Anda di halaman 1dari 8

Silabus Mata Ajaran 2019

KEPEMIMPINAN UNTUK PENGEMBANGAN KESEHATAN

A. Gambaran mata ajaran:


Salah satu butir Deklarasi WHO 1986 adalah kebijakan (pembangunan berwawasan kesehatan). Oleh karenanya berbagai kebijakan,
utamanya yang berkaitan dengan kebijakan umum (public policy) harus bernuansa kesehatan. Pengendalian pencemaran lingkungan,
kebijakan pangan dan gizi, transportasi, dan sebagainya harus menempatkan kesehatan sebagai fokusnya. Hal ini diperkuat oleh
MDG’s yang menempatkan isu-isu kesehatan sebagai titik tekan pembangunan.

Tantangan-tantangan dalam dunia kesehatan masyarakat semakin besar. Untuk menjawab tantangan tersebut dibutuhkan perubahan
organisasi yang berorientasi pada mutu. Upaya peningkatan status kesehatan diperlukan unsur kepemimpinan yang kuat di berbagai
tatanan, mulai dari pimpinan puncak hingga tingkat operasional. Pemimpin ibarat kepala pada tubuh manusia. Pada dasarnya pada diri
tiap orang memiliki unsur kepemimpinan. Para ahli meyakini bahwa kepemimpinan merupakan sesuatu yang bisa dipelajari. Berbagai
teori dikembangkan untuk memahami kepemimpinan yang mampu membawa perubahan. Kepemimpinan bervisi (visionary
leadership) diyakini mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Kepemimpinan, dan berpikir sistem adalah salah satu dari
delapan kompetensi yang harus dimiliki oleh sarjana kesehatan masyarakat.

Asosiasi ahli kesehatan masyarakat di dunia menyepakati bahwa keterampilan/keahlian memimpin harus dimiliki oleh seorang
sarjana kesehatan masyarakat pada jenjang pratama, yaitu yang bertindak sebagai praktisi kesehatan masyarakat, yang melakukan
pekerjaan sehari-hari secara teknis, dan bukan pada tingkatan manajerial. Di tingkat ini, secara umum sarjana kesehatan masyarakat
melakukan berbagai aktivitas, di antaranya mengumpulkan dan mengolah data, bekerja di lapangan, merencanakan program,
melakukan penjangkauan, berkomunikasi, memberikan layanan langsung pada masyarakat dan memberikan dukungan teknis program.
Di tingkat pratama, kemampuan kepemimpinan sarjana kesehatan masyarakat yang diminta adalah mampu:

1. Menerapkan standar praktik Etik Kesehatan Masyarakat dalam semua interaksi dengan individu, organisasi, dan komunitas*

1
2. Menjelaskan kesehatan masyarakat sebagai bagian dari sistem yang lebih besar yang mempengaruhi kesehatan populasi di
tingkat lokal, nasional, dan global.
3. Menjelaskan cara-cara berkolaborasi interprofesional antara kesehatan masyarakat, perawatan, dan organisasi yang
mempengaruhi kesehatan masyarakat*
4. Berkontribusi pada pengembangan visi untuk komunitas yang sehat (misalnya, penekanan pada pencegahan, kesetaraan
kesehatan untuk semua)
5. Mengidentifikasi berbagai kekuatan, peluang, kelemahan dan ancaman yang mempengaruhi pencapaian 10 Layanan esensial
Kesehatan Masyarakat
6. Mengidentifikasi kebutuhan pengembangan profesional kesehatan masyarakat (misalnya pelatihan, pendampingan,
pembimbingan dan pembinaan)
7. Berpartisipasi dalam berbagai kesempatan pengembangan keahliannya
8. Menjelaskan dampak perubahan sosial budaya, politik, ekonomi, lingkungan terhadap praktik kesehatan masyarakat*
9. Menyampaikan cara untuk meningkatkan kinerja individu dan program kesehatan masyarakat

Berdasarkan evaluasi pada berbagai mata kuliah yang sudah diambil mahasiswa, dari sembilan kompetensi ini sebagian sudah
diberikan pada mata kuliah lain, namun ada sebagian yang belum diperoleh. Dalam artikelnya yang berjudul Leadership in public
health: new competencies for the future (dalam Frontiers in Public Health, 2015), Yphantides, Escoboza dan Macchione
mengidentifikasi 4 atribut kepemimpinan yang perlu untuk profesional kesehatan masyarakat, yaitu: a) memiliki visi yang jauh ke
depan, b) mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi populasi yang luas, c) menjunjung nilai-nilai melayani, serta kompeten dan
familier dengan kebijakan publik, perencanaan strategik, manajemen informasi, media sosial, budaya, serta pengembangan SDM,
termasuk di dalamnya komunikasi dengan berbagai pihak dan latar belakang menggunakan berbagai teknologi baru, jejaring
kolaborasi, advokasi dan manajemen perubahan, d) menjalankan peran sebagai pendidik, dan sekaligus sebagai pebelajar.

Kerangka kualifikasi nasional Indonesia (KKNI) menuntut bahwa seorang sarjana, termasuk SKM, harus: a) mengaplikasikan bidang
keahliannya dan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk menyelesaikan masalah serta mampu beradaptasi
terhadap situasi, b) menguasai konsep teoritis bidang ilmunya secara umum dan khusus, c) terampil mengambil keputusan berdasarkan
analisis informasi dan data yang dikerjakannya secara individual atau berkelompok, dan d) bertanggung jawab. Dengan demikian,

2
mata ajaran ini dikelompokkan menjadi dua blok, yaitu blok konsep dan blok aplikasi. Blok konsep membahas filosofi dan teori.
Adapun blok aplikasi membahas berbagai kompetensi dan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

B. Tujuan instruksional
B.1. Tujuan instruksional umum:
Semua mahasiswa jenjang sarjana FKMUI diharapkan mempunyai pemahaman dan keterampilan yang baik tentang teori, konsep
kepemimpinan, serta aplikasinya dalam pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia.

B.2. Tujuan instruksional khusus:


1. Memahami konsep dan filosofi kepemimpinan serta urgensi kepemimpinan dalam penggerakan kesehatan masyarakat di
Indonesia
2. Berkontribusi pada pengembangan visi untuk komunitas yang sehat (misalnya, penekanan pada pencegahan, kesetaraan
kesehatan untuk semua)
3. Memiliki pemahaman dan keterampilan melaksanakan fungsinya sebagai pemimpin, pendidik dan pebelajar

C. Proses pembelajaran: Ceramah dan tanya jawab, kuliah tamu, diskusi kelompok (studi kasus) dan presentasi. Mata kuliah
diselenggarakan secara bimoda, yaitu tatap muka langsung dan melalui e-learning (Google Classroom). Tugas-tugas dikerjakan dan
siap untuk dipresentasikan

D. Evaluasi:
1. UTS 30%
2. UAS 30%
3. Penugasan 40%

E. Penanggung jawab/pengajar:
1. Prof Dr Soekidjo Notoatmodjo, Drs, SKM, MComm.H

3
2. Dr Dian Ayubi, SKM, MQIH (No HP: 08161316882 e-mail: dian.ayubi@gmail.com)
3. Tri Krianto

E. Referensi:
1. Wahjosoemidjo, 1994. Kiat Kepemimpinan dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PT Harapan Masa
2. Tjakraatmadja, JH dan Lantu, Donald C, 2006. Knowledge Managemement dalam Konteks Organisasi Pembelajar. Bandung :
SBM ITB dan PT Mizan Grafika Utama
3. Williams, Michael. 2005. Leadership for Leaders. London : Thorogood Publishing
4. Yphantides, 2015. Leadership in public health: new competencies for the future dalam Frontiers in Public Health
5. Buku lain, jurnal manajemen, dan internet

F. Peta pembelajaran

Capaian pembelajaran Pertemuan Topik Sub topik Metode Referens


Memahami konsep dan filosofi 1 Pengantar Penjelasan silabus, kontrak belajar Ceramah dan tanya jawab Wahjoso
kepemimpinan serta urgensi 4 Feb 2019 Pengertian kepemimpinan Kiat K
kepemimpinan dalam penggerakan Konsep kepemimpinan di dalam
kesehatan masyarakat di Indonesia Indonesia Praktek.
311-364
Kepemimpinan masa depan untuk
kesehatan masyarakat Yphantid
Leadersh
health:
compete
future
Frontier
Health
2 Teori dan gaya Teori-teori kepemimpinan (sifat, Ceramah dan tanya jawab Wahjoso
11 Feb kepemimpinan 1 perilaku, kontinjensi Kiat K
dalam

4
Praktek.
Bab IX
(hal 149

3 Teori dan gaya Teori-teori kepemimpinan (sifat, Presentasi kelompok.


18 Feb kepemimpinan 2 perilaku, kontinjensi Setiap teori
dipresentasikan oleh satu
kelompok, dan kelompok
lain sebagai oponen.
Pemilihan kelompok
presentan/oponen
dilakukan secara acak
4 Pilar-pilar Presentasi kelompok
25 Feb kepemimpinan Ceramah dan tanya jawab
5 Kekuasaan dan Wahjoso
4 Maret kepemimpinan Kiat K
dalam
Praktek.
125-148
6 Kepemimpinan untuk Situasi kesmas di Indonesia Kuliah
11 Maret penggerakan Implementasi program Germas Dirjen
masyarakat sehat Hambatan program Masyara
(Germas) Strategi kepemimpinan yang
diperlukan
Berkontribusi pada pengembangan 7 Pengembangan visi, Visi, misi,strategi Ceramah dan tanya jawab
18 Maret misi dan strategi SWOT Analysis

5
visi untuk komunitas yang sehat Keselarasan visi, misi,strategi
(misalnya, penekanan pada (alignment)
pencegahan, kesetaraan kesehatan
untuk semua)

8 Ujian tengah semester


25 Maret
Berkontribusi pada pengembangan 9 Presentasi bagian 1: Presentasi kelompok(3
visi untuk komunitas yang sehat 1 April analisis masalah, kelompok dipilih secara
(misalnya, penekanan pada pengembangan visi, acak)**
misi, strategi dan
pencegahan, kesetaraan kesehatan
analisis SWOT
untuk semua)
10 Presentasi bagian 2: Presentasi kelompok (3
8 April analisis masalah, kelompok selanjutnya)**
pengembangan visi,
misi, strategi dan
analisis SWOT

Memiliki pemahaman dan 11 Pengambilan Dimensi dan konsep pengambilan Presentasi (1 kelompok Wahjoso
keterampilan melaksanakan 15 April keputusan keputusan dipilih secara acak) Kiat K
fungsinya sebagai pemimpin, dalam
pendidik dan pebelajar Praktek.
451-468

12 Komunikasi dalam Pengertian komunikasi dalam Presentasi (1 kelompok Wahjoso


22 April kepemimpinan untuk kepemimpinan dipilih secara acak) Kiat K
membangun massa Jenis dan pola komunikasi dalam
kritis Hambatan komunikasi Praktek.

6
395-450

13 Motivasi dalam Hakikat dan pengertian Presentasi (1 kelompok Wahjos


29 April pengembangan motivasi dipilih secara acak) Kiat K
kepemimpinan Kebutuhan manusia dalam
Teknik motivasi Praktek
(hal 395

14 Pengelolaan konflik Pengelolaan konflik dalam team Presentasi (1 kelompok Wahjoso


6 Mei work dipilih secara acak) Kiat K
dalam
Praktek.
89-124)
15 Keterampilan belajar Pengetahuan dan proses belajar Ceramah dan tanya jawab Tjakraat
13 Mei manusia Lantu,
Model belajar individual 2006.
Model belajar organisasional Manage
Review Konteks
Pembela
4 (hal 61
16 Ujian akhir semester
20 Mei

Keterangan :
● Dalamkonfirmasi
** Dinilai sebagai nilai proses

7
8

Anda mungkin juga menyukai