Anda di halaman 1dari 15

ANATOMI FISIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI

PADA SISTEM SENSORI PRESEPSI

Disusun Oleh

Nama : Christi N. Soukotta


NPM : 12114201180213
Kelas : C

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

2020
KATA PE NGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan tugas ini. Tugas ini memuat
tentang Anatomi Fisiologi Sistem Persepsi Sensori. Saya menyadari, dalam
pembuatan tugas ini jauh dari kata sempurnah karena masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Hal ini disebabkan karena terbatasnya
kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki, namun demikian
banyak pula pihak yang telah membantusaya dengan memberikan sumber
informasi. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
mebangun, demi perbaikan dan kesempurnaan tugas ini di waktu yang akan
datang. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Ambon, 13 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PE NGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................2
A. Definisi Sistem Persepsi Sensori...............................................................2
B. Anatomi dan Fisiologi Sistem Persepsi Sensori........................................2
1. Indera Penglihatan (Mata).....................................................................2
2. Indra pendengaran (TELINGA)............................................................4
3. Indra penciuman (HIDUNG).................................................................7
4. Indra Pengecap (LIDAH).......................................................................8
5. Indera Perabah ( KULIT)......................................................................9
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
A. Kesimpulan................................................................................................11
B. Saran..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persepsi merupakan respon dari reseptor sensori terhadap stimulus eksternal,


juga pengenalan dan pemahaman terhadap sensoris yang diinterpretasikan oleh
stimulus yang diterima (Syaifuddin, 2014). Persepsi juga melibatkan kognitif dan
emosional terhadap interpretasi objek yang diterima organ sensori (indra).

Sistem sensori atau dalam bahasa Inggris sensory system berarti yang
berhubungan dengan panca indra, sistem ini membahas tentang organ akhir yang
khusus menerima berbagai jenis rangsangan tertentu. Rangsangan tersebut
dihantarkan oleh sensory neuron (saraf sensoris) dari berbagai organ indra menuju
otak untuk ditafsirkan. Sistem persepsi sensori manusia terdiri dari organ mata,
telinga, hidung, lidah dan kulit (Syaifuddin, 2014).

Kelima indra tersebut berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan luar,


oleh karenanya disebut eksoreseptor. Reseptor yang berfungsi untuk mengenali
lingkungan dalam, misalnya nyeri, kadar oksigen atau karbon dioksida, kadar
glukosa dan sebagainya, disebut interoreseptor.

Sel-sel interoreseptor misalnya terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum,


sendi, dinding saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dan lain sebagainya.
Akan tetapi, sesungguhnya interoreseptor terdapat di seluruh tubuh manusia.
Interoreseptor yang membantu koordinasi dalam sikap tubuh disebut kinestesis.

B. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas Keperawatan
Medikal Bedah III yang di berikan dan untuk mengetahui :

1. Pengertian persepsi sensori


2. Anatomi fisiologi dan patofisiologi dari Sistem Persepsi Sensori

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Sistem Persepsi Sensori

Sistem sensori atau dalam bahasa Inggris sensory system berarti yang
berhubungan dengan panca indra, sistem ini membahas tentang organ akhir yang
khusus menerima berbagai jenis rangsangan tertentu. Rangsangan tersebut
dihantarkan oleh sensory neuron (saraf sensoris) dari berbagai organ indra menuju
otak untuk ditafsirkan. Sistem persepsi sensori manusia terdiri dari organ mata,
telinga, hidung, lidah dan kulit (Syaifuddin, 2014).

Selain lima panca indra, tubuh juga mempunyai indera yang lain yakni; Indera
Kinetetik yang memungkinkan seseorang menyadari posisi dan pergerakan bagian
tubuh tampa melihatnya, Indera Steregnosis yang memungkinkan seseorang untuk
mengenali ukuran, bentuk dan tekstur benda.

B. Anatomi dan Fisiologi Sistem Persepsi Sensori


1. Indera Penglihatan (Mata)

Mata adalah organ indra pada manusia yang rumit, tersusun dari bercak
sensitif cahaya primitif sehingga mata sangat sensitif terhadap rangsangan cahaya
karena adaphotoreceptor di dalamnya. Di dalam lapisan pelindungnya, mata
mempunyai lapisan reseptor, sistem lensa pemfokusan cahaya oleh reseptor, dan
terhubung atas suatu sistem saraf. Jika dilihat secara struktural bola mata layaknya
kamera, tetapi mekanismenya tidak secanggih mata (ciptaan-Nya) yang sistem
persarafannya amat rumit dan tidak ada bandingannya. Susunan saraf pusat
terhubung melalui suatu berkas serat saraf yang disebut saraf optik ( nervosa
optikus ). Implus saraf dari stimulus photoceptor dibawa ke otak pada lobus
oksipital di serebrum dimana sensi penglihatan diubah menjadi presepsi. Reseptor
penglihatan dapat merespon satu juta stimulus yang berbeda setiap detik.

a. Struktur Anatomi Mata

Bola mata berada di ruang cekung pada tulang tengkorak yang disebut orbit.
Orbit tersusun oleh tujuh tulang tengkorak yaitu tulang frontalis, lakrimalis,
etmoid, zigomatikum, maksila, sphenoid dan palatin yang berfungsi mendukung,
menyanggah dan melindungi mata. Pada orbit  terdapat lubang yaitu foramen
optic untuk lintasan saraf optik dan arteri optalmik dan fisura orbital superior yang
berfungsi untuk lintasan safaf dan arteri otot mata. Bagaian-bagaian mata terdiri
dari.

2
1) Sklera
Merupakan jarinagan ikat fibrosa yang kuat berwarna putih buram dan
tidak tembus cahaya, kecuali dibagian depan yang transparan yang
disebut kornea.
Sclera memberi bentuk pada bola mata dan memberikan temapt
melekat otot ekstrinsik.
2) Kornea
kornea merupakan jendela mata, unik karena bentuknya transparan,
terletak pada bagian depan mata berhubungan dengan skllera. Bagian
ini merupakan tempat masuknya cahaya dan memfokuskan bekas
cahaya. korena tersusun atas 5 lapisan yaitu epithelium, membrane ,
buwman, stroma, membrane descemet dan endothelim.
3) Lapisan Koroid
lapisan koroid berwarna coklat kehitaman dan merupakan lapisan yang
berpigmen mengandung banyak pertumbuhan darah untuk memberi
nutrisi dan oksigen pada retina . warna gelap pada koroit berfungsi
untuk mencegah refleksi atau pemantulan sinar. Pada bagian depan
koroid membentuk korpus silialis yang berlanjut membentuk iris.
4) Iris
Iris merupakan perpanjangan dari korpus silialis ke anterior,
bersambung dengan permukaan lensa anterior. Iris tidak tembus
pandang dan berpigmen berfungsi mengendalikan banyaknya cahaya
yang masuk kedalam mata dengan cara merubah ukuran pupil. Ukuran
pupil dapat berubah karena mengandung serat-serat otot silkuler yang
mampu menciutkan pupil dan serta-serta radikal yang menyebabkan
kelebaran pupil.
5) Lensa
Lensa mempunyai struktur bikonvfeks, tidak mempunyai pembuluh
darah, transparan dan tidak berwarna. Kapsul lensa merupakan
membrane ke semifermiabel, tabelnya sekitar 4mm dan diameternya
9mm. lensa berada dibelakang iris dan ditahan oleh ligamentum yang
disebut zonula. Adanya ikatan lensa dengan ligamentum ini
menyebabkan 2 rongga bola maka yaitu bagian depan lensa dan bagian
belakang lensa. Ruang bagian depan lensa berisi cairan yang disebut
aqueous humor , cairan ini diproduksi oleh korpus silialis dan ruangan
pada bagian belakang lensa berisi cairan vitreous humor. Lensa
berfokus untuk menfokuskan cahaya yang masuk kedalam retina
melalui mekanisme akomudasi yaitu proses penyusuaian secara
otomatis pada lensa untuk memfokuskan objek secara jelas yang
beragam.

3
6) Retina
Retina merupakan lapisan terdalam pada mata, melapisi lapisi 2/3 bola
pada bagian belakang. Pada bagian depan berhubungan dengan korpus
silialis dioraserata. Retina meruapakan bagian mata yang sangat peka
terhadap cahaya. Pada bagian depan retina terdapat lapisan berpigmen
dan berhubungan dengan koroid dan pada bagian belakng terdapat
lapisan saraf dalam. Pada lapisan sel saraf dalam mengandung
reseptor, sel bifolar, sel ganglion, sel horizontar dan sel akmagrin.
7) Saraf Optic
Saraf optic merupakan saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam
retina, untuk menuju ke otak.

b. Fisiologi Penglihatan

Fungsi utama mata adalah mengubah energy cahaya menjadi implus saraf
sehingga dapat diterjemahkan oleh otak menjadi gambar fisual. Untuk
menghasilkan gambar fisual yang tepat dan diinginkan terjadilah proses yang
sangat kompleks dimulai adanya gelombang sinar atau cahaya yang masuk ke
mata berkas cahaya yang masuk kemata melalui konjungtiva, korne, okueus
humor, lensa dan fitreurus humor, diaman pada masing-masing tersebut berkas
cahaya dibiaskan (refraksi) sebelum akhirnyaa jatuh tepat di retina. Jumlah cahaya
yang masuk akan diatur oleh iris dengan jalan membesarka atau mengkecilakan
pupil pada iris terdapa 2 otot polos yang tersusun silkuler dan radial yang mampu
bergerak dan mengecil membentuk pupil. Agar sianar objek , menghasilakan sinar
yang jelas pada retina harus dibiaskan (terjadi proses yang disebut pemfokusan).
Pemfokusan cahaya merupakan peran utama dari lensa. Lensa akan mebiaskan
cahaya dan membiaskannya. Kemampuan lensa untuk menyusuaikan cahaya
dekat atau jauh ketitik retina disebut okumudasi .

2. Indra pendengaran (TELINGA)

Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara
yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa
yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita
sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga

4
bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam. Berikut adalah
penjelasan tentang struktur anatomi telinga.

a. Meatus Auditorius Eksternal (liang telinga luar)

Liang telinga (meatus akustikus eksternus) memiliki Panjang kurang 2,5 cm,
berbentuk huruf S. 1/3 bagian luar terdiri dari tulang rawan, banyak terdapat
kelenjar minyak dan kelenjar Serumen (modifikasi kelenjar keringat=kelenjar
serumen). 2/3 bagian sisanya terdiri dari tulang (temporal) dan sedikit kelenjar
serumen. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar sebasea,
dan sejenis kelenjar keringat yang telah mengalami modifikasi menjadi kelenjar
seruminosa, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang
menghasilkan zat lemak setengah padat berwarna kecoklat–coklatan yang
dinamakan serumen (minyak telinga). Serumen berfungsi menangkap dan
mencegah infeksi. MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan
kelembaban dan temperatur yang dapat mengganggu elastisitas membran tympani

Adapun fungsi dari daun telinga yaitu menangkap bunyi dari berbagai arah
kedalam liang telinga, kanalis auditorius berfungsi untuk memproteksi membran
timpani dari pada trauma langsung dari luar.

b. Telinga bagian tengah (Kavum timpani)

Telinga tengah terdiri atas membran timpani, osikula (tulang-tulang


pendengaran) dan eustachius.

5
1) Membran Timpani
Membran timpani atau sering di sebut sebagai gendang telinga dengan
bentuk menyerupai gendang, terletak tepat setelah saluran auditori dan
merupakan penerima rangsang fibrasi pertama. Membran timpani
berfungsi untuk meneruskan suara meuju tulang-tulang pendengaran
(osikula).
2) Osikula merupakan tulang-tulang telinga yang terdiri atas tiga tulang
kecil, tersusun pada rongga telinga tengah seperti rantai dan
bersambung, dari membran timpani menuju rongga telinga dalam
tulang-tulang tersebut adalah:
- Malleus (martil)
- Incus  (landasan)
- Stapes  (sanggurdi)
3) Saluran eustacius merupakan saluran di dalam rongga telinga tengah
yang menjorok menghubungkan telinga dengan faring saluran
eustacius akan tertutup jika dalam keadaan biasa dan akan membuka
ketika kita menelan, sehingga tekanan udara di dalam telinga tengah
dengan udara luar akan seimbang. Dengan begitu, cedera atau ketulian
akibat tidak seimbangnya tekanan udara dapat dihindari.
c. Telinga bagian dalam
Telinga bagian dalam terletak pada bagian tulang keras pilorus temporalis,
terdapat reseptor pendengaran, dan alat pendengaran ini disebut labirin.
1) Labiritus osseous, serangkaian saluran bawah dikelilingi oleh cairan
yang dinamakan perilimfe. Labiritus osseous terdiri dari vestibulum,
koklea, dan kanalis semisirkularis.
2) Labirintus membranous, terdiri dari:
- Utrikulus, bentuknya seperti kantong lonjong dan agak gepeng
terpaut pada tempatnyaoleh jaringan ikat. Pada dinding belakang
utrikulus terdapat muara dari duktus semisirkularis dan pada
dinding depannya ada tabung halus disebut utrikulosa sirkularis,
saluran yang menghubungkan antara utrikulus dan sakulus.
- Sakulus, bentuknya agak lonjong lebih kecil dari utrikulus,
terletak pada bagian depan dan bawah dari vestibulum dan
terpaut erat oleh jaringan ikat.
- Duktus semisirkularis. Ada tiga tabung selaput semisirkularis
yang berjalan pada kanalis semesirkularis (superior, posterior,
dan lateralis). Bagian duktus yang melebar disebut dengan
ampula selaput. Setiap ampula mengandung celah sulkus
ampularis merupakan tempat masuknya cabang ampula nervus
akustikus.
- Duktus koklearis merupakan saluran yang bentuknya agak
segitiga seolah-olah membuat batas pada koklea timpani. Duktus

6
koklearis mulai dari kantong buntu (seikum vestibular)ndan
berakhir tepat diseberang kanalis lamina spiralis pada kantong
buntu (seikum ampulare)

3. Indra penciuman (HIDUNG)

Alat penciuman terdapat dalam rongga hidung dari ujung saraf otak nervus
olfaktorius. Nervus olfaktorius dilapisi oleh sel-sel yang sangat khusus yang
mengeluarkan fibril-fibril yang sangat halus, terjalin dengan serabut-serabut dari
bulbus oftaktorius yang merupakan otak terkecil.

Konka nasalis terdiri dari lipatan selaput lendir. Pada bagian puncaknya
terdapat saraf-saraf pembau. Kalau kita bernafas lewat hidung dan kita mencium
bau suatu udara, udara yang kita isap melewati bagian atas dari rongga hidung
melalui konka nasalis. Pada konka nasalis terdapat tiga pasang karang hidung:

1) Konka nasalis superior


2) Konka nasalis media
3) Konka nasalis inferior

Disekitar rongga hidung terdapat rongga-rongga yang disebut sinus nasalis


yang terdiri dari:

7
1) Sinus maksilaris (rongga tulang hidung)
2) Sinus sfenoidalis (rongga tulang baji)
3) Sinus frontalis (rongga nasalis inferior)

Sinus ini diliputi oleh selaput lendir. Jika terjadi peradangan pada rongga
hidung, lendir-lendir dari sinus para nasalis akan keluar. Jika tidak dapat mengalir
ke luar akan menjadi sinusitis.

4. Indra Pengecap (LIDAH)

Lidah terdiri dari dua kelompok yaitu otot intrinsik melakukan gerakan halus
dan otot ekstrinsik yang melaksanakan gerak kasar pada waktu mengunyah dan
menelan. Lidah terletak pada dasar mulut, ujung,serta tepi lidah bersentuhan
dengan gigi, dan terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir yang
dapat digerakan ke segala arah. Lidah terbagi menjadi: Radiks lingua (pangkal
lidah), Dorsum lingua (punggung lidah), Apeks lingua (ujung lidah)

Bila lidah digulung ke belakang tampak permukaan bawah yang disebut


frenulum lingua, sebuah struktur ligamen yang halus yang mengaitkan bagian
posterior lidah pada dasar mulut. Permukaan atas seperti berludru dan ditutupi
pupil-pupil, terdiri dari tiga jenis yaitu: Papila sirkumvalata, Papila fungiformis,
Papila filiformis

8
5. Indera Perabah ( KULIT)

Kulit manusia tersusun atas dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis.
Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memilikitebal yang
berbeda – beda : 400−600 μm untuk kulit tebal (kulit pada telapaktangan dan
kaki) dan 75−150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki,
memiliki rambut). Kulit memiliki 3 lapisan, yakni:

a. Anatomi Kulit
1) Epidermis
a) Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui
prosesmelanogenesis.
b) Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan
sumsumtulang yang merangsang sel Limfosit T. Sel Langerhans juga
mengikat,mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit
T.Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam
imunologikulit.
c) Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor
sensorisdan berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus d.
Keratinosit, yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga
palingdalam sebagai berikut

- Stratum korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tampa


inti dengan sitomplasma yeng dipenuhi keratin
- Stratum lucidum, terdiri atas lapisan tipis sel epidermis
eosinofilik yang sangat gepeng
- Stratum granulosum, terdiri atas 3-5 lapis sel polygonal
gepeng yang sitoplasmanya berisikan granul keratohialin
- Sratum Spinosum, terdiri atas sel-sel kuboid. Sel-sel
spinosumsaling terikat dengan filamen.
- Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling
bawah padaepidermis, terdiri atas selapis sel kuboid

9
2) Dermis
Yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Dermis terdiri atas dualapisan
dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan stratumreticular.
a) Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila
dermis,terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati
fibroblast,sel mast, makrofag, dan leukosit yang keluar dari
pembuluh(ekstravasasi). b. Stratum retikulare, yang lebih tebal
dari stratum papilare dan tersusun atas jaringan ikat padat tak
teratur (terutamakolagen tipe I). Selain kedua stratum di atas,
dermis juga mengandung beberapa turunan epidermis, yaitu folikel
rambut, kelenjar keringat, dankelenjar. Pada bagian bawah dermis,
terdapat suatu jaringan ikatlonggar yang disebut jaringan subkutan
dan mengandung sel lemakyang bervariasi. Jaringan ini disebut
juga fasia superficial, atau panikulus adiposus.
b) Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila
dermis,terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati
fibroblast,sel mast, makrofag, dan leukosit yang keluar dari
pembuluh(ekstravasasi). b. Stratum retikulare, yang lebih tebal
dari stratum papilare dan tersusun atas jaringan ikat padat tak
teratur (terutamakolagen tipe I). Selain kedua stratum di atas,
dermis juga mengandung beberapa turunan epidermis, yaitu folikel
rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebacea. Pada bagian
bawah dermis erdapat suatu jaringan ikat longgar yang disebut
jaringan subkutan dan mengandung sel lemak yang bervariasi.
Jaringan ini disebut juga fasial superficial, atau panikulus
adiposusu (Syaifuddin, 2014)
3) Subkutis
Subkutis merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri
dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan
kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya
berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu.
Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi. Fungsi
Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan
kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber. 
b. Fisiologi Kulit

Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya
adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai
barier infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan
metabolisme. Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari
elektrolit, trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi
mikroorganisme patogen. 

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan tentang anatomi dan fisiologi sistem sensoris tersebut , di


ketahui dalam sistem sensoris di bahas tentang panca indra atau lima indra di
mana di jelaskan bagaimana mekanisme kerja panca indra tersebut dan bagian-
bagian organ yang bersangkutaan, sistem sensoris meliputi:

a. Sistem indra penglihatan (mata)


b. Sistem indra pendengar (telinga)
c. Sistem indra pembau (hidung)
d. Sistem indra pengecap (lidah)
e. Sistem indra peraba (kulit)
B. Saran

Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui


bahwaAnatomi Fisiologi Sensori (Anatomi Fisiologi Sistem Pengelihatan dan
Pendengaran) sangat penting bagi kehidupan kita, dengan adanya panca indra kita
dimudahkan dalam menjaankan aktifitas kita. Selain dari pada itu, penulis
memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena kami masih dalam proses
pembelajaran. Dan yang kami harapkan dengan adanya makalah ini, dapat
menjadi wacana yang membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang
sifatnya tersirat maupun tersurat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bambang, dkk. 2006. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Penerbit


Erlangga.

Syaifuddin, H. 2011. Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan dan


Kebidanan. Jakarta:           Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Tartowo, Ns, S.Kep, dkk. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Mahasiswa


Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media.

12

Anda mungkin juga menyukai