Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

REAKI PENGENALAN KATION GOLONGAN II

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mengenal reaksi-reaksi identifikasi kation-kation golongan II
zat anorganik.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi dalam
setiap reaksi identifikasi kation golongan II.
3. Mahasiswa dapat menuliskan persamaan-persamaan reaksi yang terjadi.

B. DASAR TEORITIS
Reaksi golongan : endapan-endapan dengan berbagai warna. Merkurium
(II) sulfida HgS (Hitam), timbel (II) sulfida PbS (Hitam), Tembaga (II) sulfida
CuS (hitam). Kadmium Sulfida CdS (Kuning), bismuth (III) Sulfida Bi2S2
(Coktlat), arsenic (III) Sulfida As2S3 (Kuning), arsenik (V) sulfida (Kuning),
stibium (III) sulfida Sb2S3 (jingga), stibium (V) sulfida Sb2S5 (jingga), timah (II)
sulfida SnS (coklat), dan timah (IV) sulfida (kuning). (Vogel bagian I; 222)

Kation-kation golongan kedua menurut tradisi dibagi dua sub-golongan


yaitu sub-golongan tembaga dan sub-golongan arsenik. Dasar dari pembagian ini
adalah kelarutan endapan sulfida dalam ammonium polisulfida. Sementara sulfide
dari sub-golongan tembaga tak larut dalam reagensia ini, sulfide dari sub-
golongan arsenik melarut dengan membentuk garam tio. (Vogel bagian I; 222)

Sub-golongan tembaga terdiri dari merkurium (II), timbel (II), bismuth


(III),tembaga (II), dan kadmium (II). Meskipun bagian terbesar ion timbel (II)
diendapkan dengan asam klorida encer bersama ion-ion lain dari golongan satu,
pengendapan ini agak kurang sempurna, disebabkan oleh kelarutan timbel (II)
klorida yang terlalu tinggi. Maka dalam pengerjaan analisis sistematik, ion-ion
timbel masih akan tetap ada, ketika kita bertugas mengendapkan golongan kation
kedua. Reaksi-reaksi timbel (II) sudah diuraikan bersama-sama dengan reaksi
kation golongan pertama. (Vogel bagian I; 222)

Klorida, nitrat, dan sulfat dari kation-kation sub-golongan tembaga, sangat


mudah larut dalam air. Sulfida, hidroksida, dan karbonat-nya tak larut. Beberapa
kation dari sub-golongan tembaga {merkurium (II), tembaga (II), dan kadmium
(II)} cenderung membentuk kompleks (ammonia, ion sianida, dan seterusnya)
(Vogel bagian I; 222)
Pada praktikum kali ini digunakan merkuri (II) nitrat yang mengandung
kation {Hg2+), kadmium sulfat yang mengandung kation (Cd2+}, dan tembaga
sulfat yang mengandung kation (Cu2+}.

1. Merkuri (Hg2+}
Merkuri adalah logam cair yang putih keperakan pada suhu
biasa, dan mempunyai rapatan 13,534 g/ml pada suhu 25C, mudah
bereaksi dengan asam nitrat. Asam nitrat yang dingin dan sedang
pekatnya (8M), dengan merkuri yang berlebihan menghasilkan ion
merkurium (I), sedangkan asam nitrat pekat panas yang berlebihan,
terbentuk ion merkurium (II).merkurium (II) memiliki sifat tidak
mudah larut .
Kation Hg+ dapat membentuk endapan merah merkurium (II)
iodid apabila direaksikan dengan KI.

Hg2+ + 2I- HgI2 (Vogel bagian I; 224)

Endapan melarut dalam reagensia berlebih, pada mana ion


tetraiodomerkurat (II) terbentuk :

HgI2 + 2I- [HgI4]2- (Vogel bagian I; 224)

2. Kadmium (Cd2+)
Kadmium adalah logam putih keperakan, yang dapat ditempa
dan liat. Ia melebur pada suhu 321C. Ia melarut dengan lambat dalam
asam encer dengan melepaskan hydrogen (disebabkan potensial
elektrodanya yang negatif). (Vogel bagian I; 235)
Kation Cd2+ akan membentuk endapan putih kadmium (II)
hidroksida apabila direaksikan dengan NaOH.

Cd2+ + 2OH- Cd(OH)2 (Vogel bagian I; 236)

Endapan tak larut dalam reagensia berlebihan, warna dan


komposisinya tetap tak berubah bila dididihkan. Asam encer
melarutkan endapan dengan menggeser kesetimbangan ke kiri. (Vogel
bagian I; 236)
3. Tembaga (Cu2+)
Tembaga adalah logam merah-muda, yang lunak, dapat
ditempa, dan liat. Ia melebur pada suhu 1038C. Karena potensial
elektrode standarnya positif, (+0,34 V untuk pasangan Cu/Cu2+), ia tak
larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan
adanya oksigen ia bisa larut sedikit. ( Vogel bagian I; 229)

Kation Cu2+ akan membentuk endapan biru tembaga (II)


hidroksia apabila direaksikan dengan NaOH. Endapan tak larut dalam
reagensia berlebih. (Vogel bagian I; 231)

Cu2+ + 2OH- Cu(OH)2 (Vogel bagian I; 231)

C. ALAT DAN BAHAN


Alat :
a. Tabung reaksi

b. Pipet tetes
c. Rak tabung reaksi

d. Gelas beaker

Bahan :
a. Larutan Hg(NO3)2
b. Larutan KI
c. Larutan NaOH
d. Larutan CdSO4
e. Larutan NH3
f. Larutan CuSO4
D. CARA KERJA

Hg(NO3)2 KI

Hasil pengamatan KI berlebih

Hasil pengamatan

Gambar 4.1 Skema kerja Merkurium ditambah KI

Hg(NO3)2 NaOH

Hasil pengamatan NaOH

Hasil pengamatan

Gambar 4.2 Skema kerja Merkurium ditambah NaOH


Kadmium (Cd2+)

CdSO4 NaOH

Hasil pengamatan NaOH

Hasil pengamatan

Gambar 4.3 Skema kerja kadmium ditambah NaOH

CdSO4 NH3

Hasil pengamatan

Gambar 4.4 Skema kerja Kadmium ditambah NH3


Tembaga (Cu2+)

CuSO4 NaOH

Hasil pengamatan NaOH

Hasil pengamatan

Gabar 4.5 Skema kerja Tembaga ditambah NaOH

CuSO4 NH3

Hasil pengamatan NH3

Hasil pengamatan

Gambar 4.6 Skema kerja Tembaga ditambah NH3


E. DATA PENGAMATAN
Tabel 5.1. Data pengamatan praktikum kation
Cara Kerja Reaksi Ion Pengamatan
Merkuri (Hg2+)
1. Lar. Hg(NO3)2 + Hg2+ + 2I- HgI2 - Larutan
Lar. KI bertetes- berwarna
tetes lalu HgI2 + 2I- [HgI4]2- merah
dilanjutkan sampai - Endapan larut
berlebih.

2. Lar. Hg(NO3)2 + Hg2+ + 2OH- HgO + H2O - Larutan


Lar. NaOH berwarna
bertetes-tetes lalu kuning pekat
dilanjutkan sampai - Endapan
berlebih. kuning
bertambah
Kadmium (Cd2+)
1. Lar. CdSO4 + Lar. - Larutan
NaOH bertetes-tetes Cd + 2OH Cd(OH)2
2+ -
bening
lalu dilanjutkan - larutan putih
sampai berlebih. bertambah

2. Lar. CdSO4 + NH3 Cd2+ + 2NH3 + 2H2O - larutan agak


bertetes-tetes. Cd(OH)2 + 2NH4+ keruh,
endapan puth
Tembaga (Cu2+) melayang
1. Lar. CuSO4 + Lar.
NaOH bertetes-tetes Cu + 2OH Cu(OH)2
2+ -
- larutan jernih
lalu dilanjutkan Cu(OH)2 CuO + H2O - Endapan biru
sampai berlebih. bertambah

2. Lar. CuSO4 + NH3 2Cu2+ + SO42- + 2H2O - Larutan


bertetes-tetes lalu Cu(OH)2.CuSO4 + 2NH4+ bening
dilanjutkan sampai Cu(OH)2.CuSO4 + 8NH4+ - Endapan bru
berlebih. 2[Cu(NH3)4]2+ + SO42_ + 2OH- tua
BAB II
REAKSI PENGENALAN ANION

A. TUJUAN PRAKTIKUM
a. Mahasiswa mengenal reaksi-reaksi identifikasi anion zat anorganik.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi dalam setiap
reaksi identifikasi anion.
c. Mahasiswa dapat menuliskan persamaan-persamaan reaksi yang terjadi.

B. LANDASAN TEORI
Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti metode yang
diuraikan dalam bab-bab terdahulu untuk kation. Cara untuk memisahkan anion-
anion kedalam golongan utama, bergantung pada kelarutan garam-gram peraknya,
garam kalsium atau bariumnya, dan garam zinknya. Namun, ini hanya boleh
dianggap berguna untu memberi indikasi dari keterbatasan-keterbatasan metode
ini, dan untuk memastikan hasil-hasil yang diperoleh dengan prosedur-prosedur
yang lebih sederhana yang akan diuraikan di bawah ini. (Vogel bagian II; 316 )
Pada hakikatnya, proses-proses yang dipakai dibagi ke dalam dua proses,
yaitu :
1. Proses yang melibatkan identifikasi produ-produk yang mudah menguap,
yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam. Proses ini dibagi menjadi
dua bagian, yaitu :
a. Gas-gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer :
karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfat, tiosulfat, sulfida, nitrit,
hipolorit, sianida, dan sianat.
b. Gas atau uap dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Meliputi zat-zat dari (i)
ditambah dari zat : flourida, heksaflourisiliat,* lorida, bromida, iodida,
nitrat, klorat (BERBAHAYA), perlorat, permanganat (BERBAHAYA),
bromat, borat,* heksasianiferat (II), heksasianoferat (III), tiosianat, format,
asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat. ( Vogel bagian II; 316)

2. Proses yang tergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan. Proses ini dibagi
menjadi dua, yaitu :
a. Reaksi pengendapan : sulfat, perokspdisulfat,* fosfat, fosfit, hipofosfit,
arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat, heksaflourosilikat, salisilat,
benzoat, dan suksinat.
b. Oksidasi dan redusi dalam larutan : manganat, permanganat, kromat, dan
dikromat. ( Vogel bagian II; 317)

Untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu,


dikelompokan meliputi : asetat, format, oksalat, tartrat, sitrat, salisilat, benzoat,
dan suksinat. Untuk asetat, format, salisilat,benzoat dan susinat membentu
golongan yang lain lagi, yang memberi pewarnaan atau endapan yang khas
setelah ditambahkan larutan besi (III) klorida kepada larutan yang praktis netral.

Sifat-sifat dari endapan anion :


1. Tiosulfat (S2CO32-).
Kelarutan kebanyakan tiosulfat yang pernah dibuat, larut dalam air;
tiosulfat dari timbel, perak dan barium larut sedikit sekali. Banya dari
tiosulfat ini larut dalam larutan natrium tiosulfat yang berlebihan, membentuk
garam kompleks.(Vogel bagian II; 325).
Asam klorida encer : tak terjadi perubahan yang segera dalam keadaan
dingin dengan larutan tiosulfat ; cairan yang diasamkan itu segera menjadi
keruh karena pemisahan belereng, dan dalam larutan terdapatlah asam sulfit.
Persamaan reaksi sebagai berikut :

I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62- ( larutan tidak berwarna) ( Vogel bagian II; 325)

Hasil ini sesuai dengan teori yang mengatakan larutan iod dihilangkan
warnannya dan terbentuklah ion tetraionat yang tidak berwarna. ( Vogel
bagian II; 326)

2. Klorida (Cl-)
Kelarutan kebanyakan klorida larut dalam air. Merurium (I) klorida,
HgCl2, perak klorida, AgCl, timbel klorida, PbCl2 (larut sangat sediit dalam
air dingin, tetapi mudah larut dalam air mendidih), tembaga (I) klorida, CuCl,
bismut oksiklorida, BiOCl, stibium oksiklorida, SbOCl dan merkurium (II)
oksiklorida, Hg2OCl2, ta larut dalam air. (Vogel bagian II; 345).
Persamaan reaksi :
CI- + Ag+ AgCI (endapan putih AgcI) ( Vogel bagian II; 346)
3. Bromida (Br-)
Kelarutan perak, merkurium (I), dan tembaga (I) tak larut dalam air.
Timbel bromida sangat sedikit larut dalam air dingin, tetapi lebih larut dalam
air mendidih. Semua bromida lainnya larut. (Vogel bagian II; 348).
Persamaan reaksi :
Br + Ag+ AgBr (endapan putih AgBr) ( Vogel bagian II; 348)
-

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat :
a. Tabung reaksi

b. Rak tabung reaksi

c. Penjepit tabung reaksi


d. Pipet tetes

e. Beaker Glass

2. Bahan :
a. Larutan NaS2O3
b. Larutan I2
c. Larutan NaCl
d. Larutan AgNO3
e. Larutan HNO3
f. Larutan NaBr
g. Larutan NH3 pekat

D. SKEMA KERJA
1. Tiosulfat (S2O32-)
Larutan NaS2O3 + Larutan I2

Larutan NaS2O3 Larutan I2

Hasil Pengamatan

Gambar 4.1 Skema kerja anion tiosulfat


2. Klorida (Cl-), Amonia Pekat (NH3 Pekat), HNO3
Larutan NaCl + Larutan AgNO3

Larutan NaCl Larutan AgNO3

Hasil Larutan NH3 Pekat

Hasil yang yang diamati Larutan HNO3

Hasil yang yang diamati

Gambar 4.2 Skema kerja anion klorida

3. Bromida (Br-)
Larutan NaBr + Larutan AgNO3

Larutan NaBr Larutan AgNO3

Hasil yang diamati Larutan NH3 Pekat

Hasil yang yang diamati


Gambar 4.3 Skema kerja anion bromide
E. DATA PENGAMATAN
Tabel 5.1. Data pengamatan praktikum anion
Cara Kerja Reaksi Ion Pengamatan

Tiosulfat (S2O32-)
1. Larutan Na2SO3 + Lar. 2S2O3
2-
+ I2 2I- + - Larutan tak
I2. S4O62- berwarna

Klorida (Cl-)
1. Larutan NaCl + Larutan Cl- + Ag+ AgCl - Endapan putih
AgNO3 - Larutan putih
a. Endapan + NH3 - Endapan tetap
pekat kemudian - Larutan keruh
ditambahkan HNO3 - Endapan
berkurarng
- Larutan bening

Bromida (Br-)
Larutan NaBr + Larutan Br- + Ag+ AgBr - Endapan putih
AgNO3 - larutan putih susu

1. Endapan + NH3 Pekat AgBr+ 2NH3+ - Larutan keruh


Ag(NH3)2)+ + Br- - Endapam sedikit
larut

Anda mungkin juga menyukai