PEMBELAJARAN
A. Deskripsi
Pengecilan ukuran bahan padat maupun cair merupakan proses awal dalam suatu
kegiatan pengolahan pangan. Pencampuran dilakukan pada setiap pengolahan saat
membuat adonan ataupun pada proses akhir, dalam bentuk pencampuran kering,
semi basah maupun basah. Emulsifikasi biasa digunakan untuk membuat emulsi
suatu campuran atau adonan, selama proses maupun sebagai hasil akhir. Ekstraksi
banyak digunakan dalam membuat minuman seperti sari buah atau susu kedele,
dan saat memisahkan bagian padatan dengan cairan.
Semua kompetensi dasar tersebut tidak dapat berdiri sendiri, tetapi akan selalu
berkaitan dengan dasar proses lainnya seperti pemakaian suhu tinggi, suhu
rendah, pengawetan, pengemasan dan berbagai kompetensi dasar lainnya, bahkan
keempat kompetensi dasar yang dibahas dalam modul inipun dapat terkait satu
dengan yang lainnya, sebagai contoh: saat dilakukan proses pencampuran, dapat
diawali dengan proses pengecilan ukuran, demikian pula dengan proses
emulsifikasi dan ekstraksi, biasanya dilakukan proses pengecilan ukuran terlebih
dahulu.
6
Menerapkan proses konversi bahan dalam pembelajarannya tidak dapat berdiri
sendiri, dan pembelajaran setiap kompetensi dasar harus digabungkan dengan
proses lain dalam satu wahana produk, misalnya pembelajaran ekstraksi, wahana
yang digunakan adalah sari buah atau susu kedele, dan dalam hal ini, peserta didik
tidak mempelajari bagaimana membuat sari buah atau susu kedele, tetapi
bagaimana prinsip proses ekstraksi disertai faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Jadi bisa saja sari buah atau susu kedele yang dihasilkan tidak maksimal
perolehannya, tetapi peserta didik akan mengetahui proses ekstraksi.
B. Kegiatan Belajar
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini, peserta didik akan dapat menerapkan teknik
konversi bahan dalam pengolahan yang terdiri dari pengecilan ukuran,
pencampuran, emulsifikasi, dan ekstraksi, baik secara terpisah maupun dalam
satu kesatuan proses; sehingga memahami dengan benar prinsip-prinsip dasar
proses tentang teknik konversi tersebut.
2. Uraian Materi
7
Amati gambar di bawah ini, teknik konversi bahan apa yang terdapat dalan
produk tersebut!
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3 Gambar 4
Gambar 5 Gambar 6
8
Lembar Pengamatan:
Gambar
Gambar
Gambar
9
Gambar Nama Produk/Gambar Proses Konversi Bahan
Gambar
Gambar
10
a. Pengecilan Ukuran
11
Pengelompokan metoda pengecilan ukuran tergantung partikel yang
dihasilkan, yaitu:
1) Chopping, cutting, slicing, dan dicing Commented [RH2]: Untuk kata yang berasal dari bahasa asing
ditulis miring
a) besar sampai sedang (potongan daging, keju, irisan buah-buahan Commented [RH3]: Untuk kata yang berasal dari bahasa asing
ditulis miring
untuk pengalengan)
b) sedang sampai kecil (potongan sayuran seperti buncis dan wortel)
c) kecil sampai granular (daging cincang atau abon daging, irisan
kacang, parutan sayuran)
2) Penggilingan menjadi tepung atau pasta untuk meningkatkan kehalusan
(tepung rempah-rempah, tepung-tepungan, gula halus, pasta halus)
3) Emulsifikasi dan homogenisasi (mayonais, susu, mentega, es krim, dan
margarin)
Struktur mekanik bahan dapat memberi petunjuk pada tipe gaya yang
harus diberikan agar terjadi pemecahan bahan. Untuk bahan-bahan
yang mudah pecah (frioble) atau bahan yang memiliki struktur kristal,
pemecahan lebih mudah terjadi secara memanjang dalam satu bidang
datar, alat yang sesuai dengan bahan tersebut bila bahan cenderung
pecah pada beberapa jalur pecahan, alat yang dipakai menggunakan
gaya pukul “impact”, sedangkan bahan yang cenderung sobek “sehar”,
cara yang tepat untuk proses pengecilan ukurannya adalah dengan cara
pengirisan dan pemotongan.
12
Selain kekerasan dan struktur mekanis bahan, air dalam bahan juga
dapat mempengaruhi proses pengecilan ukuran. Air pada bahan dapat
berperan memperlancar atau menghambat proses pegecilan ukuran.
Kadar air yang berlebihan dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan
“clogging” selama penggilingan, sehingga menurunkan efisiensi produk.
Sebaliknya pada penggilingan basah, air sangat membantu dalam
rangka mendapatkan partikel.
13
Beberapa contoh alat pengecilan ukuran berdasarkan jenis dan
fungsinya diterapkan dalam industri pengolahan hasil pertanian
yaitu:
Ada dua jenis cutter yaitu pisau pemotong dan pisau pengupas
masing-masing mempunyai fungsi sebagai berikut :
14
Gambar 2. Pengecilan ukuran/memotong.
Contoh pisau yang didesain secara khusus, antara lain adalah: Commented [RH7]: apa tidak sebaiknya dilengkapi dengan
gambar
Pisau Kobis
Pisau Cincang
Gambar 3.
Digunakan untuk mencincang daging Pisau kubis
15
Pisau pengiris (slicer) Commented [RH8]: dimiringkan
16
Cutter biasanya dirawat dengan cara mencuci/membersihkan
cutter dari sisa-sisa bahan yang menempel. Penyimpanan
cutter dilakukan ditempat kering, dan mempertahankan agar
pisau tidak tumpul, maka harus sering diasah.
Alat ini ada yang bersifat multi guna dan ada yang khusus.
Namun penggunaan alat ini pada umumnya untuk pemarutan
ketela pohon, dan buah kelapa yang akan diambil patinya atau
ekstraknya. Jenis alatnya adalah pisau berputar (rotary knife
cutter). Pisau ini umumnya digunakan untuk keperluan Commented [RH10]: dimiringkan
17
Prinsip kerja alat ini adalah
dengan menekan bahan pada
sebuah silinder yang pada
permukaannya dilengkapi dengan
parut. Silinder digerakan oleh
sebuah motor, sehingga terjadi
perajangan/pemarutan bahan.
kedua gigi telah aus, maka parut diganti dengan yang baru.
(c) Cucilah setelah dipakai dengan membongkar blok mesin
tersebut yang mudah dibongkar.
b) Jenis dan Alat Pengecil Ukuran Pada Bahan Kering (Grinder/ Commented [RH12]: dimiringkan
Penggiling)
19
Hammer mill terdiri dari silinder logam dengan diameter 20-30
cm. pada silinder tersebut dipasang pisau untuk mengiris buah
yang masuk.
21
(2) Burr Mill Commented [RH16]: sebaiknya dilengkapi dengan gambar ,
bahasa asing dimiringkan
Alat ini sering disebut dengan “disc mill”. Burr mill/disc mill yang
terdiri dari dua buah piringan atau lebih. Pada burr mill satu
piringan yang berputar sedangkan piringan lain tetap, atau
keduanya berputar tetapi berlawanan arah.
Burr mill sangat cocok untuk operasi yang memperoleh hasil Commented [RH17]: mungkin yang dimaKSUD adalah
“memperoleh”
gilingan berukuran kasar dan sedang.
22
Alat ini bekerja dengan prinsip
sebagai berikut: setelah bagian alat
yang sudah terpasang dengan benar
dan motor penggerak telah
dihidupkan, maka dengan gerakan
tersebut lempeng batu akan
berputar, dan karena adanya gigi
transmisi serta adanya umpan
(bahan masuk), maka akan terjadi
penghancuran bahan, yang
selanjutnya mengalir ke luar melalui
lubang pengeluaran. Gambar 13. Contoh burr mill
untuk biji jagung.
Pada saat roda penggerak berputar, maka pivot (1) dan rahang
bergerak (2) dapat membuka dan menutup, rahang (4) dalam
kondisi tetap tidak bergerak. Pada waktu terjadi gerakan Commented [RH19]: kurang huruf “j”
23
Gambar 14. Jaw crusher
Alat ini berguna untuk merubah gabah menjadi beras pecah kulit.
Bagian-bagian alat, terdiri dari lubang pemasukan (roll hopper), Commented [RH23]: istilah asing dimiringkan
pengatur masuknya gabah (lead roller), pengatur clearance (roll Commented [RH24]: istilah asing dimiringkan
adjusting handle) dan silinder karet (rubber roller). Commented [RH25]: istilah asing dimiringkan
Commented [RH26]: istilah asing dimiringkan
Prinsip kerja alat dengan bahan roda penggerak roda gigi akan
berputar, dan bahan yang dihancurkan diletakan diantara dua Commented [RH28]: kurang “ a “
25
Gambar 16. Gambar prinsip kerja roll mill.
26
pengecilan ukuran (menjadi 0,5-30µm) dan meningkatkan jumlah,
dari partikel padat atau cair pada fase terdispersi dengan
menggunakan tekanan.
(2) Air dalam minyak (water in oil, w/o), contohnya margarin. Commented [RH30]: dimiringkan
27
Protein dan fosfolipid bertindak sebagai emulsifier, tetapi dalam
proses pangan digunakan juga bahan sintetik (seperti ester dari
gliserol atau ester sorbitan dari asam lemak) yang lebih efektif dan
biasa digunakan. Emulsifier sintetik dikelompokkan menjadi tipe
polar dan non-polar. Apabila terdapat kelompok polar didalamnya
yang mengikat air, maka akan membentuk emulsi air dalam minyak
(w/o). Emulsifier non-polar akan diikat oleh minyak menghasilkan
emulsi minyak dalam air (o/w).
Colloid mills merupakan disc mill dengan jarak disc yang kecil
(0,05-1,3 mm) antara disc yang tidak bergerak dan disc vertikal
yang berputar pada 3.000-15.000 rpm, akan menghasilkan
tekanan pemotongan yang tinggi dan lebih efektif dari pada
pressure homogenisers untuk cairan dengan viskositas tinggi.
Dengan cairan berviskositas menengah, cenderung menghasilkan
butiran dengan ukuran besar dibanding yang dihasilkan pressure
homogenisers. Banyaknya disain piringan, termasuk bentuk
datar/flat, berombak dan kerucut, tersedia untuk aplikasi yang
berbeda. Modifikasi desain termasuk dua piringan yang berputar
berlawanan atau intermeshing pin pada permukaan piringan
akan meningkatkan proses pemotongan. Untuk makanan dengan
viskositas tinggi (seperti peanut butter, pasta daging atau ikan)
piringan dapat disusun horizontal seperti pada paste-
mill.Gesekan besar dihasilkan pada makanan yang kental
sehingga alat penggiling ini didinginkan dengan sirkulasi air.
a) Karakteristik Sensoris
Pada beberapa bahan makanan cair atau semi cair, rasa di mulut
ditentukan oleh pemilihan jenis emulsifier dan stabiliser juga
kontrol kondisi homogenisasi. Pada susu, homogenisasi mengecilkan
ukuran globula lemak dari 4 µm ke ukuran kurang dari 1 µm, yang
menghasilkan susu dengan tekstur yang lebih kental. Meningkatnya
viskositas disebabkan banyaknya globula dan adsorpsi kasein
melalui permukaan globula.
32