4 Lapres Modul 4
4 Lapres Modul 4
FAKULTAS TEKNIK
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
Nama : RIVA MAULANA
Praktikum : MATEMATIKA TEKNIK NPM/Semester : 17031010154 / IV
Percobaan : METODE ELIMINASI GAUSS Sesi : III
DAN GAUSS JORDAN Paralel :D
Tanggal : 5 MARET 2019
Pembimbing : DR. T. IR. DYAH SUCI P., MT
LAPORAN RESMI
SOAL
4. Untuk program Metode gauss jordan yang telah anda pelajari, dapat
disederhanakan kembali, sederhanakan program tersebut agar menjadi
program yang lebih efisien dan dapat digunakan untuk semua persamaan serta
buat flowchartnya? (buat persamaannya sendiri, setiap grup berbeda)
1. Rangkuman
A. Modul 1 : Pemograman pascal dan aplikasi matlab
Pascal merupakan salah satu jenis dari bahasa pemrograman. Bahasa
pascal merupakan jenis bahasa pemrograman yang sudah tua dan jarang
digunakan untuk saat ini. Namun pascal baik untuk dipelajari bagi pemula
yang ingin mempelajari tentang bahasa pemrograman
Matlab merupakan salah satu jenis dari bahasa pemrograman. Matlab
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam bentuk model
matematika. Matlab sangat multi fungsi tidak hanya bisa menyelesaikan
permasalahan model matematika saja namun juga dapat membuatnya
dalam bentuk grafik juga. Dan masih banyak lagi kegunaan dari matlab.
Dalam pascal untuk input data Dalam matlab untuk input data
menggunakan statement read/readln menggunakan statement input dan untuk
sedangkan untuk mengoutput data output data menggunakan statement
menggunakan write/writeln display
Dalam pascal untuk pemilihan kondisi Dalam matlab untuk pemilihan kondisi
dapat menggunakan beberapa statement dapat menggunakan if, elseif, dan switch
yaitu if then, if then else, dan case of case
Dalam pascal untuk perulangan dapat Dalam matlab untuk perulangan dapat
menggunakan statement yaitu for do, menggunakan while dan for
while do, repeat until
Pascal tidak dapat membuat grafik Matlab dapat digunakan untuk mebuat
grafik yaitu dengan menggunakan
statement plot
Menurut saya yang paling efektif dalam menyelesaikan suatu permasalahan
adalah matlab karena matlab lebih multi fungsi dan bahasa yang digunakan lebih
sederhana sehingga lebih menghemat waktu
f ( x i+1 )
x ¿=x i +1− ( x i+1 −x i )
f (x i+1 )−f ( x i )
dengan menggunakan nilai x tersebut untuk mencari nilai f(x) dan
dilanjutkan untuk mencari nilai x yang selanjutnya
Metode yang paling efektif untuk mencari nilai akar-akar dari suatu permasalahan
yaitu metode Iterasi. Karena metode ini dapat digunakan untuk persamaan
polinomial berderajat banyak tidak hanya terbatas pada derajat dua saja dan juga
lebih mudah dan lebih efektif penggunaannya dibandingkan metode Bisection.
C. Modul 3 : Metode Newthon-Rhapson, Metode Secant, dan Metode Iterasi
Metode Nowton-Rhapson merupakan salah satu metode yang dapat
digunakan untuk mencari akar-akar dari suatu persamaan dengan cara
pertama kita menentukan nilai x1 nya terlebih dahulu. Kemudian nilai x1
itu dimasukkan dalam persamaan f(x) yang ada serta turunan dari
persamaan itu f’(x). Setelah itu kita dapat mencari nilai x selanjutnya
dengan cara nilai x1 kita tadi dikurangi dengan hasil bagi dari f(x) dan
f ( xi )
x i+1 =xi −
f’(x) atau dapat dituliskan dengan rumus : f '( x i ) . Kemudian
x i+1−x i
dikalikan 100% atau bisa dituliskan dengan rumus : ɛa = | |
x i+1
x
Metode yang paling efektif dalam mencari akar-akar dari suatu persamaan yaitu
metode iterasi karena lebih cepat dan mudah dalam mendapat akar-akar dari suatu
persamaan dan juga ada perhitungan faktor koreksinya yang menjadikannya lebih
teliti
Metode yang paling efektif dalam menyelesaikan persamaan linear yaitu metode
Gauss-Jordan. Karena metode Gauss-Jordan ini lebih jelas dalam penentuan
hasilnya dan lebih mudah untuk dipahami.
2. Program Sejarah Indonesia
Algoritma
a. Start
b. Masukkan persamaan dalam bentuk matrix
c. Data akan diproses dengan rumus :
a1=a(1,:)/a(1,1) yakni baris 1 baru = seluruh data pada baris 1 dibagi
dengan data pada baris 1 kolom 1
a2=a(2,:)-(a1*a(2,1)) yakni baris 2 baru = seluruh data pada baris 2
dikurang dengan hasil kali data baris 1 dengan data baris 2 kolom 1
a3=a(3,:)-(a1*a(3,1)) yakni baris 3 = seluruh data pada baris 3 dikurang
dengan hasil kali data baris1 dengan data baris 3 kolom 1
b=[a1;a2;a3] yakni matriks baru berupa baris 1,baris 2 dan baris 3 yang
baru
d. Output berupa matrix b
e. Data akan diproses kembali dengan rumus :
b2=b(2,:)/b(2,2) yakni baris 2 baru = seluruh data pada baris 2 dibagi
dengan data pada baris 2 kolom 2
b1=b(1,:)-(b(1,2)*b2) yakni baris 1 baru = seluruh data pada baris 1
dikurang dengan hasil kali data baris 2 dengan data baris 1 kolom 2
b3=b(3,:)-(b2*b(3,2)) yakni baris 3 baru = seluruh data pada baris 3
dikurang dengan hasil kali data baris 2 dengan data baris 3 kolom 2
c=[b1;b2;b3] yakni matriks baru berupa baris 1,baris 2 dan baris 3 yang
baru
f. Output berupa matrix c
g. Data akan diproses kembali dengan rumus :
c3=c(3,:)/c(3,3) yakni baris 3 baru = seluruh data pada baris 3 dibagi
dengan data pada baris 3 kolom 3
c1=c(1,:)-(c(1,3)*c3) yakni baris 1 baru = seluruh data pada baris 1
dikurang dengan hasil kali data baris 3 dengan data baris 1 kolom 3
c2=c(2,:)-(c(2,3)*c3) yakni baris 2 baru = seluruh data pada baris 2
dikurang dengan hasil kali data baris 3 dengan data baris 2 kolom 3
d=[c1;c2;c3] yakni matriks baru berupa baris 1,baris 2 dan baris 3 yang
baru
h. Output berupa matrix d, dan nilai dari x, y, dan z
i. End
Flowchart
Start
Input
persamaan
dalam bentuk
matrix
a1=a(1,:)/a(1,1);
a2=a(2,:)-(a1*a(2,1));
a3=a(3,:)-(a1*a(3,1));
b=[a1;a2;a3];
Output
matrix b
b2=b(2,:)/b(2,2);
b1=b(1,:)-(b(1,2)*b2);
b3=b(3,:)-(b2*b(3,2));
c=[b1;b2;b3];
Ouput
matrix c
c3=c(3,:)/c(3,3);
c1=c(1,:)-(c(1,3)*c3);
c2=c(2,:)-(c(2,3)*c3);
d=[c1;c2;c3];
Output matrix
d, dan nilai
dari x, y, dan
z
End
Listing Program
clear all;
clc;
disp(' Metode Gauss Jordan ');
disp('------------------------------------------');
disp(' ');
a=input('Masukkan persamaan (dalam matriks) : ');
a1=a(1,:)/a(1,1);
a2=a(2,:)-(a1*a(2,1));
a3=a(3,:)-(a1*a(3,1));
b=[a1;a2;a3];
disp('-------------------------------------------');
disp([b]);
disp('-------------------------------------------');
b2=b(2,:)/b(2,2);
b1=b(1,:)-(b(1,2)*b2);
b3=b(3,:)-(b2*b(3,2));
c=[b1;b2;b3];
disp('-------------------------------------------');
disp([c]);
disp('-------------------------------------------');
c3=c(3,:)/c(3,3);
c1=c(1,:)-(c(1,3)*c3);
c2=c(2,:)-(c(2,3)*c3);
d=[c1;c2;c3];
disp('-------------------------------------------');
disp([d]);
disp('-------------------------------------------');
disp('Jadi didapat nilai x,y,z sebagai berikut : ');
disp(['x = ',num2str(d(1,4))]);
disp(['y = ',num2str(d(2,4))]); disp(['z = ',num2str(d(3,4))]);
Hasil Run “Program Sejarah Indonesia”
3. Metode Gauss Jordan
A. Penyelesaian dengan cara manual
ubah dalam bentuk matrik
0 2 -2 6 w 24
0 4 10 3 x 6
0 3 -2 -1 y 4
3 16 0 -4 z 88
Baris pertama dicos kan , maka bentuk matriks pers. akan menjadi
1.0000 -0.4161 -0.4161 0.9602 w 0.4242
0 4 10 3 x 6
0 3 -2 -1 y 4
3 16 0 -4 z 88
-4 – 4 (0,9602) = -6.8805
S ta rt
I npu t
pe r sa m a an
m o de l m atr iks
O utpu t h as il
W ,X ,Y ,Z
E nd
Listing Program
clear all;
clc;
disp('=====================================');
disp('---------Metode Gauss Jordan---------');
disp('=====================================');
a=input('Masukkan persamaan (dalam matriks) : ');
disp('-----------------------------------------------------------------------------');
a1=cos(a(1,:));
a2=a(2,:)-(a1*a(2,1));
a3=a(3,:)-(a1*a(3,1));
a4=a(4,:)-(a1*a(4,1));
b=[a1;a2;a3;a4];
disp([b]);
disp('-----------------------------------------------------------------------------');
b2=b(2,:)/b(2,2);
b1=b(1,:)-(b(1,2)*b2);
b3=b(3,:)-(b2*b(3,2));
b4=b(4,:)-(b2*b(4,2));
c=[b1;b2;b3;b4];
disp([c]);
disp('-----------------------------------------------------------------------------');
c3=c(3,:)/c(3,3);
c1=c(1,:)-(c(1,3)*c3);
c2=c(2,:)-(c(2,3)*c3);
c4=c(4,:)-(c(4,3)*c3);
d=[c1;c2;c3;c4];
disp([d]);
disp('-----------------------------------------------------------------------------');
d4=d(4,:)/d(4,4);
d1=d(1,:)-(d(1,4)*d4);
d2=d(2,:)-(d(2,4)*d4);
d3=d(3,:)-(d(3,4)*d4);
e=[d1;d2;d3;d4];
disp([e]);
disp('-----------------------------------------------------------------------------');
disp('Maka di dapat w,x,y,z sebagai berikut : ');
disp(['w = ',num2str(e(1,5))]);
disp(['x = ',num2str(e(2,5))]);
disp(['y = ',num2str(e(3,5))]);
disp(['z = ',num2str(e(4,5))]);
Hasil Run “Program Persamaan Metode Gauss Jordan”
4. Program Metode Gauss Jordan Ordo 3x3
Algoritma
1. Mulai program
2. Memasukkan persamaan model matriks 3x3
3. Program akan memproses persamaan tersebut dengan rumus :
a. b=[f]
b. R=rref(b)
4. Memunculkan hasil dari perhitugan dengan metode Gauss Jordan
5. Program berakhir.
6.
Flowchart
Start
Input
persamaan
model matriks
3x3
b=[f]
R=rref(b)
Output hasil
dari perhitungan
Metode Gauss
Jordan
End
Listing Program
clc;
clear all;
disp('======================================================
=');
disp('| METODE GAUSS-JORDAN |');
disp('| MATRIKS 3x3 |');
disp('======================================================
=');
f=input('Masukkan persamaan (matriks) : ');
b=[f]
R=rref(b);
disp('Jadi hasil akhirnya ialah');
disp('======================================================
=');
disp(R)
disp('======================================================
=');
Hasil Run “Program Metode Gauss Jordan Ordo 3x3”