BAHAN TEKSTIL
KELAS X
KONSTRUKSI TENUNAN
BAHAN TEKSTIL
Penyusun :
Tekstil ii
Kata Pengantar
Tekstil iii
Daftar Isi
Halaman
I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi ........................................................................... 1
B. Prasyarat ........................................................................... 1
C. Petunjuk Penggunaan Modul .............................................. 1
D. Tujuan Akhir ...................................................................... 2
E. Kompetensi ....................................................................... 2
F. Cek Kemampuan ............................................................... 2
II. PEMELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta Diklat ........................................... 3
B. Kegiatan Belajar
1. Kegiatan Pemelajaran ................................................ 4
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran ................................ 4
b. Uraian Materi ......................................................... 4
c. Rangkuman ........................................................... 18
d. Tugas .................................................................... 18
e. Lembar Kerja ......................................................... 19
Tekstil iv
Peta Kedudukan Modul
Tata Busana
Pembuatan
Pola Dasar Operator Pola
Pola
Menggunting
Pengguntingan
Bahan secara Operator Potong
Bahan Busana
Industri
Pembuatan
Busana
Industri
Operator Jahit
Pembuatan
Busana
(custom made)
Dasar-
Pembuatan
dasar Dasar Desain
TEKSTIL Hiasan
Teknologi Desain Busana
Busana
Menjahit
Tekstil v
KETERANGAN PETA KEDUDUKAN MODUL
BIDANG KEAHLIAN TATA BUSANA
KODE
NO MATA PELAJARAN JUDUL MODUL
MODUL
1 Tekstil C.2.1 Tekstil
2 Mengikuti Prosedur Kesehatan,
Dasar-dasar
C.2.2.1 Keselamatan, dan Keamanan
Teknologi Menjahit
dalam Bekerja (K3)
C.2.2.2 Jenis Mesin dan alat jahit
Standar mutu dan
C.2.2.3
Cara memeriksa mutu jahitan
C.2.2.4 Teknologi Menjahit
3 Bentuk,bagian dan
Dasar Pola C.2.3.1
perkembangan tubuh
C.2.3.2 Teknik mengukur tubuh
C.2.3.3 Pola Dasar Drapping
Pola Dasar Badan secara
C.2.3.4
Konstruksi
Pola Dasar Lengan secara
C.2.3.5
Konstruksi
C.2.3.6 Pola Dasar Rok secara Konstruksi
C.2.3.7 Pola Dasar Blus secara Konstruksi
4 Dasar Desain C.2.4.1 Dasar-dasar Desain
C.2.4.2 Desain Hiasan pada benda
C.2.4.3 Unsur Desain
C.2.4.4 Prinsip Desain
5 Pembuatan Hiasan C.3.1.1 Tusuk dasar sulaman
C.3.1.2 Hiasan payet
C.3.1.3 Sulaman pita
C.3.1.4 Hiasan pengecatan
6 Bentuk dasar dan perkembangan
Desain Busana C.3.2.1
mode busana
Pembuatan gambar bagian-
C.3.2.2
bagian busana
C.3.2.3 Rangka dan Sikap tubuh
Pembuatan gambar kepala,
C.3.2.4
wajah dan rambut,
C.3.2.5 Pembuatan gambar kaki dan jari
C.3.2.6 Pembuatan desain sketsa busana
C.3.2.7 Tekik penyelesaian secara kering
Tekstil vi
C.3.2.8 Tekik penyelesaian secara basah
7 Pembuatan Pola C.3.3.1 Uji-coba pola pola dasar
C.3.3.2 Merubah pola kemeja
C.3.3.3 Teknik pembuatan sampel rok
C.3.3.4 Teknik pembuatan sampel blus
C.3.3.5 Teknik pembuatan sampel kemeja
Penyesuaian pola, sesuai ukuran
C.3.3.6
standar(grading)
C.3.3.7 Pola celana panjang
C.3.3.8 Pola busana pesta wanita
Pola busana kerja wanita/Blazer
C.3.3.9
(tailoring)
8 Pembuatan Busana
C.3.4.1
Pembuatan busana secara
(Industri) Industri
C.3.4.1 Pengetahuan marker layout
C.3.4.2 Teknik menggelar bahan busana
secara industri
C.3.4.3 Menggunting bahan secara
industri
C.3.4.4 Teknik memberi tanda jahitan
pada komponen secara industri
C.3.4.5 Teknik membuat tiket dan label
C.3.4.6 Menjelaskan teknik mengikat
komponen busana secara industri
C.3.4.7 Teknik menjahit komponen
busana ritsluiting / belahan
secara industri
C.3.4.8 Teknik penyelesaian akhir busana
secara industri
C.3.4.9 Teknik pengemasan busana
secara industri
C.3.4.10 Perhitung harga jual busana
secara industri
9 Pembuaatan Busana
C.3.5.1
Gaun pesta, rok dan jaket
(Custom-Made)
C.3.5.2 Pengguntingan bahan busana
C.3.5.3 Menyeterika/Pressing busana
C.3.5.4 Menjahit busana
Perhitungan kalkulasi harga jual
C.3.5.5
busana
C.3.5.6 Pengemasan busana
Tekstil vii
Mekanisme Pemelajaran
START
Lihat Kedudukan
Modul
Lihat Petunjuk
Penggunaan Modul
Kerjakan cek
kemampuan Nilai > = 75
Nilai < = 75
Kegiatan Belajar 1
Kegiatan Belajar 2
Kegiatan Belajar 3
Kegiatan Belajar 4
Evaluasi
Nilai < 75 Tertulis &
Praktik
Modul berikutnya/
Nilai
Uji Kompetensi
Tekstil viii
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
B. Prasyarat
D
alam mempelajari modul ini Anda harus sudah menguasai dasar-
dasar menggambar busana. Karena dalam memilih bahan tekstil
pengetahuan tentang dasar-dasar disain, faktor pemilihan disain
harus dipahami dengan benar agar tidak mengalami kesulitan ketika
mempelajari materi pemilihan bahan tekstil.
Tekstil 1
9. Perlengkapan yang perlu Anda persiapkan:
a. Bermacam-macam bahan tekstil.
b. Bermacam-macam perca bahan tekstil dengan ukuran 8x10 cm.
D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda dapat:
1. Memahami tenunan bahan tekstil.
2. Mengenal konstruksi tenunan bahan tekstil.
3. Mengenali tekstur bahan tekstil berdasarkan konstruksi dasar
tenunannya.
4. Mempraktekkan konstruksi tenunan bahan tekstil
E. Cek Kemampuan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tenunan !
2. Jelaskan 3 macam dasar tenunan bahan tekstil !
3. Jelaskan 5 macam tekstrur bahan tekstil berdasarkan konstruksi
dasar tenunannya !
4. Jelaskan ciri-ciri khas dari masing-masing dasar tenunan bahan
tekstil !
Tekstil 2
BAB. II
PEMELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta Didik
Kompetensi Inti :
K3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan
metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Tata
Busanapada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks,
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai
bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat
nasional, regional, dan internasional.
K4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Materi Pokok :
1. Dasar tenunan bahan tekstil
2. Konstruksi tenunan bahan tekstil
Tanda
Tempat Alasan
No Jenis Kegiatan Tgl. Waktu
Belajar Perubahan
Tangan
Guru
B. Kegiatan Belajar
Tekstil 3
2. Mempraktekkan pola konstruksi tenunan bahan tekstil.
b. Uraian Materi
a) Tenunan (Woven)
Kalau kita memperhatikan selembar kain, maka kita akan
mengetahui arah panjang dan lebar kain, serta pinggir kain atau tepi kain.
Ketika kita mengamati kain dengan lebih teliti maka kita bisa melihat kain
dengan lebih teliti maka kita bisa melihat susunan benang-benang yang
sejajar dan searah dengan tepi kain dan benang-benang yang melintang.
Benang-benang yang sejajar pinggir kain disebut dengan Benang
Lusi. Sedangkan benang yang melintang disebut dengan Benang Pakan.
Benang lusi dan benang pakan saling menyilang satu sama lain.
Setiap bahan tenunan mempunyai pinggir atau tepi kain (selvage)
sepanjang kedua sisi kain dan biasanya dibuat lebih tebal dengan cara
memakai benang gintir atau memperbanyak jumlah benang lusi
dibandingkan pada bagian tengah kain. Lebar pinggir kain bervariasi
sekitar 0,5 cm sampai 1 cm. Hal ini bertujuan untuk menguatkan kain dan
melindungi benang-benang supaya tidak mudah bertiras.
Selalu pastikan bahwa benang-benang pakan ada pada sudut yang
tepat pada tepi kain (selvage). Hal ini menunjukkan bahwa bahan terletak
pada lajurnya atau sesuai dengan arah serat (grain line) suatu hal yang
harus dipertimbangkan ketika kita memotong bahan.
Kekencangan dari suatu tenunan tergantung pada jumlah benang-
benang lusi dan benang-benang dan dalam setiap 1 cm2. Hal ini biasa
disebut dengan Tetal Kain. Banyaknya benang lusi per 1 cm dan benang
pakan per 1 cm masing-masing disebut dengan tetal lusi dan tetal pakan.
Tekstil 4
Konstruksi tenunan dibedakan berdasarkan silang tenunan, yaitu
silang dasar dan silang dasar yang divariasi. Ada tiga macam silang dasar,
yaitu silang polos, silang kepar, dan silang satin. Dalam perkembangannya
ada bermacam silang tenunan tetap pada dasarnya merupakan variasi dari
ketiga silang dasar tersebut, kecuali untuk tenunan yang berpola
(patterned).
Tekstil 5
Beberapa tenunan dengan silang kepar antara lain drill, jeans,
denim, gabardin dan sebagainya.
b) Rajutan (Knitted)
Tekstil 6
Apabila kita mengamati selembar kain rajut, kita akan melihat alur-
alur pada kain itu baik ke arah panjang kain maupun ke arah lebar kain.
Alur-alur ini terbentuk oleh rangkaian sengkelit. Menurun arah alur
tersebut istilah baris sengekelit (wale) dan deret jeratan (course), baris
sengkelit (wale) adalah satu deretan sengkelit ke arah panjang kain yang
dalam pembuatannya dibentuk oleh sebuah jarum. Sedangkan deret
sengkelit (course) adalah satu deretan sengkelit rajut ke arah lebar kain.
Tekstil 7
(2) Kain Rajut Trikot (Triko)
Rajutan lusi termasuk rajutan triko dan rajutan raschel. Triko
mempunyai tekstur rib yang halus serta drape lembut dan
seringkali digunakan untuk bahan pelapis (lining), pakaian
sehari-hari (casual) dan pakaian dalam (lingerie).
Tekstil 8
Bahan anyaman bisa Anda buat dari beraneka bahan. Asal bahan
itu tidak mudah putus dan pipih serta lentur maka bahan itu bisa dianyam,
misalnya: kulit, benang, plastik, rafia, bambu, rotan, dan bahan alami
yang lain, seperti rumput, rumputan, mendong, agel, enceng gondong
yang sudah dikeringkan, pelepah pisang, akar wangi dan sebagainya.
Hasil dari anyaman bisa berupa tas dari kulit yang dianyam,
anyaman kain, plastik, sepatu, rompi, atau garnitur busana dan pelengkap
busana. Juga untuk lenan rumah seperti taplak meja, alat rumah tangga
misalnya alat dapur, hiasan dinding, kerajinan tangan dan sebagainya.
Anyaman dapat dibuat dalam bentuk pipih atau bulat, misalnya
veterband, tali sepati dan ikat pinggang.
d) Buhul
e) Kaitan
Teknik membuat kain yang lain adalah mengait dan hasilnya
dinamakan crochet (kaitan). Kaitan dibuat dari benang kait, misalnya
benang wol, benang akrilik, benang katun, benang nilon maupun jerami
(raffia) dan lainnya. Untuk mengait dipergunakan jarum kait (haak-
pen/Belanda, Crochet needle/Inggris) dari ukuran kecil sampai besar,
disesuaikan dengan benang yang dipergunakan. Untuk jarum kait yang
kecil (jarum bernomor kecil) dipakai benang yang kecil (halus). Untuk
benang yang besar digunakan jarum kait yang besar (jarum bernomor
besar).
Tekstil 9
Nomor jarum kait ukuran standar internasional adalah dari 0.60
sampai dengan 7.00. Contoh hasil kaitan ialah blus, vest (rompi),
selendang, taplak meja, seprai, tas, topi, dan lainnya. Ada bermacam-
macam kaitan antara lain:
Kaitan Biasa
Kaitan Tunisia
Kaitan Irish
Kaitan Amerika
Kaitan Renda
Tekstil 10
Kaitan Triko Kaitan Renda Aghan
3) Kaitan Irish
Tekstil 11
(4) Kaitan Amerika
Kaitan Amerika hampir sama dengan kaitan irish. Bedanya,
motif pada kaitan amerika merupakan motif bunga yang
rata/datar, sedangkan pada kaitan irish bermotif bunga timbul.
Dari kaitan yang rata tersebut dirangkaikan menjadi satu,
sehingga merupakan suatu patchwork (tambal) yang
dipergunakan untuk penutup seprai tempat tidur (bed cover),
tas, taplak meja, vest (rompi), dan lainnya.
Tekstil 12
f) Renda
Corak kain renda dapat terdiri atas dua bagian yaitu bagian yang
merupakan dasar dan bagian lainnya merupakan sekelompok
motif-motif tertentu, misalnya motif bunga. Benang linen
biasanya dapat dibuat renda yang nyata (dengan benang besar),
yang dikerjakan dengan tangan atau mesin. Tetapi, benang
kapas, rayon, nilon, atau sutra dibuat dengan mesin. Ada
beberapa macam renda, yaitu filet, renda simpul (frivolite), dan
tula (tulle).
Tekstil 13
g) Kempa
Tekstil 14
8 Batish Blus, busana dalam, bahan pelapis
9 Tafetta Bahan pelapis dan busana pesta malam
10 Lenan Busana kerja
11 Lame (lamay) Busana adat, pesta malam, lenan Rumah
Tangga
12 Organdi Blus, gaun
13 Drill Busana pria, rok, busana anak, slack
14 Gabardin Slack, celana pria, busana OR
15 Denim Busana pria, wanita, jeans, jaket, rok
16 Sharskin Busana tenis (cocok untuk busana yang
dipleats)
17 Saten Blus dan gaun, bahan pelapis, lenan RT
18 Satin Busana pengantin, pesta malam
19 Crepe Busana pesta (bahan rok)
20 Corduray Slack, busana anak, jaket
21 Beledu Busana adat, busana pesta malam
22 Velvetten Rok, celana, busana anak, jaket
23 Flanelette Busana bayi
24 Bordir Blus, bebe dan kebaya
25 Brocade Kebaya, busana pesta
26 Kanstof Kebaya, busana pesta
27 Lace (Renda) Kebaya, busana pesta
28 Trico Busana santai, busana OR
Tekstil 15
No Jenis/Bahan Sifat Perawatan
- Linen dipakai seperti serat biji
- Lebih kuat dari
serat kapas
- Kurang elastis dan
agak kaku
- Cepat menghisap
air dan cepat
kering
- Tidak tahan
pemutih
Tekstil 16
No Jenis/Bahan Sifat Perawatan
- Jersey - Sangat sabun lama dalam
- Cashmere higroskopis, air hangat ( 39oC)
- Twill Prancis lambat basah tapi diremas lalu
- Loop Tweed lambat kering digantung di tempat
- Fancy - Tidak tahan teduh
Tweed ngengat - Diseterika dengan
temperatur hangat
di bawah kain
lembab
c. Rangkuman
1. Konstruksi tenunan dibedakan berdasarkan silang tenunan,
yaitu silang dasar dan silang dasar yang divariasi. Ada tiga
macam silang dasar, yaitu silang polos, silang kepar, dan silang
satin.
2. Proses pembuatan bahan tekstil menggunakan metode:
tenunan (woven), rajutan (knitted), anyaman, kaitan, buhul,
renda, dan bukan tenunan (non woven).
Tekstil 17
3. Setiap metode pembuatan bahan tekstil/konstruksi tenunan
akan menghasilkan tekstil dengan karakteristik dan sifat yang
berbeda-beda.
d. Tugas
Nama : ..........................................
Kelas : ..........................................
Konstruksi
No Contoh Bahan Tekstur Bahan
Tenunan
10
Tekstil 18
BAB. III
EVALUASI
A. Evaluasi
Tekstil 19
D. Kain mori, satin, organdi, triko
E. Kain mori, drill, satin, blaco
10. Anyaman bukanlah suatu hasil tenunan, tetapi dibuat dari satu
susunan benang yang disilangkan miring dari kiri ke kanan dan
kembali lagi, misalnya .........
A. Veterband dan tali kor
B. Pita satin dan tali sepatu
C. Veterband dan tali sepatu
D. Veterband dan pita hias
E. Pita hias dan tali kor
Tekstil 20
2. Kunci Jawaban Soal Pilihan Ganda
1. E 6. D
2. A 7. A
3. C 8. B
4. D 9. E
5. B 10. C
Tekstil 21
A. Format Penilaian
Pada penilaian akhir ini skor tertinggi yang dapat dicapai adalah
100 dengan rincian sebagai berikut :
Tekstil 22
BAB. IV
PENUTUP
Tekstil 23
DAFTAR PUSTAKA
http://kumpulan.info/hobby/kegiatan/121-merajut-dan-merenda.html
Tekstil 24