebab-sebab terjadinya efek
toksik dari pemakaian suatu obat.

Anda mungkin juga menyukai