Anda di halaman 1dari 6

PSIKOLOGI FAAL

KORTEKS PREFRONTAL

DOSEN PENGAMPU: dr. Fika Tri Anggraini M. S., PhD

OLEH :
KELOMPOK 4
1. Yuli Andreani (1510321012)
2. Tryanda Millenia Westy (1810321011)
3. Khairunnisa (1810321028)
4. Aditya Amanda (1810322015)
5. Nola Chentya Yuni (1810322031)
6. Siskal Idzni Putri (1810323007)

Prodi Psikologi
Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas
Tahun Ajaran 2018/2019
KORTEKS PREFRONTAL

Sebelum menjelasakan apa itu korteks prefrontal, disini terlebih dahulu akan dijelaskan
mengenai apa itu Frontal Lobe. Defenisi dari Frontal Lobe yaitu bagian otak yang terdiri dari
korteks motorik primer dan korteks prefrontal, yang membentang dari tengah Sulkus ke batas
anterior/depan otak. Sulkus adalah bagian Lobe yang bagiannya masuk ke dalam seperti
lembah. Jadi Korteks Prefrontal merupakan bagian dari Lobe Frontal.

Sedangkan pengertian dari korteks prefrontal sendiri Menurut Joaquin Fuster dalam
bukunya “The Prefrontal Cortex” mendefinisikan Korteks Prefrontal sebagai bagian dari
korteks serebral yang menerima proyeksi dari nukleus Mediodorsal yang merupakan bagian
Talamus. Bagian terdepan dari Frontal Lobe adalah Korteks Prefrontal. Secara umum,
semakin besar korteks serebral suatu spesies, semakin besar pula bagian korteks serebral yang
dikhususkan untuk korteks prefrontal.

Dendrit – dendrit pada korteks prefrontal memiliki hampir enam belas kali serabut-serabut
dendrit seperti pada bagian kortikal lainnya. (Elston, 2000). Jadi, Korteks prefrontal atau
prefrontal cortex (PFC) adalah area otak yang ditemukan di bagian depan kepala, di belakang
dahi kita, di lobus frontal kita. Secara evolutif adalah salah satu area otak terbaru yang
bertanggung jawab banyak atas fungsi kognitif. Adapun bagian-bagian dari korteks prefrontal
yaitu:

A. Korteks prefrontal dorsal (dPFC) dihubungkan dengan area otak yang terlibat dengan
perhatian, kognisi dan tindakan.
B. Korteks prefrontal dorsolateral (dlPFC) diketahui terlibat dalam memori jangka pendek
dan terlibat dalam pengendalian diri.
C. Korteks prefrontal ventral (vPFC) dihubungkan antar daerah otak yang terlibat dengan
fungsi emosi.
D. Korteks prefrontal ventromedial (vmPFC) melakukan analisis risiko-manfaat setelah
menerima masukan dari amigdala dan bagian lainnya dari lobus frontal.

Adapun mekanisme dari kerja korteks prefrontal ini yaitu, berawal Saraf A-10 dikenal
sebagai saraf perangsang senang, bahagia, dan gairah. Saraf penting ini menghubungkan semua
bidang dan fungsi otak satu sama lain, mulai kebutuhan-kebutuhan fisik yang sederhana seperti
libido, nafsu makan, dan pengaturan suhu tubuh saat bergerak dan otak, sampai pada
mekanisme korteks prefrontal yang di dalamnya bertempat fungsi-fungsi kognitif kesadaran
manusia.

Ketika otak kita menerima stimulus yang tepat, muncullah perasaan bahagia. Ketika
menyantap makanan yang enak atau menikmati seks. Kita akan merasakan kebahagiaan yang
besar. Begitu pula olahraga atau berbagai kegiatan lainnya yang bisa memunculkan perasaan
bahagia yang sulit dilukiskan. Ketika memberi manfaat kepada manusia atau sumbangsih bagi
kesejahteraan dunia, kita pun merasakan kepuasan jiwa yang mendalam. Seperti yang telah kita
ketahui, perasaan bahagia yang muncul dari pikiran atau perbuatan seperti itu berasal dari saraf
A-10.
Jalur saraf ini ditemukan pada tahun 1964, tetapi fungsi-sungsinya baru jelas pada tahun
1978. Dalam rentang waktu itu orang-orang dibidang ilmu saraf secara intensif meneliti
neurotransmitter. Penelitian tersebut menghasilkan penemuan yang mencengangkan, antara
lain pikiran dan emosi bisa mengendalikan saraf A-10. Sekarang kita tahu hanya manusia
dengan korteks serebrum mereka, di satu sisi dapat mengendalikan saraf A-10 melalui pikiran,
sementara itu disisi lain menerima perasaan-perasaan bahagia melalui saraf ini. Dopamin
adalah neurotransmitter yang mengirimkan peran kunci proses pengendalian di otak.

Korteks prefrontal memiliki berbagai fungsi diantarnya yaitu Korteks prefrontal berperan
penting untuk fungsi kognitif dan fungsi eksekutif seperti pembentukan niat dan pengendalian
perhatian selain itu berperan untuk pengendalian diri, pengendalian terhadap perasaan negatif,
dan dalam proses pengambilan keputusan.

Korteks Prefrontal sangat penting untuk tugas respon yang tertunda, di mana sebuah
stimulus muncul secara singkat, dan individu harus merespon pada stimulus yang diingat
setelah penundaan yang singkat. Korteks Prefrontal juga penting untuk kerja memori (memori
untuk mengenali apa yang sedang terjadi) dan untuk merencanakan pekerjaan berdasarkan
keadaan/suasana.

Para ahli saraf telah memberikan beberapa hipotesis tentang fungsi dari korteks
prefrontal. Salah satunya adalah bahwa korteks prefrontal penting untuk tingkah laku yang
tergantung pada keadaan/suasananya. Orang dengan gangguan pada korteks prefrontalnya
biasanya gagal dalam menyesuaikan penyesuaian pada keadaan/suasana disekitarnya, sehingga
tingkah laku mereka menjadi buruk atau spontan.

Korteks Prefrontal juga penting untuk kerja memori (memori untuk mengenali apa yang sedang
terjadi).

Sebagai manusia kita pasti memiliki yang namanya makna hidup. Makna hidup ini dapat terjadi
karena adanya fungsi otak yaitu korteks prefrontal. Dalam hal ini tiga fungsi yang dilakukan
oleh korteks prefrontal yaitu:

a. Merencanakan masa depan.


Manusia mengerjakan banyak sekali kegiatan yang akan menopang masa
depannya disebabkan manusia menginginkan masa depannya lebih baik dari hari
ini. Hal ini diatur oleh korteks prefrontalis yang jika rusak maka manusia akan
kehilangan kemampuannya untuk merencanakan masa depan seperti janji untuk
bertemu di kemudian hari.
b. Membuat keputusan.
Ketrampilan membuat keputusan menandai ketrampilan berpikir. Nalar, analisis,
observasi, dan asosiasi ialah sedikit ketrampilan yang harus dimiliki untuk
membuat keputusan secara baik dan tepat. Keputusan ini menjadi penting karena
kehidupan yang diarahkan oleh cara berpikir yang tepat akan menghasilkan
tindakan yang baik juga sehat.

c. Membuat nilai-nilai dan penilaian.


Korteks prefrontal berhubungan dengan kehidupan sosial seseorang. Harlow,
seorang dokter yang menangani kasus Phineas Gage mengatakan bahwa potongan
besi yang menembus otak bagian depan melalui tulang pipinya ini sekaligus
merusak korteks prefrontalis Gage mengalami kerusakan kecakapan sosialnya,
sehingga ia tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan perilaku sosialnya.
NARASI KONTRIBUSI PENULIS

Pada penulisan essay kelompok 4 yang berjudul Korteks Prefrontal ini, tiap anggota
kelompok memiliki kontribusi pada bagian – bagian tertentu.
Dalam penulisan ini, Tryanda Millenia Westy (1810321011) dan Siskal Idzni Putri
(1810323007) berkontribusi dalam pembahasan definisi korteks prefrontal, Yuli Andreani
(1510321012) berkontribusi dalam pembahasan gambaran umum Korteks Prefrontal, Aditya
Amanda (1810322015) dan Nola Chentya Putri (1810322031) berkontribusi dalam
pembahasan mekanisme korteks prefrontal, sedangkan Khairunnisa (1810321028)
berkontribusi dalam pembahasan fungsi korteks prefrontal.
DAFTAR PUSTAKA

Haruyama,Shigeo.2015.The Miracle of Endorphin. Bandung : Mizan Qanita

Kalat, W. James.2009.Biological Psychology 10th edition.Wadsworth: Cengage Learning

Yastab, Rezky.A.2014. HUBUNGAN KINERJA OTAK DAN SPIRITUALITAS MANUSIA


DIUKUR DENGAN MENGGUNAKAN INDONESIA SPIRITUAL HEALTH
ASSESSMENT PADA PEMUKA AGAMA DI KABUPATEN HALMAHERA TENGAH.
Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 2, Nomor 2, Juli 2014. Diunduh dari:
http://garuda.ristekdikti.go.id/journal/article/157423 (21 September 2018)

Anda mungkin juga menyukai