Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI

SEMESTER GANJIL 2018-2019

IDENTIFIKASI GARAM

Hari/Jam Praktikum: Selasa/13.00-16.00 WIB


Tanggal Praktikum : 9 Oktober 2018
Kelompok : 6
Asisten : 1. Diane Fauzi
2. Nita Rahmasari

Annisa Nur Rahmayanti


260110180108

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2018
Analisis Kualitatif Anion

I. Tujuan
1.1 Mengidentifikasi anion dalam larutan dengan menggunakan
metode kualitatif

II. Prinsip
2.1 Pengendapan
Pengendapan merupakan reaksi yang ditandai terbentuknya
suatu endapan. Endapan tersebut cenderung melepaskan ion-ionnya
dan ion-ion itulah yang berperan dalam membentuk suatu endapan
(Keenan, 1999).
2.2 Uji Kelarutan
Uji untuk mengetahui ada tidaknya noda dan apakah suatu
sampel bersifat polar atau nonpolar (Svehla, 1985).

III. Reaksi
(-)

IV. Teori Dasar


Penelitian atau analisa kualitatif ditunjukan agar kita mengetahui bahan atau
senyawa apa yang ada dalam suatu sampel tiap bahan atau senyawa memiliki
reaksi yang berbeda, misalnya terjadi perubahan warna, dengan menggunakan dua
pereaksi, yaitu pereaksi golongan dan pereaksi spesifik. (Sikanna,2016).
Analisis kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif yang dapat dilihat oleh panca indera (Rahmat, 2009). Penelitian ini
dapat menghasilkan data yang tidak dapat diperoleh jika menggunakan prosedur
lain atau dengan cara pengukuran. Oleh karena itu, analisis kualitatif
membutuhkan pengamatan secara langsung terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi (Mulyadi, 2011).
Kimia analisis dibagi menjadi 2 (Underwood,1993) :
1. Analisis kualitatif merupakan suatu identifikasi yang bertujuan untuk
mengidentifikasi zat yang ada dalam suatu sampel.
2. Analisis kuantitatif merupakan suatu identifikasi untuk menunjukkan
jumlah atau kadar suatu zat dalam suatu sampel.
Analisis kualitatif juga bertujuan untuk mengetahui kation atau anion yang
berada di dalam sebuah larutan. Sistem analis yang terpisah dilakukan untuk
mendeteksi kation anion (Ardianingsih, 2009).
Anion adalah ion-ion bermuatan positif yang terbentuk apabila suatu atom
kelebihan satu atau lebih elektron. Pengujian anion dilakukan setelah uji kation.
Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada analisis
anion tidak memiliki metode yang sistematis seperti analisis kation. Gangguan-
gangguan dari ion-ion lain yang ada dalam larutan sangat minimal sehingga dapat
diabaikan dan pengujiannya pun relatif lebih sederhana. Pada umumnya anion-
anion dapat digolongkan sebagai berikut (Svehla, 1985) :

1. Golongan sulfat: SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO33- -, Cr2O42-,

AsO43-,AsO33-.
Anion-anion ini mengendap dengan Ba2+ dalam suasana basa.

2. Golongan halida: Cl-, Br-, I, S2-


Anion golongan ini mengendap dengan Ag+ dalam larutan asam (HNO3).

3. Golongan nitrat : NO3-, NO2-,C2H3O2-.


Semua garam dari golongan ini larut.
Anion juga terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas A dan kelas B. Dalam
kelas A juga terbagi lagi menjadi 2 sub-kelas, yaitu (Svehla, 1985):
1. Golongan anion yang menghasilkan gas bila bereaksi dengan asam klorida
encer dan asam sulfat encer seperti : karbonat, sulfit, tiosulfat, nitrit, hipoklorit,
sianida dan sianat.
2. Golongan anion yang menghasilkan gas bila bereaksi dengan asam sulfat
pekat seperti: fluorida, klorida, bromida, iodida, nitrat, borat, asetat, dan oksalat,
heksasianoferrat(II) dan (III), tiosianat, dan lain-lain.
Anion kelas B juga terbagi menjadi 2 sub-kelas, yaitu (Svehla,1985) :
1. Anion yang menghailkan reaksi pengendapan (endapan) bila bereaksi di
dalam larutannya misalnya sulfat, fosfat, arsenat, kromat, salisilat, fosfit, benzoat,
dan lain-lain.
2. Anion yang menghasilkan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi bila bereaksi
di dalam larutan seperti: manganat, permanganat, kromat, dikromat.
Uji analisis anion juga berdasarkan pada sifat fisika seperti warna, bau,
terbentuknya gas, dan kelarutannya. Salah satu penggolongan anion
menggunakan cara pemisahan berdasarkan kelarutan garam-garam perak, garam
barium, garam kalsium, serta garam sengnya. Ada pula identifikasi anion
berdasarkan reaksi dalam larutan, yaitu anion yang diidentifikasi dengan reaksi
pengendapan dan dengan reaksi redoks. Reaksi pengendapan umumnya terjadi
karena adanya senyawa baru setelah bereaksi (Clark, 2004). Reaksi pengendapan
merupakan suatu proses pemisahan suatu unsur dari larutannya cirinya adalah
dengan terbentuknya hasil reaksi yang tak larut. Reaksi reduksi-oksidasi yaitu
suatu reaksi serah-terima elektron (Chang, 2005).
Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan ke larutan satu endapan. Kelarutan tergantung pada berbagai
kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam larutan itu
dan pada komposisi pelarutnya. Reaksi pengendapan berkaitan erat dengan
Ksp. Ksp merupakan hasil kali kelarutan untuk mengukur kelarutan suatu
garam. Dari Ksp, kita dapat menentukan konsentrasi suatu larutan, begitupun
sebaliknya jika kita mengettahui konsentrasi suatu larutan kita pun dapat
mengetahui Ksp larutan tersebut (Achmad, 1996).

V. Alat dan Bahan


5.1 Alat
Alat yang diperlukan pada percobaan kali ini yaitu kaca
objek, kawat Cu, lakmus, penjepit kayu, pipet tetes, plat tetes, rak
tabung reaksi, spatula, dan tabung reaksi.
5.2 Bahan
Bahan yang diperlukan pada percobaan ini adalah reagensia
dan zat yang akan diuji, yaitu AgNO3, BaCl2, Ba(OH)2/Ca(OH)2,
CaCl2, Ch3OH, CrO42-/Cr2O72-, FeCl3, FeSO4, H2SO4, H3BO3, HCl
4M dan 1M, Hg(NO3)2, HNO3, K2CrO4 1 M, Kanji, KI, KMnO4,
Mg(NO3)2, NaOH, NH3, padaatan KHSO4, padatan Zn/Al, Pb
asetat, dan Pb(NO3)2.
5.3 Gambar Alat

Kaca objek Kawat Ni-Cr Lakmus Merah & Biru

Pipet Tetes Plat Tetes Rak tabung reaksi

Spatula Tabung reaksi


VI. `Data Pengamatan
No. Perlakuan Hasil Literatur
Identifikasi spesifik
Identifikasi ion
1.
karbonat
Berbuih

Penguraian dan
Ditambahkan ion HCl/
- berbuih (Svehla,
H2SO4
1985).

Terdapat endapan
putih

Endapan putih
- Ditambahkan BaCl2
(Svehla, 1985).

Endapan larut

Endapan larut
- Ditambahkan HNO3
(Svehla, 1985).

Endapan putih
- Ditambahkan AgNO3 Endapan putih
(Svehla, 1985).
2. Identifikasi ion sulfit
Timbul sedikit gas

Ditambahkan
- HCl/H2SO4/HNO3
encer

Membedakan SO32-
dan SO42-
SO32-
Putih kental

Endapan putih
- Ditambahkan BaCl2
(Svehla, 1985).

Tak larut (Svehla,


- Ditambahkan HNO3 Putih
1985).
Larutan ditotolkan pada Menjadi warna biru Warna hijau
-
kertas K2CrO7 - H2SO4 kehijauan (Svehla, 1985).
SO42-
Putih gading kental

Endapan putih
- Ditambahkan BaCl2
(Svehla, 1985).

Tak larut (Svehla,


- Ditambahkan HNO3 Putih
1985).
Menjadi warna hijau

Larutan ditotolkan pada Warna hijau


-
kertas K2CrO7 - H2SO4 (Svehla, 1985).

4. Identifikasi ion S2O32-


Keruh

Ditambahkan
Keruh (Svehla,
- HCl/H2SO4/HNO3
1985)
encer
Muncul warna
lembayung

Ditambahkan Lembayung tua


-
iodium/FeCl3 (Svehla, 1985)

5. Identifikasi ion NO2-


Uap coklat dan
berbuih

Ditambahkan Uap nitrogen


- HCl/H2SO4/HNO3 dioksida coklat
encer (Svehla, 1985).

Terbentuk endapan
coklat

Ditambahkan H2SO4 Cincin coklat


-
4M dan FeSO4 padat (Svehla, 1985)

Endapan larut
Melalui dinding,
Pewarnaan coklat
- ditambahkan 1 ml
(Svehla, 1985)
H2SO4 4M
6. Identifikasi ion C2O4
Ditambahkan 10 tetes Tidak terjadi Pelepasan gas
- H2SO4 4M, lalu perubahan warna karbon dioksida
dikocok (Svehla, 1985).
Warna KMnO4 hilang

Ditambahkan KMnO4 Warnanya menjadi


- 0,002 M sampai warna hilang (Svehla,
KMnO4 hilang 1985)

Putih keruh dan


endapan putih

Ditambahkan 2 tetes Endapan putih


-
CaCl2 (Svehla, 1985)

7. Identifikasi ion PO43-


Keruh, endapan
kuning

Endapan kuning
- Ditambahkan AgNO3
(Svehla, 1985).

- Ditambahkan BaCl2 Endapan putih Endapan putih


(Svehla, 1985)

Ditambahkan Endapan putih Endapan putih


-
Mg(NO3)2 (Svehla, 1985)
8. Identifikasi ion SO42-
Endapan putih

Endapan putih
- Ditambahkan BaCl2
(Svehla, 1985).

Endapan putih

Endapan putih
- Dibasakan Pb(Ac)2
(Svehla, 1985).

9. Identifikasi ion Borat


Tidak ada warna nyala

Alkohol terbakar,
Ditambahkan CH3OH,
- nyala api hijau
lalu dibakar
(Svehla, 1985).
Endapan putih
- Ditambahkan AgNO3 Endapan putih
(Svehla, 1985).
Ditambahkan amonia Larut (Svehla,
- Endapan larut
encer 1985).
Endapan putih
Endapan putih
- Ditambahkan BaCl2
(Svehla, 1985)

Ditambahkan asam Larutan bening dan Endapan larut


-
asetat dan H2SO4 encer endapan putih (Svehla, 1985).
Identifikasi ion CrO42-
10.
(plat tetes)
Ke dalam 3 lubang
pada plat tetes,
-
dimasukkan 1 tetes
AgNO3
Kuning menjadi
coklat

Ditambahkan 1 tetes Endapan jadi putih


-
HCl 4M pada lubang 1 (Svehla, 1985).

Pewarnaan jingga

Ditambahkan 1 tetes
Larut (Svehla,
- HNO3 2M pada lubang
1985).
2
Pewarnaan jingga

Ditambahkan 1-2 tetes


Larut (Svehla,
- NH4OH 4M pada
1985).
lubang 3

Membedakan A=
CrO42- dan B=
Cr2O72-
Endapan kuning

Endapan kuning
(A) Ditambahkan BaCl2
(Svehla, 1985).

Endapan tak larut

Ditambahkan Tidak larut


(A)
CH3COOH (Svehla, 1985).

Endapan larut

Larut (Svehla,
(A) Ditambahkan HNO3
1985).

Endapan kuning
(B) Ditambahkan BaCl2 Endapan kuning
parsial (Svehla,
1985).

Endapan tak larut

Ditambahkan Tidak larut


(B)
CH3COOH (Svehla, 1985).

Endapan larut
sebagian

Larut (Svehla,
(B) Ditambahkan HNO3
1985).

Identifikasi ion
11.
Halogen A= Cl- B= I-
Endapan Putih

Endapan putih
Ditambahkan HNO3
(A) tidak larut (Svehla,
dan AgNO3
1985).
Ungu karena adanya
KMnO4

Ditambahkan H2SO4, Penguraian


(A)
KMnO4 dan amilum (Svehla, 1985).

Ditambahkan H2SO4,
(A) -
CHCl3 dan KMnO4
Endapan putih

Ditambahkan HNO3 Endapan kuning


(B)
dan AgNO3 (Svehla, 1985).

Ditambahkan H2SO4, Uap lembayung


(B) -
CHCl3 (Svehla, 1985).
KMnO4 larut, dan
menjadi hitam setelah
ditambah amilum

Ditambahkan KMnO4 Uap lembayung


(B)
dan amilum (Svehla, 1985).

12. Identifikasi SCN-


- Ditambahkan HNO3 Kuning Terurai, merah
2M (Svehla, 1985).

Merah pekat

Endapan putih
- Ditambahkan AgNO3
(Svehla, 1985).

13. Identifikasi NO3-


Larutan bening keruh

Uap coklat-merah
- Ditambahkan H2SO4
(Svehla, 1985).

Terbentuk cincin
coklat

Membentuk lapisan
Ditambahkan H2SO4
- di atas cairan
dan FeSO4
(Svehla, 1985).

Terbentuk cincin
Ditambahkan 1ml Muncul gelembung
- coklat (Svehla,
H2SO4 melalui dinding
1985).
VII. Kesimpulan
Anion dalam larutan sampel dapat diidentifikasi menggunakan
metode kualitatif dengan menggunakan reagen golongan dan
spesifiknya.

DAFTAR PUSTAKA

Ardianingsih, Retno. 2009. Penggunaan High Performance Liquid


Chromatography (HPLC) dalam Proses Analisa Deteksi Ion. Berita
Dirgantara. 10 (4): 101.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar, Konsep-konsep Inti. Jakarta : Erlangga.
Clark, Jim. 2004. Pengertian Oksidasi dan Reduksi. Tersedia online di
https://dokumen.tips/documents/pengertian-oksidasi-dan-reduksi.html
[diakses pada 1 Oktober 2018]
Day, R.A., Underwood A.L., 1993, Analisa Ilmu Kuantitatif, Edisi Keempat,
Jakarta: Erlangga.
Keenan, C.W. 1999. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlanggga
Mulyadi, Muhammad. 2011. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif serta Pemikiran
Dasar Menggabungkannya. Jurnal Studi Komunikasi dan Media. 15(1)

Rahmat, Pupu Saeful. 2009. Penelitian Kualitatif. Jurnal Equilibrum. 5(9)

Sikanna, 2016. Analisis Kualitatif Kandungan Formalin pada Tahu yang Dijual di
Beberapa Pasar di Kota Palu. Jurnal Riset Kimia Kovalen. (2): 2.

Svehla, G. 1985. Vogel: Buku Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan


Semimikro. Jakarta: PT Kalman Media Pusaka.

Anda mungkin juga menyukai