Anda di halaman 1dari 9

JURNAL FASILKOM ISSN: 2089-3353

Volume 10 No. 2 | Agustus 2020: 113-121

Sistem Pendukung Keputusan Untuk Diagnosis Banding Gangguan Somatoform


Berbasis PPDGJ III

Dzikra Rafik Putra1), Sri Kusumadewi2)


1
Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
email: 16523157@students.uii.ac.id
2
Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
email: sri.kusumadewi@uii.ac.id

Abstract
Somatoform disorder is a psychological disorder or commonly called a mental disorder characterized
by a combination of physical symptoms that are not clear and not visible on physical examination.
This somatoform disorder is in addition to its high prevalence and difficult to define with a medical
examination, somatoform symptoms can also be dangerous for individuals affected by somatoform
symptoms. This study aims to build a differential diagnosis application according to the algorithm set
out in the third edition of the PPDGJ pocket book specifically for somatoform disorders. The web-
based decision support system using the decision tree method is the system chosen to solve the above
problem. The results of tests conducted on 5 psychologists namely 96% were satisfied with the overall
system that was built. The results of this study can help clients and psychologists determine the
differential diagnosis of somatoform disorders experienced by the client.
Keywords: Somatoform, Diagnosis, Decision Support System
Abstrak
Gangguan somatoform merupakan kelainan psikologis atau biasa disebut gangguan jiwa yang
dicirikan dengan gabungan gejala fisik yang tidak jelas dan tidak tampak pada pemeriksaan fisik.
Gangguan somatoform ini selain tinggi prevalensinya dan susah difenisikan dengan pemeriksaan
medis, gejala somatoform juga dapat membahayakan bagi individu yang terkena gejala somatoform.
Penelitian ini bertujuan untuk membangun aplikasi diagnosis banding sesuai algoritma yang telah
ditetapkan pada buku saku PPDGJ edisi ketiga khusus untuk gangguan somatoform. Sistem
pendukung keputusan berbasis web dengan metode pohon keputusan merupakan sistem yang dipilih
untuk menyelesaikan masalah diatas. Hasil dari pengujian yang dilakukan kepada 3 psikolog yaitu
96% merasa puas dengan keseluruhan sistem yang dibangun. Hasil dari penelitian ini dapat
membantu klien dan psikolog dalam menentukan diagnosis banding gangguan somatoform yang
dialami oleh klien.

Keywords: Somatoform, Diagnosis, Sistem Pendukung Keputusan


ada hasil bahwa dia terkena kelainan fisik bisa
PENDAHULUAN
disimpulkan merupakan ciri khas gangguan
Gangguan somatoform merupakan somatoform [3].
ganguan psikiatrik yang terdiri dari gangguan
somatisasi, gangguan somatoform tak terinci, Untuk membuat laporan tentang tingginya
gangguan konversi, gangguan pegal, prevalensi gangguan somatoform bisa menjadi
hipokondriasis, gangguan dismorfik tubuh, rumit dikarenakan mendefinisikan satu
dan gangguan somatoform yang tidak sindrom klinis saja bisa memiliki lebih dari
tergolongkan [1]. Di Indonesia intensitas satu penyakit. Gejala - gejala inilah yang
gangguan somatoform cukup tinggi sekitar merupakan masalah berulang dalam literatur
30% [2]. epidemiologis tentang gangguan somatoform.
Ketika gejala yang ringan, untuk
Pasien yang sudah terdiagnosis oleh mendifinisikan gejala gangguan somatoform-
dokter gangguan somatoform, terkadang nya lebih mudah dikarenakan gejalanya lebih
datang kembali kedokter dengan keluhan umum dan ringan, sedangkan ketika kriteria
gejala sebelumnya. Dengan adanya keluhan- gejala yang lebih kompleks, mendefiniskanya
keluhan gejala fisik yang berkali-kali dan tidak

Author : Dzikra Rafik Putra1), Sri Kusumadewi2) 113


JURNAL FASILKOM ISSN: 2089-3353
Volume 10 No. 2 | Agustus 2020: 113-121

lebih sulit dikarenakan gejalanya jarang menyelesaikan masalah diatas Penelitian ini
ditemukan dimasyarakat [4]. bertujuan untuk membangun aplikasi
diagnosis banding sesuai algoritma yang telah
Gangguan somatoform merupakan
ditetapkan pada PPDGJ III khusus untuk
kelainan psikologis atau biasa disebut
gangguan somatoform.
gangguan jiwa yang dicirikan dengan
gabungan gejala fisik yang tidak jelas dan METODE PENELITIAN
tidak tampak pada pemeriksaan fisik. Pengumpulan Data
Somatoform adalah sebuah gangguan mental Dalam penelitian ini, data yang diperoleh
yang terdiri dari penyakit fisik (misalnya dapat termasuk sebagai data sekunder. Data
pegal, mual, dan pusing) dimana tidak dapat sekunder adalah data yang tidak didapat
diperoleh penjelasanya secara medis [4]. langsung oleh peneliti, data bida dalam bentuk
Somatoform adalah gejala yang menyerang dokumen atau informasi yang dipegang oleh
orang sehingga mengesahkan gejala - gejala lembaga atau beberapa orang yang dijadikan
gangguan fisik seperti pegal, nyeri otot, dan sebuah subjek penelitian orang lain. Data yang
penyakit fisik lainya yang terkadang digunakan merupakan kumpulan teori-teori
berlebihan, tetapi pada hasilnya tidak dasar terkait penelitian ini.dari kumpulan teori
ditemukan gangguan fisiologis atau tidak ada tersebut bisa dijadikan data primer untuk
penyakit fisik [5]. penelitian ini. Data tersebut diperoleh dari
Somatoform adalah gangguan - gangguan buku, internet dan beberapa kajian penelitian
neurotic yang individu-nya jika terkena, dapat orang lain terkait penelitian ini. Sumber utama
mengalami emosional yang tidak tentu, dan dari penelitian ini adalah buku saku PPDGJ
emosional tadi bisa berubah menjadi penyakit edisi ketiga. Dalam buku terbebut terdapat
fisik. Kelumpuhan - kelumpuhan anggota diagnosis banding gangguan somatoform yang
tubuh, rasa sakit, pegal luar biasa, muntah menjadi dasar dari penelitian ini. – Selain data
terus-terusan, sakit kepala atau gemetar dari buku saku PPDGJ edisi ketiga, data
merupakan contoh penyakit fisik tersebut [6]. diperoleh dari masukan psikolog atau psikiater
Somatoform adalah adanya keluhan penyakit dengan memberikan sebuah purwarupa atau
fisik yang berulang dan lama dan biasanya biasa disebut prototype.
pasien mempunyai permintaan untuk diperiksa
oleh dokter, walaupun sudah berulang kali Metode Pohon Keputusan
yang hasilnya selalu negatif dan dokter sudah Pohon keputusan merupakan salah satu
menjelaskan bahwa tidak ada ditemukan metode klasifikasi yang tersohor dikalangan
kelainan fisik yang menjadi dasar keluhanya masyarakat karena tidak rumit saat digunakan
[7]. oleh masyarakat. Pohon keputusan dalam
aturan keputusan atau biasa disebut decision
Gangguan somatoform adalah suatu rule merupakan metodologi yang digunakan
kumpulan gangguan mental dicirikan oleh oleh banyak orang untuk diterapkan sebagai
keluhan tentang masalah atau simtom fisik pencarian sebuah solusi untuk klasifikasi
yang tidak dapat dijelaskan secara medis dan masalah. Pohon keputusan adalah salah satu
tidak dapat disamakan dengan penyakit teknik utama untuk analisis diskriminan
kerusakan fisik [8]. Gangguan somatoform dalam penemuan pengetahuan [10]. Karena
dapat dipicu oleh masalah fisik dan perawatan algoritma mereka non-parametrik dan
medis; misalnya, sakit perut yang parah dapat fleksibel, pohon keputusan pada beberapa
dimulai setelah infeksi gastrointestinal kecenderungan cenderung overfitting.
akut.[9].
Metode ini merupakan salah satu metode
Peneliti terpikat untuk membuat sebuah yang sangat terkenal dikalangan manusia
penelitian tentang sistem pendukung karena hasil dari model yang dihasilkan mudah
keputusan untuk diagnosis banding gangguan untuk dipahami. Dinamakan pohon keputusan
somatoform dengan judul “Sistem Pendukung karena bentuk aturan yang seperti bentuk
Keputusan untuk Diagnosis Banding pohon. Pohon terbentuk dari proses
Gangguan Somatoform Berbasis PPDG III”. penyaringan rekursif biner pada suatu gugus
Sistem pendukung keputusan berbasis web data sehingga nilai variabel respon pada setiap
merupakan sistem yang dipilih untuk gugus data hasil pemilahan akan lebih

Author : Dzikra Rafik Putra1), Sri Kusumadewi2) 114


JURNAL FASILKOM ISSN: 2089-3353
Volume 10 No. 2 | Agustus 2020: 113-121

homogen [11]. Berikut Gambar 1. Diagnosis


banding gangguan somatoform

Gambar 1 Diagnosis Banding Gangguan Somatoform

Author : Dzikra Rafik Putra1), Sri Kusumadewi2) 115


JURNAL FASILKOM ISSN: 2089-3353
Volume 10 No. 2 | Agustus 2020: 113-121

Dan berikut Gambar 2. Pohon keputusan


diagnosis banding gangguan somatoform

Gambar 2 Pohon Keputusan Dagnosis Banding Gangguan Somatoform

Penjelasan dari decision tree pada Gambar 2


yaitu, node yang menjadi pertanyaan, ditandai
dengan angka, dan node yang menjadi hasil
atau nama-nama gangguan somatoform dan
gangguan lainya, ditandai dengan persegi
panjang berwarna merah muda dengan kode
angka dan alfabet.
Dengan hasil implementasi decision tree di
atas, maka dibangun suatu sistem pendukung
keputusan untuk diagnosis banding gangguan Gambar 3 Contoh Pertanyaan
somatoform berdasarkan PPDGJ III berbasis
website seperti pada gambar 3 dan gambar 4.

Author : Dzikra Rafik Putra1), Sri Kusumadewi2) 116


JURNAL FASILKOM ISSN: 2089-3353
Volume 10 No. 2 | Agustus 2020: 113-121

mengedit user klien. Case ini hanya


ditunjukan untuk admin.
• Mengelola Diagnosis: pada case ini
admin bisa melakukan mengedit
diagnosis banding gangguan somatoform
pada sistem ini. Case ini ditunjukan untuk
admin dan psikolog.
• Mengelola Tes: pada case ini admin bisa
melakukan perubahan pertanyaan dalam
Gambar 4 Contoh Hasil Diagnosis tes, dan perubahan hasil tes. Case ini
ditunjukan untuk admin dan psikolog.
Usecase • Menjalankan Tes: pada case ini psikolog
menjalankan tesnya untuk mendapatkan
Usecase diagram adalah diagnosis berdasarkan keluhan klien.
penggambaran diagram yang menghubungkan Case ini hanya ditunjukan untuk
antara semua aktor dengan sistem. Usecase psikolog.
diagram pada Gambar 5 merupakan diagram • Mengirimkan Diagnosis: pada case ini
yang akan dibangun pada penelitian ini. psikolog mengirimkan diagnosisnya
setelah mendapatkan hasil dari
menjalankan tes. Case ini hanya
ditunjukan untuk psikolog.
• Menerima Diagnosis: pada case ini klien
menerima diagnosisnya dari psikolog.
Case ini hanya ditunjukan untuk klien.

Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan adalah salah satu dari


proses kebutuhan perangkat lunak yang
berperan sebagai penyebrang jurang yang
terjadi antara level rekayasa kebutuhan dan
perancangan perangkat lunak [12]. Analisis
kebutuhan bertujuan menyempurnakan
kebutuhan-kebutuhan yang ada untuk
memastikan pemangku kepentingan
memahaminya dan menemukan kesalahan-
Gambar 5 Usecase Diagram kesalahan, kalalaian, dan kekurangan laiinya
jika ada [13].
Pada Gambar 5 Usecase diagram terdapat Tujuan dari penelitian ini adalah penelitian
3 aktor yaitu Admin, Psikolog, dan Klien. ini diharapkan dapat membangun sistem
Setiap aktor memiliki case yang berbeda pendukung keputusan diagnosis banding
dalam sistem yang akan dibangun, namun ada somatoform berdasarkan PPDGJ III berbasis
case yang dikerjakan oleh 3 aktor tersebut. web. Hasil dari penelitian ini diharapkan
Penjelasan mengenai usecase diatas sebagai memenuhi kebutuhan psikolog atau psikiater
berikut: sebagai dengan membantu menyingkirkan
• Registrasi: case ini merupakan syarat diagnosis gangguan somatoform lain dan
utama untuk klien dan psikolog mendapatkan gangguan somatoform yang
dapat mengakses sistem. Case ini diderita oleh pengguna dengan melakukan
ditujukan untuk klien dan psikolog. pembangunan sistem pendukung keputusan.
• Login: case ini merupakan syarat utama Dalam penelitian ini akan dibagi beberapa
yang harus dilakukan oleh semua user. kebutuhan guna memenuhi apa yang
• Mengelola Akun: pada case ini admin dibutuhkan oleh pemakai.
bisa melakukan menghapus user klien dan

Author : Dzikra Rafik Putra1), Sri Kusumadewi2) 117


JURNAL FASILKOM ISSN: 2089-3353
Volume 10 No. 2 | Agustus 2020: 113-121

Kebutuhan Pengguna
Sistem ini akan digunakan oleh 3 user Basis Data
yaitu admin, psikolog, dan klien. Pada sistem ini terdapat 5 tabel dalam
basisdata, yaitu tabel users, tabel pesan, tabel
Kebutuhan Fungsional pertanyaan, tabel diagnosis, dan tabel hasil
Sistem ini bisa menyimpan data pribadi pertanyaan. Rancangan tabel dan relasinya
pengguna yang sudah melakukan registrasi dapat dilihat pada Gambar 3 Relasi tabel
seperti data login (username dan password),
data setiap user dan data diagnosis banding
khusus gangguan somatoform.

Kebutuhan Proses
Kebutuhan proses setiap user pada
sistem yang akan dibangunkan :
• Admin: dapat mengelola user lainya
seperti menghapus user klien dan
mengedit user klien, mengelola diagnosis
pasien, dan mengedit pertanyaan dalam
Gambar 6 Basis Data
tes.
• Psikolog: dapat mengelola diagnosis Terdapat beberapa kardinalitas atau
klien, mengedit pertanyaan dalam tes, dan hubungan antar tabel yang ada pada Gambar 3.
mengirimkan diagnosis keklien • Tabel users dan tabel diagnosis memiliki
• Klien: menergirimkan pesan kepada kardinalitas 1;Many. Dimana 1 id
psikolog dan menerima hasil user (klien) mempunyai banyak
diagnosis. diagnosis.
• Tabel users dan tabel pesan memiliki
Kebutuhan Informasi
kardinalitas 1:Many. Dimana 1
Kebutuhan informasi setiap user pada
role (psikolog) memiliki banyak
sistem yang akan dibangunkan:
pesan.
• Admin: informasi yang peroleh oleh
• Tabel hasil_diagnosis dan tabel
admin berupa informasi data user, dan
pertanyaan banding memiliki kardinalitas
hasil diagnosis klien
1:1. Dimana 1 pernyataan memliki 1 hasil
• Psikolog: informasi yang diperoleh diagnosis.
berupa informasi pesan dari klien, dan
• Tabel hasil_diagnosis dan tabel diagnoss
hasil diagnosis klien
memiliki kardinalitas 1:1 dimana 1 hasil
• Klien: informasi yang diperoleh oleh diagnosis untuk 1 diagnosis (klien).
klien berupa informasi mengenai hasil
• Tabel tes dan tabel diagnosis memiliki
diagnosis klien.
kardinalitas 1:1 dimana 1 tes
Kebutuhan Antarmuka memiliki 1 diagnosis
Kebutuhan antarmuka setiap user pada
sistem yang akan dibangunkan: HASIL DAN PEMBAHASAN
• Admin: halaman antarmuka admin Dalam penelitian ini pengujian dilakukan
berupa halaman login, beranda, edit data pengujian usabilitas. Pengujian usabilitas
user, edit data diagnosis, dan edit merupakan pengujian untuk mengukur tingkat
pertanyaan dalam tes. kepuasan user terhadap sistem yang dibangun.
• Psikolog: halaman antarmuka psikolog Menurut Jacob Nielsen terdapat beberapa
berupa halaman login, beranda, edit ukuran yang dapat dijadikan patokan dalam
pertanyaan, edit diagnosis, menerima mengukur karakteristik usabilitas, yaitu:
pesan, mengirimkan pesan, dan halaman
tes • Learnability: penilaian terkait tingkat
• Klien: halaman antarmuka klien berupa kemudahan user dalam hal memenuhi
halaman login, beranda, edit profil, dan keinginan user ketika user pertama kali
hasil diagnosis dari psikolog. melihat atau menggunakan sistem yang
telah dibangun.

Author : Dzikra Rafik Putra1), Sri Kusumadewi2) 118


JURNAL FASILKOM ISSN: 2089-3353
Volume 10 No. 2 | Agustus 2020: 113-121

• Effeciency: memberikan penjelasan Perhitungan total keseluruhan presentase


mengenai tingkat efesiensi user dalam dari kuisioner diatas dapat diperoleh dengan
hal menyelesaikan task setelah user menggunakan perhitungan:
memahami dan mempelajari sistem yang
telah dibangun. Usabilitas (%) =
• Memorability: memberikan penjelasan
(("#$%&$'()(*+ %)/(011#&2(#&2+ %)/(3#45%$'()(*+ %)
mengenai tingkat kepahaman user dalam /(0%%5%6 %)/(7$*1(62$*(5& %))
9 100 (1)
hal menggunakan sistem tersebut, 8

walaupun tidak menggunakannya dalam


waktu yang lama. Dengan rumus Usabilitas (1) dan mengisi
• Errors: memberikan penjelasan mengenai variabel dengan total perhitungan keseluruhan
jumlah error yang ditemukan oleh pada tabel 1, maka didapatkan hasil persentase
user. total yang berjumlah 96% yang digunakan
untuk mengukur kepuasan, kepercayaan, dan
• Satisfaction: memberikan penjelasan
pengalaman responden terhadap sistem yang
mengenai tingkat kepuasan user dalam
dibangun.
hal menggunakan sistem yang telah
Sehingga dari hasil perhitungan diatas dan
dibangun
berdasaarkan tabel kuantitatif seperti pada
tabel 2, maka dapat diperoleh nilai 96% dan
Jumlah respondern untuk saat ini 5
bisa disimpulkan bahwa sistem yang dibangun
dikarenakan banyak psikolog menolak untuk
berada dalam kategori Sangat Baik dan
menjadi responden secara online. berikut
hasilnya Percaya.
adalah tabel 1 berisi kuisioner beserta dengan
presentase jawaban dari responden.

Tabel 1 Tabel presentase jawaban responden

No Pertanyaan Jawaban Ya Jawaban Tidak Nilai Persentase


Learnability
Apakah tulisan teks mudah
1 5 0
dibaca dan dipahami?
Apakah sesuai dengan
2 diagnosis banding 5 0 100%
gangguan somatoform?
Apakah alur pada sistem
3 5 0
cukup mudah dipahami?
Effeciency
Apakah saat dilakukan
1 percobaan semuanya 5 0 100%
sesuai target dan cepat?
Memorablity
Apakah Anda mengingat
1 5 0 100%
alur struktur sistem ini?
Errors
Apakah Anda melihat
1 sebuah errors saat sistem 0 5 100%
ini berjalan?
Sastifaction
Apakah dengan sistem ini
1 4 1
dapat membantu Anda?
80%
Apakah Anda tertarik
2 4 1
menggunakan sistem ini?

Author : Dzikra Rafik Putra1), Sri Kusumadewi2) 119


JURNAL FASILKOM ISSN: 2089-3353
Volume 10 No. 2 | Agustus 2020: 113-121

Tabel 2 Persentase Tabel Kuantitatif saran yang diberikan untuk pengembangan


sistem ini, yaitu:
Persentase
Kategori Hasil
(%) • Penambahan sistem pengingat untuk
Sangat membuat klien akan mengingat jenis
100 - 85 Percaya
Baik gangguan somatoform yang
84 - 65 Baik Percaya dideritanya.
Tidak • Mengembangkan sistem kedalam bentuk
64 - 55 Cukup
Percaya mobile agar lebih mudah diakses.
Tidak
54 - 0 Kurang
Percaya TERIMA KASIH
Penulis tidak lupa menyampaikan rasa
SIMPULAN DAN SARAN terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. ALLAH SWT, atas limpahan rahmat dan
Kesimpulan hidayah-Nya yang selalu memberikan
saya kekuatan, ketabahan, ridho dan
Dalam sistem yang telah dibangun, dapat segala kelimpahan rahmatnya kepada
ditarik kesimpulan yaitu: saya dan para ciptaan-Nya.
2. Kedua orang tua, Ayah Taufik Panji Putra
• Membangun suatu sistem yang dapat dan Ibu Pitra Yaqub untuk do’a,
membantu klien dan psikolog dalam dukungan, dan rasa percaya selama ini.
menentukan diagnosis banding 3. Abang saya Arief Rafik Putra dan adik
gangguan somatoform yang dialami saya Naufal Rafik Putra selalu
oleh klien. Sistem yang dibangun memberikan dorongan dan dukungan.
bertujuan untuk memudahkan psikolog 4. Bapak Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D.,
dalam menentukan diagnosis banding selaku Rektor Universitas Islam
gangguan somatoform yang dialami oleh Indonesia
klien. 5. Ibu Dr. Sri Kusumadewi, S.Si., M.T.
• Sistem yang dibangun menerapkan sebagai dosen pembimbing yang sangat
konsep sistem pendukung keputusan sabar membimbing saya hingga saat ini.
dengan salah satu metode Decision 6. Herlina Nur Afida selalu memberikan
Tree (pohon keputusan). Diagnosis dukungan berupa pesan penyemangat
banding yang ada pada buku panduan serta membantu saya dalam
PPDGJ – III dapat dibentuk ke dalam menyelesaikan penelitian ini.
pohon keputusan yang akan digunakan 7. Seluruh staff jurusan Informatika
untuk membangun sistem pendukung Universitas Islam Indonesia.
keputusan gangguan somatoform dari 8. Teman-teman yang mau menerima saya
pohon keputusan yang telah dibangun dalam pertemanan.
dapat ditarik suatu kesimpulan atau hasil 9. Anak-anak Bu Ning yang selalu
berupa salah satu nama dari gangguan membangunkan dan menemani saya
afektif. sarapan jam 10 saat mulai corona.
• Pengujian merupakan tahap akhir yang
digunakan dalam membangun sistem. DAFTAR PUSTAKA
Hasil dari pengujian yang dilakukan
kepada lima responden yaitu 96% dari [1]. Adrian, Kevin, (2017, 31 Desember),
keseluruhan responden merasa puas dikutip pada 10 April 2019,
dengan keseluruhan sistem yang https://www.alodokter.com/gangguan-
dibangun. somatoform-sakit-karena-stres
[2]. Budiyono DA., 2005, Gangguan
Saran Psikosomatik dalam Dilematika
Dalam pengembangan sistem ini Ambiguitas Gangguan Somatoform,
dikemudian hari, terdapat beberapa saran agar Konggres PDSKJI ke V, Medan
sistem ini dapat menjadi lebih baik. Saran –

Author : Dzikra Rafik Putra1), Sri Kusumadewi2) 120


JURNAL FASILKOM ISSN: 2089-3353
Volume 10 No. 2 | Agustus 2020: 113-121

[3]. Maslim, Rusdi, (2013), Diagnosis


Gangguan jiwa Rujukan Singkas dari
PPDGJ III dan DSM-5,Jakarta
[4]. Creed, F., & Barsky, A. (2004). A
systematic review of the epidemiology of
somatisation
[5]. American Psychiatric Association.
(2013). Diagnostic and statistical manual
of mental disorders (5th ed.).
Washington, DC: Author.
[6]. Thorndike, R.L., and Hagen E,E.,2011,
Measurement and Evaluation in
Psychology and Education. New York
[7]. Depkes RI, Dirjen Yanmed. Petunjuk
Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis.
Jakarta, Januari 1993
[8]. Nevid JS, Rathus SA dan Beverly Greene,
(2003), Psikologi Abnormal: Edisi
Kelima Jilid I, Penerbit: Erlangga
[9]. Garralda ME, Rangel L, 2005, Chronic
fatigue syndrome of childhood -
Comparative study with emotional
disorders, EUROPEAN CHILD &
ADOLESCENT PSYCHIATRY.
[10].Kotsiantis, S. B. 2013. Decision trees: A
recent overview. Artificial Intelligence
[11].BREIMAN, L., FRIEDMAN, J. H.,
OLSHEN, R. & STONE, C. J. (1984).
Classification and Regression Trees.
Belmont, CA: Wadsworth.
[12].R. S. Pressman (2010). Software
Enginering : A Practitioner’s Approach,
7th ed.Mc Grow Hill..
[13].Wiegers, karl dan Beatty, Joy (2003).
Software Requirements, Third Edition.
Microsoft Press, Redmond.

Author : Dzikra Rafik Putra1), Sri Kusumadewi2) 121

Anda mungkin juga menyukai