Anda di halaman 1dari 10

ETETIKA LUKISAN “NEW YORK CITY” KARYA VOKA

Oleh : Mardi (0204518010)


Universitas Negeri Semarang
A. PENDAHULUAN

Pembahasan tentang Estetika bukanlah hal yang baru dalam dunia saat ini. meskipun
sudah lama, pembicaraan tentang hal tersebut tetap berlangsung hingga saat ini.
Seiring dengan perkembangnnya pengetahuan konsep dan definisi estetika juga
mengalami perkembangan sesui dengan zaman dan para pemikirnya. Sejarah estetika
juga merupakan sejarah perdebatan terkait para pemikir estetika itu sendiri.
Secara etimologis, Istilah “estetika” berasal dari kata sifat dalam bahsa
Yunani, aisthetikos, yang artinya berkenaan dengan persepsi. Bentuk kata bendanya
adalah aesthesis, yang artinya ‘persepsi inderawi’. Sementara bentuk kata kerja orang
pertamanya adalah aisthanomai, yakni ‘saya mempersepsi’. Pengertian inderawi
tersebut sangat luas, mencakup penglihatan, pendengaran, juga sekaligus
perasaan(Suryajaya, 2016). Secara lebih sempit estetika dapat dipahami dengan
kesadaran tentang hal yang indah.
Dalam perkembangannya, estetika lebih sering dibicarakan dalam seni. Seni
sebagai karya manusia yang memiliki keindahan menimbulkan perdebatan yang
panjang. Perdebatan tersebut terkait dengan letak keindahan karya seni itu sendiri.
Perdebatan ini membentuk dua kelompok besar antara kelompok objektif dan
kelompok subjektif. Yaitu keindahan terletak pada bendanya atau keindahan terletak
pada penikmat seninya.
Kelompok subjektif manyatakan bahwa keindahan merupakan tanggapan
perasaan dalam diri subjek yang mengamati objek tersebut. Keindahan semata-mata
hanya tergantung pada penyerapan pengamat, sehingga keindahan hanya terdapat
pada pemamahan penikmat seni. Perasaan keindahan yang dialami oleh penikmat
atau seniman biasanya berkaitan dengan rasa puas. Sedangkan dalam konteks
kehidupan masyarakat keindahan ini merupakan bentuk dari pemahaman yang
bermakna dan sama.
Kelompok Objektif menyatakan bahwa keindahan hanya melekat pada
objeknya. Sedangkan penikmat hanya menemukan atau menyingkap sifat indah yang
sudah ada dalam benda dan sama sekali tidak mampu mempengaruhi atau
mengubahnya. Tentunya untuk merumuskan keindahan objek dari karya seni
memerlukan istrumennya. Dalam dunia seni khususnya seni rupa, istilah intrument
lebih akrab disebut dengan element atau unsur dan prinsip dalam karya seni.
Tulisan ini akan membahas terkait dengan unsur dan prinsip dalam
menjelaskan keindahan atau estetika karya seni lukis dengan judul “New York City”
karya Voka. Telah kita ketahui bersama bahwa didalam unsur terdapat elemen lain
yaitu garis, bentuk, value, tekstur dan warna, sedangkan dalam prinsip terdapat unsur,
keseimbangan, proporsi, dominasi, pergerakan, dan prinsip ekonomi. Unsur dan
prinsip akan membentuk kesatuan yang utuh sehingga membentuk keindahan.
B. PEMBAHASAN
Lukisan “New York City” di atas merupakan lukisan yang dibuat pada tahun 2017
dengan ukuran 80cmx100. Lukisan tersebut dibuat dengan media acrilik on canvas.
Seniman dibalik perwujudan lukis tersebut bernama Voka. Voka merupakan seniman
dari Austria yang mengembangkan aliran lukisnya dengan sebutan Spontaneous
Realism. Yaitu sebuah pendekatan realis yang dikerjakan secara spontan. Seniman ini
biasanya melukis berbagi objek mulai dari kota, portrait orang terkenal, olahraga, dan
lain-lain. Sedangkan untuk melukisnya dapat dilakukan di studio maupun secara on
the spot.
Objek lukisan diatas menampilkan suasana kota pada siang hari. Beberapa
elemen kota juga terdapat didalamnya mulai dari objek manusia, gedung , mobil dan
hal-hal yang terkait dengan kota. Sapuan kuas secara spontan dan perpaduan berbagai
warna memeberikan karakteristik disetiap karyanya. Selain itu pemberian garis
sketch dengan menggunakan media pensil yang dilakukan diakhir pembuatan karya
memberiakan identitas tersendiri dari karya lukisan Voka.
Garis merupakan coretan panjang (lurus, bengkok, atau lengkung) Garis juga dapat
berupa tepi suatu bidang datar, sumbu atau arah dari suatu bentuk (shape), sebagai
kontur atau garis lurus suatu benda. Garis dapat bersifat rata dan tebal tipis, garis juga
memiliki kemampuan mengungkap gerak, perasaan, kepribadian, nilai, dan aneka
makna melalui ungkapan- ungkapan gafis. Termasuk ilusi visual (plastisitas,
kedalaman, keruangan, dan kejauhan, serta tekstur (Sidik, 1979: 10). Pada dunia seni
rupa sering kali kehadiran "garis" bukan saja hanya sebagai garis tetapi kadang
sebagai simbol emosi yang diungkapkan lewat garis atau lebih tepat disebut goresan.
Mencermati pengertian di atas dalam lukisan tersebut terdapat beberapa garis
mulai dari lurus vertikal, horizontal, diagonal, lengkung dan lainnya. Garis dalam
lukisan itu diungkapan secara nyata dengan banyak goresan pensil seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya, serta garis tidak nyata atau semu yang terbuat dari
perpindahan warna pada setiap objeknya. Garis tebal, tipis dan nyata maupun semu
merupakan bagian dari seniman Voka untuk menampilkan symbol ekpresi lukisan
yang dibuat tersebut.
Bidang atau dalam bahasa inggris berarti shape yang artinya area. Bidang
terbentuk dari dua atau lebih garis yang bertemu (bukan berhimpit). Dengan kata lain
bidang, adalah sebuah area yang dibatasi oleh garis, baik oleh formal maupun yang
sifatnya ilusif, ekspresif, ataupun sugestif Susanto, 201: 55; lihat pula Kartika, 2017:
38-39). Shape dapat juga berupa bidang yang menyerupai wujud alam atau
represntasional maupun maupun yang tidak menyerupai alam atau non-
representasional.
Bidang atau bentuk yang dimunculkan dalam lukisan tersebut berupa bentuk
representasional. Bentuk representasional dapat dilihat untuk mewakili benda-benda
yang terdapat dalam komponen kota. Misalnya bentuk mobil. Bentuk bangunan, dan
figure manusia. Pengambaran bentuk-bentuk representasioanl tersebut mengalamai
distorsi. Hal tersebut dilakukan seniman untuk mencapai keindahan yang diinginkan.
Penggambaran bentuk juga dibuat tanpa detail yang tinggi sehingga menampilkan
keharmonisan dan keluwesan dalam perwujudan lukisan tersebut secara keseluruhan.
Tekstur adalah kualitas nilai raba dari suatu permukaan, yang memiliki sifat-sifat
lembut, kasar, licin, lunak atau keras. Hal tersebut senada dengan Kartika,
menyatakan bahwa tekstur merupakan unsur rupa yang menunjukkan rasa permukaan
bahan, yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalam susunan untuk mencapai bentuk
rupa, sebagai usaha untuk memberikan rasa tertentu pada permukaan bidang pada
perwajahan bentuk pada karya seni rupa secara nyata atau semu (Kartika, 2017:45).
Tekstur yang ditampilkan dalam lukisan tersebut merupaka tekstur semu.
Tekstur semu merupakan tektur yang kekasarannya bersifat semu, artinya terlihat
kasar namun ketika diraba permukaanya halus. Voka dalam melukis menggunkan
pendekatan spontan sehingga menghasilkan sapuan-sapuan kuas yang seolah-olah
kasar, padahal ketika lukisan tersebut diraba maka hanya rasa permukan kanvas yang
dapat dirasakan oleh tangan.
Warna menurut Soegeng (dalam Kartika 2017: 46) adalah kesan yang
ditimbulkan cahaya pada mata. Hal yang sama juga disampaikan oleh Susanto (2011:
432) bahwa warna merupakan getaran atau gelombang yang diterima oleh indera
penglihatan manusia yang berasal dari pencahayaan cahaya melalui sebuah benda.
Artinya warna dapat memungkinkan seseorang untuk membedakan dua atau lebih
objek yang identik dalam ukuran bentuk, tekstur, raut, termasuk juga kecerahan.
Warna yang diungkapkan Voka dalam lukisan “New York City” merupakan
warna dingin atau dapat juga dikatakan warna laras harmonis artinya, warna tersebut
satu sama lain terhadap hubungan. Hubungan antara warna tersebut dapat dilihat
antara kedekatan warna dalam lingkaran warna. Sehingga membentuk irama warna
yang selaras antara warna yang satu dengan warna yang lainnya. Pemilihan warna
yang dilakukan Voka tersebut merupakan wujud ekpresi untuk mencapai suatu
bentuk keindahan yang diinginkan.
Unsur Value dalam seni rupa, berkaitan erat dengan warna. Value menurut
Sanyoto, (2010:52) merupakan dimensi mengenai derajat terang atau tua muda
warna, yang disebut pula dengan istilah lightness atau ke-terang-an. Value juga
merupaka nilai gerap erang untuk mendapatkan kedalaman karena pengaruh cahaya.
Dalam lukisan Voka value begitu jelas dipadukan untuk menjadi suatu karya
lukis yang bagus. Value ini digambarkan untuk memunculkan kesan kedalaman dari
objek kota yang dilukis. Dengan permainan value kesan ruang juga dapat dihadirkan
untuk merepresentasikan beberapa objek. Selain itu, pengambaran nilai nada terang.
Sedang dan gelap dalam lukisan di atas masing-masing menciptakan mood tersendiri
serta mempekuat kesan objek yang digambarkan.
Keseimbangan (balance) merupakan syarat estetik yang mendasar dalam
karya seni baik yang tercapai dengan simetri maupun asimetri. Keseimbangan dapat
berarti setiap bagian komponen mempunyai berat yang sama atau kekuatan yang
sama yang saling mendukung meskipun dengan porsi yang berbeda.
Menurut Djelantik (1999) keseimbangan merupakan syarat estetik yang
mendasar dalam karya seni baik yang tercapai dengan simetri maupun asimetri. Rasa
seimbang dalam suatu karya seni paling mudah dicapai dengan simetri (symmethic
balance) yang menimbulkan ketenangan karena adanya keseimbangan.Rasa seimbang
juga dapat dicapai tanpa simetri (a-simmethic balance). Keseimbangan ini tercapai
dengan kondisi dimana unsur yang berbeda diorganisasikan dengan pengaturan porsi
sehingga unsur tersebut memiliki kekuatan yang sama. Jadi keseimbangan dapat
berarti setiap bagian komponen mempunyai berat yang sama atau kekuatan yang
sama yang saling mendukung meskipun dengan porsi yang berbeda.
Keseimbangan dalam karya adalah kesamaan dari unsur-unsur yang
bertentangan atau berlawanan bukan keseimbangan yang simetris. Dalam karya seni
rupa unsur-unsur yang nampaknya saling berlawanan itu merupakan kesetangkupan
yang tidak harus sama, namun yang lebih utama adalah kesamaan dalam nilai.
Dengan kesamaan dari nilai-nilai yang bertentangan terdapat keseimbangan secara
estetik. Karya Voka dengan judul “New York City” dibuat dengan memberikan kesan
keseimbangan bentuk objek pada bidang gambar secara disengaja.
Proporsi mengacu pada hubungan antar bagian dari suatu desain dan
hubungan atara bagian dengan keseluruhan. Proporsi merupakan kesebandingan
yakni dalam suatu objek antara bagian yang satu dengan bagian lainnya (Sanyoto,
2010).
Karya di atas secara proporsi memilki kesebandingan yang ideal. Dengan
pendekatan realis tentunya ukuran bidang atau bentuk yang satu dengan yang lainnya
dikerjakan secara ideal. Selain ideal berdasarkan bidang atau bentuk proporsi ini
dapat dilihat melalui penyususna warna yang digunakan. Dengan proporsi yang ideal
maka penampakan dari karya tersebut serasi antara bagian satu dengan bagian
lainnya.
Dominasi atau akrab disebut dengan penonjolan atau penekanan dimaksudkan
untuk mengarahkan perhatian orang yang menikmati suatu karya seni memandang
lebih suatu bagian dari pada bagian yang lainnya.Pada karya seni penonjolan dapat
dicapai dengan menggunakan penerapan a-simetri, a-ritmis, dan kontras dalam
penyusunannya. Penggunaan hal-hal itu pada hakekatnya sama dengan melakukan
sesuatu hal yang bertentangan dengan kelaziman dalam mempertahankan atau
memperkuat keutuhan suatu karya. Dari segi kata dominasi merupakan keunggulan,
keistimewaan, keunikan, keganjilan, dan kelainan atau penyimpangan. Namun, dalam
penyusunan unsur seni, dominasi digunakan sebagai daya tarik (Sanyoto, 2010: 225).
Sesuai dengan pengertian sebelumnya prinsip dominasi dalam karya tersebut
tidak ditemukan secara jelas atau justru semua bagian adalah dominasi. Jadi dominasi
tidak dimunculkan secara nyata kerena pada setiap bagian memiliki kekatan masing
sehingga setiap komponen menjadi dominasinya tersendiri. Dengan demikian
penonton seolah-olah tidak terfokus dalam satu sudut pandang saja melainkan stiap
sisi merupakan bagian yang tidak bisa di tinggalkan begitu saja.

Movmeent dalam istilah seni rupa seni disebut dengan irama. Irama merupakan gerak
pengulangan atau gerak mengalir yang ajeg, teratur, terus-menerus. Dalam seni rupa
irama tampak tidak nyata karena diwujudkan dalam bentuk garis semu/maya/imajiner
(Kartika, 2017: 56). Prinsip irama sebenarrnya hukum “ hubungan pengulangan”
unsur rupa.
Karya yang dibuat oleh Voka memiliki gerak yang semu atau imajiner.
Pergerakan ini diwakili semua semua unsur seni yang telah dijelaskan sebelumnya.
Pergerakan ini mengarah secara ritmis ke pusat bidang kanvas. Dengan adanya irama
ini, lukisan tersebut memberikan kesan selaras antara unsur satu dengan unsur lainnya
Prinsip ekononi berkaitan dengan efisiensi dan ketidak berlebihan dalam seni. Dalam
karya musi dan pertunjukan efisensi dalap dilihat secara nyata tekait dengan intro,
dan isi. Sedangkan dalam seni rupa ketidak berlebihan ini justru terkadang menjadi
ciri khas dalam suatu karya seni lukis misalnya lukisan surealis. Namun dalam
lukisan di atas prinsip ekonomi tidak ditemukan secara nyata maupun semu.

C. PENUTUP
Berdasarkan kajian di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur dan prinsip
seni rupa merupakan hal mendasar untuk melihat estetika suatu karya seni. Adapun
keindahan lukisan Voka dengan judul “New York City” dapat dilihat keindahannya
melalui garis, bidang, garis, bentuk, value, tekstur dan warna. sedangkan dalam
prinsip terdapat unsur, keseimbangan, proporsi, dominasi, pergerakan dan prinsip
ekonomi.
Unsur dan prinsip akan membentuk kesatuan yang utuh sehingga membentuk
Keutuhan (unity) dalam hal ini maksudnya adalah dalam suatu karya memiliki
keseluruhan sifat yang utuh antar setiap bagiannya. Bilamana bagian atau komponen
suatu komposisi semuanya sama maka keutuhan akan tampak secara jelas, namun
jika beraneka ragam maka keutuhan bisa dicapai bilamana terdapat hubungan yang
kuat antar bagiannya.
Kajian pustaka
Suryajaya, Martin. 2016. Sejarah estetika Era Klasik Sampai Kontemporer. Jakarta:
Gang Kabel dan Indie Book Corner
Sidik, Fadjar dan Aming Prayitno. 1979. Disain Elementer, STSRI ASRI, Yogyakarta
Susanto, Mike. 2011. Diksi Rupa: Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa.
Yogyakarta: Dicti Art Lab
Kartika, Darsono S. 2017. Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains.
Sanyoto,Sadjiman Ebdi. 2010. Nirmana Elemen-elemen Seni dan Desain.
Yogyakarta: Jalasutra.
Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni
Pertunjukan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai