Anda di halaman 1dari 12

BAB 1 PENDAHULUAN

SENI RUPA NUSANTAR A A. Seni Rupa Sadarkah bila di sekitar kita banyak sekali karya seni rupa? Berbagai gambarpada buku, iklan, atau kain, lukisan, anyaman tikar atau kursi rotan, desain kamar dantaman, ataupun patung yang menghiasi rumah dan jalan merupakan hasil gagasanmanusia yang dicipta dalam rangka memenuhi kebutuhannya.Seni yang pada kegiatanpenciptaannya memerlukan koordinasi antara mata dan tangan ini disebut seni rupa.Seni rupa adalah ungkapan gagasan atau perasaan estetis dan bermakna yangdiwujudkan melalui media titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, dan gelapterang yang ditata dengan prinsip-prinsip tertentu.Seni rupa yang sering kalian lihat di kehidupan sehari-hari itu, dibagi duamenurut kegunaannya. Yakni seni rupa murni dan seni rupa terapan. Disebut seni rupamurni karena karya seni ini mengutamakan fungsi keindahan atau hanya untukdinikmati nilai atau mutu seninya dengan indera penglihatan.Sedangkan seni rupa terapan merupakan karya seni rupa yang mengutamakanfungsi pakainya selain juga dinikmati mutu seninya. Seni rupa terapan dapatdibedakan menjadi dua, yakni seni kriya/kerajinan tangan seperti ukiran, anyaman,keramik, topeng, serta batik, dan desain seperti ragam hias, produk, interior,eksterior.Berdasarkan wujud atau dimensinya, karya seni rupa dapat dibedakan menjadidua, yakni karya seni rupa dua dimensi dan karya seni rupa tiga dimensi. Disebutkarya seni rupa dua dimensi (dwimatra) karena wujud karyanya berupa bidang ataumemiliki ukuran panjang dan lebar saja. Sehingga, karya seni rupa dua dimensi hanyadapat dilihat dari satu sisi. Contoh karya seni rupa dua dimensi adalah gambar ataulukisan. Sedangkan karya seni rupa tiga dimensi (trimatra) wujud karyanya memilikiukuran panjang, lebar, dan tinggi, atau memiliki ruang (volume). Karya seni rupa tigadimensi dapat dinikmati dari berbagai sisi. B. Unsur Seni Rupa Karya seni rupa, terutama karya seni rupa dua dimensi, terdiri dari unsur-unsurtitik, garis, bidang, ruang, warna, tekstur, dan gelap terang. Dari perpaduan selarasunsur-unsur inilah terbentuk karya-karya seni rupa yang indah.1. TitikTitik merupakan unsur rupa yang paling sederhana. Setiap menyentuhkan pensiluntuk pertama kali pada kertas akan menghasilkan titik. Unsur titik akan tampakberarti pada karya seni rupa apabila jumlahnya cukup banyak ayau ukurannyadiperbesar hingga menjadi bintik.2. GarisGaris merupakan unsur rupa yang terbuat dari rangkaian titik yang terjalinmemanjang menjadi satu. Ada empat macam garis yaitu garis lurus, garis lengkung,garis patah-

patah, dan garis spiral atau pilin. Garis lurus berkesan tegas dan keras,sedangkan garis lengkung berkesan lembut dan lentur. Garis patah-patah berkesankaku, sedangkan garis spiral berkesan luwes.3. BidangBidang merupakan unsur rupa yang terjadi karena pertemuan dari beberapa garis.Bidang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bidang geometris dan nongeometris.Bidang geometris adalah bidang yang beraturan dan digunakan dalam ilmu ukur.Bidang nongeometris adalah bidang yang tidak beraturan. Bidang inilah yang seringkaliterdapat pada bentuk-bentuk alami.4. BentukBentuk adalah unsur seni rupa yang terbentuk karena ruang atau volume. Macam-macam bentuk dalam seni rupa adalah bentuk kubistis, silindris, bola, limas, prisma,kerucut (geometris), dan nongeometris. Unsur bentuk secara nyata diterapkan padaunsur seni patung, arsitektur, taman, interior, dan kriya.5. WarnaWarna merupakan unsur rupa yang terbuat dari pigmen (zat warna). Warna dapatdikelompokkan menjadi tiga, yaitu kelompok warna primer, sekunder, dan tersier.Warna primer (pertama) maksudnya, warna tersebut bukan terbuat dari campuranwarna lain mana pun. Kelompok warna sekunder (kedua) terbentuk dari campuranwarna primer dan warna primer lain. Warna tersier (ketiga) terjadi dari campuranwarna sekunder dengan warna sekunder lain atau dengan warna primer.Kelompok warna primer terdiri dari tiga warna, yaitu merah (magenta), kuning(yellow), dan biru (cyan). Kelompok warna sekunder terdiri dari tiga warna, yaituhijau, ungu, dan jingga. Kelompok warna tersier merupak warna-warna yang senadadengan warna sekunder namun dengan tingkat warna primer yang berbeda-beda. C. Ragam Gagasan Seni Rupa Daerah Karya seni rupa yang diciptakan oleh warga masyarakat di daerah-daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air disebut seni rupa daerah. 1. Objek Seni RupaHal yang diwujudkan menjadi karya seni disebut objek karya seni. Berbagai hal yang ada di dunia sekitar kita bahkan dalam dunia imajinasi merupakan sumber ilhamatau dapat menjadi objek bagi pembuatan karya seni rupa. Sehingga, objek seni rupapun menjadi sangat beragam. Manusia, hewan, tumbuhan, benda buatan manusia,benda alam dan gejala alam semuanya dapat menjai objek karya seni rupa. Semuatergantung imajinasi, daya kreasi dan daya cipta pembuat karya.Beragamnya budaya tiap masyarakat akan memberi pengaruh pada gayapenyajian seni rupa ini. Walaupun samasama diilhami dari hewan kera, misalnya,patung kera dari bali akan berbeda dengan patung kera dari kalimantan. Perbedaan inimenimbulkan berbagai corak ragam hias di nusantara. Seiring perkembangan jaman,terbentuklah pula corak tradisional ( primitif dan klasik ), modern ( representatif,deformatif dan abstrak ), bahkan ost-modern.Perbedaan alam tempat tinggal juga mempengaruhi perbedaan karya seni. Bagimasyarakat di pedalaman, hutan, persawahan, gunung, beserta hewan-hewan,tumbuhan, kegiatan manusia dan peralatan yang digunakan di sana merupakan objek yang lazim ditemui.

Sedangkan bagi masyarakat yang tinggal di pesisir, objek yanglebih banyak ditemui misalnya laut, tumbuhan pantai, berbagai hewan laut, perahu,dan kegiatan manusia di laut dan pantai. 2. Tema Seni RupaTema di sini maksudnya, apa yang hendak diceritakan oleh karya seni rupatersebut. Tema tergantung pada hal yang menarik minat perupa untuk kemudiandiciptakan menjadi karya seni. Secara tematik, ragam seni rupa dapat diwujudkanberdasarkan tema-tema sebagai berikut. Manusia dan dirinya sendiri. Hubungan manusia dengan manusia lain. Manusia dengan alam sekitarnya. Manusia dan kegiatannya. Manusia dengan benda alam. Manusia dengan alam khayal (supranatural) Dan sebagainya. 3. Makna Simbolis Seni RupaKarya seni ibarat mata uang yang memiliki 2 sisi. Sisi pertama merupakanbentuk fisiknya yang berupa gambar atau bentuk (simbol), dan sisi kedua merupakanisi, pesan, atau maknanya. Rupa dari karya tersebut menjadi simbol dari makna yangtersirat di dalamnya. Karya ini menjadi simbol suatu hal.Ragam hias yang terdapat dalam karya ukir, patung, dan motif kain di berbagaidaerah juga merupakan simbol tersendiri bagi masyarakat yang bersangkutan.Simbol-simbol ini memiliki arti tertentu sehingga tak bisa sembarangan digunakan.Makna simbolis seni rupa tampak jelas dalam benda yang berhubungan denganreligi/keagamaan dan adat. Berbagai arca dan pahatan relief peninggalan jamankerajaan hindu-budha merupakan simbolis dari berbagai hal dalam kebudayaan hindubudha.Unsur seni rupa juga membantu membentuk kesan dan simbol dari karya seni.Misalnya dengan warna, maupun garis. D. Ragam Seni Rupa Daerah Seni rupa nusantara memang terdiri dari berbagai benda seni. Namun, sepertiseni rupa pada umumnya, karya seni nusantara ini juga bisa dibagi menjadi 2 kelompokbesar, yaitu : seni rupa 2 dimensi dan 3 dimensi. Yang termasuk seni rupa 2 dimensiadalah gambar, lukisan, dan grafis. Karya seni rupa 3 dimensi terdiri atas seni patung,kriya, dan desain. 1. Gambar. Menggambar merupakan proses perekaman objek di atas bidang 2 dimensimelalui media dengan kriteria antara lain : ketepatan/kemiripan bentuk dan warna dengan memperhatikan persepektif, proporsi, komposisi, gelap terangserta bayang-bayang benda atau objek yang digambar.

Dengan kata lain,menggambar lebih bersifat objektif. Karya gambar antara lain gambar bentuk,gambar model, gambar ilustrasi, dan ragam hias. 2. Lukisan. Lukisan juga menggambarkan karya seni rupa 2 dimensi. Melukis lebihcenderung mengekspresikan gagasan atau mengungkapkan jiwa pelukis melaluimedia ungkap; dan teknik penggarapannya berdasarkan prinsip-prinsip senirupa. Kemampuan penggarapan dan penguasaan bahan dan alat merupaka aspek yang utama di dalam melukis. Melukis lebih bebas dalam menafsirkan objek,sesuai keinginan pelukisnya. Dengan perkataan lain melukislebih bersifatsubjektif. Karya seni lukis dapat dibedakan dengan beberapa corak, antaralain: representatif ( nyata ), dekoratif, ekspresif, dan non-representatif(abstrak). 3. Grafis. Grafis atau seni grafik sebenarnya termasuk ke dalam desain, namun menurutdimensinya seni ini termasuk karya seni rupa 2 dimensi. Grafis diproduksidengan teknik cetak. Namun pada proses awalnya, sang perupa membuatdesain/rancangan gambar dan tata letaknya dengan memperhitungkan padabahan apa grafis ini akan dicetak. Zaman sekarang, proses merancang gambardapat dilakukan dengan bantuan komputer. Grafis banyak digunakan untukmembuat iklan di media cetak, papan reklame, desain logo, poster, sampulkaset, dan sebagainya. 4. Seni Patung. Patung, dalam perkembangannya disebut juga sebagai plastic art/seniplastis/seni bentuk, maksudnya bentuk-bentuk yang memiliki nilai keindahan.Patung sebagai seni plastis memiliki arti luas karena tak hanya meniru bentukmanusia dan hewan, tetapi bentuk apapun bisa asalkan memiliki nilai keindahan Patung sebagai seni sudah ada semenjak peradaban awal manusia, yangkebanyakan dibuat dari batu atau kayu. Patung-patung ini berukuran besar dankecil dan sebagaian besar bersifat religius atau digunakan untuk keperluanadat. Namun ada juga yang berfungsi sebagai hiasan.Patung zaman sekarang dibuat dengan berbagai bahan dan lebih bersifatestetis ( mengutamakan keindahan bentuk ). 5. Seni Kriya. Seni kriya termasuk seni rupa terapan. Seni kriya atau kerajinan adalah suatuusaha membuat barang-barang hasil pekerjaan tangan, atau dapat pula berartipekerjaan tangan. Benda-benda ini biasanya dibuat untuk dipergunakan dalammemenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sekaligus melestarikan tradisikesenirupaan suatu daerah. Oleh karena itu, karya seni kriya dibuat olehmasyarakat daerah tertentu sebagai ciri khas daerahnya. Pada umumnyapembuatan seni kriya terikat pada aturanaturan tertentu yang dianut olehsuatu daerah. Motif-motif dan warna-warna yang dipakai pun

melambangkanmakna-makna tertentu dari daerah tersebut.Karya seni kriya adalah seni rupa yang paling banyak ragamnya di indonesia.Contohnya anyaman, yang bisa saja terbuat dari rotan, bambu, daun pandan,serta berbagai macam lainnya, dari keperluan rumah tangga, sepertitempatanasi, nyiru, bubu, kap lampu, tas, dinding rumah, tikar, lampit, dankursi. Tak hanya anyaman banyak lagi bendabenda yang memiliki keragamandisamping kegunaannya masing-masing.Banyak seni kerajinan daerah ini yang hampir punah karena sedikit sekali yangtertatrik untuk melestarikan tradisinya. Padahal pengetahuan corak dan carapengerjaannya merupakan warisan budaya nusantara yang tak ternilai harganya. 6. Desain DaerahDesain juga merupakan ragam seni rupa terapan.

Karya desain dapat dikatakankarya seni rupa murni apabila hasil karyanya dimaksudkan untuk dinikmatikeindahannya saja, bukan fungsi lainnya.Desain diciptakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen akanproduk seni. Prosedur pembuatannya cenderung lebih rumit, karena selainsebagai sarana berekspresi bagi desainer juga merupakan upaya menjembataniantara harapan pemakai desain/konsumen dengan kenyataan yang ada/pasar. Proses pembuatan desain biasanya mellui tahapan panjang, dengan tujuan agardiminati konsumen. Desain juga bisa dibuat sebagai pesanan seseorang ataupihak tertentu. Karena itu, terciptanya karya desain dapat bersifat tunggalatau massal.

BAB II SENI RUPA DI KALIMANTAN TENGAH Sosial BudayaPenduduk asli Kalimantan Tengah adalah suku Dayak, suku ini merupakan masyarakatterbesar yang mendiami Propinsi Kalimantan Tengah bersama dengan berbagai sukulain di Indonesia. Suku Dayak terbagi atas beberapa sub etnis yang masing-masingmemiliki satu kesatuan bahasa, adat istiadat dan budaya. Sub-sub etnis tersebutantara lain Suku Dayak Ngaju (termasuk Bakumpai dan Mendawai), Ot Danum,Maanyan, Lawangan, Siang dan lain-lain.Masyarakat Dayak Kalimantan Tengah mempunyai sifat keterbukaan dan toleransi yang tinggi yang tercermin dalam falsafah Huma Betang. Huma Betang adalah rumahkhas Kalteng, berupa rumah besar, dimana dalam satu rumah besar adat (HumaBetang) Dayak Kalimantan Tengah tersebut tinggal bersama-sama bebera pa keluargadengan segala perbedaannya seperti status sosial, ekonomi maupun agama namun tetap hidup secara harmonis.Sifat gotong royong dalam masyarakat suku Dayak masih tetap terpelihara terutamadalam gerak hidup bermasyarakat yang tercermin dari tradisi kerja Habaring Hurung,Handep dan Harubuh.Berbagai ragam dan jenis kesenian tradisional yang masih terpelihara dalamkehidupan masyarakat di Kalimantan Tengah antara lain : Seni Tari, Seni Suara, SeniRupa, Seni Ukir, dan Seni Anyam-anyaman. Seni Suara berupa lagu -lagu Daerahdikenal dengan istilah : Karungut, Kandan, Parung, Karinci Seni anyaman yang memilikiberagam corak terus dikembang oleh masyarakat sebagai kerajinan rakyat.Kerajinan anyaman tersebut antara lain yang terbuat dari rotan, bambu, pandan danpurun. Disamping itu juga berkembang berbagai kerajinan etnik (tradisional) yangterbuat purun, getah nyatu serta bahan kayu. Seni ukir dapat disaksikan padapembuatan benda-benda seperti Talawang (Peri- sai), bangunan Sandung, hulu dan sarung senjata khas Dayak Mandau, patung (Sapundu) dan bangunan pada rumahrumah adat.Disamping berbagai kerajinan Kalimantan Tengah juga kaya akan berbagai kegiatanupacara adat / ritual seperti Tiwah, Manyanggar, Mamapas Lewu (bersih desa),Mampakanan Sahur Parapah.Tiwah merupakan upacara ritual agama Kaharingan, yaitumengantarkan arwah orang yang telah meninggal ke Lewu Tatau (sorga). Acara inimemakan waktu yang cukup lama sekitar satu bulan atau lebih.Sumpit yang dalam bahasa Dayak Ngaju disebut sipet merupakan senjata tradisional yang sudah dikenal sejak jaman dahoeloe kala. Sipet terbuat dari kayu ulin yangdibentuk dan dilobangi bagian dalamnya sehingga menyerupai pipa lurus, denganukuran diameter bagian luar sekitar 3 cm, diameter rongga dalam sekitar 0,75 cm danpanjang sekitar 200 cm. Setelah diraut dan digosok sampai rapi, biasanya kayu ulintersebut menjadi berwarna hitam mengkilat sehingga permukaannya mirip sepertilogam. Pada bagian ujung depan pipa tadi dipasang dua macam aksesori yang terbuatdari besi, yaitu di sisi sebelah bawah dipasang mata tombak yang tajam, dan pada sisisebelah atas dipasang besi

kecil menyerupai pisir pada ujung laras senjata api, yangberguna sebagai alat bantu untuk membidik sasaran. Kedua aksesori tersebutdilekatkan pada batang sipet menggunakan rotan yang dianyam sedemikian rupasehingga terlihat rapi, kuat dan artistik. Bagian permukaan batang sipet terkadangdihiasi dengan ukiran relief atau ornamen dengan motif khas Dayak.Kegunaan utama sipet adalah sebagai senjata atau alat berburu, walaupun bisa jugadigunakan sebagai senjata pada saat berperang. Sebagai senjata, ia dilengkapi denganpeluru yang dimasukkan ke dalam lobang laras dan dilontarkan ke arah sasaran dengancara ditiup menggunakan mulut. Jenis pelurunya ada 2 macam. Jenis pertama terbuatdari tanah liat dalam keadaan setengah basah dibentuk berupa bola-bola kecilsebesar ukuran lubang laras, biasanya digunakan untuk jarak dekat (sekitar 5 meter)untuk berburu binatang kecil misalnya tupai dan burung-burung yang terbang rendah Jenis peluru yang kedua disebut damek atau lahes, terbuat dari bilah bambu yangdiruncingkan seperti anak panah dan di bagian belakangnya dipasang potongan kayugabus untuk mengatur arah, kurang lebih berfungsi sama dengan bulu angsa yangdipasang pada shuttlecock (bola badminton). Lahes tersebut dibuat dalam jumlahbanyak, disimpan di dalam tabung bambu yang sudah diisi dengan cairan bisa atauracun dari binatang liar, sehingga apabila melukai sedikit saja tubuh hewan sasaranakan langsung mematikan. Biasanya lahes digunakan untuk berburu hewan yang lebihbesar, misalnya kancil, kijang atau hewan primata (misalnya monyet dll) yang tinggal diatas pohon-pohon tinggi.Suatu hal yang unik pada sumpit ialah ketika pelurunya dilontarkan menuju sasaran,tidak akan terdengar bunyi apapun yang membuat sasarannya mengetahui dari manasumber asal serangan. Hal ini berbeda dengan senapan atau senjata api. Konon hal ini jugalah yang membuat Belanda kewalahan dalam perang gerilya melawan suku Dayak diKalimantan. Kita tahu bahwa sebagai bangsa Eropa, orang Belanda itu mempunyai rasaingin tahu yang sangat tinggi terhadap setiap hal yang belum dimengerti olehnya. Suatu ketika pasukan serdadu Belanda melintasi hutan. Kebetulan tidak jauh dari situada beberapa orang suku Dayak sedang mengintai. Mereka pun melontarkan pelurusumpit dari tanah liat yang sengaja diarahkan pada sebatang pohon di depan salahseorang serdadu Belanda. Para serdadu tadi langsung berkerumun meneliti bendaapakah gerangan yang tiba-tiba melesat di depan hidungnya. Ketika mereka asyikberkerumun itulah mereka diserang dengan peluru beneran, yaitu lahes yangmengandung racun.Pada masa kini, anak-anak Dayak di daerah pedalaman Kalimantan masing seringbermain perang-perangan menggunakan sumpit-sumpitan yang terbuat dari ruasbambu kecil dengan peluru tanah liat. Meskipun maksudnya cuma sekedar main-maintapi sesekali peluru tanah tersebut sering juga tanpa disengaja mengenai tubuhlawan.

Seni Rupa/UkirSeni Rupa/Ukir Kalimantan Tengah memiliki corak khas dan unik. Hal ini bisadilihat dari topeng, perisai, bangunan sandung (tempat menyimpan tulangbelulang), hulu dan sarung mandau, patung sapundu dan lain-lain. Seni Anyaman/KerajinanKalimantan Tengah memiliki beragam jenis kerajinan rakyat yang berbahanrotan, pandan, purun, getah nyatu serta perhiasan dari batu alam KalimantanTengah lain yang sangat menarik untuk dijadikan Souvenir (Cenderamata). Senjata Khas/Tradisional Suku Dayak memiliki senjata khas/tradisional seperti : Mandau, Sipet(Sumpitan), Lunjo (Lembang), Duhung (sejenis keris), semua memiliki bentukdan artistik yang cukup tinggi. Transportasi Tradisional Sesuai kondisi alamnya, Suku Dayak banyak menggunakan perahu sebagai jenistransportasi. Jenis-jenis perahu tradisional Suku Dayak : Jukung Rangkan danBanama (perahu besar). Beberapa macam seni rupa khas Kalimantan Tengah, antara lain : 1. Sipet. Sumpitan(sipet) merupakan pula salah satu senjata etnik Dayak di Kalimantan.Senjata ini umumnya digunakan sebagai alat berburu, menyerang musuh dan melawansegala mara bahaya. Menurut kepercayaan Etnik Dayak sumpitan (sipet) tidak bolehdigunakan untuk membunuh sesama umat manusia.Peluru atau anak sumpitan yang tajam seperti panah disebut domek. Untuk menambahampuh, lazimnya, domek diberikan suatu zat racun yang diperoleh dari getah sejenis akar yang diolah sedemikian rupa disebut ipu. Ipu ditaruh (digosok) pada ujung anaksumpitan. Karena itu manusia atau binatang yang terkena ipu akan keracunan. Sebelumdigunakan domek disimpan dalam suatu tempat khusus, disebut telep. Caramelepaskan domek dari sumpitan ialah dengan meniup sekeras mungkin melalui lobangsumpitan yang lurus.Jarak capai anak sumpitan ini cukup jauh sehingga ia merupakan senjata yang praktisuntuk berburu. Menurut bentuknya itu, nenek moyang Etnik Dayak mengharapkanbahwa setiap orang harus jujur, lurus seperti lobang sumpitan sehingga dapattercipta ketulusan dan perdamaian. 2. Mandau Kalimantan adalah salah satu dari 5 pulau besar yang ada di Indonesia. Sebenarnyapulau ini tidak hanya merupakan daerah asal orang Dayak semata karena di sana adaorang Banjar (Kalimantan Selatan) dan orang Melayu. Dan, di kalangan orang Dayaksendiri satu dengan lainnya menumbuhkembangkan kebudayaan tersendiri. Denganperkataan lain, kebudayaan yang ditumbuhkembangkan oleh Dayak-Iban tidak samapersis dengan kebudayaan yang ditumbuh-kembangkan

Dayak-Punan dan seterusnya.Namun demikian, satu dengan lainnya mengenal atau memiliki senjata khas Dayak yangdisebut sebagai mandau. Dalam kehidupan sehari-hari senjata ini tidak lepas dari pemiliknya. Artinya, kemanapun ia pergi mandau selalu dibawanya karena mandau jugaberfungsi sebagai simbol seseorang (kehormatan dan jatidiri). Sebagai catatan,dahulu mandau dianggap memiliki unsur magis dan hanya digunakan dalam acara ritualtertentu seperti: perang, pengayauan, perlengkapan tarian adat, dan perlengkapanupacara.Mandau dipercayai memiliki tingkat-tingkat kampuhan atau kesaktian. Kekuatansaktinya itu tidak hanya diperoleh dari proses pembuatannya yang melalui ritual-ritualtertentu, tetapi juga dalam tradisi pengayauan (pemenggalan kepala lawan). Ketika itu(sebelum abad ke-20) semakin banyak orang yang berhasil di-kayau, maka mandau yang digunakannya semakin sakti. Biasanya sebagian rambutnya sebagian digunakanuntuk menghias gagangnya. Mereka percaya bahwa orang yang mati karena dikayau,maka rohnya akan mendiami mandau sehingga mandau tersebut menjadi sakti. Namun,saat ini fungsi mandau sudah berubah, yaitu sebagai benda seni dan budaya,cinderamata, barang koleksi serta senjata untuk berburu, memangkas semak belukardan bertani. Struktur Mandau 1. Bilah Mandau Bilah mandau terbuat dari lempengan besi yang ditempa hingga berbentuk pipihpanjang seperti parang dan berujung runcing (menyerupai paruh yang bagian atasnyaberlekuk datar). Salah satu sisi mata bilahnya diasah tajam, sedangkan sisi lainnyadibiarkan sedikit tebal dan tumpul. Ada beberapa jenis bahan yang dapat digunakanuntuk membuat mandau, yaitu: besi montallat, besi matikei, dan besi baja yang diambildari per mobil, bilah gergaji mesin, cakram kendaraan, dan lain sebagainya. Konon,mandau yang paling baik mutunya adalah yang dibuat dari batu gunung yang dileburkhusus sehingga besinya sangat kuat dan tajam serta hiasannya diberi sentuhan emas,perak, atau tembaga. Mandau jenis ini hanya dibuat oleh orang-orang tertentu.Pembuatan bilah mandau diawali dengan membuat bara api di dalam sebuah tungkuuntuk memuaikan besi. Kayu yang digunakan untuk membuat bara api adalah kayu ulin.Jenis kayu ini dipilih karena dapat menghasilkan panas yang lebih tinggi dibandingkandengan jenis kayu lainnya. Setelah kayu menjadi bara, maka besi yang akan dijadikanbilah mandau ditaruh diatasnya agar memuai. Kemudian, ditempa dengan menggunakanpalu. Penempaan dilakukan secara berulang-ulang hingga mendapatkan bentuk bilahmandau yang diinginkan. Setelah bilah terbentuk, tahap selanjutnya adalah

membuathiasan berupa lekukan dan gerigi pada mata mandau serta lubang-lubang pada

bilahmandau. Konon, pada zaman dahulu banyaknya lubang pada sebuah mandau mewakili banyaknya korban yang pernah kena tebas mandau tersebut. Cara membuat hiasansama dengan cara membuat bilah mandau, yaitu memuaikan dan menempanya denganpalu berulang-ulang hingga mendapatkan bentuk yang diinginkan. Setelah itu, barulahbilah mandau dihaluskan dengan menggunakan gerinda. 2. Gagang (Hulu Mandau) Gagang (hulu mandau) terbuat dari tanduk rusa yang diukir menyerupai kepala burung.Seluruh permukaan gagangnya diukir dengan berbagai motif seperti: kepala naga,paruh burung, pilin, dan kait. Pada ujung gagang ada pula yang diberi hiasan berupabulu binatang atau rambut manusia. Bentuk dan ukiran pada gagang mandau ini dapatmembedakan tempat asal mandau dibuat, suku, serta status sosial pemiliknya.3. Sarung Mandau.Sarung mandau (kumpang) biasanya terbuat dari lempengan kayu tipis. Bagian atasdilapisi tulang berbentuk gelang. Bagian tengah dan bawah dililit dengan anyamanrotan sebagai penguat apitan. Sebagai hiasan, biasanya ditempatkan bulu burungbaliang, burung tanyaku, manik-manik dan terkadang juga diselipkan jimat. Selain itu,mandau juga dilengkapi dengan sebilah pisau kecil bersarung kulit yang diikatmenempel pada sisi sarung dan tali pinggang dari anyaman rotan. Nilai BudayaPembuatan mandau, jika dicermati secara seksama, di dalamnya mengandung nilai-nilai yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari bagimasyarakat pendukungnya. Nilai-nilai itu antara lain: keindahan (seni), ketekunan,ketelitian, dan kesabaran. Nilai keindahan tercermin dari bentuk-bentuk mandau yangdibuat sedemikian rupa, sehingga memancarkan keindahan. Sedangkan, nilaiketekunan, ketelitian, dan kesabaran tercermin dari proses pembuatannya yangmemerlukan ketekunan, ketelitian, dan kesabaran. Tanpa nilai-nilai tersebut tidakmungkin akan terwujud sebuah mandau yang indah dan sarat makna.Mandau adalah salah satu senjata yang diciptakan oleh nenek moyang Etnik Dayak diKalimantan umumnya. Terbuat dari besi yang kuat dan baik. Oleh Etnik Dayak, mandaudipercayai memiliki tingkat-tingkat keampuhan sesuai kesaktian besinya.Dalam kaitan itu, besi Montallat paling terkenal diantara bahan-bahan lainnya untukmembuat senjata mandau. Oleh masyarakat Dayak, selain untuk merantas hutan danbertani, mandau juga digunakan sebagai untuk senjata menghadapi yang tidak musuh. dapat Para pahlawan dari

dulumenggunakan

mandau

terpisah

tubuhnya,kemanapun pergi selalu dibawa.Umumnya mandau memiliki hulu (pegangan) terbuatdari tanduk atau kayu terpilih dan dihiasi ukiran. Bentuk ukiran pada hulu mandau

inidapat membedakan tempat asal usul mandau dibuat, suku dan derajat pemakainya. Itu bisa terlihat dari gaya serta motif ukirannya. Selain itu, di bagian hulu mandaudisisipi rambut, yang berfungi menambah keangkeran dan keampuhannya.

Penjelasan mengenai pola dan motif-motif khas Kalimantan Tengah Pola-pola serta motif-motif yang umumnya digunakan oleh suku Dayakterinspirasi secara keseluruhan dari alam. Hal ini disebabkan karena kehidupan sukuDayak sangat bergantung dan dekat dengan alam. Sehingga rupanya hal tersebut jugamempengaruhi keseniannya, khusus dalam hal ini adalah seni rupa.Dapat kita lihat bahwa pola suku Dayak memiliki bentuk yang dinamis, berupabentukbentuk yang asimetris, zig-zag, atau gelombang-gelombang spiral. Hal inimenandakan kehidupan masyarakat suku Dayak yang sangat aktif mengelola hidupmereka, namun tetap dengan wawasan alam.Motif yang paling sering kita temukan adalah motif batang garing, motif sulur,motif talawang, motif tanaman, motif perhiasan, atau motif dengan kombinasi daribeberapa motif yang ada sekaligus. Batang garing bagi suku dayak berarti hierarkidalam kehidupan. Semua manusia diibaratkan hidup dalam satu pohon yang kompleks,dengan Tuhan pada puncaknya, dan masyarakata dayak pada urutanurutannya masing-masing. Walaupun terdapat kelas sosial khusus, tetapi antar masyarakat selalutercipta hubungan yang harmoni dan saling bergotong-royong.Motif-motif lain juga kebanyakan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada didaerah kalimantan. Contohnya motif tanaman dan motif sulur yang terinspirasi daritanaman-tanaman sulur rawa yang banyak tumbuh di daerah pedalaman dan hutankalimantan. Selain itu ada pula mitf bulu burung enggang, dimana bagi masyarakatdayak, burung enggangmemberikan pengaruh kedamaian, kekuasaan, kekuatan, sertakecerdasan. Begitu pula dengan berbagai macam motif-motif lainnya.

Daftar Kepustakaan anonim2004.Ensiklopedi Populer Anak Jilid ke-4 . Jakarta : PT Ichtiar BaruVan Hoeve.Riwut.Tjilik ( disunting oleh Nila Riwut ).2003.Maneser Panatau Tatu Hiang (Menyelami Kekayaan Leluhur) . Palangkaraya : Indonesia PublishingHouse. Tim Abdi Guru. 1978. Kesenian untuk SMP Kelas VII . Jakarta : Erlangga.B. Sumber Internet www.Melayu Online.comwww.wisatamelayu.com http://balekkampong.multiply.com http://id.wikipedia.org http://www.sinarharapan.co.id http://noesantara.comwww.hupelita.com www.kalteng.go.id

Anda mungkin juga menyukai