Anda di halaman 1dari 6

LAMPIRAN

K3 POLIKLINIK

1. Permenaker N0. 3/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga kerja dalam pasal 3
disebutkan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan pelayanan kesehatan kerja dan
pengurus wajib memberikan pelayanan kesehatan kerja sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi

2. Kepdirjen Nomor 22 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan

Pelayanan Kesehatan Kerja disebutkan bahwa program atau kegiatan kesehatan kerja berupa upaya
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu, dengan lebih menitikberatkan pada upaya kesehatan
preventif dan promotif tanpa mengurangi upaya kesehatan kuratif dan rehabilitatif.

Dan untuk jenis pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif salah satu bentuk kegiatannya adalah
memberikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif selama hari kerja dan selama ada shift kerja dengan
500 orang tenaga kerja atau lebih.

Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja

1. Permenakertrans dan Koperasi no. Per 01/ MEN / 1976 tentang Kewajiban Latihan Hyperkes
Bagi Dokter Perusahaan pada pasal 1, disebutkan bahwa setiap perusahaan diwajibkan untuk
mengirimkan setiap dokter perusahaannya untuk mendapatkan latihan dalam bidang hygiene
perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja.

2. Kepdirjen Nomor 22 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pelayanan


Kesehatan Kerja, disebutkan bahwa pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif salah satu bentuk
kegiatannya adalah pelayanan oleh dokter perusahaan setiap hari kerja.

Paramedis

1. Permenaker no. 01 /MEN/1979 tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Bagi Tenaga Paramedis Perusahaan pasal 1 disebutkan bahwa “setiap
perusahaan yang mempekerjakan tenaga paramedis diwajibkan untuk mengirimkan setiap tenaga
tersebut untuk mendapatkan latihan dalam bidang hygiene perusahaan, kesehatan, dan
keselamatan kerja.
Petugas K3

1. Permenakertrans No. 15 /MEN/VII/2008 tentang P3K di Tempat Kerja disebutkan :

a. pasal 2 bahwa pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K di tempat kerja dan
pengurus wajib melaksanakan P3K di tempat kerja.

b. pasal 3, petugas P3K harus memiliki lisensi dan buku kegiatan P3K dari kepala instansi yang
bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan setempat.

c. pasal 5, petugas P3K ditentukan berdasarkan jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat
kerja, untuk tempat kerja dengan potensi bahaya tinggi setiap 100 pekerja memiliki 1 orang
petugas P3K.

Kotak P3K

1. Permenakertrans No. 15/MEN/VII/2008 tentang P3K Di Tempat Kerja, pasal 10 disebutkan


bahwa isi kotak P3K sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Menteri ini dan tidak boleh diisi
bahan/alat selain yang dibutuhkan untuk pelaksanaan P3K di tempat kerja.

- Kantin dan Gizi Kerja

1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 03/ MEN / 1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Tenaga Kerja, Pasal 2 huruf i disebutkan bahwa tugas pokok pelayanan Kesehatan
Kerja meliputi memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja,
pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan di tempat
kerja.

2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Lingkungan Kerja, pasal 37 :

(1) Tempat sampah dan peralatan Kebersihan sebagaimana dimaksud dalam pasal 34 ayat (3) huruf
c harus disediakan pada setiap Tempat Kerja.

(2) Tempat sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit harus :
a. terpisah dan diberikan label untuk tempat sampah organik, non organik, dan bahan berbahaya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. dilengkapi dengan penutup dan terbuat dari bahan kedap air;dan

c. tidak menjadi sarang lalat atau binatang serangga yang lain.

Ergonomi

1. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lingkungan Kerja, pasal 23 :

(1) Pengukuran dan pengendalian faktor ergonomi harus dilakukan pada tempat kerja yang
memiliki potensi bahaya faktor ergonomi.

(2) Potensi bahaya faktor ergonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

a. cara kerja, posisi kerja, dan postur tubuh yang tidak sesuai saat melakukan pekerjaan;

b. desain alat kerja dan tempat kerja yang tidak sesuai dengan antropometri tenaga kerja; dan

c. pengangkatan beban yang melebihi kapasitas kerja.

(3) Jika hasil pengukuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat potensi bahaya harus
dilakukan pengendalian sehingga memenuhi standar.

Lingkungan Kerja

VENTILASI

UU RI No. 3 Tahun 1969 tentang Persetujuan Konversi Orgnisasi Perburuhan Internasional Nomor
120 Mengenai Hygiene dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor (Lembaran Negara No. 14 Tahun
1969) Pasal 8: Semua bangunan yang digunakan oleh pekerja-pekerja harus mempunyai ventilasi
yang cukup dan sesuai bersifat alami atau buatan atau keduanya, yang memberi udara segar
Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Linkungan Kerja Pasal 41
Ayat 1: Pengurus dan/atau Pengusaha wajib menyediakan sistem ventilasi udara untuk menjamin
kebutuhan udara Pekerja dan/atau mengurangi kadar kontaminan di Tempat Kerja

TEMPERATUR

UU RI No. 3 Tahun 1969 tentang Persetujuan Konversi Orgnisasi Perburuhan Internasional Nomor
120 Mengenai Hygiene dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor (Lembaran Negara No. 14 Tahun
1969) Pasal 10: Suhu yang nyaman dan tetap apabila keadaan memungkinkan harus
mempertahankan dalam bangunan yang dipergunakan oleh pekerja.

Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Linkungan Kerja Pasal 40
ayat 3 huruf a: Suhu ruangan yang nyaman harud diperhatikan dengan ketentuan suhu kering 23ᵒC
(dua puluh tiga derajat celsius) - 26ᵒC (dua puluh enam derajat celsius) dengan kelembapan 40%
(empat puluh persen)- 60% (enam puluh persen)

AIR MINUM

UU RI No. 3 Tahun 1969 tentang Persetujuan Konversi Orgnisasi Perburuhan Internasional Nomor
120 Mengenai Hygiene dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor (Lembaran Negara No. 14 Tahun
1969) Pasal 12: Persediaan yang cukup dari air minum yang sehat a tau minuman lain yang sehat

Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Linkungan Kerja Pasal 9 ayat
5 huruf e: Menyediakan air minum

LDKB

Keputusan Mentri Tenaga Kerja RI No. KEP.187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan


Berbahaya di Tempat Kerja Pasal 6: Lembar Data Keselamatan Bahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 dan label sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 di letakkan di tempat yang mudah
diketahui oleh tenaga kerja dan Pegawai Pengawas Ktenagakerjaan
LABEL

Keputusan Mentri Tenaga Kerja RI No. KEP.187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan


Berbahaya di Tempat Kerja Pasal 6: Lembar Data Keselamatan Bahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 dan label sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 di letakkan di tempat yang mudah
diketahui oleh tenaga kerja dan Pegawai Pengawas Ktenagakerjaan

PETUGAS K3

Keputusan Mentri Tenaga Kerja RI No. KEP.187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan


Berbahaya di Tempat Kerja Pasal 16 Ayat 1 Huruf a: Mempekerjakan petugas K3 Kimia dengan
ketentuan apabila dipekerjakan dengan sistem kerja non-shift sekurang-kurangnya 2 (dua) orang
dan apabila dipekerjakan dengan sistem kerja shift sekurang-kurangnya 5 (lima) orang

LEMBAR KONTROL KIMIA

Keputusan Mentri Tenaga Kerja RI No. KEP.187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan


Berbahaya di Tempat Kerja Pasal 16 ayat 1 huruf d: Melaporkan setiap perubahan nama bahan
kimia dan kuantitas bahan kimia, proses dan modifikasi instalasi yang digunakan

RIKSA UJI

Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Linkungan Kerja Pasal 59
ayat 1: Pemeriksaan dan/atau Pengujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 Ayat (1) dilakukan
secara internal maupun melibatkan lembaga eksternal dari luar tempat kerja

Keputusan Mentri Tenaga Kerja RI No. KEP.187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan


Berbahaya di Tempat Kerja Pasal 17 ayat 2: Pengujian faktor kimia dan instalasi sebagaimana
dimaksus pada ayat (1) huruf d dan e dilakukan oleh perusahaan jasa K3 atau instansi yang
berwenang

KETATARUMAHTANGGAAN
Positif: Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Linkungan Kerja
Pasal 43 ayat 2 huruf a: Memisahkan alat, perkakas, dan bahan yang diperlukan atau digunakan

Negatif: Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Linkungan Kerja
Pasal 43 ayat 2 huruf b: Menata air, perkakas, dan bahan yang diperlukan atau digunakan

TOILET

Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Linkungan Kerja Pasal 34
Ayat 2: Kelengkapan fasilitas toilet sebagaimana dimaksud pada ayat 1 paling sedikit meliputi : a)
jamban, b) air bersih yang cukup, c) alat pembilas, d) tempat sampah, e) tempat cuci tangan, f)
sabun

Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Linkungan Kerja Pasal 34
Ayat 3: Penempatan toilet sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus terpisah antara laki-laki,
perempuan, dan penyendang cacat, serta diberikan tanda yang jelas

SAMPAH

Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Linkungan Kerja Pasal 37
ayat 2 huruf a dan b: (a) Terpisah dan diberikan label untuk sampah organik, non organik, dan
bahan berbahaya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ; (b) Dilengkapi dengan
penutup dan terbuat dari bahan kedap air

PEMBALUT

Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Linkungan Kerja Pasal 38
ayat 2 huruf c: Diberikan label yang jelas

Anda mungkin juga menyukai