Anda di halaman 1dari 13

A.

Pengertian Seni
Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya,
walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal
dari kata "sani" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa".
Mungkin saya memaknainya dengan keberangkatan orang/ seniaman saat akan
membuat karya seni, namun menurut kajian ilimu di eropa mengatakan "ART"
(artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan.
Namun kita tidaka usah mempersoalkan makna ini, karena kenyataannya kalu kita
memperdebatkan makna yang seperti ini akan semakain memperkeruh suasana
kesenian, biarlah orang memilih yang mana terserah mereka.
Seni adalah proses yang sengaja mengatur unsur-unsur dalam suatu cara yang menarik
indra atau emosi. Ini mencakup berbagai macam kegiatan manusia, ciptaan, dan cara
berekspresi, termasuk musik, sastra, film, patung, dan lukisan. Makna seni ini dibahas
dalam cabang filsafat yang dikenal sebagai estetika.
Sifat Seni Secara Umum
Seni memiliki sifat dasar kreatif, individual, perasaan, abadi, dan universal.
Pengertian kreatif adalah kemampuan seseorang untuk mengubah sesuatu yang ada
menjadi baru dan orisinil. Contoh: Batu yang diubah menjadi patung, tanah liat dapat
menjadi keramik, suara diubah menjadi musik, gerakan menjadi sebuah tarian, dll. Sifat
individual adalah bahwa suatu karya seni memiliki ciri perseorangan dari penciptanya.
Lagu-lagu yang diciptakan Ebit G. Ade, sangat berbeda dengan lagu-lagu Rhoma
Irama, Titik Puspa, atau pun yang lainnya. Atau lukisan Afandi sangat berbeda dengan
lukisan-lukisan Basuki Abdullah, Raden Saleh, Popo Iskandar, Piccaso, Van Googh,
maupum pelukis lainnya. Ciri khas pribadi inilah yang merupakan identitas dari karya
mereka.Seni memiliki sifat perasaan, pengertiannya dalam membuat karya seni selalu
melibatkan emosi dan jiwa. Oleh sebab itu, untuk dapat menikmati sebuah karya harus
menggunakan kepekaan perasaan yang paling dalam. Sebuah lagu yang diciptakan
melalui perasaan seorang seniman, kemudian dibawakan seorang penyanyi yang
menjiwai isi lagu itu. Tampil dalam suara dan penampilan yang seirama, maka para
pendengar lagu itu akan tergugah hatinya. Semua itu jika ada kesungguhan dalam
menggunakan indera rasa seperti yang dilakukan pencipta dan penyanyinya.Seni
memiliki sifat abadi atau keabadian. Sesungguhnya semua pembuatan manusia
memiliki sifat demikian, yaitu perbuatan baik atau tercela yang sudah dilakukan tidak
dapat dibatalkan. Seseorang yang telah berjasa kepada kita, sosoknya akan selalu
melekat sampai akhir hayat, walau pun mungkin bendanya sudah hilang ditelan masa.
Jika membuat karya seni memiliki tujuan estetik atau keindahan, hendaknya orang yang
menikmatinya turut berlatih juga untuk berbuat sesuatu yang indah dan terpuji. Maka
layaklah seorang seniman mendapat penghargaan ketika ada anak yang berbuat sesuatu
kebaikan jika terpengaruh (menangkap amanat) cerita film, novel, syair lagu, dll. Tetapi
sebaliknya, siapa yang bersalah jika kelakuan tidak baik diakibatkan oleh pengaruh
cerita film atau buku-buku yang tidak mendidik? Seni bersifat universal, artinya seni
tidak mengenal batasan waktu, bangsa, bahasa, dll. Sebagai contoh, semua orang yang
berlainan bahasa akan tertawa terbahak-bahak ketika melihat tingkah laku badut sirkus
yang sangat lucu. Atau seorang yang melihat gambar karikatur akan tersenyum tanpa
mengetahui siapa pembuatnya.

B. Pengertian Seni Rupa


Seni rupa adalah salah satu cabang kesenian,seni rupa merupakan ungkapan
gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan median dan
penataan elemen serta prinsip-prinsip desain.Seni rupa dapat berfungsi sebagai : a.
media ekspresi, b. media ekspresi, c. media komunikasi, d. media pengembangan
bakat,e. media pendidikan. Aspek seni rupa : a. Aspek grahita, b. Aspek Garapan, c.
Aspek Tata. Jenis Karya Seni Rupa:
a. Karya rupa murni yakni karya seni rupa yang sengaja diciptakan sebagai sarana
ekspresi komunikasi,rekreasi dan terapi.Karya seni rupa murni ini dapat berupa
dwimarta ataupun trimatra.
b. Karya seni rupa terapan yang sengaja dicipta untuk tujuan fungsional.Karya seni rupa
ini pun mencakup 2 macam yakni dwimarta dan trimarta

C. Unsur-unsur Seni Rupa


Unsur-unsur fisik dalam sebuah karya seni rupa pada dasarnya meliputi semua
unsur fisik yang terdapat pada sebuah benda. Dengan demikian pengamatan terhadap
unsur-unsur visual pada karya seni rupa ini tidak berbeda dengan pengamatan terhadap
benda-benda yang ada di sekeliling kita. Semakin baik pengenalan terhadap unsur-
unsur visual ini akan semakin baik pula pengamartan seseorang terhadap segala sesuatu
yang dilihatnya. Unsur-unsur seni rupa atau unsur-unsur visual tersebut umumnya
dikelompokan sebagai berikut:
1. Garis (Line)
Garis merupakan unsur mendasar dan unsur penting dalam mewujudkan sebuah karya
seni rupa. Perwujudan karya seni rupa pada umumnya diawali dengan coretan garis
sebagai rancangannya. Garis memiliki 2 dimensi memanjang dan mempunyai arah serta
sifat-sifat khusus seperti: pendek, panjang, vertikal, horizontal, lurus, melengkung,
berombak dan seterusnya. Garis dapat terjadi karena titik yang bergerak dan
membekaskan jejaknya pada sebuah permukaan benda. Sejak kecil kita telah mengenal
dan menggunakan garis, baik dalam bermain, menggambar maupun ketika belajar
menulis dan membuat angka. Garis menjadi batas dari berbagai bentuk dan bidang.
Dalam seni gambar (drawing), bentuk garis dapat segera dikenali dengan mudah karena
garis dalam karya drawing bersifat aktual. Sedangkan pada karya seni lainnya seperti
seni patung misalnya, garis mungkin bersifat maya yang terbentuk dari perbedaan letak
dan bentuk permukaan patung tersebut. Dalam sebuah karya seni rupa garis dapat juga
digunakan sebagai simbol ekspresi. Garis tebal tegak lurus misalnya, memberi kesan
kuat dan tegas, sedangkan garis tipis melengkung, memberi kesan lemah dan ringkih.
Karakter garis yang dihasilkan oleh alat yang berbeda akan menghasilkan karakter yang
berbeda pula. Coba bendingkan karakter garis yang dihasilkan oleh jejak spidol pada
white board dan jejak kapur pada papan tulis.

Gambar macam-macam bentuk garis :


Garis menurut bentuknya ada 6 macam, yaitu : garis lengkung, garis patah, garis
lengkung berganda, garis patah berganda dan garis melingkar.
Garis menurut fungsi dan sifatnya ada tiga yakni :
- Garis nyata : yaitu garis yang nampak sebagai perwujudan bentuk bidang segi
tiga, segi empat dan sebagainya yang selanjutnya garis merupakan elemen pembentuk
bidang.
- Garis Semu : garis yang dibuat untuk menyatakan adanya bentuk bidang namun
sebenarnya garis tersebut tidak ada, misal pada bentuk bidang lengkung.
- Garis Bantu : garis yang dibuat untuk menunjukkan bahwa garis tersebut
memang benar-benar ada namun tidak nampak, karena tertutup bidang lain.
Dapat pula garis bantu merupakan garis penunjuk arah atau garis Bantu pembentuk
benda : contoh pada teknis gambar perspektif. Macam-macam garis : a. Garis lurus, b.
Garis patah, c. Garis patah berganda, d. Garis lengkung, e. Garis lengkung berganda, f.
Garis lingkar
2. Raut
Raut merupakan tampak, potongan atau bentuk dari suatu objek. Raut dapat
terbentuk dari garis yang mencakup ukuran luas tertentu yang membentuk bidang. Raut
juga dapat berarti perwujudan dari sebuah objek atau sering disebut bidang. Raut dalam
pengertian yang luas dapat berarti bidang atau bangun. Walaupun demikian ada pula
yang mencoba membedakan kedua pengertian tersebut dengan menyebutkan bidang
untuk menunjuk bentuk yang cenderung pipih atau datar sedangkan bangun lebih
menunjukkan kepada bentuk benda yang memiliki volume (mass) Dalam pengertian
yang kedua ini, bidang diartikan sebagai unsur seni rupa yang terbentuk dari
pertemuan ujung sebuah garis atau perpotongan beberapa buah garis. Bidang dapat pula
ditimbulkan dan dibentuk oleh pulasan warna atau nada gelap-terang.
Gambar unsur bidang pada seni rupa :
Bentuk atau bangun, yaitu unsur yang selalu berkaitan dengan benda, baik benda
alami maupun buatan. Bantuk atau bangun benda dapat berupa bangun beraturan seperti
lingkaran, segi empat segi tiga atau tidak beraturan. Selain berupa bangun, benda juga
memiliki bentuk palstis. Sebuah kotak kayu memiliki bangun persegi empat, tetapi
adanya tekstur dan kesan gelap terang membuat pengamat dapat melihat bentuk
plastisnya.
Gambar berbagai bentuk dan bangun:
3. Ruang
Unsur keruangan dari sebuah karya seni rupa menunjukan dimensi dari karya seni
rupa tersebut. Ruang dua dimensi hanya menunjukan ukuran (dimensi) panjang dan
lebar sedangkan ruang pada karya seni rupa tiga dimensi terbentuk karena adanya
volume yang memberikan kesan kedalaman. Walaupun demikian, seniman lukis atau
grafis yang membuat karya dua dimensi dapat juga menghadirkan kesan tiga dimensi
atau kesan ruang pada karyanya denganpengolahan unsur-unsur kerupaan lainnya
seperti perbedaan intensitas warna, terang-gelap, atau menggunakan teknik
menggambar perspektif untuk menciptakan ruang semu (khayal). Berbeda dengan
pematung, arsitektur atau desainer interior, ruang tiga dimensi pada karya-karya mereka
adalah ruang yang sebenarnya. Kesan tiga dimensional ini secara visual terlihat secara
manipulatif bahwa objek yang dekat dengan mata pengamat berukuran lebih besar dari
objek sejenis yang letaknya lebih jauh. Pada beberapa karya seni rupa dua dimensi
usaha untuk menmpilkan kesan ruang seringkali ditunjukkan pula dengan penumpukan
objek atau penempatan objek yang dekat dengan pengamat di bagian bawah dan objek
yang lebih jauh pada bagian atas.
Gambar benda-benda yang memiliki ruangan:
4. Tekstur
Unsur tekstur atau barik adalah kualitas taktil dari suatu permukaan. Taktil artinya
dapat diraba atau yang berkaitan dengan indra peraba. Disamping itu, tekstur juga dapat
dimaknai sebagai penggambaran struktur permukaan suatu objek baik halus maupun
kasar. Berdasarkan wujudnya, tekstur dapat dibedakan atas tekstur asli dan tekstur
buatan. Tekstur asli adalah perbedaan ketinggian permukaan objek yang nyata dan
dapat diraba, sedangkan tekstur buatan adalah kesan permukaan objek yang timbul pada
suatu benda karena pengolahan garis, warna, ruang, terang-gelap dsb.
Gambar pemanfaatan tekstur pada seni rupa :
5. Warna
Warna pada dasarnya merupakan kesan yang ditimbulkan akibat pantulan cahaya
yang mengenai permukaan suatu benda. Pada karya seni rupa, warna dapat berwujud
garis, bidang, ruang dan nada gelap terang. Menurut teori warna Brewster, semua warna
yang ada berasal dari tiga warna pokok (primer) yaitu merah, kuning dan biru.
Pencampuran dua warna primer akan menghasilkan warna sekunder dan bila dua warna
sekunder digabungkan akan menghasilkan warna tersier. Dalam karya seni rupa
terdapat beberapa macam penggunaan warna, yaitu harmonis, heraldis dan murni.
Penggunaan warna disebut harmonis jika penerapannya sesuai dengan kenyataan
sebenarnya. Sedangkan heraldis atau simbolis adalah pengunaan warna untuk
menunjukkan tanda atau simbol tertentu, seperti hitam untuk melambangkan duka cita,
merah untuk melambangkan amarah, hijau untuk melambangkan kesuburan dsb.
Adapun penggunaan warna secara murni adalah penerapan warna yang tidak terikat
pada kenyataan objek atau simbol tertentu. Dalam pewarnaan sebuah karya seni dikenal
juga istilah polikromatik dan monokromatik. Pewarnaan atau penggunaan secara
monokromatik menunjukkan kecenderungan penggunaan satu jenis warna. Perbedaan
untuk menunjukkan efek kedalaman dalam pewarnaan secara monokromatik umumnya
dilakukan dengan mengurangi atau menambahkan intensitas warna tersebut. Sedangkan
polikromatik menunjukkan penggunaan lebih dari satu jenis warna . Dengan kata lain
polikromatik merupakan kebalikan dari monokromatik.
Gambar lingkaran warna :
6. Gelap Terang
Unsur gelap terang timbul karena adanya perbedaan intensitas cahaya yang jatuh
pada permukaan benda. Perbedaan ini menyebabkan munculnya tingkat nada warna
(value) yang berbeda. Perbedaan unsur nada gelap terang memberikan kesan
permukaan yang sempit, lebar, arah dan efek keruangan. Ruang yang gelap seringkali
memberikan kesan sempit dan berat sedangkan ruang yang terang memberikan kesan
ringan, luas dan lapang. gambar Unsur gelap terang dalam karya seni gambar :
D. Prinsip Dasar Seni Rupa
Yang dimaksud Prinsip Dasar Seni Rupa adalah : Pengetahuan dasar untuk berkarya
seni rupa merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seseorang yang akan
berkarya seni rupa dalam bentuk dua Demensi maupun Karya seni Rupa tiga Demensi.
Secara Scematis dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Komposisi
Komposisi ialah : Suatu cara dan ketentuan untuk mengatur, mengusun, meramu
(menyampur) dengan dasar kaidah-kaidah yang ada, hingga mewujudkan, suasana
tatanan yang harmonis, kaidah-kaidah yang dimaksud dapat dibagi dua tahap proses
yang sebenarnya kesemuanya itu adalah merupakan satu kesatuan teknis yang tidak
bisa dipisahkan satu sama lain karena saling mendukung untuk mendapatkan hasil
karya seni yang bermutu atau yang berkwalitas, namun demikian untuk permulaan
belajar dapat menggunakan kaidah dasar lebih dulu, karena dengan menggunakan
kaidah dasar tersebut sudah bisa dilihat hasilnya walaupun belum tuntas
penyelesaiannya.
Contoh penerapan komposisi yang sifatnya
1.1. Mengatur : bagaimana seorang disainer Interior mengatur perabot rumah, hiasan, foto
dalam satu ruangan yang masing-masing disebut elemen estetik.
1.2 Menyusun : bagaimana seorang disainer seni grafis menyusun huruf, kata-kata,
kalimat, gambar dalam satu bidang media cetak majalah atau surat kabar.
1.3 Meramu : Kata meramu juga bisa diartikan mencampur bagaimana cara seorang
pelukis mencampur warna, dan seorang opoteker meramu obat dengan memperhatikan
kadar bahan yang dipakai.
Gambar komposisi yang membentuk kesatuan :

b. Balance (Keseimbangan)
Balance (keseimbangan )yang dimaksud ialah cara mengatur beberapa benda
atau bidang dalam satu bidang kertas gambar aar hasilnya serasi dan harmonis.
Ada beberapa macam keseimbangan dalam mengatur bentuk/warna dalam gambar
2.1 Keseimbangan Simetri : keseimbangan yang diterapkan pada pengatura benda atau
bidang yang sama bentuknya, atau jika gambar tersebut dibagi dua merupakan satu
bentuk yang dibagi dua sama besar atau sama dan sebangun.
2.2 Keseimbangan a Simetris = keseimbangan yang diterapkan pada pengaturan benda atau
beberapa bentuk / warna yang tidak sama ukuran besar kecilnya benda, atau tidak sama
posisinya caa meletakkannya.
2.3 Keseimbangan Skew Simetri = keseimbangan yang diterapkan pada beberapa bentuk
benda atau bidang yang sama tapi sehadap penerapannya banyak dipergunakan untuk
menggambar hiasan.
Gambar keseimbangan simetris dan A-simetris :
Penerapan faktor keseimbangan dalam pekerjaan sehari-hari ada tiga macam
yaitu :
3.1 Visualize Balance : keseimbangan yang dapat dinilai melalui pengamatan dan dapat
diukur segi besar/kecil, panjang pendek, wujudnya berupa bentuk benda dua dimensi.
Missal gambar ilustrasi, gambar hiasan, lukisan, foto.
3.2 Audio balance merupakan faktor keseimbangan pada satu karya yang dapat
dinikmati/dihayati melalui panca indera telinga/pendengaran. Missal mendengarkan
musik, mengguakan alat Bantu tape recorder sterio pada tape sterio tersebut ada dua
Loud Speaker yang masing-masing berfungsi untuk menggetarkan suatu yang dapat
diseimbangkan melalui potensio Balance.
3.3 Konstruktif Balance : penerapan keseimbangan pada karya yang mempergunakan
ukuran berat ringan bentuk benda maupun tiga dimensi, misal : bangunan rumah,
monument, patung. Dimana orang untuk mendirikan suatu bangunan dalam
menentukan bentuk kontruksinya harus mempertimbangkan faktor keseimbangan jika
tidak maka berakibat bangunan akan mudah roboh, atau mudah rusak.
c. Proporsi (Perbadingan)
Semua wujud benda yang ada di alam ini masing-masing mempunyai
perbandingan atau proporsi anara benda satu dengan yang lain atau bagian-bagian
dalam satu unit benda. Benda-benda yang dimaksud tersebut bisa benda ciptaan Tuhan,
benda alam bisa benda buatan manusia. Jika kita perhatikan ukuran-ukuran benda yang
kita lihat sehari-hari mempunyai ketentuan ukuran yang sifatnya normatif terdapat
benda-benda mati, benda hidup, atau makhluk hidup.
Benda mati seperti : meja, kursi, mobil dll
Benda hidup : berupa tumbuh-tumbuhan mulai drai rumput, pohon, bunga-
bungaan, dll
Dalam penerapannya proporsi (perandingan) ada dua kemungkinan yaitu :
4.1 Proporsi yang diterapkan pada karya seni rupa dua Dimensi
- Proporsi pada bidang ditinjau dari ukuran sisi bidang panjang dan lebar, secara
umum digunakan menurut golden saction yang dipakai sejak zaman kuno, yaitu ukuran
P : K = (2:3) (4:3) (5:7) dan seterusnya.
Contoh : pada kertas gambar, yang kita gunakan berukuran : 20 : 30 cm atau 30 : 40 cm
juga seperti pas foto 4 : 6 = 4 cm x 6 cm pada bangunan diterapkan pada : Panjang/lebar
jendela/pintu, mungkin juga pada ruangan. Untuk menerapkan benuk benda pada kertas
gambar atau pada kanvas seperti menggambar alam benda maka penerapannya
proporsinya yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut.
- Proposal antara besar gambar dengan luas kertas gambar untuk mempermudah
dapat dilakukan dengan cara yang ideal adalah menentukan bidang 2/3 luas kertas
gambar adalah merupakan besar gambar. Contoh : Cara menentukan 2/3 bagian dari
luar kertas gambar.
1. Bagilah sisi panjang menjadi 6 ruas
2. Bagilah pula sisi lebar menjadi 6 ruas
3. Hubungkan titik-titik 1/6 dari sudut kertas atau ke bawah dan dari kiri ke kanan.
4.2 Proporsi yang diterapkan pada karya seni rupa tiga dimensi
- Proporsi antara benda satu dengan benda lain yang ukurannya sudah tertentu
(normatif). Misal : Gelas dengan Teko.
- Proporsi antara satu dengan yang lain dalam satu unit benda misal sebuah
cangkir perhatikan tiga gambar. Contoh : bandingkan mana yang benar dan mana yang
salah antara pegangan cangkir dengan body cangkir.
d. Faktor Unity (Kesatuan)
Kesatuan yang dimaksud disini adalah kesatuan yang ditinjau dari segi
penataan/pengaturan/penerapan atau rangkaian (inte-atif) hingga benda-benda yang
diatur dalam gambar satu sama lain saling mendukung, apabila dikurangi salah satu
bagian akan terjadi ketidak wajaran atau ketidak seimbangan.
Ada dua macam yaitu :
5.1 Kesatuan antara bagian-bagian benda dalam satu unit benda, bila benda tersebut pada
satu nama misal : Teko, cangkir, dengan jelas dapat secara normatif apa bila benda
tersebut adalah teko, karena adanya elemen-elemen yang mendukung dalam satu
kesatuan misal : pada teko tersebut ada body, penyangga, tutup, tempat pansuran air,
dan elemen-elemn tersebut benar-benar punya ukuran tertentu yang normatif.
5.2 Kesatuan dalam penataan (penerapan) bagaimana menata / mengatur benda yang
nampak satu sama lain saling mendukung hingga menghasilkan penataan yang serasi /
artistik dalam melakukan pekerjaan menggambarkan yang terdiri beberapa benda maka
faktor kesatuan (unity) sangat menentukan kebenaran kualitas pekerjaan tersebut.
Contoh : jika kita amati gambar dibawah ini akan merupakan perbedaan yang jelas
antara kesatuan dalam penataan dan kesatuan dalam satu unit benda.
Kaidah-kaidah tersebut merupakan persyaratan mutlak untuk membuat karya gambar /
lukis yang sangat rrendasar juga merupakan faktor yang sangat mendukung agar karya
penataan ruang bermutu atau bernilai tinggi.
Dalam taraf permulaan ketiga kaidah tersebut sudah dapat dipergunakan untuk
membuat satu karya misal karya gambar bentuk untuk mengerjakan gambar ada dua
macam cara untuk menentukan obyek yaitu : 1. Menggambar dengan model
(material)
2. Menggambar tanpa model (non material)
Menggambar bentuk dengan model atau tanpa keduanya tetap harus
menggunakan memperhatikan ketiga kaidah yang telah di contohnya diatas, dan kaidah
lanjutan sebagai tahap penyelesaian akhir atau tahap finishing.
Kaidah lanjutan meliputi :
- Faktor Complexity, Faktor Complexity, yaitu berkenaan masalah kerumitan,
ketelitian dalam mengabadikan obyek gambar dimana masing-masing benda
mempunyai karakteristik yang sangat menentukan dalam penampilan khususnya
masalah texture gelap terang benda, atau karakteristik benda. Seorang pelukis akan
dinilai karyanya berkwalitas apabila dalam menampilkan hasil lukisan (gambar) dengan
Complexitas/ketelitian yang tinggi. Contoh : gambar dibawah ini menunjukkan kondisi
gambar benda yang mempunyai nilai complexitas/ketelitian yang tinggi dan yang lain
tidak.
- Faktor Intensity, Faktor Intencity : yang dimaksud ialah ketajaman warna atau
gelap terang pada penampilan gambar (lukisan) hingga kesan bayangan demensinal
benda benar-benar nampak, untuk menunjukkan kondisi volume dari suatu benda atau
menunjukkan kesan perspektif dari penataan benda-benda dalam gambar, untuk
mewujudkan hasil gambar / lukisan yang berkualitas dibutuhkan ketrampilan /
kemampuan yang tinggi.
- Faktor Emphaty (Emphasis), Faktor Emphasis : maksudnya adalah pusat
perhatian dari seluruh rangkaian gambar atau bagian dari gambar/lukisan yang
dijadikan focus pandangan dengan istilah lain dapat disebut Centra of Inters, untuk
mewujudkan hal ini dapat dilakukan dengan jalan memberi warna yang mencolok
(kontras) atau membagi garis arah berlawanan, dan dapat pula dengan arsir yang
intensitasnya tinggi.
e. Irama (Rhytim)
Irama (rhythm) tidak hanya dikenal dalam seni musik. Dalam seni rupa, irama
merupakan kesan gerak yang timbul dari penyusunan atau perpaduan unsur-unsur seni
dalam sebuah komposisi. Kesan gerak dalam irama tersebut dapat bersifat harmoni dan
kontras, pengulangan (repetisi) atau variasi
E. Jenis Karya Seni Rupa
Jenis karya seni rupa antara lain :
1. Menggambar
Kegiatan menggambar di SD dapat diterapkan dalam berbagai cara dari mulai
pembuatan shet,pengembangan shet,menjadikan karya karya lukis atau gambar
,menggambar dengan skema,memindahkan gambar denagan bantuan kisi-kisi,dan
menggambar ekspresi dengan cara memberikan gambaran kepada siswa bagaimana
seorang maestro menggarap karya mereka dari awal sampai akhir.
Kegiatan coret mencoret adalah bagian dari perkembangan motorik anak dan anak
sangat menyenangi kegiatan ini, sehingga dengan dorongan guru dan kesempatan yang
diberikan anak akan termotivasi membuat gambar.
Kegiatan menggambar merupakan salah satu cara manusia mengekspresikan
pikiran-pikiran atau perasaan-perasaanya. Dengan kata lain, gambar merupakan salah
satu cara manusia mengekspersikan pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya. Dengan
kata lain, gambar merupakan salah satu bentuk bahasa.Ada 3 tahap perkembangan anak
yang dapat dilihat berdasarkan hasil gambar dan cara anak menggambar.
Pertama, tahap mencoret sembarangan. Tahap ini biasanya terjadi pada usia 2-3
tahun. Pada tahap ini anak belum bisa mengendalikan aktivitas motoriknya sehingga
coretan yang dibuat masih berupa goresan-goresan tidak menentu seperti benang
kusut.Tahap kedua, juga pada usia 2-3 tahun, adalah tahap mencoret terkendali. Pada
tahap ini anak mulai menyadari adanya hubungan antara gerakan tangan dengan hasil
goresannya. Maka berubahlah goresan menjadi garis panjang, kemudian lingkaran-
lingkaran.
Tahap ketiga, pada anak usia 3 4 tahun, pergelangan tangan anak sudah lebih
luwes. Mereka sudah mahir menguasai gerakan tangan sehingga hasil goresannyapun
sudah lebihTujuan menggambar bagi anak:
1. Mengembangkan kebiasaan pada anak untuk mengekspresikan diri
2. Mengembangkan daya kreativitas
3. Mengembangkan kemampuan berbahasa
4. Mengembangkan citra diri anak
2. Finger Painting (Lukisan Jari)
Pada kesempatan kali ini, kita akan mempelajari salah satu kegiatan di area seni
yaitu kegiatan melukis dengan jari tangan atau bisa dikenal dengan nama finger
painting. Tujuan dari kegiatan ini adalah :
- Dapat melatih motorik halus pada anak yang melibatkan gerak otot-otot kecil dan
kematangan syaraf.
- Mengenal konsep warna primer (merah, kuning, biru). Dari warna-warna yang
terang kita dapat mengetahui kondisi emosi anak, kegembiraan dan kondisi-kondisi
emosi mereka.
- Mengenalkan konsep pencampuran warna primer, sehingga menjadi warna yang
sekunder dan tersier.
- Mengendalkan estetika keindahan warna.
- Melatih imajinasi dan kreatifitas anak.

Ada beberapa metode atau cara dalam kegiatan finger painting :


Menggunakan teknik basah (kertas dibasahi dulu)
Menggunakan teknik kering (kertas tidak perlu dibasahi)
3. Melukis
Salah satu kebahagiaan terbesar dari pelukis bukan hanya kesenangan tetapi juga
mendapatkan berbagai banyak pengalaman dengan anak-anak selagi mereka belajar
melukis. Pelajaran melukis dapat diawali oleh anak yang berusia 4-6 tahun atau usia
TK. Media yang digunakan untuk melukis pada anak usia dini biasanya cat air, cat
minyak, finger painting, dan lain-lain.
Dalam pembelajaran melukis anak-anak biasanya belajar sambil bercakap-cakap
dengan temannya. Percakapan pertama mereka kebanyakan adalah tentang warna-
warna yang mereka peroleh. Sambil bereksperimen dengan mencampurkan warna-
warna, anak-anak itu bermain, bermain elemen seni ini dengan cara yang santai. Hal ini
menjaga agar kuas dan semangat mereka tetap bekerja. Ini akan membuat mereka
mengekspresikan sesuatu yang bersifat pribadi dalam lukisan.Berbeda dengan anak usia
7 dan 8 tahun, cirikhas kelompok umur mereka adalah dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang berhubu-ngan dengan hidup mereka sendiri. Anak-anak membuat
lukisan tentang suasana hati, baik yang muram, sendu atau bersemangat dan lucu.
Biasanya suasana hati mereka disampaikan oleh warna. Mereka belajar bagaimana
warna pelengkap dan sejalan dapat membantu mengungkapkanide-ide.
4. Membentuk
Arti kata membentuk dapat dimaksudkan sebagai mengubah, membangun dan
mewujudkan. Membentuk dalam kaitan kegiatan seni rupa adalah terjemahan dari kata
dalam bahasa Belanda boetseren atau bahasa Inggris modeling. Umumnya bahan
yang dipergunakan untuk kegiatan membentuk adalah bahan-bahan lunak seperti tanah
liat, plastisin, malam lilin, playdog dan sejenisnya. Tetapi dalam pengembangannya,
selama tidak mengingkari maksud dari arti kata membentuk tadi, dapat dipergunakan
bahan-bahan lain seperti kertas, karton atau bahan-bahan lembaran yang sekiranya
dapat dibentuk.
Bahan yang tidak pernah cukup bagi mereka adalah tanah liat. Mereka tidak bosan
dengan bahan yang lengket, basah dan bisa dibentuk sesuai keinginan mereka. Anak-
anak akan menghabiskan hari mereka dengan tanah liat. Mereka suka menyentuh tanah
liat, untuk merasakan sensualitasnya.
Teknik membentuk sangat beraneka ragam,diantaranya :
a. Disambungkan Membutsir
Membutsir adalah membuat karya tiga dimensi dari bahan yang lunak dengan cara
diremas-remas dengan tangan pada saat tanah masih dalam keadaan lembek.Bahan
yang biasa digunakan adalah tanah dan plastisin.Selain membutsir dengan tangan yang
diremas-remaskan tetapi sering juga menggunakan alat yang disebut sudip.
b. Memahat
Membentuk dengan jalan membuang bahan yang tidak dipergunakan dengan cara
memahat.Setiap bahan ada peringkat pahat yang khusus .Media yang dapat dipakai
antara lain kayu,batu es,dsb.Karya yang dibuat dari bahan yang disambung-sambung.
c. Cor (Menuang)
Proses menuang menggunakan bahan cair yang dituangkan pada alat acuan yang
berbentuk cetakan.Setelah menjadi keras dikeluarkan dari acuan/cetakan.Bahan cair ini
dibuat dari semen,plastic ,karet dan gips.
d. Merakit
Membuat karya dengan cara menyambung-nyambung beberapa bagian atau potongan
bahan.Caranya disebut merakit,hasilnya disebut rakitan.Potongan bahan disambungkan
dengan cara dilas,dipatri,disekrup atau dengan cara yang lain.
5. Mencetak
Mencetak adalah proses memperbanyak suatu gambar atau naskah dengan
menggunakan teknik tertentu diantaranya cetak datar,cetak tinggi,cetak dalam,cetak
saring,cetak copy,dan cetak dengan pintu out. Mencetak dapat dilakukan anak
diberbagai usia, dimulai dari anak berusia 5 tahun. Kadang-kadang seorang anak kecil
akan menemukan idenya sendiri. Entah bagaimana dengan cara apa seorang anak
berusia 5 tahun dalam pembelajaran mencetak anak menemukan bahwa menepukkan
spons yang sudah diberi warna di atas menghasilkan rangkaian pola yang berulang-
ulang (perihal mencetak, merupakan suatu kemungkinan yang menakjubkan untuk
mengulanginya). Mencetak yang formal membuthkan pelat atau stempel. Stempel
tersebut gambar-gambar yang diukir atau ditimbulkan, yang diberi tinta dan kemudian
dipindahkan ke kertas. Stempel cetak yang paling sederhana terbuat dari Styrofoam.
Selain murah juga tidak berbahaya bagi anak didik kita. Untuk anak-anak usia 5 tahun
dan 6 tahun, penting khususnya untuk menyuruh mereka mencetak dihari yang sama.
Dengan cara ini mereka sungguh-sungguh memahami prosesnya. Semua anak
menikmati mengeksplorasi efek-efek yang dihasilkan tekstur ini ketika pelatnya
dicetak.
6. Menjiplak
Sebelum membuat cetakan apapun, anak-anak dapat menggunakannya untuk menjiplak.
Mereka cukup menempatkan sehelai kertas putih diatas permukaan pelat dan dengan
krayon, menggosok-gosokannya bahkan dengan keras untuk mendapatkan
gambarannya. Anak-anak merasa teknik menjiplak cukup mengagumkan dan
menggunakannya dengan banyak cara. Koin-koin biasanya adalah favorit mereka. Koin
adalah bahan yang sederhana dan mudah sekali didapat. Mereka dapat dengan mudah
membuat banyak jiplakan yang berbeda dari obyek-obyek yang ditemukan di sekolah.
Ini merupakan cara yang bagus untuk membuat anak-anak peka pada dunia sekitar
mereka.
7. Kolase
Kolase dalam pengertian yang paling sederhana adalah penyusunan berbagai macam
bahan pada sehelai kertas yang diatur. Anak-anak di kelasbiasanya memilih dan
mengatur potongan bentuk dari kertas, kain, bahan-bahan berstektur, lalu
meletakkannya di tempat yang mereka suka. Sebagai bagian dari pengalaman mereka
dapat membuat keputusan sendiri tentang penggunaan warna, ukuran dan bentuk. Ada
beberapa macam kolase yaitu:
- Kolase dengan kertas dan kain
- Kolase dengan tekstur.
8. 3M (Menggunting,Menempel,Melipat)
Karya rupa 3M ini merupakan proses manipulasi lembaran kertas menjadi suatu bentuk
tiga dimensi.Di Jepang teknik seperti ini disebut teknik origami.

F. Prinsip Pendidikan Seni Rupa SD


Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan istilah yang relatif baru
digunakan dalam dunia persekolahan. Pada mulanya digunakan istilah menggambar.
Penggunaan istilah pengajaran menggambar ini berlangsung cukup lama hingga
kemudian diganti dengan istilah Pendidikan Seni rupa.Materi pelajaran yang diberikan
tidak hanya menggambar tetapi juga beragam bidang seni rupa yang lain seperti
mematung, mencetak, menempel dan juga apresiasi seni. Tujuan pengajaran
menggambar di sekolah adalah untuk menjadikan anak pintar menggambar melalui
latihan koordinasi mata dan tangan.
Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak.
Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan
pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni
bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak
menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, melalui permainan kita dapat
mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat
dikatakan seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Pendidikan Seni Rupa adalah
mengembangkan keterampilan menggambar, menanamkan kesadaran budaya lokal,
mengembangkan kemampuan apreasiasi seni rupa, menyediakan kesempatan
mengaktualisasikan diri, mengembangkan penguasaan disiplin ilmu Seni Rupa, dan
mempromosikan gagasan multikultural.

G. Perlunya Pendidikan Seni Rupa Di SD


Menurut Sternberg ,kualitas emosional yang tampaknya penting, penting bagi
keberhasilan kualitas ini adalah kemampuan mengenali perasaannya sendiri sewaktu
perasaan atau emosi itu muncul, dan ia mampu mengenali emosinya sendiri apabila ia
memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka yang sesungguhnya dan kemudian
mengambil keputusan- keputusan secara mantap. Kemampuan mengelola emosi
merupakan kemampuan sesorang untuk mengendalikan perasaannya sendiri, sehingga
tidak meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi perilakunya secara wajar. (Sternberg,
Saloveri dalam Tolopan; 1997).
Menurut Pitcer (1982) mengatakan kemampuan membina hubungan
bersosialisasi sama artinya dengan kemampuan mengelola emosi orang lain. Dengan
seni rupa akan membantu anak-anak untuk mengerti orang lain dan memberikan
kesempatan dalam pergaulan sosial dan perkembangan terhadap emosional mereka.
Anak-anak dengan kemampuan ini cenderung mempunyai banyak teman, pandai
bergaul. Melalui belajar kelompok dituntut untuk bekerjasama, mengerti orang lain.
Anak merupakan pribadi sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang
lain untuk memanusiakan dirinya.
Menurut Goleman (1995) mengatakan bahwa idealnya seseorang dapat
menguasai ketrampilan kognitif sekaligus ketrampilan sosial emosional.Melalui
bukunya yang terkenal Emotional Intelligences (EQ), memberikan gambaran
spektrum kecerdasan, dengan demikian anak akan cakap dalam bidang masing-masing
namun juga menjadi amat ahli. Perkembangan Kognitif tidak dating dengan sendirinya.
Untuk mendorong pertumbuhan, kurikulum yang disusun berdasarkan atas taraf
perkembangan anak. Serta harus dapat memberikan pengalaman pendidikan yang
spesifik yaitu melalui pendidikan senirupa di sekolah.
H. Peranan Seni Rupa
Peranan Bagi Anak Usia Dini
Bermain bagi anak merupakan kegembiraan dan kesibukan yang penting. Dalam
bertanya seni rupa dapat menimbulkan kegembiraan. Kegembiraan anak nampak dan
terlihat disebabkan oleh keaktifan atau kesempatan bergerak, bereksperimen, berlomba
dan berkomunikasi. Dapat pula dilihat betapa senangnya anak-anak berkarya melalui
seni rupa, mereka akan bergerak-gerak dengan sadar atau tidak, mencoba-coba sesuatu
yang diinginkan. Dalam kelompok mereka selalu berlomba untuk menyelesaikan
karyanya sesuai dengan gagasannya. Apabila anak berhasil berkarya, dengan spontan ia
akan berteriak dan bergerak, menandakan kegembiraannya. Anak berkarya sesuai
dengan daya fantasinya dan apa yang dicapainya perlu mendapat
pemahaman/pengertian orang lain. Bermain sangat berguna bagi perkembangan anak
untuk persiapan dalam kehidupan masa dewasa. Permainan dimaksudkan antara lain :
Permainan membentuk; melatih anak untuk berkarya. Permainan fungsi; melatih
berbagai macam aktivitas fisik. Permainan peranan; berguna untuk menyiapkan anak
mampu melakukan peranan dalam kehidupan di kemudian hari. Permainan
menerima; berguna untuk memupuk kemampuan menerima kebudayaan.
Peranan Guru
Peranan guru di kelas adalah menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya
dan memahami karakteristik siswa sebagai anak didik di kelasnya. Dalam
melaksanakan kegiatan kelas guru harus menjadi pengelola, perencana, penyuluh dan
perancang program yang baik dan tuntas. Guru yang simpatik, imajinatif, kreatif dan
luas pengetahuannya. Adalah prasarat mutlak bagi guru sekolah dasar.
Peranan Sekolah
Sekolah berperan sebagai tempat membina dan melatih diri melalui pengajaran
dan pendidikan untuk mengatasi segala masalah di masyarakat kelak setelah anak
menyelesaikan sekolah. Di sekolah anak-anak dihadapkan pada tuntutan untuk tetap
bersikap teratur berdisiplin (diam/tenang), memperhatikan petunjuk-petunjuk guru,
menguasai seluruh perangkat.
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Secara wujud sebuah karya seni rupa terdiri dari unsur fisik dan non fisik. Unsur
fisik adalah bagian yang secara langsung dapat dilihat dan atau di raba dalam sebuah
karya seni rupa. Adapun unsur non fisik adalah prinsip atau kaidah-kaidah umum yang
digunakan untuk menempatkan unsur-unsur fisik dalam sebuah karya seni.
Prinsip-prinsip dalam karya seni rupa adalah unsur non fisik berupa kaidah atau
aturan baku yang diyakini oleh beberapa seniman dapat membentuk sebuah karya seni
yang baik dan indah. Kaidah atau prinsip-prinsip seni rupa ini mencakup: komposisi,
kesatuan (unity), keseimbangan (balance) dan irama (rhythm), penekanan, proporsi
dan keselarasan.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami sajikan tentang Seni Rupa dan Keterampilan
yang cukup singkat, namun jika ingin lebih mengetahui tentang Seni Rupa dan
Keterampilan dapat mendalaminya dengan berbagai buku ataupun sumber yang
berhubungan dengan Seni Rupa dan Keterampilan.

Anda mungkin juga menyukai