Anda di halaman 1dari 4

JENIS LEGUMINOSA

Centrosema pubescens

12,8 t / ha / tahun DM di Queensland Utara ; 7,6 t / ha / tahun DM bawah pemotongan di Quilichao ,


Kolombia ( aksesi CIAT 5161 ) .
produksi ternak. 14,38 T/HA/TH JIKA BK 88,99%

Stylosanthes

Leguminosa Styloshanthes guianensis (Stylo) merupakan salahsatu tanaman pakan yang telah
beradaptasi baik dan tersebar di berbagai agroklimat di Indonesia yang sangat disukai ternak, kaya akan protein
dan mineral. Kegunaannya cukup beragam, banyak ditanam dalam sistem tumpang sari baik untuk tanaman
pangan atau hijauan makanan ternak, dapat juga sebagai pelindung tanaman lain dan penutup tanah,
menyuburkan tanah dan mencegah terjadinya erosi. Sebagaimana telah diketahui, pada akar tanaman legum
terdapat bintil-bintil akar yang mengandung bakteri Rhizobium, yang menjalin interaksi simbiosis dengan
tanaman inang dalam proses fiksasi (N) secara biologis dari udara sehingga dapat berperan meningkatkan
kesuburan tanah.
Tabel 2. Kandungan dan komposisi kimia Stylosanthes guianensis
Kandungan

Komposisi
(*)

(**)

Bahan kering (%)

15

23

Air

85

77

BO

92

90

Abu

10

Protein kasar

16

17

Serat kasar

28

NDF

68

57

ADF 46 42
Energi kasar (ml/kg)

19,4

18,2

Sumber : (*)Thang, 2010 (**) Hutasoit, 2010


Menurut pengamatan di lapangan jenis rumput ini sangat disukai ternak ruminansia seperti kambing,
domba maupun sapi dan kerbau. Juga digunakan sebagai feed suplement untuk ternak ayam, babi dan ikan.
Dapat diberikan dalam keadaan segar atau kering diproses dalam bentuk tepung daun. Dari segi penelitian
sangat baik kualitas dan kuantitasnya dengan produksi tanaman 40 ton/ha/tahun bahan kering (BK) atau 174
ton/ha/th jika BK sebesar 23%.

Indigofera

Indigofera Sp adalah hijauan pakan jenis leguminosa pohon yang memiliki kualitas nutrisi yang tinggi
dan tahan terhadap kekeringan,sehingga dapat menjadi sumber pakan pada musim kemarau. Jenis rumput ini
sangat cocok untuk dikembangkan di propinsi Nusa Tenggara Timur yang memiliki curah hujan yang sangat
rendah yaitu 3 (tiga) bulan basah, selebihnya adalah musim kering.
Ciri-ciri Indigofera Sp adalah daunnya berseling, biasanya bersirip ganjil, kadang-kadang beranak daun
tiga atau tunggal. Bunganya tersusun dalam suatu tandan di ketiak daun, daun kelopaknya berbentuk genta
bergerigi lima, daun mahkotanya berbentuk kupu-kupu. Secara umum tipe buahnya polong, berbentuk pita
(pada beberapa jenis hampir bulat), lurus atau bengkok, berisi 1-20 biji yang kebanyakan bulat sampai jorong.
Semainya dengan perkecambahan epigeal, keping bijinya tebal, cepat rontok, dan memiliki akar tunggang.

Karakteristik Morfologi dan Produksi Indigofera Sp :


Parameter

Umur Tanaman (7 Bulan)

Bentuk daun

Lonjong memanjang

Warna daun

Hijau

Panjang Daun

6,93 cm

Lebar daun

2,49 cm

Tinggi Tanaman

388 cm

Rataan Produksi/pohon (segar)

2,595 kg

Rataan produksi daun/pohon

697,75 gr (34,43%)

Rataan produksi batang/pohon

1627,25 gr (63,57%)

Produksi (segar)

52 ton/ha

Indigofera sp. sangat baik dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak dan mengandung protein kasar
27,9%, serat kasar 15,25%, kalsium 0,22% dan fosfor 0,18%. Legum Indigofera Sp. memiliki kandungan
protein yang tinggi, toleran terhadap musim kering, genangan air dan tahan terhadap salinitas (Hassen et al.,
2007). Dengan kandungan protein yang tinggi (26% 31%) disertai kandungan serat yang relatif rendah dan
tingkat kecernaan yang tinggi (77%) tanaman ini sangat baik sebagai sumber hijauan baik sebagai pakan dasar

maupun sebagai pakan suplemen sumber protein dan energi, terlebih untuk ternak dalam status produksi tinggi
(laktasi).
Komposisi nutrisi Indigofera Sp :
Nutrisi

Komposisi

Bahan Kering

21,97 %

Abu

6,41 %

Protein Kasar

24,17 %

NDF

54,24 %

ADF

44,69 %

Energi Kasar

4,038 Kkal/kg

Kecernaan Indigofera Sp
Uraian

Capaian

Bahan Kering

59,98%

Bahan Organik

61,62%

Konsumsi dan Efisiensi penggunaan pakan Indigofera Sp


Uraian
Konsumsi Bahan Segar
Efisiensi Penggunaan
Pakan

Capaian
1,0 2,0
/ekor/hari
0,104 0,115

Pemanenan tanaman Indigofera tersebut dapat dilakukan dengan pemotongan optimum padan 0,75
sampai 1,5 meter dari permukaan tanah, tanaman yang sudah di panen/dipotong bisa dipotong kembali (Interval
Pemotongan). 60 sampai dengan 70 hari, tergantung kelebatan tanaman. Produksi yang dapat dihasilkan oleh
tanaman Indigofera adalah 7 sampai 10 ton /Ha .

Anda mungkin juga menyukai