Disetujui oleh,
Tanggal Terbit
RSUD Kab. Kep. Mentawat
Standar
Operasional dan
Prosedural
Kebijakan
Anamnesis
Prosedur Keluhan:
1. Rasa sakit pada telinga (otalgia), yang bervariasi dari ringan hingga
hebat, terutama saat daun telinga disentuh dan mengunyah
2. Rasa penuh pada telinga
3. Pendengaran dapat berkurang
4. Terdengar suara mendengung (tinnitus)
5. Keluhan biasanya dialami pada satu telinga dan sangat jarang mengenai
kedua telinga dalam waktu bersamaan
6. Keluhan penyerta lain yang dapat timbul: demam atau meriang, telinga
terasa basah
Pemeriksaan Fisik:
1. Nyeri tekan pada tragus
2. Nyeri tarik daun telinga
3. Otoskopi:
OE akut difus: liang telinga luar sempit, kulit liang telinga luar
hiperemis dan edem dengan batas yang tidak jelas, dan dapat
ditemukan sekret minimal.
OE akut sirkumskripta: furunkel pada liang telinga luar
4. Tes garputala: Normal atau tuli konduktif
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Diagnosis Banding
1. Perikondritis yang berulang
2. Kondritis
3. Otomikosis
Komplikasi
Jika pengobatan tidak adekuat, dapat timbul abses, infeksi kronik liang
telinga, jaringan parut, dan stenosisliang telinga.
Penatalaksanaan
1. Non-medikamentosa:
Membersihkan liang telinga dengan pengisap atau kapas yang dibasahi
dengan H2O2 3%.
Bila terdapat abses, dilakukan insisi dan drainase.
2. Medikamentosa:
a. Topikal
Larutan antiseptik povidon iodine
OE akut sirkumskripta pada stadium infiltrat:
Salep ikhtiol, atau
Salep antibiotik: Polymixin-B, Basitrasin.
OE akut difus: Tampon yang telah diberi campuran
Polimyxin-B, Neomycin, Hidrocortisone, dan anestesi topikal.
b. Sistemik
Antibiotik sistemik diberikan bila infeksi cukup berat.
Analgetik, seperti Paracetamol atau Ibuprofen dapat diberikan.