2080-Article Text-4587-1-10-20200813
2080-Article Text-4587-1-10-20200813
Abstract
Somatoform disorder is a psychological disorder or commonly called a mental disorder characterized
by a combination of physical symptoms that are not clear and not visible on physical examination.
This somatoform disorder is in addition to its high prevalence and difficult to define with a medical
examination, somatoform symptoms can also be dangerous for individuals affected by somatoform
symptoms. This study aims to build a differential diagnosis application according to the algorithm set
out in the third edition of the PPDGJ pocket book specifically for somatoform disorders. The web-
based decision support system using the decision tree method is the system chosen to solve the above
problem. The results of tests conducted on 5 psychologists namely 96% were satisfied with the overall
system that was built. The results of this study can help clients and psychologists determine the
differential diagnosis of somatoform disorders experienced by the client.
Keywords: Somatoform, Diagnosis, Decision Support System
Abstrak
Gangguan somatoform merupakan kelainan psikologis atau biasa disebut gangguan jiwa yang
dicirikan dengan gabungan gejala fisik yang tidak jelas dan tidak tampak pada pemeriksaan fisik.
Gangguan somatoform ini selain tinggi prevalensinya dan susah difenisikan dengan pemeriksaan
medis, gejala somatoform juga dapat membahayakan bagi individu yang terkena gejala somatoform.
Penelitian ini bertujuan untuk membangun aplikasi diagnosis banding sesuai algoritma yang telah
ditetapkan pada buku saku PPDGJ edisi ketiga khusus untuk gangguan somatoform. Sistem
pendukung keputusan berbasis web dengan metode pohon keputusan merupakan sistem yang dipilih
untuk menyelesaikan masalah diatas. Hasil dari pengujian yang dilakukan kepada 3 psikolog yaitu
96% merasa puas dengan keseluruhan sistem yang dibangun. Hasil dari penelitian ini dapat
membantu klien dan psikolog dalam menentukan diagnosis banding gangguan somatoform yang
dialami oleh klien.
lebih sulit dikarenakan gejalanya jarang menyelesaikan masalah diatas Penelitian ini
ditemukan dimasyarakat [4]. bertujuan untuk membangun aplikasi
diagnosis banding sesuai algoritma yang telah
Gangguan somatoform merupakan
ditetapkan pada PPDGJ III khusus untuk
kelainan psikologis atau biasa disebut
gangguan somatoform.
gangguan jiwa yang dicirikan dengan
gabungan gejala fisik yang tidak jelas dan METODE PENELITIAN
tidak tampak pada pemeriksaan fisik. Pengumpulan Data
Somatoform adalah sebuah gangguan mental Dalam penelitian ini, data yang diperoleh
yang terdiri dari penyakit fisik (misalnya dapat termasuk sebagai data sekunder. Data
pegal, mual, dan pusing) dimana tidak dapat sekunder adalah data yang tidak didapat
diperoleh penjelasanya secara medis [4]. langsung oleh peneliti, data bida dalam bentuk
Somatoform adalah gejala yang menyerang dokumen atau informasi yang dipegang oleh
orang sehingga mengesahkan gejala - gejala lembaga atau beberapa orang yang dijadikan
gangguan fisik seperti pegal, nyeri otot, dan sebuah subjek penelitian orang lain. Data yang
penyakit fisik lainya yang terkadang digunakan merupakan kumpulan teori-teori
berlebihan, tetapi pada hasilnya tidak dasar terkait penelitian ini.dari kumpulan teori
ditemukan gangguan fisiologis atau tidak ada tersebut bisa dijadikan data primer untuk
penyakit fisik [5]. penelitian ini. Data tersebut diperoleh dari
Somatoform adalah gangguan - gangguan buku, internet dan beberapa kajian penelitian
neurotic yang individu-nya jika terkena, dapat orang lain terkait penelitian ini. Sumber utama
mengalami emosional yang tidak tentu, dan dari penelitian ini adalah buku saku PPDGJ
emosional tadi bisa berubah menjadi penyakit edisi ketiga. Dalam buku terbebut terdapat
fisik. Kelumpuhan - kelumpuhan anggota diagnosis banding gangguan somatoform yang
tubuh, rasa sakit, pegal luar biasa, muntah menjadi dasar dari penelitian ini. – Selain data
terus-terusan, sakit kepala atau gemetar dari buku saku PPDGJ edisi ketiga, data
merupakan contoh penyakit fisik tersebut [6]. diperoleh dari masukan psikolog atau psikiater
Somatoform adalah adanya keluhan penyakit dengan memberikan sebuah purwarupa atau
fisik yang berulang dan lama dan biasanya biasa disebut prototype.
pasien mempunyai permintaan untuk diperiksa
oleh dokter, walaupun sudah berulang kali Metode Pohon Keputusan
yang hasilnya selalu negatif dan dokter sudah Pohon keputusan merupakan salah satu
menjelaskan bahwa tidak ada ditemukan metode klasifikasi yang tersohor dikalangan
kelainan fisik yang menjadi dasar keluhanya masyarakat karena tidak rumit saat digunakan
[7]. oleh masyarakat. Pohon keputusan dalam
aturan keputusan atau biasa disebut decision
Gangguan somatoform adalah suatu rule merupakan metodologi yang digunakan
kumpulan gangguan mental dicirikan oleh oleh banyak orang untuk diterapkan sebagai
keluhan tentang masalah atau simtom fisik pencarian sebuah solusi untuk klasifikasi
yang tidak dapat dijelaskan secara medis dan masalah. Pohon keputusan adalah salah satu
tidak dapat disamakan dengan penyakit teknik utama untuk analisis diskriminan
kerusakan fisik [8]. Gangguan somatoform dalam penemuan pengetahuan [10]. Karena
dapat dipicu oleh masalah fisik dan perawatan algoritma mereka non-parametrik dan
medis; misalnya, sakit perut yang parah dapat fleksibel, pohon keputusan pada beberapa
dimulai setelah infeksi gastrointestinal kecenderungan cenderung overfitting.
akut.[9].
Metode ini merupakan salah satu metode
Peneliti terpikat untuk membuat sebuah yang sangat terkenal dikalangan manusia
penelitian tentang sistem pendukung karena hasil dari model yang dihasilkan mudah
keputusan untuk diagnosis banding gangguan untuk dipahami. Dinamakan pohon keputusan
somatoform dengan judul “Sistem Pendukung karena bentuk aturan yang seperti bentuk
Keputusan untuk Diagnosis Banding pohon. Pohon terbentuk dari proses
Gangguan Somatoform Berbasis PPDG III”. penyaringan rekursif biner pada suatu gugus
Sistem pendukung keputusan berbasis web data sehingga nilai variabel respon pada setiap
merupakan sistem yang dipilih untuk gugus data hasil pemilahan akan lebih
Analisis Kebutuhan
Kebutuhan Pengguna
Sistem ini akan digunakan oleh 3 user Basis Data
yaitu admin, psikolog, dan klien. Pada sistem ini terdapat 5 tabel dalam
basisdata, yaitu tabel users, tabel pesan, tabel
Kebutuhan Fungsional pertanyaan, tabel diagnosis, dan tabel hasil
Sistem ini bisa menyimpan data pribadi pertanyaan. Rancangan tabel dan relasinya
pengguna yang sudah melakukan registrasi dapat dilihat pada Gambar 3 Relasi tabel
seperti data login (username dan password),
data setiap user dan data diagnosis banding
khusus gangguan somatoform.
Kebutuhan Proses
Kebutuhan proses setiap user pada
sistem yang akan dibangunkan :
• Admin: dapat mengelola user lainya
seperti menghapus user klien dan
mengedit user klien, mengelola diagnosis
pasien, dan mengedit pertanyaan dalam
Gambar 6 Basis Data
tes.
• Psikolog: dapat mengelola diagnosis Terdapat beberapa kardinalitas atau
klien, mengedit pertanyaan dalam tes, dan hubungan antar tabel yang ada pada Gambar 3.
mengirimkan diagnosis keklien • Tabel users dan tabel diagnosis memiliki
• Klien: menergirimkan pesan kepada kardinalitas 1;Many. Dimana 1 id
psikolog dan menerima hasil user (klien) mempunyai banyak
diagnosis. diagnosis.
• Tabel users dan tabel pesan memiliki
Kebutuhan Informasi
kardinalitas 1:Many. Dimana 1
Kebutuhan informasi setiap user pada
role (psikolog) memiliki banyak
sistem yang akan dibangunkan:
pesan.
• Admin: informasi yang peroleh oleh
• Tabel hasil_diagnosis dan tabel
admin berupa informasi data user, dan
pertanyaan banding memiliki kardinalitas
hasil diagnosis klien
1:1. Dimana 1 pernyataan memliki 1 hasil
• Psikolog: informasi yang diperoleh diagnosis.
berupa informasi pesan dari klien, dan
• Tabel hasil_diagnosis dan tabel diagnoss
hasil diagnosis klien
memiliki kardinalitas 1:1 dimana 1 hasil
• Klien: informasi yang diperoleh oleh diagnosis untuk 1 diagnosis (klien).
klien berupa informasi mengenai hasil
• Tabel tes dan tabel diagnosis memiliki
diagnosis klien.
kardinalitas 1:1 dimana 1 tes
Kebutuhan Antarmuka memiliki 1 diagnosis
Kebutuhan antarmuka setiap user pada
sistem yang akan dibangunkan: HASIL DAN PEMBAHASAN
• Admin: halaman antarmuka admin Dalam penelitian ini pengujian dilakukan
berupa halaman login, beranda, edit data pengujian usabilitas. Pengujian usabilitas
user, edit data diagnosis, dan edit merupakan pengujian untuk mengukur tingkat
pertanyaan dalam tes. kepuasan user terhadap sistem yang dibangun.
• Psikolog: halaman antarmuka psikolog Menurut Jacob Nielsen terdapat beberapa
berupa halaman login, beranda, edit ukuran yang dapat dijadikan patokan dalam
pertanyaan, edit diagnosis, menerima mengukur karakteristik usabilitas, yaitu:
pesan, mengirimkan pesan, dan halaman
tes • Learnability: penilaian terkait tingkat
• Klien: halaman antarmuka klien berupa kemudahan user dalam hal memenuhi
halaman login, beranda, edit profil, dan keinginan user ketika user pertama kali
hasil diagnosis dari psikolog. melihat atau menggunakan sistem yang
telah dibangun.