Anda di halaman 1dari 2

KELOMPOK 7 PSIKOLOGI ABNORMAL A

ANGGOTA :

1. Dila Rahmatunnisa (1810321023)


2. Mutmainnah Fauziyah (1810322007)
3. Hafizhah Arieff (1810322030)

TUGAS KASUS SEXUAL DISORDERS

Rei adalah wanita berusia 21 tahun dan belum menikah. Sejak kelas 3 SMP Rei
sangat menyukai anime. Saat itu dia dikenalkan dengan anime oleh teman sekelasnya. Sama
halnya dengan Rei, adik dan beberapa sepupu Rei juga senang menonton anime. Sehingga
seringkali mereka bertukar pendapat dan berbagi tontonan bersama.

Rei menyukai anime, terutama anime yang bergenre Hentai. Hentai adalah genre
yang berfokus pada perilaku dan tindakan sexual yang hanya diberikan pada orang dewasa.
Sejak saat itu lah menjadi kebiasaan Rei untuk menonton genre dewasa. Padahal disaat itu rei
baru menginjak usia remaja yang sebernarnya tidak cocok untuk menjadi tontonannya.

Sampai dengan usia Rei yang kini sudah berstatus dewasa awal, Rei masihsering
menonton anime bergenre tersebut. Pada saat ini hampir di setiap waktuluang
yangdimilikinya, Rei menggunakannya untuk menonton film itu.Bahkan dia rela tidak tidur
hanya untuk memuaskan keinginannya untukmenonton film tersebut. Awalnya, Rei masih
merasa tidak ada yang salahdengan menonton anime bergenre dewasa selama tidak ada
perilaku yangmerugikan orang lain dan dirinya.

Namun dua tahun belakangan ini, ia merasakan ada yang aneh pada dirinya. Dimana
Rei merasakan kepuasan tersendiri ketika menonton anime tersebut. Dorongan yang dimiliki
Rei untuk melihat film tersebut sangat tinggi. Bahkan ketika Rei ingin menonton film
tersebut namu tidak terpenuhi, maka Rei akan tiba-tiba marah tanpa sebab kepada orang
sekitarnya.

Perilaku Rei itu bermuncul ketika ia berusia 19 tahun. Dan pada awalnya, ia tidak
merasa terganggu dengan perilaku tersebut. Pada akhirnya ia merasa bahwa perilaku itu
merupakan suatu maslaah bagi dirinya. Karena perilaku itu, Rei dinilai sebagai orang yang
memiliki kepribadian yang keras dan kaku. Hal ini dapat terlihat dari teman-teman Rei
banyak yang menjauhinya karena mereka mengetahui bahwa Rei menyukai anime yang
bergenre dewasa tersebut. Ditambah lagi dengan kebiasaan Rei yang suka melihat orang yang
berpakaian minim atau tidak berpakaian secara langsung, atau yang lebih dikenal dengan
istilah (voyeurisme).

Dikarenakan teman-teman Rei menganggap kepribadian Rei tersebut aneh, akan tetapi
Rei adalah seseorang yang bertanggung jawab, pekerja keras dan dapat percaya. Namun disisi
lain, Rei juga memiliki kepribadian yang kurang baik dalam mengontrol hawa nafsunya. Hal
ini lah yang membuat teman-teman Rei makin menghindarinya.

Dari kepribadian Rei yang sulit mengontrol nafsu tersebut yang membuat Rei menjadi
terjerumus kedalam hal yang menyimpang yaitu suka melihat seorang yang tidak berpakaian
dan bahkan terkadang melihat orang yang sedang berhubungan seksual, baik melalui media
handphone maupun secara langsung. Akan tetapi Rei lebih menggunakan handphone
daripada secara langsung. Dari melalui handphone tersebutlah Rei melihat banyak gambar
yang vulgar yang berupa gambar orang yang berhibungan seksual, baik yang berbeda jenis
kelamin, maupun sesama jenis atau sering disebut homoseksual (Gay atau Lesbi). Hal ini lah
membuat Rei menjadi sering mengkonsumsinya dan membuatnya mencapai tingkat
kecanduan.

Setelah Rei merasakan kepuasan dari hal yang menjadi kebiasaannya tersebut, Rei
mencoba untuk mengkomunikasikan dengan konselor untuk melakukan pengobatan perilaku
menyimpang yang dialaminya. Setelah bertemu dengan konselor, Rei disarankan untuk
melakukan terapi yang dianjurkan oleh konselornya. Setelah melalui 2 atau 3 kali terapi,
akhirnya Rei kembali menjadi Pribadi yang normal seperti orang dewasa pada umumnya.

Referensi

Apriliani, R. (2019). Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) dalam


mengatasi gangguan seksual Voyeurisme: studi kasus pada seorang wanita dewasa
awal yang belum menikah di Surabaya (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel
Surabaya).

Anda mungkin juga menyukai