Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

PSIKOLOGI KLINIS
“Analisis Film”

KHAIRUNNISA
PSIKOLOGI KLINIS C
1810321028

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
November, 2021
BAB I
SINOPSIS FILM

Film ini diawali dengan seorang istri yang bernama ji-young yang memiliki seorang
putri dan suami yang baik kepadanya. Ji-young melakukan aktifitas seperti ibu rumah tangga
pada umumnya seperti menjaga anak, membersihkan rumah, memasak, dan sebagainya.
Suaminya adalah seorang pekerja yang berkerja di pagi hari dan kemudian pulang pada sore
hari dan juga ikut membantu menjaga anaknya usai pulang bekerja.

Permasalahan dimulai ketika Ji-young pergi mengunjungi rumah mertunya bersama


dengan keluarga kecilnya. Pada saat itu, Ji-young memang sudah kurang enak badan, tetapi
dia harus menjadi menantu yang baik untuk keluarga mertuanya. Dia membantu ibu
mertuanya dalam menyiapkan sebuah perayaan. Ketika semua sudah siap, Ji-young dan
semuanya berencana untuk pulang kerumahnya sendiri, tetapi kakak dari suaminya datang
kerumah ibunya dan membuat Ji-young terhambat pulangnya. Saat mertua dan kakanya
bersantai, Ji-young malah disuruh untuk menyiapkan makanan untuk kakaknya tersebut.
Setelah itu tibalah Ji-young berbicara seolah-olah dia leluhur dari keluarga. Setelah itu,
suaminya langsung membawa Ji-young untuk buru-buru pulang.

Suaminya mulai khawatir terhadap Ji-young karena takutnya mengalami depresi


postpartum. Suaminya mulai menyarankan kepapda Ji-young untuk menemui psikiater tetapi
awalnya Ji-young mau melakukannya dan kemudian tidak jadi karena untuk melakukan tes
harganya cukup mahal. Kemudian Ji-young tetap hidup seperti biasanya tanpa dia
mengetahui apa yang dilakukannya.

Sebelum menjadi ibu rumah tangga, Ji-young bekerja di kantor pemasaran dan
memiliki karir yang cukup bagus. Awalnya Ji-young menikah tidak ingin mempunyai anak
langsung dan fokus kepada karirnya, tetapi Ibu mertuanya menyuruh untuk sesegera mungkin
memiliki anak. Ketika sudah memiliki anak, Ji-young sudah tidak bekerja lagi dan fokus
untuk membesarkan dan menjaga anaknya di rumah. Suaminyalah yang mencari uang untuk
menghidupi keluarganya.

Ji-young melakukan aktifitas biasanya di pagi hari dan kemudian dia mengantarkan
anaknya ke tempat penitipan anak. Setelah dia mengatar anaknya, dia tidak segaja melihat
lowongan kerja part time dan dia tertarik untuk bekerja di toko roti tersebut. Ketika dia
meminta izin kepada suaminya, suaminya malah tidak mengizinkannya dan disitu Ji-young
merasa sedih dan marah kepada suaminya. Setelah itu penyakit yang alami Ji-young menjadi
kambuh dan dia berbicara seolah-olah dia temannya waktu dulu, tetapi keesokkan harinya dia
lupa telah melakukan itu.

Penyakit itu kembali muncul ketika Ji-young mengalami suatu peristiwa atau perasaan
yang membuatnya sedih, marah, kecewa terhadap sesuatu. Sampai akhirnya dia mengetahui
kalau dia memiliki penyakit dan kemudian akhirnya dia mau pergi mengunjungi psikiater.
Mungkin saja, penyakitnya ini muncul setelah dia kehilangan kehidupan yang dia sukai dan
kemudian malah menikah dan mempunyai anak.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Postpartum Depression


Postpartum Depression merupakan gangguan mood yang dialami seorang Ibu
setelah melahirkan. Gangguan ini menggambarkan tanda-tanda dari gejala depresi
mayor. Depresi postpartum biasanya dialami oleh ibu setelah 4 minggu melahirkan.
Tanda-tanda yang menyertainya adalah perasaan sedih, menurunnya suasana hati,
kehilangan minat dalam kegiatan sehari-hari, peningkatan atau penurunan berat badan
secara signifikan, merasa tidak berguna atau bersalah, kelelahan, penurunan
konsentrasi bahkan ide bunuh diri .
Sedangkan menurut Diagnostic And Statisctical Manual of Mental Disorders,
edisi kelima (DSM-V) didefinisikan dengan beberapa gejala mayor, di mana salah
satunya harus ada mood yang tertekan atau penurunan kesenangan. Gejala tersebut
antara lain gangguan nafsu makan, agitasi fisik atau pelambatan psikomotor, lemah,
menurunnya konsentrasi, dan adanya keinginan bunuh diri. Ibu juga sering merasakan
insomnia meskipun bayinya telah tertidur. Gejala-gejala tersebut harus ada sepanjang
hari dan terjadi seminimalnya selama dua minggu
2.2 Couples And Family Therapy
Pada terapi keluarga dan terapi pasangan, terapi ini berfokus pada gangguan-
gangguan yang terdapat dalam suatu hubungan. Seperti konflik antara pasangan atau
interaksi orang tua-anak yang sulit. Terapi pasangan berfokus pada pasangan daripada
pasangan individu. Terapi keluarga berfokus pada hubungan yang melibatkan satu atau
lebih orang tua (atau wali) dan anak-anak mereka. Karena terapi pasangan dan keluarga
menekankan pola komunikasi dalam hubungan dekat, terapis yang bekerja dengan
pasangan sering bekerja dengan keluarga dan sebaliknya.
2.1.1 Diagnosis in Couples and Family Therapy
1. Tantangan bagi pasangan dan terapis keluarga adalah cara terbaik untuk
memahami kesulitan hubungan.
2. Untuk klien individu, psikolog menggunakan Diagnostic and Statistical Manual
of Mental Disorders (DSM) (atau International Classification of Diseases, atau
ICD), untuk memberi label masalah individu.
3. Pekerjaan awal di bidang ini menyebabkan V-Codes untuk masalah relasional
di DSM-IV.
4. Beberapa dokter menyarankan bahwa gangguan dalam hubungan dan proses
relasional, seperti gangguan hubungan atau penganiayaan pasangan dan anak,
harus menjadi kategori diagnostik formal dalam DSM-5 baru.
2.1.2 Perbedaan Couples Therapy dan Family Therapy
A. Couples Therapy
Terapi ini dicari oleh para pasangan karena disebabkan oleh berbagai alasan.
Biasanya dikarenakan adanya masalah dalam hal kasih sayang emosional, masalah
seks, perceraian/perpisahan, masalah komunikasi, dan sebagainya. Masalah-
masalah ini cenderung lebih sering terjadi pada tahap-tahap tertentu dalam
perkawinan atau hubungan lainnya. Terapi pasangan berfokus pada kesulitan
hubungan, tetapi terkadang dapat dikombinasikan dengan metode lain yang
dirancang untuk mengatasi masalah lain.
B. Family Therapy
Tujuan dari terapi keluarga yaitu untuk mengubah pola interaksi keluarga
sehingga dapat memperbaiki gangguan dalam interaksi tersebut. Terapi keluarga
muncul dari pengakuan bahwa masalah klien individu terjadi dalam konteks sosial
dan memiliki konsekuensi sosial. Terapi keluarga meningkatkan komunikasi dan
menghilangkan paksaan dalam sistem keluarga. Terapi memiliki banyak komponen
diantaranya adalah komponen manajemen kemarahan dan pelatihan perilaku orang
tua.
2.1.3 The Social Contexts of Couples and Familly Therapy
Tantangan yang biasanya terjadi pada terapis pasangan dan keluarga yaitu berasal dari
konteks sosial yang berubah dimana pasangan dan keluarga tinggal. Keluarga merupakan
bagian dari koteks sosial yang lebih besar dan fungsi mereka sebagian bergantung pada
konteks itu. Terapis harus memahami masalah khusus yang dihadapi setiap jenis keluarga
dan harus waspada terhadap pengaruh bias terhadap struktur keluarga yang berbeda dari
mereka sendiri agar dapat berjalan secara efektif.

BAB III
ANALISA FILM

Pada bab III, analisa film berdasarkan teori yang sudah dipaparkan di bab II (terkait asesmen
dan intervensi).

BAB IV
KESIMPULAN

Pada bab IV, buatlah kesimpulan dari semua h-;7./.al yang sudah dituliskan diatas.

DAFTAR PUSTAKA

Tuliskan daftar pustaka yang dipakai (sesuai dengan ketentuan yang ada)

Catatan:

- Dikumpulkan ke PJ dalam bentuk softcopy dengan penamaan file: BP_Nama

- Tidak diperbolehkan melakukan COPAS, yang melakukan secara otomatis dianggap


tidak mengumpulkan tugas sehingga nilai untuk tugas individu otomatis 0.

- PJ akan mengumpulkan ke dosen dalam bentuk folder dengan nama Tugas Psikologi
Klinis kelas A/B/C.

Anda mungkin juga menyukai