Anda di halaman 1dari 4

Tumbuh dan Berkembangnya Semangat

Kebangsaan
 4 AGUSTUS 2020

 3 MINUTE READ
 KELAS PINTAR

Kalian pasti tidak asing dengan pepatah “Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh”,
yang artinya jika berjuang bersama maka kekuatan yang terbentuk akan semakin
besar dan peluang keberhasilan akan menjadi lebih besar. Di masa penjajahan, hal ini
menjadi titik balik bagi Indonesia dengan semangat kebangsaan sebagai pengikat
perjuangan bersama setelah sebelumnya kegagalan terus dialami karena perlawanan
yang bersifat kedaerahan.

Tumbuhnya semangat kebangsaan ditandai dengan diadakannya Kongres Sumpah


Pemuda pada tahun 1926 dan 1928. Setidaknya ada 6 faktor yang melatarbelakangi
tumbuhnya semangat kebangsaan rakyat Indonesia. Ini meliputi perluasan pendidikan,
kegagalan perjuangan di berbagai daerah, rasa senasib sepenanggungan,
perkembangan organisasi etnis, kedaerahan dan keagamaan, berkembangnya
berbagai paham baru, dan berbagai peristiwa dan pengaruh dari luar negeri.
 Perluasan Pendidikan

Pendidikan adalah investasi peradaban karena melalui pendidikan akan tertanamkan


pengetahuan dan kesadaran nasionalisme bangsa Indonesia. Secara bertahap mulai,
pada abad XX kesempatan memperoleh pendidikan bagi rakyat Indonesia semakin
besar, hal ini dipengaruhi kebijakan baru pemerintah Hindia-Belanda melalui Politis
Etis (politik Balas Budi).

 Kegagalan Perjuangan di Berbagai Daerah

Bangsa Indonesia menyadari kegagalan-kegagalan perjuangan kemerdekaan pada


masa lalu terletak pada perlawanan yang bersifat kedaerahan. Maka, memasuki abad
XX corak perjuangan bangsa Indonesia berubah dari bersifat kedaerahan menuju
perjuangan yang bersifat nasional.

 Rasa Senasib Sepenanggungan

Dengan berbagai kekalahan yang ditanggung rakyat Indonesia serta kekuasaan


Belanda yang semakin meluas telah memunculkan perasaan yang sama yaitu pihak
yang terjajah. Dengan timbulnya perasaan itu, kemudian ditambah dengan wawasan
yang semakin luas, masyarakat Indonesia kemudian bersatu dan membentuk sebuah
perkumpulan.

(Baca juga: 4 Periode Semangat dan Komitmen Kebangsaan)

 Perkembangan Organisasi Etnis, Kedaerahan dan Keagamaan

Munculnya organisasi-organisasi yang bersifat kedaerahan dan keagamaan menjadi


perintis munculnya organisasi pergerakan nasional. Sebelum adanya Kongres Pemuda
banyak masyarakat yang memiliki latar belakang yang sama mengikatkan diri dalam
organisasi, contohnya Serikat Pasundan yang berisi orang sunda, Jong Celebes yang
berisi orang Sulawesi, serta Muda Kristen Jawi dan Muhammadiyah yang berisi orang-
orang dengan latar belakang agama yang sama.

 Berkembangnya Berbagai Paham Baru

Paham-paham baru seperti Pan-Islamisme, Nasionalisme, Liberalism, Sosialisme, dan


demokrasi menjadi salah satu pendorong pergerakan nasional Indonesia.

 Berbagai Peristiwa dan Pengaruh dari Luar Negeri


Semangat kebangsaan juga tumbuh akibat berbagai peristiwa besar yang terjadi diluar
negeri. Kekalahan Russia oleh Jepang pada tahun 1905 telah menginspirasi bangsa-
bangsa di Asia bahwa orang Asia juga bisa mengalahkan bangsa Eropa.

Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia

Kebangkitan nasional yaitu masa lahirnya kesadaran bangsa Indonesia untuk berjuang
bersama-sama dalam mengusir penjajah. Dimana, kebangkitan nasional ini ditandai
dengan munculnya beberapa organisasi nasional seperti Budi Utomo, Sarekat Islam,
Indische Partij, Perhimpunan Indonesia, dan Partai nasional Indonesia.

Pergerakan Nasional pada Masa Pendudukan Jepang

Terdapat beberapa pembagian pergerakan nasional pada masa pendudukan Jepang


yaitu, proses penguasaan Indonesia, kebijakan pemerintah militer Jepang, pengerahan
romusha, dan eksploitasi kekayaan alam.

Proses Penguasaan Indonesia

Awal mula tujuan Jepang datang ke Indonesia untuk kepentingan ekonomi dan politik.
Pada saat itu, Jepang merupakan negara Industri yang sangat maju dan sangat besar,
sehingga Jepang menginginkan bahan baku industry yang tersedia di Indonesia untuk
kepentingan ekonominya.

Disamping itu, Jepang tumbuh menjadi satu-satunya negara Asia yang tidak terjajah
bahkan melakukan penjajahan. Kekuatan militer Jepang bahkan mampu mengalahkan
salah satu negara terkuat saat itu yaitu Uni Soviet (Rusia). Dalam perjalanannya
Jepang banyak menggalang kekuatan dari negara Asia lainnya karena membawa
semboyan 3A yaitu Jepang pemimpin Asia, Jepang pelindung Asia, serta Jepang
Cahaya Asia, sehingga dengan semboyan itu Jepang mendapatkan tempat di hati
rakyat Indonesia.

Pada masa kependudukan Jepang, bangsa Indoensia memiliki keleluasaan dalam


mengibarkan bendera merah putih serta menyanyikan lagu Indonesia Raya akan
tetapi keleluasaan yang didapatkan tersebut hanyalah untuk mengambil hati rakyat
Indonesia saja karena setelah mendapatkan hati rakyat, jepang melakukan penjajahan
dengan sangat kejam.

Kebijakan Pemerintah Militer Jepang


Ketangguhan Jepang dalam menguasai Asia dan melawan bangsa Barat membuat
Jepang mendapatkan banyak musuh, dan mereka menggabungkan kekuatan
militernya dengan menyebut sebagai sekutu. Menyadari akan bahaya musuh maka
Jepang membentuk berbagai organisasi militer yang beranggotan rakyat Indonesia.
Organisasi tersebut diantaranya adalah Seinendan, Fujinkai, Keibodan, Heiho, dan
Pembela Tanah Air (Peta).

Pengerahan Romusha

Tidak hanya memanfaatkan untuk kepentingan militer, Jepang juga menerapkan


kebijakan kerja paksa bernama Romusha. Pada saat itu, rakyat Indonesia yang
bergabung dalam Romusha dikerahkan untuk membangun berbagai fasilitas seperti
jalan, rel kereta api, jembatan, dan benteng pertahanan. Bahkan, Jepang mengirim
rakyat Indonesia untuk melakukan Romusha di berbagai negara lain seperti Thailand,
Malaya, dan Myanmar.

Eksploitasi Kekayaan Alam

Bukan hanya dari sisi tenaga rakyat Indonesia yang dimanfaatkan oleh Jepang tetapi
juga dari sisi kekayaan alam yang dieksploitasi secara besar-besaran. Bahan-bahan
tambang, tanaman hasil perkebunan, semuanya diambil dan hanya boleh
dimanfaatkan oleh Jepang, bahkan banyak rakyat Indonesia menderita kelaparan dan
bahkan meninggal dunia.

Anda mungkin juga menyukai