Anda di halaman 1dari 8

BAB I

Pendahuluan
Patience with small details makes perfect a large work, like the universe
JALALUDDIN RUMI

Tujuan
 Mendeskripsikan pengertian geometri
 Menggambar bangun ruang dengan metode/cara perspektif
 Menggambar bangun ruang dengan metode/cara stereometris

BAB I Pendahuluan [1]


A. Pengantar
Geometri merupakan bagian dari matematika yang sangat banyak
kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, persegi panjang
merupakan bangun yang paling banyak terlibat dalam kehidupan
manusia. Dewasa ini, bentuk-bentuk segitiga sama sisi, segilima
beraturan, dan segienam beraturan banyak digunakan dalam bidang
arsitektur dan industri. Bentuk lingkaran juga merupakan bentuk yang
melekat erat dengan perkembangan umat manusia. Dalam geometri
ruang, bangun-bangun ruang seperti balok, kubus, juga sangat bermanfaat
dalam kehidupan manusia, misalnya dalam mendesain bangunan.
Objek-objek geometri, termasuk objek gemetri ruang, merupakan
benda-bneda pikiran yang sifatnya abstrak. Misalnya, titik, garis, bidang,
balok, kubus, limas, bola, dan sebagainya. Benda pikiran dapat diperoleh
dari benda-benda nyata melalui proses abstraksi dan idealisasi. Untuk
memudahkan pembicaraan tentang bangun-bangun geometri dalam
pembelajaran matematika seringkali digunakan gambar atau model dari
bangun tersebut. Model-model bangun geometri tersebut dapat
digunakan sebagai alat peraga dalam kegiatan pembelajaran geometri.
Dalam pembelajaran geometri, secara tegas dibedakan antara
pengertian, gambar, dan model bangun geometri tersebut. Dengan
demikian, secara tegas dibedakan antara balok, gambar balok, dan model
balok. Dibedakan pula antara bola, gambar bola, dan model bola.

B. Gambar Geometri Ruang


Gambar sebuah benda dapat dipandang sebagai hasil proyeksi atau
bayangan dari model kerangka benda itu pada sebuah layar yang pada
umumnya layar itu dipikirkan sebagai sebuah bidang datar. Terdapat dua
cara atau jenis gambar geometri, yaitu gambar perspektif dan gambar
stereometris.

BAB I Pendahuluan [2]


1. Gambar Perspektif
Untuk menggambar bagun geometri dengan cara perspektif, acuan
yang digunakan adalah garis horizon atau cakrawala atau titik mata. Pada
gambar perspektif, garis-garis yang sebenarnya sejajar (kecuali yang
sejajar dengan horizon) menjadi tidak sejajar, tetapi arahnya ke satu titik
tertentu di horizon. Ruas-ruas garis yang sebenarnya sama panjang pada
umumnya pada gambar tidak sama panjang lagi. Gambar 1 menyajikan
contoh gambar perspektif balok ABCD. Pada gambar ini, misalnya, rusuk
AB dan CD tampak tidak sejajar dan menujuk ke titik tertentu di horizon.

Gambar 1.1 Gambar perspektif balok ABCD

2. Gambar Stereometris
Metode ini pada hakikatnya sama dengan cara perspektif, hanya saja
garis horizon dianggap letaknya tak berhinga. Pada metode ini, sinar-sinar
yang mengenai benda dianggap sejajar dan arahnya miring terhadap
permukaan bidang layar atau bidang gambar. Oleh karena itu, gambar
stereometris sering juga disebut proyeksi miring. Metode ini yang pada
umumnya digunakan dalam pembelajaran.

BAB I Pendahuluan [3]


Gambar 1.2 Gambar Stereometris Kubus ABCD.EFGH

Terdapat beberapa istilah penting yang perlu diketahui dalam


menggambar stereometris, yaitu sebagai berikut.
a. Bidang Gambar
Bidang gambar adalah bidang tempat gambar, yaitu permukaan papan
tulis atau permukaan kertas.
b. Bidang Frontal
Bidang frontal bidang tempat gambar atau setiap bidang yang sejajar
dengan bidang gambar. Keistimewaan dari bidang frontal ini adalah
bahwa setiap bangun yang terletak pada bidang itu bentuk dan
ukurannya dalam gambar sama dengan bentuk dan ukuran yang
sebenarnya. Misalnya pada gambar kubus ABCD.EFGH dengan bidang
ABFE frontal,maka ABFE benar-benar persegi dan sudut ABF,
misalnya, benar-benar siku-siku.
c. Garis Frontal
Garis frontal adalah garis atau ruas garis yang terletak pada bidang
frontal, diantaranya adalah vertikal. Setiap garis vertikal tentu frontal,
tetapi tidak setiap garis horizontal adalah frontal, mengapa?

BAB I Pendahuluan [4]


d. Garis Ortogonal
Garis orthogonal adalah garis yang letaknya tegak lurus pada bidang
frontal. Misalnya, AD, BC, dan FG
e. Sudut Surut atau Sudut Simpang atau Perbandingan Orthogonal
Yaitu perbandingan antara panjang ruas garis orthogonal dalam
gambar dengan panjang sebenarnya dari ruas garis itu. Contoh adalah
perbandingan panjang AD dalam gambar dengan panjang AD
sebenarnya.

Contoh 1
Buatlah gambar proyeksi miring dari kubus ABCD.EFGH yang alasnya
ABCD dan rusuk-rusuk tegaknya AE, BF, CG, dan DH. Panjang rusuknya 5
cm, bidang alasnya horizontal, bidang sisi tegak ABFE frontal, sudut
2
simpang 30, dan perbandingan proyeksi .
5
Jawab
Langkah 1
Lukis bidang alasnya terlebih dulu yang berupa daerah persegi ABCD.
Karena ABCD horizontal dan ABFE frontal, berarti rusuk AB letaknya
frontal horizontal, sehingga dalam gambar, AB panjangnya 5 cm

Langkah 2
Pada titik A dilukis sudut simpang 30

BAB I Pendahuluan [5]


Langkah 3
Melukis AD. Karena AD merupakan ruas garis ortogonal, sedang
2
perbandingan proyeksinya adalah , maka panjang AD pada gambar
5
2
adalah x 5 = 2 cm.
5

Langkah 4
Melukis bidang alas. Karena proyeksi miring persegi ABCD berupa
jajargenjang, maka gambar bidang alas ABCD dapat diselesaikan

Langkah 5
Melukis rusuk-rusuk tegak. Rusuk-rusuk tengahnya berupa ruas garis
vertikal. Jadi, letaknya frontal sehingga titik-titik sudut E, F, G, dan H dapat
digambar dan diperoleh gambar kubus ABCD.EFGH.

BAB I Pendahuluan [6]


Gambar 1.3 Gambar Stereometris Kubus ABCD.EFGH

Latihan 1
1. Buatlah gambar proyeksi miring dari kubus ABCD.EFGH dengan
bidang alas ABCD horizontal dan bidang sisi ABFE frontal. Panjang
3
rusuknya 6 cm, perbandingan proyeksi , dan diketahui
7
a. sudut simpang 45
b. sudut simpang 30
c. sudut simpang 150
Bandingkan ketiga gambar kubus dengan sudut simpang berbeda
tersebut dengan melukiskan diagonal sisiAF dan DE, diagonal ruang
DF dan AG. Apakah kriteria gambar yang baik?
2. Buatlah gambar balok ABCD.EFGH dengan AB = 7 cm, AD = 5 cm, AE =
4 cm, dengan bidang alas ABCD horizontal, bidang sisi ABFE frontal,
3
sudut simpang 37,5 dan perbandingan proyeksi
5
3. Buatlah gambar tabung dengan bidang alas horizontal, diameter alas 5
1
cm, tinggi 7 cm, sudut simpang 90, dan perbandingan proyeksi
3

BAB I Pendahuluan [7]


4. Buatlah limas segiempat beraturan T.ABCD dengan bidang alas ABCD
2
horizontal, BC frontal, sudut simpang 45, perbandingan proyeksi ,
5
AB = 5 cm, dan tinggi limas 7 cm
5. Buatlah gambar tabung dengan diameter bidang alas 6 cm,tinggi 8 cm,
1
bidang alas vertikal, sudut simpang 90, perbandingan proyeksi ,
2
dan letak sumbu tabung frontal horizontal
6. Buatlah gambar sebuah kerucut dengan jari-jari bidang alas 4 cm,
tinggi 8 cm, dan sudut simpang 90
7. Buatlah gambar bola dengan diameter 6 cm, sudut simpang 90 dan
1
perbandingan proyeksi
3

BAB I Pendahuluan [8]

Anda mungkin juga menyukai