Anda di halaman 1dari 95

OTITIS EXTERNA

Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr.Hendy Rachman B
NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Otitis externa adalah radang Telinga luar akut maupun kronis yang
disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus.
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani penyakit OEA .

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang Layanan Klinis


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINISBAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi ! 2013
5. ALAT DAN 1. Lampu kepala .
BAHAN 2. Loop .
3. Corong telinga .
4. Otoskop .
5. Garputala
6. PROSEDUR
1. Anamnesa
Nyeri telinga dan Sekitarnya, terutama jika daun telinga disentuh dan
waktu mengunyah.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Nyeri tekan pada tragus
b. Nyeri tarik daun telinga
c. Ada pembesaran KGB
d. Liang telinga : bisa agak menyempit karena adanya furuncle, absces,
kulit nampak hiperpremi
e. Nampak Secret
f. Apabila terdapat papule eritematous di sekitarnya maka disebut
Herpes zoster otikus
g. Apabila ditemukan plak jamur ( keputihan ) Otomikosis

OTITIS EXTERNA

SO Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/3
P

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr.Hendy Racman B
NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR
3. Diagnosa
Hasil Berdasarkan Dari Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik
4. Penatalaksanaan :
 Membersihkan liang telinga dengan kertas penghisap / kapas
 Memberi antibiotic topikal ( Salep /Tetes ), (Polimixsin B,
Neomisin, Hidrocortison, dan Anasthesi lokal )
 Bila ada absces incisi dulu
 Pada Otomikosis sebelum diberi Antibiotic Topikal mencuci
liang telinga dengan cairan asam acetat 2% dalam alkohol
70% setiap hari selama 2 minggu sampai pengeringan.
 Tetes telinga Vosol ( Asetan non Alucus 2%), Cresylate (m-
Kresilasetat )
 Obat Oral Sistemik
 Antibiotic Oral sampai pada infeksi berat
 Analgetik
 Untuk Herpes Zoster Otikus sampai Herpes Zoster
Konseling
 Jaga kebersihan, mengorek telinga dengan cotton tisue
 Selama pengobatan sebaiknya tidak renang
 Khusus 3 hari kemudian.
 Khusus otomeosis sampai 2 minggu
 Memberitahu keluarga bahwa penyakit dapat berulang sehingga
harus menjaga liang telinga agar dalam kondisi kering dan tidak
lembab.

OTITIS EXTERNA

SOP Nomor Dokumen :


Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 3/3

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

7. BAGAN ALUR -

8.UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

OTITIS MEDIA AKUT


SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPT KEPALA UPT
PUSKESMAS PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Otitis Media Akut ( OMA ) adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa
telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid yang
terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu.
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani penyakit OMA.

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi ! 2013
5. ALAT DAN 1. Lampu kepala .
BAHAN 2. Loop .
3. Corong telinga .
4. Otoskop .
5. Garpu tala
6. PROSEDUR
1. Anamnesa :
a. Nyeri didalam telinga, panas badan < 3 minggu
b. Panas, batuk, pilek ( riwayat )
c. Kadang anak memegang telinga yang sulit
d. Gelisah
e. Saat tidur bisa diikuti jeritan
f. Keluar secret dari dalam liang telinga
2. Pemeriksaan Fisik :
a. Ada panas badan
b. Dengan otoscopi
c. Membran timpani :
d. Suram reflek cahaya tidak terlihat
e. Edema
f. Sampai perforasi

OTITIS MEDIA AKUT


S Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
O Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2
P

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR
3. Terapi :
Topical :
- Obat cuci telinga H2O2 3-5 %
- Ofluxacin tetes telinga selama 3 minggu
Sistemik :
- Amoxillin 3x500 mg atau
- Erytromicin 4x500 mg
- Anti nyeri
- Anti instamin untuk tanda-tanda alergi
Untuk kasus supuratif yang akut dan komplikasi paresis N.facialis,
mastoiditis, labirintis dan infeksi saraf pusat penderita dirujuk
dengan diagnosa acut supurative otitis media ( H66.0 )
4. Konseling :
 Pengobatan harus teratur dan sesuai dosis
 Jangan sampai kena flu lagi
 Untuk bayi pemberian ASI mulai 0-2 tahun
Hindari merokok

7. BAGAN ALUR Terlampir

8.UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi
DOKUMEN 1. Rekam Medik
TERKAIT 2. Buku Register

SERUMEN PROP
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPT KEPALA UPT PUSKESMAS
PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Serumen prop adalah Sekret kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa,epitel


kulit yang terlepas dan partikel debu yang terdapat pada bagian
kartilaginosa telinga.
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani serumen prop

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER.
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi ! 2013
5. ALAT DAN 1. Lampu kepala .
BAHAN 2. Loop .
3. Corong telinga .
4. Otoskop .
5. Garpu tala
6. Serumen hook
7. Suction
8. Aplikator kapas
9. Kapas
10. Cairan irigasi teling
11. Irigator telinga ( Spoit 20 – 50 cc + cateter wing needle )

SOP SERUMEN PROP


SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR
1. Anamnesa
Telinga terasa penuh
Bisa ada nyeri, vertigo atau tinitus
Pendengaran berkurang
2. Pemeriksaan
Terlihat material berwarna kuning kecoklatan/kehitaman di liang telinga
3. Penatalaksanaan
Mengangkat/membersihkan serumen
Untuk serumen yang lembek, dibersihkan dengan kapas yang dililitkan
pada pelilit kapas
Untuk serumen yang keras dengan pengait atau kuret, apabila tidak
berhasil dengan cara ini serumen tidak dapat dikeluarkan , maka
serumen harus dilunakan terlebih dahulu dengan tetes karbogliserin 10%
selama 3 hari
Suction / irigasi ( air hangat )
Jika ada perforasi membran tympani irigasi merupakan kontra indikasi

7. BAGAN ALUR -

8.UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

BENDA ASING DI HIDUNG


SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT KEPALA UPT


PUSKESMAS PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Benda asing di hidung ialah benda yang berasal dari luar tubuh ( eksogen )
atau dari dalam tubuh ( endogen ) yang dalam keadaan normal tidak ada
dalam hidung.
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani benda asing di
Hidung
3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang
4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi ! 2013
5. ALAT DAN
1. Spekulum Hidung
BAHAN
2. Lampu kepala
3. Pengait ( hook ) tumpul

6. PROSEDUR
1. Anamnesa
Hidung tersumbat
Terlihat benda asing setelah memasukkan sesuatu kedalam hidung
2. Pemeriksaan Fisik
Adanya benda asing dalam hidung.
3. Penatalaksanaan
- Mengeluarkan benda asing dengan memakai pengait hook
- Dimasukkan kedalam hidung bagian atas menyusuri atap kavum nasi
sampai melewati benda asing lalu pengait diturunkan maka benda
asing akan ikut keluar
- Antibiotik sistemik diberikan jika ada lacerasi

SOP BENDA ASING DI HIDUNG


Nomor Dokumen :
SOP Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2

UPT KEPALA UPT


PUSKESMAS PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR
Konseling :

 Mengingatkan pasien agar tidak memasukkan sesuatu kedalam


hidung
 Untuk orang tua jangan menaruh sesuatu yang mudah dijangkau
anak.

7. BAGAN ALUR Terlampir

8.UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2.. Pegas Farmasi

DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT

ANGINA PECTORIS
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Angina pectoris adalah suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri dada
yang khas, yaitu seperti rasa ditekan atau terasa berat di dada yang sering
menjalar ke lengan kiri .
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani angina Pectoris

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi ! 2013
5. ALAT DAN
1. Elektrokardiografi ( EKG )
BAHAN
2. Obat-obatan : Nitrat , Beta blocker , Calsium channel blocker , antiplatelet

6. PROSEDUR
1. Anamnesa
- Nyeri dada di sekitar / sebelah kiri sternum kadang-kadang menjalar
ke lengan kiri
- Rasanya seperti ditekan / di timpa beban berat / terasa panas
- Terjadinya serangan pada saat aktifitas / emosi
- Lama serangan 1-5 menit
- Bisa disertai keluar keringat dingin , mual, muntah , sesak dan pucat
2. Pemeriksaan
- Angina dapat tidak menunjukan kelainan.
- Pada auskultasi dapat terdengar derap atrial atau ventrikel dan
murmur sistolik didaerah apeks.
- Dapat ditemukan pembesaran jantung
3. Pemeriksaan penunjang ( EKG )
- Pembesaran ventrikel kiri
- Depresi segmen ST , dan gelombang T
- Elevasi segmen ST

ANGINA PECTORIS
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR
4. Penatalaksanaan
- O2 2L / mnt
- Nitral 10mg sublingual
- Propanolol 20-80mg dalam dosis terbagi atau Bisoprolol 2,5mg-
5mg /hari
- Calcium Channel Blocker ( CCB )
o Dipakai bila Beta Blocker merupakan Kontaindikasi
o Verapamil 80mg (2-3kali sehari)
o Diltiazem 30mg ( 3-4kali sehari)
- Antipletelet
- Aspirin 160-320mg sekali minum pada akut
- Dirujuk apabila angina pectoris Unspecified ( I20,9 ), dimana nyeri
dadanya makin lama makin progresif

7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

MIOKARD INFARK
SO Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
P

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Miokard infark adalah perkembangan yang cepat dari nekrosis otot
jantung yang disebabkan oleh ketidak seimbangan yang kritis antara
suplai oksigen dan kebutuhan myokardium.
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani Miocard Infark

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS
BAGI DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi !
2013
5. ALAT DAN
1. Tabung dan selang atau masker oksigen
BAHAN
2. Obat-obatan
3. Elektrokardiografi ( EKG )
4. Infus set dan cairan infus
5. Ambulans

6. PROSEDUR
1. Anamnesa
Nyeri dada retrosternum disertai gelisah ( anxietas )
2. Pemeriksaan Fisik
- Keluhan umum lemah dan pucat ( berbaring )
- Hipertensi/hipotensi
- Murmur dan gallop S3
- Ronki basah dan peningkatan vena jugularis ( biasanya pada
edema paru )
- Sering ditemukan aritmia

MIOKARD INFARK
SO Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
P Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR
3. Pemeriksaan Penunjang ( EKG ):
- STEMI, elevasi segman ST diikuti inversi gelombang T kemudian
muncul gelombang Q
- NON STEMI, depresisegmen ST, inversi gelombnag T atau EKG
normal.
4. Penatalaksanaan
- Morfin : 2,5-5 mg IV
- O2 : Oksigen 2-4 L/m
- Nitrat : bisa nitrogliseriinfus 5 mcg/m (titrasi )
- Aspirin : 160-320 mg ( awal ) dilanjutkan dosis pemeliharaan
1x60 mg/hari
- CO : Clopidogrel, dosis awal 300-600 mg dilanjutkan
dosis pemeliharaan1x75 mg
- Infus line
5. Dirujuk :
I21.9 Acut Myocardila Infaction Unspecified
K75 Myocardila Infaction

7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

TAKIKARDI
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Takikardia adalah suatu kondisi dimana denyut jantung istirahat seseorang
secara abnormal lebih dari 100x/menit .
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani Takikardi

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi ! 2013
5. ALAT DAN
1. EKG
BAHAN
2. Ambulans untuk merujuk
3. Ambu bag

6. PROSEDUR
1. Anamnesa
Palpitasi
Sesak nafas
Mudah lelah
Nyeri / rasa tidak nyaman di dada
Pusing
Sinkop
Berkeringat
Penurunan kesadaran bila terjadi gangguan hemodinamik
2. Pemeriksaan Fisik
HR : > 100x/ menit ( > 150x / menit )
RR : > 24x/menit ( Takipneu )
Hipotensi ( < 90x mmHg )

TAKIKARDI
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/3

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR
3. Pemeriksaan Penunjang : EKG
SVT ( Supraventriculer tachycardi ) : Kompleks QRS sempit ( < 0,12ms ) dengan
Frekuensi > 150kali permenit.Gelombang P bisa ada atau terkubur dalam
kompleks QRS
VT ( Ventriculer tachycardi ) : QRS lebar ( > 0,12ms ) 3x atau lebih secara
berurutan. Frekuensi nadi biasanya > 150x/menit

4. Penatalaksanaan
Cardiovers
Infus line
O2 : 10-15 ipm
Vagal Manuver ( memijat a.carotis atau bola mata selama 10-15menit )
Tidak respect

Adenosin 6mg bolus cepat

Tidak respect
Adenosin 12mg bolus cepat
Tidak respect
Dilakukan 2x
Adenosin 12mg bolus cepat

Rujuk
Modifikasi Gaya Hidup
a. Mencegah Faktor resiko
b. Modifikasi aktifitas fisik, asupan makanan, dan mengelola timbulnya gejala
5. Konseling → Pro Rujukan
Menerangkan bahwa kondisi mengancam jiwa butuh penanganan cepat sampai
ketempat rujukan

TAKIKARDI
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 3/3

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012
7. BAGAN ALUR -

8. UNIT 1. Petugas Pemeriksa


TERKAIT 2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

GAGAL JANTUNG AKUT DAN KRONIK


SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3
UPT KEPALA UPT PUSKESMAS
PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Gagal jantung akut dan kronik adalah jantung gagal memompa darah
secara normal.
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani Takikardi

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS
BAGI DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi ! 2013
5. ALAT DAN
1. Oksigen
BAHAN
2. Digitalis
3. ACE Inhibitor
4. Diuretik

6. PROSEDUR
1. Anamnesa
- Sesak saat aktifitas ( dyspneu d’effort )
- Sesak pada perubahan posisi ( ortopneu )
- Sesak napas malam hari ( paroxysmal nocturnal dyspneu )
- Keluhan tambahan lemas, mual, muntah gangguan mental pada
orangtua.
2. Pemeriksaan Fisik
- Peningkatan tekanan vena jugular
- Peningkatan tekanan darah tinggi
- Peningkatan frekuensi pernafasan
- Peningkatan frekuensi nadi dan regularitasnya
- Kardiomegali
- Gallop ( gangguan bunyi jantung )
- Asites
- Edema perifer

GAGAL JANTUNG AKUT DAN KRONIK


SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/3

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR
- Distensi vena-vena leher
- Ronkhi
- Edema paru akut, batuk malam, efusi pleura
3. Pemeriksaan Penunjang ( EKG ) hipertrofi ventrikel hepatomegali
4. Diagnosa
Ditegakkan jika terdapat 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor.
Kriteria Mayor :
- Sesak nafas malam
- Distensi vena-vena leher
- Peningkatan tekanan vena jugular
- Ronkhi
- Edema paru akut
- Gallop
- Kardiomegali
- Refluks hepatojugular positif
Kriteria Minor:
- Batuk malam
- Sesak saat beraktifitas
- Edema ekstremitas
- Hepatomegali
- Efusi pleura
- Penurunan kapasitas paru 1/3 dari normal
- Takikardi > 120 x/menit
GAGAL JANTUNG AKUT DAN KRONIK
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 3/3

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR
5. Penatalaksaan
Terapi pada gagal jantung akut :
- Terapi oksigen 2-4 l/menit
- Pemasangan iv line untuk akses dilanjutkan dengan pemberian
furosemid injeksi 20-40 mg bolus
- Cari pemicu gagal jantung akut
- Segera rujuk.
Terapi pada gagal jantung kronik:
- Diuretic ( furosemid ) boleh dikombinasi HCT, jika 24 jam tidak ada
respon dirujuk
- ACE Inhibitor ( ramipril ) atau Angiotensine II receptor ( valsartan )
blocker ( ARB ) dari dosis kecil sampai dosis besar
- Beta blocker ( bisoprolol ) dari dosis kecil sampai dosis maksimal
tidak berefek rujuk.
6. Konseling
Patuh obat
Penyakit yang berakibat fatal
Pentingnya kontrol
Menjaga lingkungan tetap kondusif
Keluarga diberi tahu tanda-tanda kegawatan
Rujukan : I50.9 ( Congestive Heart Failure )

7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

CARDIORESPIRATORY ARREST
SO Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
P Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Cardiorepiratory arrest adalah kondisi kegawat daruratan karena


berhentinya aktivitas jantung paru secara mendadak yang
mengakibatkan kegagalan system sirkulasi.
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani
Cardiorespiratory arrest
3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang
4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS
BAGI DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi !
2013

5. ALAT DAN
1. Elektrogardiografi ( EKG )
BAHAN
2. Alat Intubasi
3. Defibrilator
4. Alat monitoring jantung
5. Tabung oksigen
6. Obat-obatan

6. PROSEDUR
1. Anamnesa
- Pasien datang dengan tidak sadar dan tidak ada nafas
- 5H ( hipovolemia, hipoksia, hidrogen ion = asidosis, hiper atau
hipokalemia dan hiportemia )
- 5T ( Tension pneumothorax, tamponade, tablet = overdosis obat,
trombosis koroner, dan thrombosisi pulmuner )
- Tersedak, tenggelam , gagal jantung akut , emboli paru , atau
keracunan karbon monoksida.

CARDIORESPIRATORY ARREST
SO Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
P Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR
2. Pemeriksaan
- Pasien tidak sadar
- Pasien tidak ada nafas
- Tidak teraba denyut nadi di arteri-arteri besar ( Karotis dan
Femoralis )
3. Pemeriksaan penunjang ( EKG )
- Gambar Asistol
- Gambar VF ( Ventricular fibrillation )
4. Penatalaksanaan
- Resusi jantung Paru dengan defibrilasi sambil dirujuk
- Intubasi → O2
- Infus line ( terakhir )
- Konseling
- Mengontrol emosi dan kerja berat

7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi
9. DOKUMEN 1. Rekam Medik
TERKAIT 2. Buku Register

HIPERTENSI ESENSIAL
SO Nomor Dokumen :
Nomor Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
P

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Hipertensi adalah kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik


lebih dari ≥ 140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90 mmHg.
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani Hipertensi
esensial
3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang
4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi ! 2013
5. ALAT DAN
1. Laboratorium untuk melakukan pemeriksaan urinalisis, glukometer, dan
BAHAN
profil lipid
2. EKG
3. Radiologi
4. Obat-obatan antihipertensi

6. PROSEDUR
1. Anamnesa
- Tidak bergejala
- Sakit kepala, pusing
- Gelisah, berdebar-debar
- Penglihatan kabur
- Rasa sakit didada
2. Pemeriksaan Fisik
- Tekanan darah sistolik ≥ 140
- Tekanan darah diastolik ≥ 90 ( sesuai kriteria JNC VII )
- Wajib periksa status neurologis, acral dan pemeriksaan fisik
jantungnya ( JVP, batas jantung, dan rochi

HIPERTENSI ESENSIAL

SO Nomor Dokumen :
Nomor Revisi : 00
P
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012
6. PROSEDUR
3. Pemeriksaan Fisik
- Tekanan darah sistolik ≥ 140
- Tekanan darah diastolik ≥ 90 ( sesuai kriteria JNC VII )
- Wajib periksa status neurologis, acral dan pemeriksaan fisik jantungnya
( JVP, batas jantung, dan rochi )
4. Pemeriksaan Penunjang
- Gula darah tes
- Kolesterol tes ( profil lipid )
- Ureum, Kreatinin
- Protein urin/ albumin urin
5. Penatalaksanaan
- Diet kaya buah, sayuran
- Rendah lemak total dan jenuh
- Rendah garam ( <sendok teh/hari )
- Olahraga 30 menit/ hari secara teratur
- Obat-obatan
- Edukasi : Mengubah gaya hidup
- Rujukan : I10 ( Essential hypertention Primary ), Kriteria rujukan :
o Hipertensi dengan komplikasi
o Resistensi hipertensi
o Krisis hipertensi ( Hipertensi Emergensi & Urgensi )

7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

INFARK SEREBRAL
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPT KEPALA UPT PUSKESMAS
PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Infark selebral adalah Defisit neurologis fokal yang terjadi mendadak, lebih
dari 24 jam dan disebabkan oleh faktor vaskuler.
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani Infark Serebral

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi ! 2013

5. ALAT DAN
BAHAN 1. Alat pemeriksaan neurologis
2. Infus set
3. Oksigen
4. Obat antiplatelet

6. PROSEDUR
1. Anamnesa
- Keluhan mendadak berupa
- Kelumpuhan anggota gerak satu sisi ( hemiparesis )
- Gangguan sensorik satu sisi tubuh
- Hemianopa ( buta mendadak )
- Diploma
- Vertigo
- Afasia
- Disfagia
- Disarthria
- Ataksia
- Kejang atau penurunan kesadaran

INFARK SEREBRAL
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/3

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR
2. Pemeriksaan Fisik
- Vital sign
- Pemeriksaan jantung paru
- Pemeriksaan bruit karotis
- Pemeriksaan abdomen
- Pemeriksaan ekremitas
- Pemeriksaan neurologis
- Kesadaran ( kualitatif dan kuantitatif ) GCS
- Tanda rangsang meningeal (kaku kuduk , lasseque , kernig ,
brudzlnsky )
- Saraf kranialis ( sering mengenai nervus VII, XII , IX )
- Motorik ( kekuatan , tonus , refleks patologis )
- Sensorik
3. Pemeriksaan fungsi luhur
- Pada pasien dengan kesadaran menurun, perlu dilakukan
pemeriksaan refleks batang
- Refleks kornea
- Refleks pupil terhadap cahaya
- Refleks okulo sefalik
- Keadaan reflek respirasi
Bedakan stroke ischemic dan haemorrahagic :
o Stroke ischemic ( kejadian saat bangun tidur tiba-tiba sulit
bicara sebagian lumpuh sebelah, penurunan kesadaran , dan
tekanan darah tidak tinggi )
o Stroke haemorragic ( selesai aktivitas muntah-muntah hebat,
sakit kepala hebat, penurunan kesadaran , tekanan darah
tinggi)

INFARK SEREBRAL
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 3/3

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR
4. Penatalaksanaan

- Stabilisasi pasien dengan tindakan ABC


- Pertimbangkan intubasi jika kesadaran stupor atau koma atau gagal
nafas
- Pasang jalur infus IV dengan larutan Nacl 0,9% dengan kecepatan 20
ml/jam ( jangan memakai cairan hipotonis seperti dekstrosa 5%
dalam air dan SALIN 0,45% karena dapat memperhebat edema )
- Berikan O2 : 2-4 liter/ menit via kanul hidung
- Jangan memberikan makanan atau minuman lewat mulut .
- Pada pasien ischemic ( diberi obat anti platelat : Acetosal , clopidogrel
)
5. Konseling
- Menghindari serangan ke II apabila terjadi serangan berikutnya
segera mendatangi RS / Pelayanan primer
- Mengawasi agar pasien teratur minum obat
- Membantu pasien menghindari faktor resiko

7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

FRACTUR TERBUKA
SO Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
P Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Fraktur terbuka adalah suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan
lingkungan luar melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri sehingga
timbul komplikasi berupa infeksi.
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani Fractur Terbuka

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi ! 2013
5. ALAT DAN
1. Refleks hammer
BAHAN
2. Pensil untuk kulit ( marker )
3. Meteran
4. Kapas
5. Jarum kecil
6. Senter saku

6. PROSEDUR
1. Anamnesa
Nyeri
Patah tulang terbuka setelah trauma
Kelemahan otot
Deformitas ( bengkok)
Bengkak
Perubahan warna
Gangguan sensibilitas
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : luka terbuka pada kulit ( karena tulang patah yang tajam )

FRACTUR TERBUKA
SO Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
P Tanggal Terbit :
Halaman : 2/3

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR
- Palpasi :
- Robekan kulit yang terpapar dengan dunia luar
- Nyeri tekan
- Teraba jaringan tulang yang menonjol
- Deformitas
- Panjang anggota gerak berkurang ( dibanding dengan yang sehat )
3. Pemeriksaan Penunjang : Radiologi (RO )
4. Diagnosa
- Grade I : fraktur terbuka dengan luka kulit <1 cm bersih
- Grade II : >1 cm ( tanpa kerusakan jaringan lunak )
- Grade III : fraktur terbuka segmental, kerusakan jaringan lunak luas
Fraktur grade III :
- Grade IIIa : penutupan tulang dengan jaringan lunak sangat adekuat
- Grade IIIb : kehilangan jaringan lunak sangant banyak ,
terkelupasnya daerah periosteum dan tulang tampak terbuka serta
adanya kontaminasi
- Grade IIIc : fraktur dengan kerusakan pembuluh darah
5. Penatalaksanaan
- Prinsipnya semua fraktur terbuka dikelola secara emergensi
- Lakukan penilaian awal akan adanya cedera lain
- Antibiotik yang sesuai dan adekuat & dosis tinggi ( golongan
cephalospiorin dikombinasi
- Debridement dan irigasi luka Nacl ( ulang debridement 1-3 hari
kemudian )
- Stabilisasi fraktur
- Rehabilitasi ekstremitas
Golden periode < 6-7 jam setelah fraktur terjadi

FRACTUR TERBUKA
SO Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
P Tanggal Terbit :
Halaman : 3/3

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

FRAKTUR TERTUTUP
SO Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
P

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Fraktur tertutup adalah suatu fraktur yang tidak mempunyai


hubungan dengan dunia luar.
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani Fraktur
Tertutup
3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang
4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS
BAGI DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi !
2013
5. ALAT DAN
1. Refleks hammer
BAHAN
2. Pensil untuk kulit ( marker )
3. Meteran
4. Kapas
5. Jarum kecil
6. Senter saku

6. PROSEDUR
1. Anamnesa
Keluhan sama dengan keluhan fraktur terbuka
2. Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi : adanya deformitas tulang ( look )
- Palpasi : teraba deformitas tulang , nyeri tekan, bengkak bila
mengenai anggota gerak < panjang dibanding dengan yang
sehat
- Move : sulit digerakkan jika tidak bisa digerakkan
3. Pemeriksaan penunjang : Radiologi ( Ro, CT-Scan, MRI )
4. Diagnosa Sesuai hasil pemeriksaan fisik

FRAKTUR TERTUTUP
SO Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
P Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR 5. Penatalaksanaan :
Metode pengobatan fraktur pada umumnya dibagi dalam :
- Konservatif
- Reduksi tertutup dengan fiksasi eksterna atau fiksasi perkutaneus
dengan K-wire
- Reduksi terbuka dan fiksasi interna atau fiksasi eksterna tulang
- Eksisi Fragmen tulang dan penggantian dengan protesis

7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

REMATOID ARTRITIS
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Rematoid artritis adalah penyakit autoimun yang ditandai sinovitis erosif
(keradangan sendi erosif ) .
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani rheumatoid arthritis

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi ! 2013
5. ALAT DAN
Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan darah
BAHAN
6. PROSEDUR
1. Anamnesa
- Lelah, anorexia, lemah, berlangsung berminggu-minggu, berbulan-
bulan
- Nyeri pada beberapa sendi ( jari-jari, telapak tangan, lutut,
pergelangan tangan, kaki jika diikuti bengkak )
- Gerakkan pada sendi-sendi yang sakit jadi terbatas
- Kekakuan pada pergelangan kaki
- Diikuti gejala diluar sendi, misalnya dimata ( episkleritis ), nyeri
tenggorokan, nyeri dada ( perikarditis ), anemia ( pucat )
2. Pemeriksaan Fisik
- Poliartritis ( >3 sendi ), simetris
- Immobilisasi sendi
- Pemendekan otot ( pada vertebra servikalis ) jika deformitas
- Nodul rhematoid , soft tissue rheumatism, jika carpal tunnel syndrome
/ frozen shoulder
- Kerato-konjungtivitis jika sindrom sjorgen, episkleritis
- Anemia
- Perikarditis

REMATOID ARTRITIS
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR
3. Pemeriksaan Fisik
- Poliartritis ( >3 sendi ), simetris
- Immobilisasi sendi
- Pemendekan otot ( pada vertebra servikalis ) jika deformitas
- Nodul rhematoid , soft tissue rheumatism, jika carpal tunnel syndrome
/ frozen shoulder
- Kerato-konjungtivitis jika sindrom sjorgen, episkleritis
- Anemia
- Perikarditis
4. Pemeriksaan penunjang : LED
5. Penatalaksanaan
Menggunakan DECKER
Steroid dan non steroid
Fisio terapi

7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

OSTEOARTRITIS
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Osteoartritis adalah penyakit sendi degenaratif karena kerusakan


kartilago sendi, sering datang berobat pada saat sudah ada deformitas
sendi yang bersifat permanen .
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani osteoartritis

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS
BAGI DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi !
2013

5. ALAT DAN
-
BAHAN
6. PROSEDUR
1. Anamnesa
- Nyeri sendi
- Hambatan gerak sendi
- Kaku pagi
- Krepitasi
- Pembesaran sendi
- Perubahan gaya berjalan
2. Pemeriksaan Fisik
- Tanda patognomonis
- Hambatan gerak
- Pembengkakan sendi yang seringkali asimetris
- Tanda-tanda peradangan sendi
- Deformitas sendi yang permanen
- Perubahan gaya berjalan

OSTEOARTRITIS
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR
3. Penatalaksanaan
- Modifikasi gaya hidup
- Analgesik topikal
- NSAID
- COX1 : ( Diclofenac , Ibuprofen , Piroksikam , Mefenamat ,
Metampiron )
o COX2 : ( Meloxicam )

7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

LIPOMA
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Lipoma adalah benjolan di kulit tanpa disertai nyeri


2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani Lipoma

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi ! 2013
5. ALAT DAN
BAHAN Bedah Minor set

6. PROSEDUR
1. Anamnesa
Benjolan tanpa disertai gejala apa apa ( asimptomatik)
Ukuran membesar perlahan
2. Pemeriksaan Fisik
Benjolan, konsistensi empuk, bergerak jika ditekan
3. Pemeriksaan Penunjang
Dapat Dilakukan tusukan jarum halus untuk mengetahui isi masa
4. Diagnosis
Masa bererak dibawah kulit, bulat memiliki karakteristik lembut, terlihat
pucat , ukuran kurang dari 6 cm
5. penatalaksanaan
Pembedahan
6. Kriteria Rujukan :
- Ukuran massa > 6 cm
- Ada gejala nyeri spontan atau nyeri tekan
- Predileksi di daerah yang beresiko

LIPOMA
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

KEJANG DEMAM
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh ( suhu rektal > 38oC ) akibat dari suatu proses ekstra kranial.
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani Kejang Demam

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS
BAGI DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi I
2013

5. ALAT DAN
BAHAN 1. Tabung O2
2. Diazepam per rektal

6. PROSEDUR
1. Anamnesa
- Adanya serangan kejang kronik umum
- Singkat
- Berlangsung pada permulaan demam akut
- Riwayat kejang sebelumnya
- Tidak ada tanda-tanda neurologi sisa kejang
2. Pemeriksaan Fisik
- Ada kejang
- Mencari tanda-tanda trauma akut kepala
- Kelainan sistemik, metabolik
- Infeksi
- Kelainan neurologis fokal
- Disertai demam ≥ 38 oC

KEJANG DEMAM
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR
3. Penatalaksanaan

- Diazepam suprectal 0,5 mg/ kg maksimal 20 mg/dosis


- Buccal midazolam 0,5 mg/kg maksimal 10 mg
- Lorazepam sup rectal 0,1 mg/kg, dosis maksimal 4 mg dilarutkan
dengan air 1:1
- Obati penyakit penyerta
- Informasikan kepada keluarga tentang prognosis penyakit
- Rujuk jika kejang tidak membaik setelah diberi antikonvulsi
Kode rujukan R56.0

7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

VERTIGO
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/5

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Vertigo adalah persepsi yang salah dari gerakan seseorang atau
lingkungannya
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani vertigo

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi I 2013

5. ALAT DAN
1. Palu reflex
BAHAN
2. Spygmomanometer
3. Termometer
4. Garpu tala
5. Obat antihistamin
6. Obat antagonis kalsium

6. PROSEDUR
1. Anamnesa
a. Vertigovestibuler
- Sensasi :Rasa berputar
- Tempo serangan : Episodik
- Mual & muntah : Positif
- Gangguan pendengaran : + / -
- Gerakan pencetus : Gerakan kepala
- Kesadaran : Bisa baik / menurun

VERTIGO
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/5

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR
b. Non vestibuler
- Sensasi : Melayang-layang , goyang
- Tempo serangan : Konstan atau kontinu
- Mual & muntah : Negatif
- Gangguan pendengaran: Negatif
- Gerakan pencetus : Objek visual
- Kesadaran : Baik
c. Vestibular Perifer
- Bangkitan : Mendadak
- Beratnya serangan : Berat
- Pengaruh gerakan kepala :+/+
- Mual / muntah / keringatan : +/+
- Gangguan pendengaran : +/ -
- Tanda fokal Otak :-
- Kesadaran : Baik
d. Vestibular Central
- Bangkitan : Lebih lambat
- Beratnya serangan : Ringan
- Pengaruh gerakan kepala : + / -
- Mual/muntah/keringatan :+
- Gangguan pendengaran :-
- Tanda fokal Otak :+/-
- Kesadaran : Dapat menurun
e. Vertigo karena sebab gangguan lain
- Gangguan otologi
- Penyakit meniere
- Neuritis vestibularis

VERTIGO
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 3/5

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR
- Labirhinitis
- Superior canal dehi – scene syndrome
- Vertigo pasca trauma
- Gangguan neurologi
- Migraine associated dizzines
- Insufisiensi
- Vertebrobasiler
- Penyakit demielinisasi
- Lesi susunan saraf pusat
- Keadaan lain
- Kecemasan
- Gangguan panik
- Vertigo servikogenik
- Efek samping obat
- Hipotensi postural
2. Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan umum
- Pemeriksaan system kardiovaskuler
- Pemeriksaan neurologis
- Kesadaran: kesadaran bisa baik untuk vertigo vestibuler
perifer dan vertigo non vestibuler, namun dapat menurun
pada vertigo vestibuler sentral
- Nervus kranialis: Pada vertigo vestibularis sentral dapat
mengalami gangguan pada nervus kranialis III,IV,VI,V
sensorik VII,VIII,IX,X,XI,XII
- Motorik : Kelumpuhan satu sisi ( hemiparesis )
- Sensorik : Gangguan pada satu sisi ( hemiparesis )

VERTIGO
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 4/5

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR
- Keseimbangan:
 Test nigtamus ( gerakan mata cepat , gerakan mata lambat
menunjukkan lokasi lesi )
 Test rhomberg ( pada mata terbuka pasien jatuh ,
kemungkinan kelainan pada serebelum . Jika pada mata
tertutup pasien cenderung jatuh ke satu sisi , kemungkinan
kelainan pada system vestibuler atau proprioseptif .
 Tes Tandem (Pada kelainan sereberal, Pasien tidak dapat
melakukan jalan tandem dan jatuh ke satu sisi . Pada
kelainan vestibuler, pasien akan mengalami deviasi )
 Tes fukuda ( Dianggap abnormal jika deviasi ke satu sisi lebih
dari 30 derajat atau maju mundur lebih dari 1 meter )
 Tes past pointing ( Pada kelainan vestibuler ketika mata
tertutup, maka jari pasien akan deviasi ke arah lesi. Pada
kelainan sereberal akan terjadi hipermetri atau hipometri )
3. Penatalaksanaan
- Antihistamin ( Dimenhidrinat , Difenhidramin , Meksilin ,Siklisin ) →
25 – 50mg , PO / I M / I V (4x / hari )
- Boleh Betahistin Mesylate : 12mg 3x / hari P . O
- Betahistin HCI : 8 – 24mg 3x / hari P . O
- Kalsium Antagonis ( Cinnarizine 15 – 30mg 3x / hari )
- Vestibular exercise dengan metode BrandDaroff
Pasien duduk di tempat tidur dengan kaki tergantung , mata tertutup
baringkan tubuh ke satu sisi dengan cepat selama 30 detik lalu
duduk kembali . Baringkan ke satu sisi lain pertahankan selama 30
detik lalu duduk kembali .Lakukan latihan ini pagi 3x , siang 5x ,
malam 5x selama 2 minggu - 3 minggu. Selanjutnya pagi dan sore

VERTIGO
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 5/5

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR
4. Konseling
- Bukan penyakit berbahaya dan akan hilang sewaktu-waktu
- Rencana Tindak Lanjut
- Pemantauan diperlukan untuk mencari penyebabnya dan mengobati
sesuai penyebab
- Memotivasi pasien untuk latihan vestibuler secara teratur

7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

DELIRIUM
Nomor Dokumen :
SOP
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Delirium adalah berkurangnya kemampuan, memfokuskan,


mempertahankan dan mengalihkan perhatian.
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani Delirium

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi I 2013

5. ALAT DAN
1. Stetoscop
BAHAN
2. Termometer

6. PROSEDUR
1. Anamnesa
- Berkurangnya atensi
- Gangguan psikomotor
- Gangguan emosi
- Arus pikiran kacau
- Gangguan siklus bangun tidur
- Gejala diatas berlangsung jangka pendek dan berfluktuasi dalam
sehari
- Hasil auto anamnesa :
- Pasien tidak mampu menjawab pertanyaan dokter sesuai yang
diharapkan
- Perilaku tidak terkendali

DELIRIUM
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/3

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR
2. Pemeriksaan Fisik
- Sesuai penyakit utama yang mendasari
3. Pemeriksaan penunjang :
- Mini mental state examination ( MMSE )
- Laboratorium, kimia darah, elektrolit, SGOT, SGPT, ureum,
kreatinin, urinalisis, analisid gas drah, foto toraks, elektrokardiorafi
dan CT Scan
4. Diagnosa :
i. Onset akut dan berfluktuasi

ii. Gangguan perhatian konsentrasi


1. ( inattention )

Gangguan proses berpikir Perubahan kesadaran

iii. SINDROM DELIRIUM

- Kriteria diagnosa delirium dalam DSM-IV-TR ( diagnosa and


statistical manual for mental disorder – IV –Test Revised ) :
- Gangguan kesadaran disertai menurunnya kemampuan
memusatkan, mempertahankan dan mengubah perhatian;
- Gangguan perubahan kognitif;
- Jangka waktu yang singkat jika berubah;
- Kebanyakan disebabkan ( kondisi medis umum, intoksikasi, efek
samping putus obat )

DELIRIUM
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 3/3

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR
5. Penatalaksanaan
Obat anti psikotik :
- Haloperidol injeksi 2-5 mg intra muskular ( IM )/ Intra Vena ( IV )
diulang setiap 30 menit dengan dosis maksimal 20 mg/hari
- Kondisi pasien harus dijaga agar terhindar dari kecelakaan
- Apabila memperoleh pengobatan sebaiknya tidak menam bahkan
obat pada terapi yang sedang dijalani.

7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

TETANUS
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/5

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Tetanus adalah penyakit pada sistem saraf yang ditandai dengan spasme
tonik persisten yang jelas dan keras yang disebabkan tetanospasmin .
Tetanospasmin adalah neurotoksin yang dihasilkan oleh clostridium tetani .
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani Tetanus

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi I 2013

5. ALAT DAN
1. Sarana pemeriksaan neurologis
BAHAN
2. Oksigen
3. Infus set
4. Obat antikonvulsan

6. PROSEDUR
1. Anamnesa
- Tetanus lokal : Rasa sakit dan kejang pada sekitar luka
- Tetanus sefalik : ( Bentuk tetanus lokal ) dimana kejang-kejang
( kram ) pada wajah yang disebabkan luka pada daerah kepala.
Gejalanya berupa trasmus , disfagia , rhisus sardonikus dan disfungsi
nervus kranial. Tetanus sefal jarang terjadi , prognosisnya jelek .
- Tetanus umum :
 Trismus, iritable, kekakuan pada leher susah menelan ,
kekakuan dada dan perut ( opisthotonus )
 Sakit dan lemes hebat
 Kejang umun apabila terkena rangsang ringan ( sinar dan
suara )
 Kesadaran : Baik

TETANUS
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/5

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR
- Tetanus Neonatorum :
 Pada bayi baru lahir , disebabkan adanya infeksi tali pusat
 Tidak mau menetek , kelemahan irritable diikuti oleh kekakuan
dan spasme
2. Pemeriksaan
- Pada Tetanus lokal : Kekakuan dan spasme yang menetap
- Pada tetanus Sefalik : Trismus, rhisus sardonikus, dan disfungsi
nervus kranial
- Pada Tetanus Umum :
 Trismus , kekakuan pada ( leher , dada , perut , fleksi abduksi
lengan
 Ekstensi tungkai
 Kejang umum dimana pasien dalam keadaan sadar
- Tetanus Neonatorum :
 Trismus
 Kekakuan otot punggung & opisthotonus yang berat dengan
lordosis lumbal
 Atas fleksi pada siku dengan tangan mendekap dada
 Pergelangan tangan fleksi tetapi jari mengepal
 Ektremitas bawah hiperektstensi dengan dorsofleksi pada
pergelangan dan fleksi jari-jari
- Derajat penyakit tetanus menurut modifikasi Albleet’s
a. Grade I ( Ringan )
o Trismus ringan sampai sedang , spamisitas umum , tidak ada
penyulit pernafasan ,
o Tidak ada spasme
o Sedikit atau tidak ada disfagia

TETANUS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 3/5

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR
b. Grade 2 ( Sedang )
o Trismus sedang rigiditas lebih jelas
o Spasme ringan sampai sedang namun berlangsung singkat
o Penyulit pernafasan sedang dengan Takipneu
c. Grade 3 ( Berat )
o Trismus berat , spasitas umum
o Spasme spontan yang lama dan sering
o Takipneu , Takikardi , apneu
o Disfagia berat
d. Grade 4 ( Sangat Berat )
o Trismus berat , spasitas umum
o Spasme spontan yang lama dan sering
o Takipneu , Takikardi , apneu
o Disfagia berat
o Gangguan otonom yang berat “ autonomic storm “
Luka rentan Tetanus
o > 6-8 jam
o Kedalaman > 1cm
o Terkontaminasi
o Bentuk stelat , avulsi atau hancur
o Denevarsi , iskemik
o Terinfeksi ( purulen, jaringan nekrotik )
TETANUS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 4/5

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR
3. Penatalaksanaan
a. Manajemen luka
b. Pasien ditempatkan di ruang isolasi
c. Diet TKTP
d. Oksigen , pernafasan buatan dan trakeostomi bila perlu
e. Antikonvulsan → titrasi ( drip )
f. Diazepam atau vankuronium 6-8mg/hari
g. Bila pasien datang dengan kondisi kejang maka diberikan diazepam
0,5mg/kgBB/kali sehari I.V , perlahan-lahan dengan dosis maksimal
diazepam 240mg/hari , apabila kejang ( tetanus yang sangat berat ) dosis
diazepam ditingkatkan sampai 480mg/ hari dengan bantuan ventilasi
mekanik .
h. Pemberian ATS ( skin test dulu ) 50.000 iu diberikan I.M , diikuti 50.000
diberikan I.V infus lambat . Jika eksisi luka dilakukan sebagian ATS
disuntikan di daerah luka .
i. Pemberin Penicilin 10-20 juta perhari elama 10 hari
- Bila alergi Penicilin bisa diganti
:Clindamicin,Eritromicin,Metronidazole
- Pengendalian spasme otot dengan diazepam/midasolam
barbiturat/klorpomasin,atau jika tidak respon terapi dapat digunakan
agen vekuronium kalau perlu intubasi atau trakeostomi dan
pemasangan ventilator
- Bila ada disfungsi otonomik dapat diberikan agen alfa/beta
bloker,Clonidin,dan morfin sulfat

TETANUS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 5/5

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR j. TT diberikan pada 24 jam pertama setelah terjadi luka → 0,5ml


k. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
l. Konseling dan Edukasi
m. Memotivasi untuk dilakukan vaksisnasi dan injeksi ATS
n. Bila terjadi perbaikan setelah penanganan pertama
o. Terjadi komplikasi seperti distres sistem pernafasan

7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

RABIES
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Rabies adalah infeksi akut pada saraf pusat disebabkan virus rabies.
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani rabies

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi I 2013
5. ALAT DAN 1. Cairan desinfektan
BAHAN 2. Serum anti rabies
3. Vaksin anti eabies

6. PROSEDUR 1. Anamnesa
- Gejala awal berupa demam, malaise, mual dan rasa nyeri
tenggorokan
- Sensoris, penderita merasa nyeri dan panas disertai kesemutan
bekas luka, lemas, reaksi berlebihan terhadap rangsangan sensoris
- Eksitasi, hiperhidrosis, hipersalivasi, hiperlakrimasi, dan pupil
dilatasi, hidrofobia ( macam-macam fobia ), kontraksi otot
tenggorokan dan nafas , apneu, sianosis, konvulsan, dan takikardia,
tindakan termasuk akal disertai responsif terus berlangsung sampai
meninggal.
- Paralisis, paresis otot yang progresif
- Terdapat riwayat digigit anjing ( masa inkubasi 3-8 minggu ) gejala-
gejala muncul pada saat > 12 minggu
Sifat-siaft anjing, kucing dan lain-lain yang menggigit/ mencakar :
- Positif rabies ( otak hewan tersangka) :Akan mati dalam 10 hari
sejak menggigit
- Hewan berubah sifat, males makan, dan lain-lain.

RABIES
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/3
UPT KEPALA UPT PUSKESMAS
PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR 2. Pemeriksaan Fisik :


- Ditemuakan/ ada riwayat gigitan anjing
- Gatal dan parestesia bekas luka
- Pada disfungsi batang otak terdapat : hiperventilasi, hipoksia,
hipersalivasi, kejang, disfungsi saraf otonom, sindroma abnormalitas
ADH, paralitik/ parlisis plaksid.
3. Penatalaksanaan
- Cuci luka gigitan anjing, dicuci dengan air sabun/ detergen selama
5-10 menit kemudian dibilas air bersih, dilakukan debridement dan
desinfektan ( alkohol 40-70 %, tinktura yodii atau larutan ephiran ),
vaksinasi.
- Pasien datang sudah ada gejala rabies, isolasi pasien, terapi
symptomatis-suportif.
- Cara pemberian vaksinasi anti rabies ( VAR ) :
- Skin tes terlebih dahulu pada hari pertama kunjungan
- Pada hari ke-10 setelah terinfeksi dikenal sebagai post-exposure
prophylaxis atau “PEP”VAR seacara IM pada otot deltoid atau
anterolateral pada dosis 0,5 ml menurut WHO diberikan pada hari 0,
3, 7, 14, 28 menurut Depkes RI pada hari 0, 7, 21
- Pada orang dengan gigitan parah ( leher keatas, jari tangan dan
genetalia ) diberikan SAR 20 IU/ kgBB dosis tunggal.
- Cara pemberian SAR untuk pasien rabies :
- Untuk serum haterolog ( dari manusia ) 20 IU/ kgBB sebagian
infiltrasi pada luka ( sebanyak-banyaknya ) sisanya IM
- Untuk serum haterolog ( dari kuda ) 40 IU/ kgBB sebagian infiltrasi
pada luka ( sebanyak-banyaknya ) sisanya IM.

RABIES
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 3/3

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

EPILEPSI
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Epilepsi adalah bangkitan kejang epilepsi berulang berselang > 24jam
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani Epilepsi

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi i 2013

5. ALAT DAN 1. Tensimeter


BAHAN 2. Obat OAE

6. PROSEDUR 1. Anamnesa
- Memastikan apakah kejadian yang bersifat Paroksismal adalah
bangkitan epilepsi
- Gejala sebelum, selama dan paska bangkitan
- Gejala awitan
- ( Aura, gerakan ,sensasi awal/ speech arrest )
- Kondisi duduk berdiri/ bangun/ tidur/ berkemih
- Gejala saat bangkitan
- Gerakan tonik / klonik , vokalisasi, otomatisme, inkontinensia, lidah
tergigit , pucat berkeringat, deviasi mata .
- Jumlah pola bangkitan satu atau lebih , atau terdapat perubahan pola
bangkitan .
- Gangguan setelah kejadian :
Bingung , terjaga , nyeri kepala, tidur , gaduh gelisah, todd’s paresis
- Faktor pencetus : alkohol , kurang tidur , hormonal
- Apabila benar terdapat bangkitan epilepsi , maka tentukan bangkitan
tersebut bangkitan yang mana → klasifikasi ILAE 1981

EPILEPSI
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/3

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR Pemeriksaan Fisik


- Tidak khas
- Menemukan kelainan / gangguan yang berhubungan dengan
epilepsinya ( trauma kepala , infeksi telinga atau sinus , gangguan
kongenital , kecanduan alkohol atau obat terlarang kelainan pada kulit
, kanker , defisit neurologik fokal .
- Pada setelah bangkitan ( beberapa menit ) , todds paresis
( hemiparesis ) sesaat trans aphasic syndrome ( afasia sesaat ) yang
tidak jarang dapat menjadi petunjuk lokalisasi
- Pada beberapa waktu setelah bangkitan , sasaran utama adalah
menentukan apakah ada tanda-tanda disfungsi saraf permanen
( epilepsi simptomatik ) dan walaupun jarang apakah ada tanda-tanda
peningkatan tekanan intrakanial?
2. Pemeriksaan penunjang : EEG
3. Penatalaksanaan
- Hindari faktor pencetus
- OAE ( obat anti epilepsi ) → Monoterapi → dosis kecil ke besar
- Apabila OAE pertama tidak ada respon dan bangkitan masih ada
maka ditambahkan OAE ke II
- Apabila OAE ke II mencapai kadar terapi , OAE I dihentikan secara
tapering off ( diturunkan perlahan – lahan )
- Jika OAE I dan II tidak ada respon dan bangkitan masih ada maka
bisa dirujuk kembali ke FKTL
- Perhatikan efek samping obat

EPILEPSI
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 3/3

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR Macam – macam OAE ( obat anti epilepsi )


a. Carbamazepine
b. Phenytoin
c. Phenobarbital
d. Valproic acid
e. Levetiracetam
f. Gabapentin
g. Lamotrigine
h. Oxcarbazepine
i. Topiramate
j. Zonisamide
k. Pregabalin

7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

BELS PALSY
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Bels’ palsy adalah paralisis fasialis idiopatik, akut dan unilateral.
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani bels’palsy

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi I 2013
5. ALAT DAN 1. Palu reflex
BAHAN 2. Kapas
3. Obat steroid
4. Obat antiviral
6. PROSEDUR 1. Anamnesa
- Paralisis otot fasialis atas dan bawah unilateral
- Nyeri auricular posterior
- Penurunan produksi air mata
- Hiperakusis
- Gangguan pengecapan
- Otalgia
2. Pemeriksaan Fisik
- Kelemahan atau paralisis saraf fasial ( N VII ) melibatkan kelemahan
wajah satu sisi
- Saat pasien diminta tersenyum terjadi distorsi atau lateralisasi pada
sisi yang berlawanan
- Saat pasien diminta mengangkat alis, sisi dahi terlihat datar
- Peningkatan salivasi pada sisi yang lumpuh

BELS PALSY
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR
3. Pemeriksaan Fisik
- Kelemahan atau paralisis saraf fasial ( N VII ) melibatkan kelemahan
wajah satu sisi
- Saat pasien diminta tersenyum terjadi distorsi atau lateralisasi pada
sisi yang berlawanan
- Saat pasien diminta mengangkat alis, sisi dahi terlihat datar
- Peningkatan salivasi pada sisi yang lumpuh
4. Penatalaksanaan
- Pada pasien onset 1-4 hari pertama ditujukan untuk memperbaiki
fungsi saraf VII fasialis.
- Steroid dan asiklovir – prednison 1 mg/kgBB/ hari selama 6 hari,
diikuti penurunan bertahap total selama 10 hari
- Acyclovir 400 mg 5x/ hari salama 10 hari, bila curiga virus varicella
zoster acyclovir 500 mg 5x/ hari
- Perawatan mata
- Fisioterapi
Catatan : Bila tidak membaik dirujuk
7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

TENSION HEADACHE
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Tension headache adalah bentuk sakit kepala tipe tegang karena
peningkatan stress
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani Tension Headache

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi I 2013
5. ALAT DAN 1. Tensimeter
BAHAN 2. Stetoskop
3. Obat analgetik
6. PROSEDUR 1. Anamnesa
- Nyeri kepala difus dari ringan sampai sedang .
- Berlangsung 30 menit hingga 1 minggu penuh nyeri kepalanya
( kadang-kadang atau terus-menerus. )
- Nyeri dirasakan kepala belakang menjalar ke kepala belakang dan
menjalar ke depan.
- Otot-otot kepala , leher , bahu terasa tegang .
- Anoreksia.
- Insomnia.
2. Pemeriksaaan Fisik
Tidak khas atau normal.
3. Penatalaksanaan
- Obat NSAID ( Acetaminophen , Ibuprofen , Naproxen , ketoprofen. )
- Antidepresi yaitu amitriptilin.
- Konseling ,ditunjukan untuk mengurangi stress pasien

TENSION HEADACHE
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2
UPT KEPALA UPT PUSKESMAS
PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

SKIZOFRENIA
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Gangguan skizofrenia adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan


gangguan penilaian realita ( waham dan halusinasi ).
2. TUJUAN Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani penyakit skizofrenia

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi I 2013

5. ALAT DAN 1. Stetoscop


BAHAN
2. Tensimeter

6. PROSEDUR 1. Anamnesa
- Gangguan proses berpikir: bicara aneh, kacau, tidak nyambung
- Gangguan isi pikir ( waham ): mengutarakan pendapat atau isi pikiran
yang tidak sesuai fakta realita
- Gangguan persepsi: halusinasi, persepsi, ilusi, depersonalisasi,
derealisasi seperti mendengar suara-suara, mencium bau-bauan
- Gangguan emosi dan perilaku: pasien manarik diri dari lingkungan,
berperilaku aneh, ketakutan yang tidak rasional
- Gangguan motivasi dan neurokognitif: hilangnya kehendak, atensi
terganggu dan lupa.
2. Pemeriksaan Fisik
Tidak ditemukan kelainan organic
3. Diagnosa
Apabila ditemukan satu dari gejala diatas yang berlangsung 1 bulan

SKIZOFRENIA
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2
UPT KEPALA UPT PUSKESMAS
PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR 4. Penatalaksanaan
1. Dukungan faktor lingkungan
2. Pada fase akut – respon cepat
o Risperidon 2-8 mg/hari
o Haloperidol 5-20 mg/hari
o Trihexiferidol untuk mengurangi ES
o Injeksi :
o Haloperidol 5 mg/injeksi, i.m diulang tiap 1/2 jam dosis
maksimum 20 mg/hari
o Diazepam 10 mg/injeksi, i.m dosis maksimum 30 mg/hari
3. Fase Stabilisasi ( untuk mengontrol kekambuhan )
o Injeksi anti psikotik jangka panjang 2-4 minggu
o Oral: OAP dipertahankan dosis optimal 8-10 minggu
o Fase Rumatan ( untuk mempertahankan remisi gejala dan
meminimalisasi kekambuhan
o Pengobatan seperti diatas diberikan selama 2 tahun ( untuk
pasien yang baru terserang petama kali )
o Pengobatan selama 5 tahun untuk pasien yang sudah kronis
Yang termasuk anti psikotik injeksi long acting: Risperidon,
Flufenesin, Dekanoat, Haloperidol

7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

EPISTAKSIS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1/4

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Epistaksis adalah pendarahan acut yang keluar dari rongga hidung yang
disebabkan pendarahan dari rongga hidung atau nasofaring bukan penyakit
tapi gejala.
2. TUJUAN Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani epistaksis

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi I 2013
5. ALAT DAN 1. Lampu kepala
BAHAN 2. Speculum hidung
3. Alat penghisap ( suction )
4. Pinset bayonet
5. Kaca rinoskopi poterior
6. Kapas dan kain kassa
7. Lidi kapas
8. Nelaton kateter
9. Benang kasur
6. PROSEDUR 1. Anamnesa
- Keluar darah dari rongga hidung atau riwayat keluar darah dari
hidung
- Pemeriksaan Fisik
- Dilihat dengan Rinoskopi , terdapat sumber-sumber pendarahan
- Tekanan darah bisa di ukur atau hipertensi ( pada hipertensi bisa
menyebabkan pendarahan / epitaksis berulang )
2. Pemeriksaan Penunjang
- Darah lengkap
- Skrining terhadap koagulopati ( PT, APTT, Trombosit, Bleeding Time)

EPISTAKSIS
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/4
UPT KEPALA UPT PUSKESMAS
PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR 3. Penatalaksanaan
Untuk mencegah berulangnya epistaksis dan menghentikan pendarahan
a. Pasien diperiksa dalam kondisi duduk dengan kepala ditegakkan
( kecuali pada pasien kondisi lemah bisa dibaringkan dengan kepala
miring ke kiri )
b. Pada anak → cuping hidung ditekan ke arah septum selama 3-5
menit
c. Darah dibersihkan dengan suction
d. Bila pendarahan belum berhenti

Kapas dibasahi 2cc anastesi lokal


( pantokain 2% Lidocain 2% )
Kemudian ditetesi 0,2cc Adrenalin

Masukan kerongga hidung 10-15menit

Kapas dikeluarkan

Pada epitaksis anterior yang sumber pendarahan kelihatan jelas Dapat


dilakukan ( AUSTIK )

Cuttonbud dibasahi Nitrasargenti


20 – 30 % ( Asam trikloroasetat 10% )
( mampet berhenti )
Dioleskan ke sumber Pendarahan

Beri salep mata yang mengandung antibiotic

EPISTAKSIS
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 3/4

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR Apabila tidak mampu :


Dioleskan ke sumber Pendarahan

Tampon
( kapas dibungkuskan diberi vaselin campur betadine Ditambah antibiotic )
2x24jam →sambil minum obat
antibiotic + Analgetik ( 2 hari )
Dikeluarkan
Untuk pendarahan posterior → pasang tampon di rongga nasofaring
( tampon Bellocq )
Pada tampon ini terdapat 3 buah benang , 2 buah pada satu sisi, 1 buah
pada sisi lain , tampon harus dapat menutupi ( nares posterior )

Kateter dimasukan melalui kedua nares anterior sampai


nampak di orofaring → tarik keluar melalui mulut , kedua
ujung benang pada kateter masing-masing dikaitkan pada
benang tampon

a. Kateter ditarik kembali melalui hidung


b. Kedua ujung benang ditarik keluar dari nares anterior
c. Dengan bantuan jari telunjuk tampon dorong ke nasofaring
Apabila masih pendarahan
d. Tampon anterior ditarik ke dalam car nasi
e. Kedua benang di ikat pada sebuah gulungan kasa di depan lubang
hidung ( supaya tampon di nasofaring tidak bergerak )
f. Benang 1 di sisi lain ( rongga mulut ) ditarik didekatkan pipi ( untuk
ditarik saat mengeluarkan tampon )
2-3hari (sambil minum obat hemostatic)
Tampon dikeluarkan

EPISTAKSIS
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 4/4

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR 5. Konseling dan Edukasi


- Mengidentifikasi penyebab epistaksis → biar tidak berulang .
- Mengontrol tekanan darah pada pasien hipertensi .
- Menghindari membuang ingus pada hidung dengan cara keras.
- Menghindari memasukkan benda asing melalui hidung .
- Membatasi penggunaan obat-obatan aspirin dan ibuprofen
7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

FURUNKEL
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Furunkel adalah bisul kecil yang disebabkan oleh staphylococcus aureus
yang menginfeksi kelenjar sebasea atau folikel rambut.
2. TUJUAN Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani furunkel

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi ! 2013
5. ALAT DAN 1. Lampu kepala
BAHAN 2. Spekulum hidung
3. Obat-obatan
6. PROSEDUR 1. Anamnesa
- Bisul kecil didalam hidung
- Rasa nyeri tidak nyaman sampai tersumbat hidung
2. Pemeriksaan Fisik
- Tampak bisul kecil ( furunkel ) pada lateral vestibulum nasi
3. Penatalaksanaan
- Kompres hangat dapat meredakan rasa tidak nyaman
- Jangan memencet pada insisi furunkel
4. Obat-obatan :
- Antibiotik topikal ( Bacitrasin/ polimiksin )
- Oral sistemik, amoxicillin 3x500 mg 7-10 hari atau cephalexin 250-500
mg 4x/hari atau eritromisin 250-500 mg 4x/hari
- Insisi dilakukan jika sudah timbul abscess
5. Konseling
- Menghindari kebiasaan mengorek hidung
- Jangan memencet / insisi furunkel
- Selalu manjaga kebersihan

FURUNKEL
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2
UPT KEPALA UPT PUSKESMAS
PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

RHINITIS AKUT
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Rhinitis akut adalah peradangan pada hidung yang berlangsung akut < 12
minggu.
2. TUJUAN Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani rhinitis

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisiI! 2013
5. ALAT DAN 1. Lampu kepala
BAHAN 2. Spekulum hidung
3. Obat-obatan
6. PROSEDUR 1. Anamnesa
- Ingus dari hidung
- Panas dan gatal pada hidung
- Hidung tersumbat
- Bersin berulang-ulang
- Demam bisa ringan sampai berat, malas dan sakit kepala, pegal
2. Pemeriksaan Fisik
- Demam
- Pada rinoscopi anterior – terdapat kavum nasi sempit, secret serous
atau mucosa udema & hiperemis
- Pada rhinitis difteri:
o Ingus campur darah
o Membran abu-abu
o Kalau diangkat mudah berdarah

RHINITIS AKUT
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR 3. Penatalaksanaan
- Istirahat cukup
- Konsumsi makanan dan minuman sehat
- Rhinitis akut, sembuh sendiri ± 1-2 minggu, diberikan terapi
simptoamtik ( analgetik, antipiretik, dan nasal dekongestan )
- Bila terdapat komplikasi infeksi bakteri ( primer/ sekunder ) bisa
ditambahkan antibiotik: amoxicillin, eritromisin, cefadroxil.
- Pada rhinitis difteri terapi meliputi isolasi pasien, penisilin sistemik,
dan antitoksin difteri/ ADS
7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

FARINGITIS
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/4

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Faringitis adalah peradangan dinding faring oleh virus , bakteri , alergi ,
trauma , iritan . dll
2. TUJUAN Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani faringitis

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi ! 2013
5. ALAT DAN 1. Lampu kepala
BAHAN 2. Spatula lidah
3. Lidi kapas
4. Pemeriksaan laboratorium sederhana
5. Larutan KOH
6. Pewarnaan garam
7. Obat-obatan
6. PROSEDUR 1. Anamnesa
- Nyeri tenggorokan saat menelan , batuk
- Demam
- Lemas , Anorexia
- Suara serak , kaku dan sakit pada otot leher
- Pada penyebab virus → diawali dengan pilek , meler
- Pada penyebab bakteri → nyeri kepala , mual , muntah , demam
tinggi , jarang batuk
- Pada penyebab fungi → nyeri kepala dan nyeri nelan
- Pada faringitis kronis → tenggorokan kering , gatal , batuk berdahak
( hiperplastik )
-

FARINGITIS
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/4

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR - Pada faringitis kronis ( atrofi ) → tenggorokan tebal dan mulut berbau
- Pada faringitis Luetika → PMS
- Pada faringitis TBC → nyeri tenggorokan hebat dan tak berespon
dengan antibiotic non spesifik
2. Pemeriksaan fisik
- Pada faringitis viral
- Faring dan tonsil hiperemis
- Eksudat + / -
- Lesi vesikular di orofaring
- Maculopapular rash di kulit
- Pada faringitis bakterial
a. Faring dan tonsil hiperemis dan odem
b. Eksudat ( + ) di permulaan
c. Beberapa hari kemudian ptechiae pada platum dan faring
d. Pembesaran kelenjar limfa leher anterior dengan rasa nyeri
- Pada faringitis fungil
a. Nampak plak putih di orofaring dan pangkal lidah
b. Mukosa faring laring hiperemis
- Pada faringitis kronik hiperplastik
a. Hiperplasi mukosa faring → tampak dinding faring tidak rata
dan bergranular ( cobble stone ) seperti batu
b. Pada faringitis atrofi
c. Mukosa faring ditutupi oleh lendir kental dan bila diangkat
mukosa kering
- Pada faringitis TBC
Tampak granuloma perkejuan pada mukosa faring dan laring
-

FARINGITIS
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 3/4

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR - Pada faringitis luetika


a. Stadium Primer
- Bercak keputihan pada platum mukosa , tonsil dan
faring
- Ulcus + / -
- Pembesaran kelenjar mandibula
b. Stadium Sekunder
- Eritema menjalar kearah laring
- Stadium Tersier
- Guma pada tonsil dan platum
3. Penatalaksanaan
- Istirahat cukup , minum air putih cukup , berkumur air hangat
- Obat-obatan
a. Obat kumur antiseptik
b. Untuk faringitis fungal diberi nytatin 100.000-400.000 2x /
hari
c. Untuk faringitis cronis hiperplastik → kaustik faring dengan
nitras argentin 20%
d. Sistemik oral : dicari penyebabnya terlebih dahulu
e. Untuk viral : antivirus metisoprinol ( Isoprenosine ) DWS :
100mg /kgBB dibagi 4-6 dosis/hari
- Anak : < 5tahun 50mg/kgBB dibagi 4-6 dosis/hari
- Untuk faringitis bakteri → Penicillin 6 Benzatin 50.000
U/kgBB i.m atau Amoxicillin 50mg /kgBB dibagi
3x/hari selama 10 hari atau eritromicin 4x500mg/hari

FARINGITIS
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 4/4

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR f. Kortikosteroid : Dexamethasone 3x0,5mg selama 3 hari


- Untuk faringitis GO : ceftriakson 2gr i.v / i.m (single
dosis)
- Untuk faringitis kronis hiperplasi : Expectoran , Kaustik
1x/ hari 3-5hari
7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

RHINITIS ALERGIK
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Rhinitis alergik adalah keradangan hidung yang disebabkan reaksi alergi .
2. TUJUAN Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani rhinitis alergi

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi I 2013
5. ALAT DAN 1. Tensimeter
BAHAN 2. termometer

6. PROSEDUR 1. Anamnesa
- Keluarnya ingus encer ( Rinorea )
- Hidung tersumbat
- Gatal hidung
- Bersin berulang terutama pagi hari
- Mata gatal , banyak keluar air mata
- Intermitten ( yaitu bila gejala lebih dari 4 hari/ minggu atau kurang dari
4minggu ), Persisten ( yaitu bila gejala lebih dari 4 hari/ minggu
dan/atau lebih dari 4minggu )
- Ringan , yaitu bila tidak ditemukan gangguan tidur , gangguan
aktivitas harian , bersantai , berolahraga , belajar , berkerja . berat ,
yaitu bila terdapat satu atau lebih dari gangguan di atas .
2. Pemeriksaan Fisik
- Ada gerakan pasien menggosok hidung karena gatal
- Obstruksi hidung
- Pada faring tampak granuler dan edema ( cobble stone appearance )
serta dinding lateral faring menebal .
- Lidah tampak seperti gambaran peta ( geographic tongue )

RHINITIS ALERGI
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR 3. Pemeriksaan Penunjang


Hitung eosinofil dalam darah tepi dan sekret hidung .
4. Penatalaksanaan
- Menghindari alergen spesifik
- Peningkatan kebugaran jasmani
- Topikal
- Dekongestan hidung topikal OXYMETAZOLIN ,
XYLOMETAZOLIN , namun hanya dipakai bila hidung sangat
tersumbat dan dipakai beberapa hari ( < 2 minggu )
- BEKLOMETASON , BUDESONID , FLUNISOLID , FLUTIKASON ,
MOMETASON FUROAT , TRIAMSINOLON ( GOL kortikosteroid )
- Antikolonergik : IPRATROPIUM BROMIDA
- Oral Sistemik
- Antihistamin generasi I : difenhidramin , klorfeniramin ,
siproheptadin .
- Antihistamin genarasi II : Loratadin , Cetirizine .
- Simpatomimetik : ( golongan algonis Alfa ) pseudoefedrin ,
fenilpropanolamin , fenilefrin .
- Operatif
- Imuneterapi
7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

RHINITIS VASOMOTOR
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Rhinitis vasomotor adalah keadaan idiopatik/ yang tidak diketahui bahkan
rhinitis allergi dan bahkan rhinitis infeksi.
2. TUJUAN Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani rhinitis vasomotor

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi ! 2013

5. ALAT DAN 1. Lampu kepala


BAHAN 2. Spekulum hidung
3. Tampon hidung
6. PROSEDUR 1. Anamnesa
- Hidung tersumbat bergantian kiri dan kanan tergantung posisi pasien
- Rinore ( serous/ mukus bisa sampai banyak )
- Memburuk pada pagi hari karena dingin, lembab dan asap rokok
2. Diagnosa
- Pada rinoscopi anterior
- Edema mukosa hidung
- Permukaan konka licin atau tidak rata
- Rongga hidung ada sekret mukoid tetapi tidak banyak
3. Pemeriksaan Fisik: Eosinofil
4. Penatalaksanaan
- Golongan bersin - antihistamin: difenhidramin, klorfeniramin,
loratadin, cetirizine
- Golongan rinore – kortikosteroid topikal, antikolinergik ( ipatroptium
bromide )
- Golongan tersumbat – dekongestan sistemiK

RHINITIS VASOMOTOR
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2
UPT KEPALA UPT PUSKESMAS
PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR 5. Penatalaksanaan
- Operasi
- Neurektomi N. Vidianus
- Konseling
a. Menghindari faktor pencetus ( dingin, AC, minuman dingin )
b. Berhenti merokok
c. Menghindari faktor psikis ( cemas, tegang, stres )
7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

INFEKSI SALURAN KENCING (ISK)


SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Infeksi saluran kemih adalah radang saluran kemih mulai kandung kemih
sampai ureter, tersering pada sistitis akut , sistitis kronik dan uretritis ,
pielonefritis dinyatakan sebagai komplikasi.
2. TUJUAN Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani infeksi saluran kemih

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi ! 2013
5. ALAT DAN Antibiotik spektrum luas
BAHAN

6. PROSEDUR 1. Anamnesa
- Demam
- Susah BAK , diakhir BAK nyeri , sering BAK ( anyang–anyangan )
- Nyeri pinggang dan nyeri suprapubik
2. Pemeriksaan Fisik
- Demam
- Nyeri ketok pinggang / costovertebral angle , Flank pain (+)
- Nyeri tekan suprapubik
3. Pemeriksaan penunjang :
a. DL dan UL ( leukosit > 10 / lp ) ,
b. Ureum dan Kreatinin
c. GD
4. Penatalaksanaan
a. Minum air putih ± 2 liter/ hari
b. Menjaga higienesitas genetalia externa
c. Antibiotik : Flurokinolon ( ciprofloxacim ) 2 x 1, untuk wanita 7-10
hari, untuk laki-laki 10-14 hari

INFEKSI SALURAN KENCING (ISK)


SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2
UPT KEPALA UPT PUSKESMAS
PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR 5. Konseling dan Edukasi


a. Higine pribadi yang baik → cebok yang benar
b. Tidak berhubungan sex saat pengobatan infeksi saluran kemih
c. Informasi tanda-tanda ISK dan pentingnya kontrol kembali
d. Patuh dalam pengobatan Antibiotic
e. Menjaga kesehatan dan higene pribadi dan lingkungannya
7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

HIPEREMESIS GRAVIDARUM
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan
sampai 20 minggu .
2. TUJUAN Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani hiperemis gravidarum

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi i 2013
5. ALAT DAN 1. Lampu
BAHAN 2. Kassa steril
3. Sarung tangan steril
4. Hecting set
5. Jarum jahit
6. Benang jahit : catgut , vicryl
7. Handuk
8. Lembar permohonan transfusi darah
9. Laboratarium sederhana untuk pemeriksaan darah rutin , golongan darah
, urinalisa , pemeriksaan mata .
10. Obat – obatan
6. PROSEDUR 1. Anamnesa
- Mual dan muntah hebat pada pagi hari
- Nafsu makan turun
- Berat badan turun
- Lemas, nyeri perut
- Rasa haus hebat
- Bisa sampai gangguan kesadaran

HIPEREMESIS GRAVIDARUM
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR 2. Pemeriksaan Fisik


- Pemeriksaan tanda vital
- Tanda-tanda dehidrasi
- Generalis
3. Penatalaksanaan
- Obat-obatan untuk mual:
- Obat antihistamin biasa digunakan dimenhydrinate 50-100 mg per
oral atau suppositoria 4-6x/ hari ( dosis maksimal 200mg/ hari ),
promethazine 12,5-25 mg peroral/ i.m tiap 4-6 jam, metoclorpramide
5-10 mg peroral/ i.m 3x/ hari, ondansetron, phenothiazin ( CPZ 25-50
mg ) i.v 4x/ hari.
- Rehidrasi- cara I.V – RL
- Suplemem multivitamin
- Kecukupan nutrisi ( makan porsi kecil tetapi sering, hindari makanan
berminyak,
- Istirahat cukup
- Defekasi yang teratur
4. Konseling
- Memberi keyakinan pada pasien dan keluarga bahwa mual, muntah
adalah kejadian alami kehamilan awal dan usia awal
- Informasi pada pasien dan keluarga mengenai kehamilan dan
persalinan proses normal
7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

MASTITIS
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Mastitis adalah keradangan payudara yang terjadi biasanya pada masa
nifas.
2. TUJUAN Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani mastitis

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi ! 2013
5. ALAT DAN 1. Lampu
BAHAN 2. Kassa steril
3. Sarung tangan steril
4. Heacting set
5. Jarum jahit
6. Benang jahit
7. USG
8. Lembar rujukan laboratorium / pemeriksaan penunjang : kultur kuman
9. Lembar resep
10. Rekam medis
11. Laboratarium sederhana

6. PROSEDUR 1. Anamnesa
- Nyeri daerah payudara
- Demam
- Myalgia ( pegal-pegal )
2. Pemeriksaan Fisik
- Tanda vital: nadi meningkat
- Pemeriksaan payudara: payudara membengkak, teraba hangat,
kemerahan, unilateral, dapat ditemukan luka.

MASTITIS
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2
UPT KEPALA UPT PUSKESMAS
PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR 3. Penatalaksanaan
a. Obat-obatan:
- Antibiotik: penisilin tahan penisilinase ( dikloksasilin )
- Amoxicillin
- Cephalexin
- Ciprofloxacin
- Eritromicin
- Sulfamethaxazole/ trimethoprim
- Clindamicin
b. Perawatan payudara untuk mencegah komplikasi abses dan
sepsis dengan massase pada punggung untuk merangsang
oksitosin keluar
c. Bila terjadi abses dapat dilakukan insisi
d. Konseling
- Mengajarkan cara pemberian ASI yang baik dan benar
- Memotivasi untuk selalu mengosongkan payudara ( laktasi
atau dipompa )
- Menjaga kebersihan payudara, mulut dan hidung bayi
7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

FLUOR ALBUS
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Fluor albus adalah keluarnya duh tubuh dari vagina secara fisiologis
mengalami perubahan sesuai siklus menstruasi .
2. TUJUAN Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani fluor albus

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi I 2013
5. ALAT DAN 1. Genikologi bed
BAHAN 2. Spekulum vagina
3. Lampu
4. Kertas lakmus’
6. PROSEDUR 1. Anamnesa
- Biasanya pada usia diatas 12 tahun
- Keluar cairan tidak normal disertai rasa , bisa nyeri , gatal , nyeri
BAK , nyeri pinggul , atau nyeri setelah hubungan coitus . Riwayat
pasangan pernah kena PMS
2. Pemeriksaan Fisik
- Kandidiasis Vagina :
o Eritema vagina , diluar satelit vagina
o Duh tubuh tidak berbau , pH < 4,5
- Vaginosis bakterial
o Duh berwarna putih / keabu-abuan melekat didinding vagina dan
vulva
o Berbau amis pH > 4,5
- Cervisitis Chlamydia :
o Inflamasi serviks
o Duh mukopurulen

FLUOR ALBUS
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR - Trichomoniasis
o Duh kuning kehijauan
o Berbuih berbau amis
- Pelvic Inflamatory Disease
o Nyeri abdomen bawah dengan demam
o Kekakuan adneksa dan serviks
o Nyeri angkat palpasi bimanual
- Lichen planus
- Gonore
- Benda asing ( tampon / kondom ) yang lupa diangkat
- Infeksi menular seksual lainnya
- Untuk pasien yang mempunyai resti PMS ditawarkan pemeriksaan
chlamydia , gonorrhea , syfillis , HIV
3. Penatalaksanaan
a. Pada vaginosis bakterial
 Metrodinazole atau clyndamycin pervaginam
 Bila hamil metrodinazole 2 x 400mg / hari selama 5-7hari
 Apabila pasien menggunakan IUD → dilepas
 Tidak perlu pemeriksaan silang dengan pasangan pria
b. Pada vulvavaginal candidiasis
 Azole antifungi oral / pervaginam
 Bila berulang pengobatan paling lama 6 bulan
 Pada saat kehamilan hindari antifungi oral → topikal boleh
 Antifungi lokal dapat merusak latex
c. Chlamydia
Azithromycin 1gr ( single dose ) atau doxycyline 2 x 100mg ( 7 hari )
Untuk ibu hamil : amoxicillin 3 x 500mg ( 3 hari ) atau Eritromisin 4 x
500mg ( 7 hari )

FLUOR ALBUS
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 3/3

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR d. Trikomonas vaginalis


 Metrodinazole
 Pasangan seksual harus diobati bersama

7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

SIFILIS
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Sifilis adalah infeksi kronis yang disebabkan oleh treponema pallidum dan
bersifat systemik
2. TUJUAN Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani sifilis

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi I 2013
5. ALAT DAN Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan mikroskopis
BAHAN

6. PROSEDUR 1. Anamnesa
a. Pada afek primer , keluhan hanya lesi tanpa nyeri
b. Pada sifilis sekunder ( II )
 Ruam atau beruntus pada kulit → luka , coklat kemerahan
 Lelah dan perasaan tidak nyaman
 Pembesaran kelenjar getah bening
 Sakit tenggorokan / kutil di mulut dan daerah genital
c. Pada sifilis lanjut ( III )
 Muncul guma bisa disertai demam
 Nyeri tulang pada malam hari
 Pada gejala seperti angina pectoris
 Ada gejala kelainan sistem saraf
2. Pemeriksaan Fisik
a. Sifilis I
 Ada papul lentikuler ( eritem dan bersih )
 Ulkus indolen → ulkus durum ( sembuh sendiri 3 – 10 minggu )
 Pada genetalia dan ekstra genetalia

SIFILIS
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR b. Sifilis II ( 6-8minggu sejak sifilis I )


 Kelainan menyerang mukosa KGB , mata , hepar , tulang dan
saraf .
 Lesi eksudatif ( sangat menular ) dan kering (tidak menular)
 Tidak gatal
 Bentuk lesi → Roseola sifitika , papul , pustul , impetigo
c. Sifilis III ( antara 3 – 10 tahun setelah Sifilis I )
 Guma lunak dan destruktif sebesar telur ayam
 Nodus merah kecoklatan skuama seperti lilin tersebar
 Pemeriksaan penunjang → Pemeriksaan mikroskopis dengan
a. menemukannya T . pallidum
b. Perlu : TSS ( tes serologik sifilis ) VDRL ,TPHA
3. Penatalaksanaan
a. Kortikosteroid sistemik → Prednison 30mg/hari ( 7 hari )
b. Antihistamin , topikal ( bedak asam salisilat 2% )

7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

GONORE
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Gonore adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman Neisseria


gonorrhoeae.
2. TUJUAN Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani gonore

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi ! 2013

5. ALAT DAN 1. Senter


BAHAN 2. Loop
3. Sarung tangan
4. Alat pemeriksaan in speculo
5. Kursi pemeriksa genital
6. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan gram
7. Obat-obatan
6. PROSEDUR 1. Anamnesa
a. Pada pria:
- Kencing nanah
- Nyeri saat ereksi ( 2-7 hari ) setelah kontak
- Demam, malas, susah kencing.
b. Pada wanita:
- Jarang menimbulkan keluhan kecuali sudah ada komplikasi
- Cairan hijau kekuningan dari vagina
- Nyeri BAK dan abdomen bawah
c. Mata merah pada neonates

GONORE
Nomor Dokumen :
SOP Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR 2. Pemeriksaan Fisik


a. Nampak eritem dan ektropion pada orifisium uretra
b. Duh tubuh mukopurulen
c. Pembesaran KGB inguinal
d. Pada proktitis: anus eritem, odem, pus mukopurulen
3. Pemeriksaan Penunjang:
Jika kuman gonokokus gram negatif, sediaan diambil dari fossa
navikularis, dan pada wanita dari uretra, muara kelenjar bartolin, serviks
dan rektum.
4. Penatalaksanaan
a. Memberitahu pasien untuk tidak kontak seksual hingga dinyatakan
sembuh
b. Antibiotik: tiamfenikol 3,5 gram peroral dosis atau ofloksasin 400 mg
dosis tunggal, atau kanamisin 2 gram i.m dosis tunggal atau
spektinomisin 2 gram i.m dosis tunggal.

7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

VAGINITIS
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

1. PENGERTIAN Vaginitis adalah peradangan pada vagina yang ditandai dengan pruritus,
keputihan, dispareunia, dan disuria.
2. TUJUAN Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani disuria

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang


4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi ! 2013
5. ALAT DAN 1. Mikroskop
BAHAN 2. Kaca
3. Kassa swap
4. Larutan KOH
5. Kertas lakmus
6. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan mikroskopik
7. Obat-obatan
6. PROSEDUR 1. Anamnesa
Keputihan, gatal, bau, kencing sedikit dan nyeri.
2. Pemeriksaan Fisik
Ditemukan iritasi, eritema atau edema pada vulva dan vagina, bisa pada
serviks juga.
3. Pemeriksaan Penunjang:
- Mikroskopik sekret vagina, PH cairan vagina.
- Uji whiff: cairan/ secret vagina+ KOH+ jika mengeluarkan bau amis/
anyir.
-

VAGINITIS
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2

UPT KEPALA UPT PUSKESMAS


PUSKESMAS CIKELET
CIKELET

dr. Hendy Rachman B


NIP. 19790424 201001 1 012

6. PROSEDUR 4. Penatalaksanaan
- Menjaga kebersihan diri terutama daerah vagina
- Hindari pemakaian sabun berlebihan pada daerah vagina
( menggeser flora normal, merubah PH )
- Hindari pemakaian handuk besama
- Antibiotik: Bab flour albus

7. BAGAN ALUR -

8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa


2. Petugas Farmasi

9. DOKUMEN 1. Rekam Medik


TERKAIT 2. Buku Register

Anda mungkin juga menyukai