PEDOMAN
MOTO
TIM PENYUSUN
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………………..1
Motto………………………………………….…………………………………………….2
Tim Penyusun…………...………………………………………………………………..3
Daftar Isi…………………………………………………………………………………...4
KataPengantar ..…………………………………………………………………………6
Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang………………..
……..........................................................................8
BAB I Pendahuluan………………………………………………….………..
……..10
A. Latar Belakang.………………………………………………………... ….….10
B. Ruang Lingkup…………………………………………………………………12
C. Sasaran ………………………………………………………………………….13
D. Tujuan………………………….………………………………………………..13
E. Dasar Hukum………………..…………………………………………………14
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan salah satu prioritas
pembangunan di Indonesia. Di Kabupaten Serang pembangunan Bidang
kesehatan sedang digiatkan dalam rangka meningkatkan Indek
Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Serang yang salah satu unsur
utamanya adalah sektor kesehatan. Peningkatan kualitas hidup manusia
ini merupakan salah satu agenda pemerintah yang direalisasikan dalam
bentuk program Indonesia sehat. Penguatan pelayanan kesehatan menjadi
salah satu fokus dalam program Indonesia sehat tersebut. Penguatan
pelayanan kesehatan tersebut ditujukan pada peningkatan akses dan
mutu pelayanan kesehatan. Dalam peningkatan mutu pelayanan,
ketersediaan fasilitas kesehatan beserta sarana, prasarana dan alat
kesehatan (SPA) serta standarisasi pelayanan menjadi faktor yang penting
untuk dipenuhi.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktek KeDokteran , Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, dan Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan, diamanatkan agar fasilitas pelayanan kesehatan untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Agar mutu pelayanan
kesehatan yang baik dapat tercapai dibutuhkan penguatan fasilitas
pelayanan kesehatan melaui pembinaan dan pengawasan yang bermutu.
Pemerintah Kabupaten Serang mempunyai kewajiban untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau. Hal tersebut dilakukan dengan memenuhi kewajiban afirmatif
sebagai pemerintah yaitu menyediakan fasilitas kesehatan milik
pemerintah disertai dengan meningkatkan keikutsertaan pihak swasta
diantaranya dengan memfasilitasi pelayanan kesehatan swasta dalam
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari pedoman ini yaitu sebagai acuan dasar bagi
seksi Pembinaan dan Pengawasan Sarana Prasarana Fasilitas Kesehatan
Obat dan Pangan/Makanan (Untuk mensinergikan istilah dengan BPOM
selanjutnya disebut BINWASFASKOM, karena istilah pangan terlalu luas)
dan bagi seluruh karyawan Dinas Kesehatan dan Puskesmas di
Kabupaten Serang dalam penyelenggaraan pembinaan dan pengawasan
yang diantaranya meliputi pelaksanaan:
1. Pemberian rekomendasi perizinan, pengawasan dan pembinaan
fasilitas kesehatan baik badan maupun praktek mandiri tenaga
kesehatan.
2. Pemberian rekomendasi perizinan, pengawasan dan pembinaan
sarana pelayanan farmasi yaitu Apotek dan Toko Obat.
3. Pemberian rekomendasi perizinan, pengawasan dan pembinaan
industri rumah tangga pangan dan produknya.
4. Pemberian rekomendasi perizinan, pengawasan dan pembinaan
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan produknya.
5. Standarisasi dan akreditasi fasilitas kesehatan dan proses
peningkatan mutu pelayanannya.
6. Pembinaan seluruh fasilitas kesehatan, obat dan pangan.
7. Pengawasan seluruh fasilitas kesehatan obat dan pangan.
C. Sasaran
Disusunnya Pedoman Penyelenggaraan Pembinaan Dan
Pengawasan Fasilitas Kesehatan Obat dan Makanan Dinas Kesehatan
Kabupaten Serang ini ditujukan untuk kepentingan tugas dan pekerjaan
serta kebutuhan berbagai personil terkait diantaranya:
1. Kepala Dinas Kesehatan.
2. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan.
3. Kepala Seksi Pembinaan dan Pengawasan Fasilitas
Kesehatan Obat dan Makanan (binwasfaskom).
4. Seluruh staf seksi binwasfaskom.
5. Seluruh petugas binwasfaskom di 31 Puskesmas.
6. Seluruh jajaran tenaga di fasilitas kesehatan.
7. Seluruh pelaku pelayanan kefarmasian.
8. Seluruh pelaku Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP).
9. Seluruh pelaku industri Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT).
10. Seluruh pelaku penyelenggara pangan.
11. Seluruh pelaku penjualan pangan di Pasar Tradisional.
12. Seluruh pelaku penjualan pangan di Pasar Modern.
13. Pihak lain yang berkaitan dan yang membutuhkan.
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tersedianya Pedoman Pembinaan dan Pengawasan bagi Dinas
Kesehatan Kabupaten Serang khususnya Seksi Pengawasan
Fasilitas Kesehatan, Obat dan Makanan dan petugas yang terkait
baik di Dinas Kesehatan maupun Puskesmas.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus disusunnya pedoman ini adalah agar:
E. Dasar Hukum
Diantara dasar hukum yang menjadi dasar pertimbangan
penyusunan pedoman inni adalah:
1. Undang – Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1997 Tentang
Psikotropika.
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang
perlindungan Konsumen.
3. Undang – Undang Republik Indonesia No. 29 Tahun 2004 Tentang
Praktek KeDokteran.
4. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik.
C Penyelenggaraan
Dalam mempersiapkann penyelenggaraan operasional dan pelayanan
Seksi Binwas diperlukan beberapa hal yang harus disiapkan oleh seksi
sebagai dokumen perencanaan yaitu:
1. RPJMD Kabupaten Serang
2. Rencana Strategi (RENSTRA) Dinas Kesehatan Kabupaten Serang.
3. Rencana Kerja ( RENJA ) seksi.
4. Perjanjian kerja (PK ).
5. Indikator Kinerja Utama (IKU).
6. Standar Operasional Prosedur (SOP ).
7. Standar Pelayanan Minimal (SPM).
8. Rencana kerja anggaran (RKA).
9. Dokumen Penilaian Risiko (DPR) kegiatan.
4) Pengawasan
Pengawasan penyelenggaraan urusan pembinaan dan
pengawasan sarana fasilitas kesehatan obat dan pangan meliputi:
a) Melakukan pengawasan dan pengendalian pada setiap
tahapan pelaksanaan tugas dan fungsi di seksinya.
b) Memberi penghargaan pada bawahannya yang berprestasi.
c) Memberikan sanksi kepada bawahannya yang melakukan
pelanggaran sesuai dengan peraturan perundang undangan
yang berlaku.
d) Menilai dan menandatangani sasaran kerja (SKP)
bawahannya.
2. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Staf Penyuluh Obat dan Makanan.
a. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi
1) Melaksanakan penyuluhan dan pembinaan terhadap fasilitas
pelayanan kesehatan swasta maupun pemerintah yang sedang
melakukan pengajuan izin baik baru ataupun perpanjangan.
2) Melaksanakan kegiatan penyuluhan, pembinaan dan pengawasan
pada fasilitas kesehatan baik swasta maupun pemerintah dalam
melakukan kegiatan operasional.
3) Melakukan pendataan, penyuluhan, pembinaan dan pengawasan
pada fasilitas yang belum memiliki izin dan mengarahkannya
untuk melakukan proses perizinan.
4) Melaksanakan penyuluhan, pembinaan dan pengawasan
terhadap distribusi obat.
5) Melaksanakan penyuluhan, pembinaan dan pengawasan
terhadap sarana distribusi obat dalam melakukan kegiatan
operasional.
3. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Staf Inspektur Sarana dan Prasarana
Fasilitas Kesehatan.
a. Tugas Pokok dan Fungsi
1) Melaksanakan inspeksi/pemeriksaan terhadap fasilitas
pelayanan kesehatan yang melakukan pengajuan izin baru atau
perpanjangan izin fasilitas pelayanan kesehatan baik swasta
maupun pemerintah.
2) Melaksanakan inspeksi, pembinaan dan pengawasan terhadap
sarana fasilitas kesehatan yang telah memiliki izin baik swasta
maupun pemerintah dalam melakukan kegiatan operasional.
3) Melaksanakan inspeksi, investigasi dan pembinaan terhadap
fasilitas kesehatan yang belum memiliki izin.
4) Melaksanakan inspeksi terhadap fasilitas kesehatan yang
terdapat laporan/indikasi melakukan pelayanan tidak sesuai
ketentuan.
b. Tugas Tambahan
4. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Staf Analis Obat dan Makanan.
a. Tuas Pokok dan Fungsi
1) Melakukan analisa terhadap masalah peredaran dan distribusi
obat di Kabupaten Serang
2) Melakukan analisa terhadap masalah keamanan pangan yang
beredar di Kabupaten Serang.
3) Melakukan analisa tehadap penyelenggaraan jajanan anak
sekolah SD, SMP, SMA dan yang sederajat.
4) Melakukan analisa terhadap permasalahan pengawasan obat dan
makanan di wilayah Kabupaten Serang.
5) Melakukan analisa dan tindak lanjut terhadap aduan masyarakat
terkait obat dan makanan.
6) Melakukan pemeriksaan dan analisa serta rencana tindak lanjut
terhadap sampel obat dan makanan yang bermasalah.
7) Membantu Kepala Seksi dalam merencanakan kegiatan
khususnya terkait analisa terhadap obat dan makanan.
8) Membantu Kepala Seksi membuat jadwal kegiatan dan sasaran
kegiatan pembinaan dan pengawasan.
9) Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap faskes
dalam hal kepatuhan melaksanakan standar pelayanan.
b. Tugas Tambahan
1) Melakukan pembuatan pelaporan tahunan kegiatan Seksi Binwas,
sarfaskes Obat dan Pangan khususnya yang terkait semua kegiatan
inspeksi yang dilakukan.
2) Melaksanakan visitasi tenaga kesehatan sesuai surat dari
DPMPTSP.
3) Pelaksanaan pembantu PPTK untuk kegiatan DPA Seksi.
4) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan.
2. Pra Sarana
Untuk dapat melaksanakan penyelenggaraan seksi dengan optimal
diperlukan Prasarana yang ideal dalam ruangan Seksi Binwas meliputi:
a. Sistem Penghawaan (Ventilasi dan pendingin ruangan), yakni
adanya AC.
b. Sistem Pencahayaan yang cukup terang. Kebutuhan tingkat
pencahayaan (LUX) untuk ruangan kantor seksi binwasfaskom
sesuai Permenkes nomor 75 tahun 2014 adalah 200 Lux.
3. Peralatan
Peralatan yang diperlukan seksi binwasfaskom untuk melkukan
kegiatan operasional minimal terdiri dari :
a. Kendaraan roda empat 1 buah.
b. Alat periksa/kit test bahan tambahan pangan satu set per item
c. Alat periksa/kit test DNA babi satu set
d. Mebeleir satu set
e. Meja 6 buah
f. Kursi 6 buah
g. Alat tulis dan kantor tahunan sesuai
kebutuhan
h. Komputer meja 3 unit
i. Laptop 2 buah
j. Printer 2 buah
k. LCD proyektor 1 buah
l. Dispenser 1 buah
m. Kulkas 1 buah
n. Charger Hp 5 buah
E. Pengorganisasian
STRUKTUR ORGANISASI
SEKSI BINWASFASKOM
G. Indikator Kinerja
Agar maksud, tujuan, visi dan misi seksi dapat tercapai maka seksi
harus memiliki kinerja yang maksimal. Untuk mengukur optimalnya kinerja
maka diperlukan adanya indikator kinerja yang dapat terukur yang termuat
TARGET RENSTRA
No Cara Penghitungaan
Indikator 202 202 202 202
. Indikator
2020 1 2 3 4
Jumlah fasilitas
pelayanan
Persentase
kesehatan yang
fasilitas
telah terstandar
1 pelayanan % 45 50 55 60 65
dibagi fasilitas
kesehatan
pelayanan
terstandar
kesehatan yang
ada dikali 100
Jumlah
Persentase penyelenggara obat
penyelenggar terstandar dibagi
2 % 70 75 80 85 90
a obat penyelenggara obat
terstandar yang ada dikali
100
Jumlah
penyelenggara
Persentase
pangan sekolah
penyelenggar
yang aman dibagi
3 a pangan % 12 15 20 25 30
penyelenggara
sekolah yang
pangan sekolah
aman
yang ada dikali
100%
Jumlah fasilitas
pelayanan
Persentase
kesehatan yang
fasilitas
telah dibina dan
4 kesehatan % 70 80 90 95 100
diawasi dibagi
yang dibina
seluruh fasilitas
dan diawasi
kesehatan yang
ada dikali 100
Persentase Jumlah
penyelenggar penyelenggara obat
5 a obat yang yang dibina dan % 90 95 100 100 100
dibina dan diawasi dibagi
diawasi seluruh
H. Pembiayaan
Pembiayaan untuk penyelenggaraan dan operasional Seksi Binwas
dapat bersumber dari :
BAB III
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
F. Klinik
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar
dan/atau spesialistik. Instalasi Farmasi adalah bagian dari Klinik yang
bertugas menyelenggarakan, mengoordinasikan, mengatur, dan mengawasi
seluruh kegiatan pelayanan farmasi serta melaksanakan pembinaan teknis
kefarmasian di Klinik.
Berdasarkan jenis pelayanan, Klinik dibagi menjadi:
1. Klinik pratama adalah merupakan Klinik yang menyelenggarakan
pelayanan medic dasar baik umum maupun khusus.
2. Klinik utama adalah merupakan Klinik yang menyelenggarakan
pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik dasar dan
spesialistik.
Klinik dapat mengkhususkan pelayanan pada satu Bidang tertentu
berdasarkan cabang/disiplin ilmu atau sistem organ.
Klinik dapat dimiliki oleh pemerintah, masyarakat, perorangan atau
badan usaha. Klinik yang dimiliki oleh Pemerintah harus didirikan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Klinik yang dimiliki oleh
masyarakat yang menyelenggarakan rawat jalan dapat didirikan oleh
perorangan atau badan usaha. Klinik yang dimiliki oleh masyarakat yang
menyelenggarakan rawat inap harus didirikan oleh badan hukum.
Pemerintah mengatur persebaran Klinik dengan memperhatikan
kebutuhan pelayanan berdasarkan rasio jumlah penduduk. Rasio
ditetapkan dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Kondisi geografis dan aksesibilitas masyarakat.
2. Tingkat utilitas.
G. Rumah Sakit
Pemerintah Daerah bertanggung jawab dalam melakukan
pemenuhan sebaran Rumah Sakit secara merata berdasarkan
pemetaan daerah dengan memperhatikan jumlah dan persebaran
penduduk, rasio jumlah tempat tidur, dan akses masyarakat.
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Izin Mendirikan Rumah Sakit yang selanjutnya disebut Izin Mendirikan
adalah izin usaha yang diterbitkan oleh Lembaga OSS untuk dan atas nama
menteri, gubernur, atau bupati/wali kota setelah pemilik Rumah Sakit
melakukan pendaftaran sampai sebelum pelaksanaan pelayanan kesehatan
dengan memenuhi persyaratan dan/atau komitmen. Izin Operasional Rumah
Sakit yang selanjutnya disebut Izin Operasional adalah izin komersial atau
H. Laboratorium Kesehatan
Pemerintah bertanggung jawab menyediakan laboratorium
kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan. Penyediaan laboratorium kesehatan dilakukan
berdasarkan pemetaan daerah dengan mempertimbangkan jumlah
Fasilitas Pelayanan Kesehatan lain berupa tempat praktik mandiri
Tenaga Kesehatan, Klinik, pusat kesehatan masyarakat, dan Rumah
Sakit.
Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen Klinik untuk mendapatkan
informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya
diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan.
Spesimen Klinik adalah bahan yang berasal dan/atau diambil dari tubuh
manusia untuk tujuan diagnostik, psnelitian, pengembangan, pendidikan,
I. Optikal
Optikal adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan refraksi, pelayanan optisi, dan/atau pelayanan lensa kontak.
Surat Izin Praktik Refraksionis Optisien yang selanjutnya disingkat SIP-RO
adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota
kepada Refraksionis. Optisien sebagai pemberian kewenangan untuk
menjalankan praktik. Surat Izin Praktik Optometris yang selanjutnya
disingkat SIP-O adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah
kepada Optometris sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan
praktik.
Untuk memperoleh izin penyelenggara optik mengajukan permohonan
kepada DPMPTSP dengan melampirkan:
1. Fotokopy KTP pemohon.
2. Fotokopi NPWP/SIUP/TDP perusahaan atau pemohon.
3. Pernyataan kesediaan refraksionis optisien atau optometris untuk
menjadi penanggung jawab pada optikal yang akan didirikan.
4. Fotokopi STR Refraksionis Optisien atau Optometris.
5. Fotokopi SIP atau surat keterangan SIP dalam proses penerbitan izin
dari instansi yang berwenang menerbitkan SIP.
6. Daftar Sarana Dan Peralatan Yang Akan Digunakan.
7. Fotokopi Perjanjian Kerja Sama Dengan Laboratorium Dispensing Bagi
BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN FASILITAS PELAYANAN KEFARMASIAN
A. Apotek
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktek kefarmasian oleh Apoteker. Sedangkan fasilitas Kefarmasian adalah
sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian. Apotek
B. Toko Obat
Toko Obat atau Pedagang Eceran Obat adalah Orang atau Badan Hukum
BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA
DAN INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN
an yang
Tidak Wajib Didaftarkan Pangan yang Tidak Wajib Didaftarkan
N
PERSYARATAN KLINIK
O
1 Surat Permohonan Komitmen
2 Foto Copy Nomor Induk Berusaha (NIB)
3 Foto Copy Izin Komersial / Operasional
Foto Copy Surat Pernyataan Pemenuhan Persyaratan Perizinan
4 Komersial/Operasional
5 Foto Copy Surat Pernyataan Kesedian Mematuhi dan menyelesaikan
N
O PEMENUHAN KOMITMEN APOTEK
1 Surat Pernyataan Permohonan Komitmen Kepada Dinas Kesehatan
2 Foto Copy Nomor Induk Berusaha (NIB)
3 Foto Copy Izin Usaha
4 Foto Copy Komersial / Operasional
Foto Copy Surat Pernyataan Pemenuhan Persyaratan Perizinan
5 Komersial/Operasional
Foto Copy Surat Pernyataan Kesedian Mematuhi dan menyelesaikan
6
perizinan Prasarana Usaha
7 Foto Copy IMB
8 F0to Copy Dokumen SPPL
9 Lay out Bangunan Apotek
SIPA Apoteker Penanggung Jawab dan SIPTTK untuk Tenaga Teknis
10
Kefarmasian
11 Jadwal Kerja Karyawan
12 Struktur Organisasi Apotek
1 Surat Permohonan
2 Foto Copy Nomor Induk Berusaha (NIB)
3 Foto Copy Izin Komersial / Operasional
Foto Copy Surat Pernyataan Pemenuhan Persyaratan Perizinan
4
Komersial/Oprasional
Foto Copy Surat Pernyataan Kesedian Mematuhi dan menyelesaikan
5
perizinan Prasarana Usaha
6 Fotocopy Izin lingkungan
7 Fotocopy Izin Lokasi
8 Fotocopy IMB
9 Dokumen Kajian dan Perencanaan bangunan;
a. Feasibility Study (FS)
b. Detail Engineering Design
c. Master Plan
1
0 Pemenuhan pelayanan alat kesehatan
1 Surat Permohonan
2 Foto Copy Nomor Induk Berusaha (NIB)
3 Foto Copy Izin Komersial / Operasional
Foto Copy Surat Pernyataan Pemenuhan Persyaratan Perizinan
4
Komersial/Operasional
Foto Copy Surat Pernyataan Kesedian Mematuhi dan menyelesaikan
5
perizinan Prasarana Usaha
6 Fotocopy Izin lingkungan
7 Fotocopy Izin Lokasi
BAB VIII
PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar SOP yang ada pada Seksi Pembinaan dan Pengawasan
Sarana Prasarana Fasilitas Kesehatan Obat dan Pangan
LAPORAN BULANAN
PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN FASILITAS KESEHATAN
OBAT DAN PANGAN
Nama Puksemas :
Bulan :
Petugas :
1. Jumlah fasilitas
a. Jumlah Klinik :………….
b. Jumlah Praktek mandiri Dokter :………….
c. Jumlah Praktek mandiri Dokter Gigi :………….
d. Jumlah praktek mandiri Bidan :…………
e. Jumlah praktek mandiri Perawat :…………
f. Jumlah Rumah Sakit : …………
g. Jumlah Apotek : …………
h. Jumlah Toko Obat : …………
i. Jumlah Optik :………….
j. Jumlah Toko Kosmetik : …………
k. Jumlah fasilitas kesehatan tradisional : …………
l. Jumlah industri rumah tangga pangan : …………
m. Jumlah industri perbekalan kesehatan rumah tangga : …………
n. Jumlah Pasar Tradisional : …………
o. Jumlah Pasar Modern : …………
p. Jumlah rumah makan : …………
q. Jumlah warung yang penjual makanan/obat bebas : …………
r. Jumlah jamu gendong : …………
s. Jumlah UMOT : …………
t. Jumlah took jamu :………….
Pembuat Laporan
……………………….