Anda di halaman 1dari 1

TEORI GESTALT

Realitas subjektif dan objektif

Karena kita dapat merasakan impuls dari dunia fisik hanya setelah impuls itu diubah oleh otak,
lalu apa yang menentukan perilaku? Penentunya bukan lingkungan fisik sebab, dalam satu
pengertian, kita tak pernah merasakan lingkungan fisik secara langsung. Menurut teoretisi
Gestalt, yang menentukan perilaku adalah kesadaran atau realitas subjektif, Hal-hal seperti
keyakinan, nilai-nilai, kebutuhan, dan sikap juga melengkapi apa-apa yang kita alami secara
sadar. Ini berarti bahwa orang dalam lingkungan fisik yang persis sama, akan bervariasi dalam
menginterpretasikan lingkungan itu dan, karenanya, bervarisi pula dalam reaksinya. untuk
memahami mengapa orang bertindak, adalah lebih penting untuk mengetahui lingkungan
behavioralnya ketimbang lingkungan geografisnya.

Teori belajar
ketika suatu organisme berhadapan dengan sebuah problem, akan muncul keadaan
disekuilibrium kognitif dan keadaan ini akan terus berlanjut sampai problem terselesaikan.
Karenanya, menurut psikolog Gestalt, disekuilibrium kognitif mengandung unsur motivasional
yang menyebabkan organisme berusaha untuk mendapatkan kembali keseimbangan dalam
sistem mentalnya. problem akan memunculkan stimuli (atau menurut istilah Hull, dorongan),
yang terus ada sampai problem terpecahkan, dan setelah terpecahkan stimuli itu akan berhenti
(dorongan berkurang).
Belajar, menurut Gestaltis, adalah fenomena kognitif. Organisme “mulai melihat” solusi setelah
memikirkan problem. Pembelajar memikirkan semua unsur yang dibutuhkan untuk
memecahkan problem dan menempatkannya bersama (secara kognitif) dalam satu cara dan
kemudian ke cara-cara lainnya sampai problem terpecahkan. Ketika solusi muncul, organisme
mendapatkan wawasan (insight) tentang solusi problem. Problem dapat eksis hanya dalam dua
keadaan: terpecahkan atau tak terpecahkan. Thorndike percaya bahwa belajar adalah bersifat
kontinu, karena ia bertambah secara bertahap sedikit demi sedikit sebagai fungsi dari
percobaan penguatan. Gestaltis percaya bahwa solusi itu didapatkan atau tidak sama sekali;
belajar menurut mereka adalah bersifat diskontinu.

Hergenhahn, B. R., & Olson, M. H. 2008. Theories of learning. Prenada Media.

Anda mungkin juga menyukai