Anda di halaman 1dari 5

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotiledonae

Ordo : Theales

Famili : Clusiaceae

Genus : Garcinia

Species : Garcinia mangostana L.

Tanaman manggis berupa pohon dengan tinggi 6–25 m dan diameter batang 25–35 cm.Batangnya lurus
dengan percabangan yang simetris dan membentuk kanopi yang berupa kerucut. Daun manggis
merupakan daun tunggal, terletak berhadapan, bentuknya oval, bertepi rata dan berbentuk cuspidate
pada ujungnya serta mempunyai tangkai daun yang pendek dengan ukuran 1-2 cm .Permukaan atas
daun mengkilap, licin dan berwarna hijau muda sampai hijau tua tergantung umurnya sedangkan bagian
bawah daun berwarna hijau muda sampai kekuningan.Sistem pertulangan daun manggis adalah
menyirip.

Bunga tanaman manggis muncul pada ujung ranting (terminal), berjumlah 1–3 dengan garis tengah
5–6 cm. Beberapa diantaranya ada yang membentuk rangkaian bunga (inflorescence) dengan jumlah
bunga per tandan maksimum 12 bunga. Bunga bertandan umumnya dihasilkan oleh tanaman asal
grafting .Dua daun kelopak yang terluar berwarna hijau kuning, 2 yang terdalam lebih kecil, bertepi
merah, melengkung kuat dan tumpul. Daun mahkota berbentuk bulat telur terbalik, berdaging tebal,
hijau kuning dan tepinya merah atau hampir semua merah, staminodia kerapkali berada dalam kelompok
.Daun kelopak bunga saling berlepasan, tangkai bunga tebal dengan panjang 1.75–2.00 cm. Benang sari
biasanya banyak, bersifat rudimenter, yaitu tumbuh kecil kemudian mengering sehingga tidak berfungsi.
Tanaman manggis memiliki sistem perakaran yang kurang berkembang. Lambatnya pertumbuhan bibit
disebabkan oleh sistem perakaran yang tidak sempurna, akar bersifat rapuh, pertumbuhannya lambat
dan peka terhadap kondisi lingkungan .Tanaman manggis tumbuh baik pada tanah lempung berpasir,
gembur, kaya kandungan bahan orgnik dengan permeabilitas dan drainase yang baik. Manggis
membutuhkan pH tanah optimum berkisar dari 5.5 sampai 7.0. Tanaman manggis dapat tumbuh baik
pada dataran rendah sampai ketinggian 1000 m di atas permukaan laut. Di daerah tropis, semakin
tinggitempat tumbuhnya maka semakin lambat pertumbuhannnya dan semakin lama permulaan
berbunganya .Ketinggian optimum agar manggis dapat tumbuh dengan baik adalah 460–610 m di atas
permukaan laut. Iklim yang paling cocok untuk tanaman manggis adalah daerah dengan udara lembab,
curah hujan merata sepanjang tahun berkisar antara 1500 sampai 2500 mm/tahun dengan iklim kering
yang pendek Suhu udara yang baik untuk pertumbuhan manggis adalah antara 25 sampai 35 °C .

Manggis merupakan tanaman yang mempunyai sifat berbunga dan berbuah musiman. Calon bunga
muncul dalam bentuk bongkahan besar di ujung ranting. Pada tahap ini, kuncup bunga memerlukan
waktu sekitar 25 hari sampai bunga mekar atau anthesis . Bunga tanaman manggis muncul dari ujung-
ujung pucuk yang sebelumnya telah mengalami masa dormansi. Selama masa berbunga, tidak semua
pucuk dapat terinduksi dan bertransisi dari fase vegetatif ke fase reproduktif sehingga tidak keseluruhan
pucuk menghasilkan bunga, pada saat bersamaan sebagian pucuk berbunga dan sebagian lagi tidak
berbunga. Pucuk yang akan berbunga pangkal tunas barunya tampak membesar dan membengkak (awal
diferensiasi atau akhir induksi), terjadi 40 hari sebelum anthesis. Tidak semua kuncup bunga dapat
tumbuh dan berkembang mencapai anthesis dan membentuk buah. Hal ini disebabkan karena sebagian
dari bunga-bunga tersebut baik yang masih kuncup maupun yang sudah mekar mempunyai potensi
untuk gugur. Pada tanaman manggis tidak hanya kuncup bunga, bunga yang mekar penuh maupun buah
muda juga dapat gugur. Beberapa faktor penyebab gugurbunga dan buah muda diantaranya adalah
pengaruh hujan, kekeringan, panas yang ekstrem dan kompetisi di antara organ yang berkembang

Hasil penelitian Rai (2004) menyatakan bahwa bunga dan buah manggis yang gugur disebabkan
oleh kandungan ABA tinggi, IAA rendah dan suplai fotosintat rendah. Persentase bunga gugur tanaman
asal biji nyata lebih rendah dibandingkan dengan tanaman asal grafting dan fruit set tanaman asal biji
nyata lebih tinggi dibandingkan dengan fruit set tanaman asal grafting. Pada tanaman hasil grafting
tingkat kerontokan buah dapat mencapai 70.07% sedangkan pada tanaman asal biji hanya 16.58%. Suplai
fotosintat rendah ditunjukkan oleh kandungan gula total daun pada pucuk yang bunga dan buahnya
gugur lebih rendah dibandingkan dengan kandungan gula total daun pada pucuk yang bunga dan
buahnya tidak gugur. Status hara N, P dan K daun tidak mempengaruhi gugurnya bunga atau buah karena
tidak terdapat perbedaan kandungan N, P dan K daun antara pucuk yang bunga dan buahnya gugur
dengan pucuk yang bunga dan buahnya tidak gugur.

Buah manggis berbentuk bola tertekan dengan diameter 3.5–7.0 cm. Bijinya bersifat apomiksis yaitu
embrio tidak dihasilkan dari penyatuan gamet dan penyerbukan, tetapi dari sel di dalam kantong embrio
atau sekeliling nuselus dan berkembang membentuk biji yang fertil. Buah muda berwarna hijau dan bila
telah tua berubah menjadi ungu kehitaman. Tangkai buah tebal berdaging dan keras, dengan panjang
1.8–2.0 cm. Kulit buah (perikarp) mempunyai ketebalan 0.8–1.0 cm, berdaging dan bergetah kuning.
Buah manggis mempunyai 4–8 segmen dan setiap segmen mengandung satu bakal biji yang diselimuti
oleh aril (salut biji) berwarna putih (kadang-kadang transparan) , empuk dan mengandung sari buah.
Tidak semua bakal biji dalam segmen dapat berkembang menjadi biji. Umumnya hanya 1–3 bakal biji
yang dapat berkembang menjadi biji . Buah matang mempunyai bobot basah antara 30–140 gram,
berbentuk bulat, berwarna ungu kehitaman dengan daging buah (aril) berwarna putih . Buah manggis
mempunyai rasa manis, asam berpadu dengan sedikit sepat dan segar serta aroma yang khas

Biji manggis merupakan biji apomiksis dan sering disebut sebagai agamospermi, diproduksi melalui tunas
adventif, berwarna coklat, pipih, dan permukaannya ditutupi oleh jaringan pembuluh). Biji manggis
bersifat poliembrioni dan nutrisi untuk perkembangan embrionya didukung oleh nuselus atau jaringan
integumen dan inti endosperm. Biji yang berkecambah akan menumbuhkan lebih dari satu tunas dan
setiap tunas akan tumbuh pada posisi yang berlainan di mana masing-masing membawa perakarannya
sendiri-sendiri . Secara normal biji manggis selalu dalam keadaan lembab dan bila keadaan lembab
tersebut berkurang maka biji dapat mati, keadaan biji seperti ini dikenal dengan nama recalcitrant seed.
Pertumbuhan buah dapat diukur dengan terjadinya peningkatan ukuran diameter, bobot basah dan
bobot kering buah.

Proses pematangan pada buah manggis ditandai dengan melunaknya kulit buah dan terjadinya
perubahan warna kulit buah yang disebabkan oleh adanya perubahan komposisi substrat dan pigmen .
Perubahan pigmen tersebut sebagai akibat adanya degradasi klorofil. Buah yang matang dan siap
dikonsumsi relatif lebih lunak dan kulitnya mudah dibuka daripada buah yang belum matang . Perubahan
warna kulit buah juga dapat diukur dengan mencocokkan warna kulit buah manggis dengan
menggunakan indeks warna kulit buah manggis (Osman & Millan 2005) yaitu sebagai berikut

Buah manggis termasuk buah klimakterik ,sehingga proses pematangan buah akan tetap berlanjut
setelah dipetik dari pohon. Etilen endogen pada buah klimaktrik berperan sebagai pemicu untuk
meningkatkan laju respirasi dan pemasakan buah.Tanaman manggis asal biji baru mulai berbuah pada
umur 10–15 tahun sedangkan tanaman asal grafting pucuk sudah dapat berbuah pada umur 3–4 tahun.
Periode masa juvenile dapat dikurangi menjadi 8–10 tahun melalui manajemen budidaya yang optimal
dan intensif. Buah biasanya dipanen setelah matang di pohon. Total padatan terlarut buah manggis
berkisar antara 17 sampai 20% . Selama pertumbuhan dan perkembangan buah terjadi perubahan-
perubahan fisiologi yang akan mempengaruhi kualitas buah. Perubahan fisiologi yang terjadi meliputi
perubahan asam organik,kadar vitamin , kadar klorofil, kadar air, kadar gula serta perubahan produksi
etilen .

Perubahan warna dapat disebabkan oleh proses degradasi maupun proses sintesis dari pigmen-
pigmen yang terdapat dalam buah. Pelunakan buah dapat disebabkan oleh terjadinya pemecahan
protopektin menjadi pektin, maupun karena terjadinya hidrolisis pati atau lemak, dan mungkin juga
lignin . Pematangan akan menyebabkan naiknya kadar gula sederhana untuk memberikan rasa manis,
penurunan kadar asam organik dan senyawa fenolik untuk mengurangi rasa asam dan sepat, serta
kenaikan produksi zat-zat volatil untuk memberikan flavor karakteristik buah . Buah-buah klimakterik
biasanya memproduksi etilen cukup banyak untuk membangkitkan pematangan. Etilen adalah zat
pengatur tumbuh endogen atau eksogen yang dapat menimbulkan berbagai respon fisiologis dan
morfologis tanaman, diantaranya mendorong pemecahan dormansi tunas, menghambat pertumbuhan
batang, mendorong pembungaan, pembentukan buah, merangsang pembentukan umbi, inisiasi akar,
penuaan, dan menghambat perluasan daun .

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses penting dalam kehidupan yang berlangsung
secara terus menerus sepanjang daur hidup, bergantung pada tersedianya meristem, hasil asimilasi,
hormon, dan lingkungan yang mendukung.pertumbuhan dapat dinyatakan sebagai adanya proses
pembelahan dan pembesaran sel (peningkatan jumlah dan ukuran yang bersifat irreversibel).
Perkembangan meliputi pertumbuhan dan diferensiasi sel yang mengarah pada akumulasi berat kering.
Buah merupakan perkembangan lebih lanjut dari bakal buah. Segera setelah terjadi pembuahan, bakal
buah akan berkembang menjadi buah dan bakal biji menjadi biji. Secara normal perkembangan buah
terjadi setelah pembuahan. Bertambahnya ukuran buah disebabkan oleh adanya pembelahan sel dan
pembesaran sel.Penyerbukan umumnya merupakan isyarat untuk pertumbuhan, dan fertilisasi memicu
pertumbuhan bakal biji dan pembentukan biji .

Pada kasus tertentu buah dapat berkembang hingga matang tanpa fertilisasi, fenomena ini terjadi
pada proses pembentukan buah manggis. buah manggis tidak memiliki serbuk sari baik melalui
pengamatan visual maupun pengujian secara kimiawi menggunakan KI. Pertumbuhan suatu organ,
termasuk buah, dicirikan oleh suatu kurva baku berbentuk sigmoid (berbentuk S) atau double sigmoid.
Selama perkembangannya, buah mengalami 4 fase, yaitu

1. Oari diikuti anthesis


2. Sel cepat (cell division)
3. Fase pertumbuhan cepat akibat terjadinya pembesaran sel, pada fase ini terjadi penimbunan
cadangan makanan, merupakan fase kritis yang akan menentukan kualitas buah
4. Pematangan (ripening).

Perkembangan buah didukung oleh adanya suplai hormon dan nutrien. auksin dan GA merupakan
hormon utama untuk pertumbuhan buah. Auksin, giberelin, cytokinin, dan ethylen merupakan sejumlah
hormon yang diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangan buah, terutama untuk fase
perkembangan ovari dan fase pembelahan sel cepat. Auksin dan cytokinin terutama diperlukan pada
awal pembelahan sel sedangkan giberelin lebih berperan dalam pembesaran sel. Etylen berperan dalam
proses pematangan buah. Perkembangan buah erat kaitannya dengan perkembangan biji dan
mempunyai korelasi yang positif

Tanaman memproduksi etilen selama pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Buah yang dalam
proses pematangan memproduksi etilen dalam jumlah yang sangat tinggi. Etilen juga diproduksi pada
jaringan-jaringan dan organ tanaman lainnya seperti bunga, buah, daun, batang, akar, umbi dan biji.
Etilen menjadi penyebab beberapa respon tanaman seperti pengguguran daun, pembengkakan batang,
pematangan buah, dan hilangnya warna bunga .Pertumbuhan buah menuntut sejumlah nutrien yang
cukup, menyebabkan terjadinya mobilisasi dan transpor dari bagian vegetatif ke tempat perkembangan
buah dan biji. Buah dianggap dewasa apabila telah mencapai ukuran maksimum dan laju pertambahan
berat keringnya menjadi nol. Buah yang tua, matang melalui serangkaian peristiwa enzimatis dan
biokimia yang berakibat terjadinya perubahan komposisi kimia).

Pada ripening(pematangan), sistem enzim yang dihasilkan menyebabkan pelunakan dan pengubahan
tepung menjadi gula pada buah berdaging. Perubahan yang terjadi selama proses pematangan buah
dikaitkan dengan laju respirasi yang relative tinggi pada buah klimakterik. Selama pertumbuhan dan
perkembangan buah, berat daging buah dan kulit buah terus bertambah. Berat daging buah pada
permulaan perkembangan buah sangat rendah, sedangkan berat kulit sangat tinggi Dengan semakin
matangnya buah, berat daging buah bertambah disertai sedikit demi sedikit pengurangan berat kulitnya.
Pengurangan ini mungkin disebabkan oleh selulosa dan hemiselulosa dalam kulit yang pada proses
pematangan diubah menjadi zat pati.Konsentrasi zat pati dalam daging buah pisang susu terus betambah
sampai 70 hari pertumbuhan buah, baru setelah itu mulai turun. Konsentrasi gula total dan stabilisasi
pertumbuhan buah dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk pemanenan

Pola pertumbuhan buah manggis membentuk kurva sigmoid, diawali dengan dominasi
pertumbuhan pericarp hingga 20 hari bl setelah anthesis kemudian dilanjutkan dengan terjadinya
perkembangan aril dan biji. Pertumbuhan dan perkembangan pada buah manggis ditandai dengan
terjadinya serangkaian perubahan warna pada kulit buah. Selain pada kulit buah, perubahan warna juga
terjadi pada kelopak dan stigma. Pada awal pertumbuhan, kulit luar berwarna hijau yang sangat muda
dan pada tingkat kematangan berikutnya, warnanya menjadi lebih pekat, kemudian timbul bercak coklat
hingga merah, yang pada akhirnya menjadi ungu kehitaman pada seluruh permukaan kulit apabila telah
matang. Pada buah anggur Bangalore blue yang matang tampak warna biru tua pada kulitnya.

Anda mungkin juga menyukai