Anda di halaman 1dari 8

BUDIDAYA KAKAO

BUDIDAYA KAKAO

Tanaman kakao dapat tumbuh subur dan berbuah di daerah tropis. Terletak antara 20°LU –
20°LS dengan ketinggian 1-600 m di atas permukaan laut, tetapi kadang-kadang juga masih bisa
tumbuh pada ketinggian 900 m dari permukaan laut. Tanaman kakao tidak tahan terhadap
kekeringan yang panjang, curah hujan yang dibutuhkan adalah 1600 – 3000 mm per tahun. Suhu
harian yang baik untuk pertumbuhan adalah 24-28°C dengan kelembaban 80%.

Tanaman ini berbunga sepanjang tahun. Jumlah bunga kakao mencapai 500–12000
bunga/pohon/tahun, tetapi jumlah buah batang yang dihasilkan hanya sekitar 1%. Penyeburkan
bunga kakao dibantu oleh serangga Farcipomiya spp.

Gambar 2. Tanaman Kakao

Klasifikasi tanaman kakao adalah sebagai berikut :

Kingdom    : Plantae (Plants)

Subkingdom    : Tracheobionta (Vascular plants)

Superdivison    : Spermatophyta (Seed plants)

Division    : Magnoliophyta (Dicotyledon)

Class        : Magnoliopsida (Dycotyledons)

Subclass    : Dilleniidae
Order        : Malvales

Family        : Sterculiaceae

Genus        : Theobroma L.

Species    : Theobroma cacao L.

Di dunia perkebunan dikenal dua jenis kakao, yaitu kakao edel atau kakao mulia dan kakao
lindak. Kakao mulia umumnya diusahakan oleh perkebunan besar dan memiliki keunggulan
dalam aroma dan cita rasa. Kakao lindak dianjurkan untuk diusahakan oleh perkebunan rakyat
atau petani. Jenis kakao ini mempunyai produktivitas tinggi dan relatif mudah dibudidayakan.

Perbedaan fisik antara kakao mulia dan kakao landak dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Perbedaan Fisik antara Kakao Edel dan Kakao Bulk

Kakao mulia (Edel) Kakao Lindak (Bulk)


Bentuk buah bulat telur sampai
Bentuk buah umumnya bulat sampai bulat telur
lonjong
Warna buah merah muda Warna buah hijau muda
Biji besar dan bulat Biji gepeng dan kecil
Berat biji kering lebih dari 1,2 gram Berat biji kering rata-rata 1 gram
Warna kotiledon dominan putih Warna kotiledon dominant ungu
Kandungan lemak biji kurang dari
Kandungan lemak biji mendekati atau lebih dari 56%
56%
Ukuran dan berat biji homogen Ukuran dan berat biji heterogen
Aroma dan rasa lebih baik Aroma dan rasa kurang

Produksi kakao dapat ditingkatkan melalui penerapan kultur teknis yang baku, antara lain
penggunaan bahan tanam unggul, pemangkasan, pengendalian hama penyakit, dan pemupukan.
Pada tanaman yang tidak produktif, peningkatan produksi dapat diupayakan melalui rehabilitasi
tanaman dengan teknik tanpa melakukan pembongkaran atau dengan tanam ulang. Untuk
meningkatkan pendapatan pekebun dapat diterapkan diversifikasi usaha tani melalui tumpang
sari dengan tanaman tahunan lain yang kompatibel.

Bahan Tanam Unggul

Bahan tanam kakao lindak unggul yang dianjurkan di Indonesia cukup banyak dengan tingkat
produktivitas potensial yang cukup tinggi. Beberapa bahan tanam klon unggul anjuran antara lain
adalah klon ICS, GC, KW, RCC, TSH, dan kakao hibrida. Masing-masing klon tersebut
mempuyai karakteristik serta keunggulan atau kelemahan, seperti produktivitas, bobot tiap biji,
kadar lemak biji, serta ketahanan terhadap hama-penyakit.

Tabel 2. Beberapa klon kakao lindak anjuran.


Klon Deskripsi ringkas Keunggulan/kelemahan
Produktivitas tinggi, mencapai 1.827
kg/ha/tahun
Bobot rata-rata biji kering 1,05 g
Tajuk berukuran sedang dan tidak merata
Kadar lemak biji 51,31%
ICS 13 Buah muda berwarna merah kehijauan dan saat
tua berwarna merah
Moderat terhadap hama Helopeltis

Kurang tahan terhadap penyakit


busuk buah
Produktivitas tinggi, mencapai 2.035
kg/ha/tahun.
Bobot rata-rata biji kering 1,24 g
Tajuk berukuran sedang dan merata.
Kadar lemak biji 52,25%
GC 7 Buah muda berwarna merah tua dan saat tua
berwarna merah jingga
Moderat terhadap hama Helopeltis

Kurang tahan terhadap penyakit


busuk buah
Produktivitas tinggi, mencapai 2.189
kg/ha/tahun
Bobot rata-rata biji kering 1,18 g
Tajuk berukuran sedang dan merata
KW
Buah muda berwarna merah dan saat tua Kadar lemak biji 55%
30
berwarna jingga
Tahan terhadap hama Helopeltis

Tahan terhadap penyakit busuk buah


Produktivitas tinggi, mencapai 2.167
kg/ha/tahun
Bobot rata-rata biji kering 1,12 g
Tajuk berukuran sedang dan merata
KW
Buah muda berwarna hijau gelap dan saat tua Kadar lemak biji 55%
48
berwarna hijau kekuningan
Tahan terhadap hama Helopeltis

Tahan terhadap penyakit busuk buah


RCC Tajuk berukuran sedang dan merata Produktivitas tinggi, mencapai 2.029
70 Buah muda berwarna merah gelap dan saat tua kg/ha/tahun
berwarna merah jingga Bobot rata-rata biji kering 1,18 g

Kadar lemak biji 57%


Toleran terhadap hama Helopeltis
Produktivitas tinggi mencapai 1.891
kg/ha/tahun
Tajuk berukuran sedang dan merata Bobot rata-rata biji kering 1.18 g
RCC
Buah muda berwarna merah gelap dan saat tua
71
berwarna merah jingga Kadar lemak biji 58%

Toleran terhadap hama Helopeltis


Produktivitas tinggi, mencapai 1.766
kg/ha/tahun
Bobot rata-rata biji kering 1,15 g
Tajuk berukuran sedang dan merata
TSH
Buah muda berwarna merah tidak merata dan
858 Kadar lemak biji 56%
saat tua berwarna jingga kemerahan
Moderat terhadap penyakit busuk
buah
Produktivitas tinggi, mencapai 1.500
kg/ha/tahun
Tajuk berukuran sedang dan merata
Bobot rata-rata biji kering 1,67 g
ICS 60 Buah muda berwarna merah tidak merata dan
saat tua berwarna jingga
Agak rentan terhadap hama
Helopeltis

Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan baik pada tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman
menghasilkan (TM). Tujuannya adalah untuk membentuk kerangka tanaman yang kuat dan
seimbang. Pemangkasan dilakukan secara rutin dengan frekuensi 6-8 kali/tahun. Pemangkasan
yang baik dan teratur akan mendorong tanaman tumbuh sehat dan produktivitasnya tinggi.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Organisme pengganggu tumbuhan (OPT) pada kakao cukup banyak, di antaranya adalah hama
Helopeltis spp. yang merusak buah dan daun muda/tunas serta penggerek buah kakao (PBK,
Canopomorpha cramerella). Teknologi pengendalian hama Helopeltis spp. yang dianjurkan
adalah secara kimiawi dan hayati. Pengendalian secara kimiawi dilakukan apabila tingkat
serangan hama lebih dari 15%. Pengendalian hayati dapat menggunakan semut hitam
(Dolichoderus thoracichus).

Teknologi pengendalian PBK yang dianjurkan adalah pengendalian secara terpadu (PHT) dengan
melakukan panen sering, pemangkasan rutin, sanitasi, dan pemupukan. Selain itu dianjurkan
untuk melakukan penyarungan buah pada saat masih kecil (ukuran 8-10 cm) dengan kantong
plastik yang bawahnya terbuka. Pengendalian PBK dapat pula menggunakan insektisida hayati
BEBAS produksi Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, Jember.
Penyakit kakao yang cukup merugikan adalah penyakit busuk buah yang disebabkan oleh jamur
Phythophtora palmivora. Teknologi anjuran pengendalian penyakit busuk buah adalah dengan
melakukan manipulasi lingkungan tumbuh agar tidak lembap, antara lain dengan melakukan
pemangkasan tanaman kakao dan tanaman penaung secara teratur terutama pada musim hujan.
Buah yang busuk dikumpulkan kemudian dikubur sedalam 30 cm. Pengendalian penyakit busuk
buah secara kimiawi dapat menggunakan fungisida berbahan aktif tembaga (Cu) dengan
konsentrasi formulasi 0,3% selang waktu 2 minggu. Klon anjuran tahan penyakit busuk buah
kakao adalah DRC 16, Sca 6, Sca 12, ICS 12, serta hibrida DR 1 x Sca 12, DRC 16 x Sca 6, dan
DRC 16 x Sca 12.

Teknologi Sambung Pucuk dan Sambung Samping

Teknologi anjuran untuk meningkatkan produktivitas kakao antara lain adalah sambung pucuk
dan sambung samping. Teknologi sambung pucuk maupun sambung samping dapat dilakukan
pada tanaman dewasa pada awal musim hujan.

Sambungan dengan menggunakan bahan tanam anjuran produksi tinggi dapat meningkatkan
produktivitas tanaman dewasa hingga 100% dalam kurun waktu 24 bulan.

Pemupukan

Takaran dan jenis pupuk untuk setiap fase pertumbuhan maupun tanaman menghasilkan
ditentukan dengan melakukan analisis tanah dan/atau jaringan daun kedua dan ketiga. Untuk
menghemat biaya pemupukan dan transportasi serta meningkatkan efisiensi serapan pupuk, Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao telah menghasilkan pupuk lambat tersedia untuk kakao yaitu Pulet.
Takaran anjuran umum untuk tanaman menghasilkan adalah 20 butir per pohon per semester (6
bulan).

Penyiangan

Tujuannya adalah untuk mencegah persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara serta
mencegah hama dan penyakit. Penyiangan harus dilakukan secara rutin, minimal satu bulan
sekali dengan menggunakan cangkul, koret atau dicabut dengan tangan.

Penyiraman

Penyiraman tanaman kakao yang tumbuh dengan kondisi tanah yang baik dan memiliki pohon
pelindung tidak memerlukan banyak air. Air yang berlebihan akan menyebabkan kondisi tanah
menjadi sangat lembab. Penyiraman dilakukan pada tanaman muda, terutama tanaman yang
tidak memiliki pohon pelindung.

Syarat Pertumbuhan Kakao

Habitat alam tanaman kakao berada di hutan beriklim tropis. Kakao merupakan tanaman tropis
yang suka akan naungan (Shade Loving Plant) dengan potensi hasil bervariasi 50-120
buah/pohon/tahun. Varietas yang umum terdiri atas : Criolo, Forastero, dan Trinitario (hibrida)
yang merupakan hasil persilangan

Criolo dan Forastero. Forastero lebih sesuai di dataran rendah, sedangkan Criolo dapat ditanam
sampai dengan dataran agak tinggi. Criolo terdiri atas kultivar South American Criolos dan
Central American Criolos, sedangkan Forastero terdiri atas kultivar Lower Amazone Hybrid
(LAH) dan Upper Amazone Hybrid (UAH). UAH mempunyai karakter produksi tinggi, cepat
mengalami fase generatif/berbuah setelah umur 2 tahun, tahan penyakit VSD (Vascular Streak
Dieback), masa panen sepanjang tahun dan fermentasinya hanya 6 hari.

1. Tanah/lahan

a. Tinggi tempat

tanaman Kakao dapat tumbuh sampai ketinggian tempat maksimum 1200 m dpl, ketinggian
tempat optimum adalah 1-600 m dpl

b. Topografi

kemiringan lereng maksimum 400

c. Hidrologi

Tanaman kakao sangat sensitif bila kekurangan air, sehingga tanahnya harus memiliki
penyimpanan/ketersediaan air maupun saluran (drainase) yang baik.

d. Sifat fisik tanah

Solum > 90 cm tanpa ada lapisan padas, Tekstur lempung liat berpasir komposisi pasir 50%,
debu 10 – 20%, liat 30 – 40%. Konsistensi gembur sampai agak teguh dengan permeabilitas
sedang sampai baik, kedalaman air tanah minimal 3 m. Kakao memerlukan tanah dengan
struktur kasar yang berguna untuk

memberi ruang agar akar dapat menyerap nutrisi yang diperlukan sehingga perkembangan sistem
akar dapat optimal

e. Sifat kimia tanah

Sifat kimia dari tanah bagian atas merupakan hal yang paling penting karena akar-akar akan
menyerap nutrisi. Kemasaman tanah (pH) optimum 6.0—6.75, Kakao tidak tahan terhadap
kejenuhan Al tinggi, Kejenuhan basa minimum 35%, kalsit (CaCO3) dan gips (CaSO2) masing-
masing tidak boleh lebih dari 1% dan 0.5%, KTK top soil: 12 me/100 g, KTK sub soil: 5 me/100
g, KTK Mg:20 me/100 g, dan kandungan bahan organik > 3%.

f. Letak Lintang :
20 0 LU – 20 0 LS

g. Jenis tanah

sesuai pada tanah regosol, sedangkan tanah latosol kurang baik

2. Iklim

a. Curah hujan

Curah hujan merupakan unsur iklim terpenting. Pepohonan sangat sensitif terhadap kadar air.
Curah hujan yang dibutuhkan harus tinggi dan terdistribusi dengan baik sepanjang tahun.
Tingkat curah hujan yang baik per tahun berkisar antara 1500 mm – 2500 mm. Curah hujan saat
musim kemarau sebaiknya lebih kurang dari 100 mm per bulan dan tidak lebih dari tiga bulan

b. Temperatur

Temperatur maksimum 30-32 0C, minimum 18 -21 0 C, dan temperatur optimum 26.60 C

c. Sinar matahari

intensitas 75% dari cahaya penuh pada tanaman dewasa, 50% pada tanaman muda, dan 25% di
pembibitan

d. Kelembaban > 80%

e. Kecepatan angin ideal 2-5 m/detik akan sangat membantu dalam penyerbukan

Perkembangbiakan

Tanaman kakao dikembangbiakan dari bibit. Bibit akan berkecambah dan memproduksi tanaman
yang baik jika diambil dari pot tidak lebih dari 15 hari.

1. Stek

Pohon dipotong antara 2 atau 5 daun dan 1 atau 2 pucuk. Dedaun dipotong setengah dan
potongan tadi ditanam di pot dengan ditutupi lembaran polythene hingga akar mulai tumbuh.

2. Penyilangan

Pucuk dipotong dari pohon dan ditempel dibawah kulit kayu di pohon lain. Potongan tadi
kemudian diikat dengan tali rapia dan plester lilin yang terbuat dari plastik bening untuk
mencegah hilangnya kelembaban. Bila pucuk mulai tumbuh maka pohon tua yang terletak
diatas harus dipotong

3. Cangkok
Kulit kayu diambil potongannya kemudian ditutupi dengan serbuk kayu dan sehelai
polythene. Area tadi akan memproduksi akar-akar dan batang dapat dipotong untuk
kemudian ditanam

Tentang iklan-iklan ini

Anda mungkin juga menyukai