Anda di halaman 1dari 16

BAB 1 PROBABILITAS 1

PERTEMUAN KE 1
Team Teaching: Ajimat, S.Si., M.M., Angga Rovita, S.Pd., M.Pd.

A. Tujuan Pembelajaran

Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai adalah sebagai berikut:

1. Memahami fungsi dan metode perhitungan probabilitas.


2. Menjelaskan arti dan kejadian/peristiwa dan notasi himpunan.
3. Menguraikan beberapa aturan/hukum dalam himpunan dan aturan dasar
probabilitas.
4. Menghitung probabilitas marjinal dan menggunakan rumus Bayes.

B. Petunjuk Pembelajaran
Dalam mempelajari materi ini, ada beberapa yang perlu lakukan sebagai
berikut:
1. Pahamilah contoh-contoh soal yang telah disediakan di dalam modul ini,
2. Kerjakanlah soal latihan-latihan yang ada. Apabila dalam mengerjakan
soal anda menemui kesulitan, kembalilah mempelajari materi yang
terkait atau bacalah referensi lain yang berhubungan dengan materi ini.
Dengan membaca referensi lain, anda juga akan mendapatkan
pengetahuan tambahan. Dan apabila anda masih mempunyai kesulitan
yang tidak dapat anda pecahkan, catatlah, kemudian tanyakan kepada
dosen pada saat kegiatan tatap muka

C. Uraian Materi
Kita sebagai manusi sering tidaka mengetahui dengan pasti mengenai
terjadinya suatu peristiwa, apalagi kalua peristiwa itu mengenai kejadian-
kejadian di masa datang. Pertanyaan berikut ini adalah contoh mengenai
kejadian-kejadian yang tidak dapat dijawab dengan pasti.

1
2

1. Apakah di masa mendatang hasil penjualan akan naik?


2. Apabila kita mengambil kartu dari satu set kartu bridge, apakah kita
akan memperoleh kartu king?
3. Sebuah dadu dilempar satu kali, apakah kita akan memperoleh angka
dadu ganjil?
4. Apakah akan ada kenaikan harga makanan tahu depan?

Agar bisa menjawa bpertanyaan-pertanyaan di atas, kita akan membahas


apa yang disebut probabilitas?

PENGERTIAN PROBABILITAS

Probabilitas merupakan kemungkinan suatu kejadian, suatu ukuran tentang


kemungkinan atau derajat ketidakpastian suatu peristiwa (event) yang akan terjadi
di masa mendatang. Probabilitas terjadinya suatu peristiwa diukur dengan
menggunakan rentangan probabilitas antara 0 sampai dengan 1, di mana apabila
kita mengatakan bahwa probabilitas sebuah peristiwa adalah 0, maka peristiwa
tersebut tidak mungkin terjadi. Dan apabila kita mengatakan bahwa probabilitas
sebuah peristiwa adalah 1 maka peristiwa tersebut pasti terjadi.

Misalkan ; Pada saat Ratna ingin pergi ke kampus, dia melihat langit dalam
keadaan mendung, awan berubah menjadi warna gelap, angin lebih kencang seperti
biasanya dan sinar matahari tidak seterang biasanya. Bagaimanakah tindakan Ratna
seharusnya melihat kondisi langit seperti itu? Di saat Ratna melihat keadaan seperti
itu, maka dia berpikir sejenak untuk membatalkan niatnya pergi ke kampus. Hal
tesrsebut dikarenakan Ratna berhipotesis bahwa sebentar lagi akan turunya hujan
dan kecil kemungkinan bahwa hari ini akan tidak hujan, mengingat gejala-gejala
alam yang mulai nampak.Probabilitas yang terjadi dalam contoh cerita tadi adalah
probabilitas kemungkinan turunnya hujan dan probabilitas tidak turunnya hujan.

STATISTIKA-2
3

PENDEKATAN PERHITUNGAN PROBABILITAS

Dalam menghitung probabilitas suatu peristiwa atau kejadian ada dua pendekatan,
antara lain sebagai berikut:

Pendekatan Teoretis (Pendekatan klasik)

Perhitungan probabilitas secara teoritis didasarkan pada asumsi bahwa hasil


dari suatu eksperimen mempunyai peluang yang sama. Pada pendekatan ini kita
harus mengetahui terlebih dahulu seluruh kejadian yang akan muncul, yang dalam
prakteknya sulit untuk dilaksanakan. Agar mempermudah pemahaman diberikan
gambaran sebagai berikut:

Ada suatu kejadian A yang dapat terjadi sebanyak x cara dai seluruh n cara,
misalkan ada n barang x rusak, (n-x) tidak rusak. Apabila kita mengambil suatu
barang secara random (acak), kemudian ditanyakan berapa probabilitasnya bahwa
barang yang diambil tersebut rusak P(A)?

Ada x barang rusak, ada x cara untuk memperoleh barang yang rusak dari
seluruh barang sebanyak n, A barang yang rusak, merupakan suatu kejadian atau
event.
𝑥
(a ) P(A) = = 𝑛, P(A) ≥ 0, sebab x ≥0, n > 0

̅̅̅̅̅ = 𝑛−𝑥
𝑃(𝐴) 𝑛

𝑛 𝑥
= −𝑛
𝑛

𝑥
=1-𝑛

̅̅̅̅̅ = 1 – P(A)
(b) 𝑃(𝐴)

𝐴̅= bukan A (bukan barang rusak)

𝐴̅ = komplemen A

STATISTIKA-2
4

0
Jika x = 0 maka P(A) = = 𝑛 = 0, tidak ada barang rusak. Jika x = n maka
𝑛
P(A) = = 𝑛 = 1, semua barang rusak. Jadi 0 ≤ P(A) ≤ 1, A seirng disebut

sukses dan 𝐴̅ = sering disebut gagal. Artinya probablitas terjadinya A,


yaitu P(A) nilai paling kecil 0 dan nilai paling besar 1

Contoh : 1.1.

Ardi mempunyai suatu kotak berisi 10 orang nasabah. 3 nasabah wanita, dua
nasabah laki-laki, dan lima sisanya anak-anak. Apabila Ardi ingin mengambil
seorang nasabah secara random, berapa peluang yang terpilih adalah nasabah
wanita?

Jawaban:
Dari soal n = 10 dan x = 3 dengan demikian:
𝑥 3
P(A) = = 𝑛 = = 0,33 atatu 33%
10

Jadi peluang terpilih nasabah wanita adalah 33%.

Pendekatan Frekuensi Relatif (Empiris)

Pendekatan yang mutakhir ialah perhitungan yang didasarkan atas limit dari
frekuensi relative. Perlu disebutkan di sini bahwa besarnya nilai yang diambil oleh
suatu variable juga merpakan kejadian. Misalkan X = nilai ujian Statistika I
Mahasaiswa FE-UNPAM, P(x) =9 adalah probabilitas bahwa seorang mahasiswa
mendapat nilai 9.

X f fr
X1 f1 𝑓1
𝑛
X2 f2 𝑓2
𝑛
. . .
. . .
. . .
Xi fi 𝑓𝑖
𝑛
. . .

STATISTIKA-2
5

. . .
. . .
. . .
Xk fk 𝑓𝑘
𝑛
Jumlah 𝑓𝑖
∑ 𝑓𝑖 = 𝑛 ∑ =1
𝑛

Di mana: fr = frekuensi relatif

Xi = kejadian i

𝑓𝑖
P(Xi) = lim
𝑛→∞ 𝑛

Artinya probablitas suatu kejadia adalah limit dari frekuensi relative kejadiannya
tersebut secraa teoritis berlaku untuk nilai n yang besar sekali (tidak terhingga),
misalakn merupakan suatu eksperimen/penelitan dengan sampel yang besar.

Di dalam praktek, frekunsi relative itu sendiri bisa digunakan untuk


memperikarakan nilai propabilitas. Hal itu dapat ditulis rumus sebagai berikut:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛


𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡 𝑑𝑖 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑙𝑎𝑙𝑢
Probabilitas terjadinya suatu kejadian = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖

Contoh 1.2. :

Sebuah studi yang dilakukan tehadap 800 lulusan sekolah manajemen bisnis dari
suatu universitas (dalam hal ini studi dapat dikatakan sebagai eksperimen). Studi
ini menunjukkan bahwa 200 dari 800 lulusan tidak berkerja sesuai dengan
bidangnya. Misalkan mahasiswa akutansi sebagai manajer pemasaran. Berapa
probabilitas bahwa seorang lulusan manajemen bisnis bekerja dibidang yang bukan
merupakan studi utamanya?

Jawab:

Berdasarkan rumus di atsa, maka dapat dihitung probabilitas suatu kejadin:

STATISTIKA-2
6

200
P(A) = 800 = 0,25

Jadi probabilitas bahwa seorang lulusan manajemen bisnis bekerja dibidang yang
bukan merupakan studi utamanya adalah 0,25

Pendekatan subjektif

Pendekatan subjektif sangat tergantung kepada pengetahuan individu, yang


ditentukan sebelum eksperimen. Eksperimen dilakukan hanya satu kali (tidak
diulang) dan probabilitas yang berbeda untuk hal yang sama dapat diperoleh dari
individu yang berbeda.

Probabilitas subjektif merupakan sebuah bilangan antara 0 dan 1 yang


digunakan seseorang untuk menyatakan perasaan ketidakpastian tentang terjadinya
peristiwa tertentu. Peluang 0 berarti seseorang merasa bahwa peristiwa tersebut
tidak mungkin terjadi, sedangkan peluang 1 berarti bahwa seseorang yakin bahwa
peristiwa tersebut pasti terjadi.

Contoh 1.3 :

Andi menjawab 3 soal Benar dan Salah yang andi tidak tahu jawabannya
sama sekali. Berpakah peluang Andi menjawa benar 1 soal?

Jawab:

Jika andi menjawab 3 soal Benar atau salah secara random maka aka nada 8 hasil
yang munkin yaitu:

BBB, BBS, BSB, SBB, BBS, SBS, SSB, dan SSS. Satu jawaban yang benar bisa
berasal dari BSS, SBS, SSB. Jadi, probabilitas menjawab 3 soal Benar dan dalah
3
secara acak akan menghasilkan satu jawaban yang benar adalah 8.

STATISTIKA-2
7

KEJADIAN/ PERISTIWA DAN NOTASI HIMPUNAN


Sebuah eksperimen dengan melemparkan mata uang logam Rp.50,- sebanyak 2
(dua) kali, maka hasil ekperimen itu adalah salah satu dari empat kemungkinan hasil
Berikut:
Logam 2
Logam 1 A G

A AA AG
G GA GG

a. Pada lemparan pertama menunjukkan Angka (A), kedua Angka (A)


b. Pada lemparan pertama Angka (A), kedua Gambar (G)
c. Pada lemparan pertama Gambar (G), kedua Angka (A)
d. Pada lemparan pertama dan kedua adalah Gambar (G)
Ruang sampel suatu ekperimen mempunyai dua syarat berikut:
1. Dua hasil atau lebih tidak dapat terjadi secara bersamaan. Misalkan, melempar
mata uang satu kali hasinya A atau G, tidak bisa AG. Jika melempar mata uang
dua kali hasilnya AA atau AG atau GA atau GG
2. Harus terbagi habis artinya ruang sampel harus memuat seluruh kemungkinan
hasil, tidak ada yang terlewat . Misalkan jika melemparkan mata uang satu kali
maka ruang sampelnya (S) adalah { A,G}. Jika melempar mata uang dua kali
maka ruang sampelnya (S) adalah {(AA),(AG),(GA),(GG)}
Jadi ruang sampel adalah himpunan hasil ekperimen. Suatu himpunan adalah
kumpulan yang lengkap atas elemen-elemen sejenis tetepai dapat dibedakan satu
sama lain. Misalkan kumpulan seluruh mahasiswa Universita Pamulang (UNPAM).

Bebebrapa Aturan/Hukum dalam Himpunan


1. Hukum penutup (Law of Closure)
Untuk setiap pasang himpunan A dan B, terdapat himpunan-himpunan yang
unik (unique sets) yaitu himpunan A U B dan A∩B
2. Hukum Komutatif (commutative law)
A U B = B U A dan A∩B = B ∩ A

STATISTIKA-2
8

3. Hukum Asosiatif (Associative Law)


(A U B)U C = A U (BUC)
(A∩B) ∩C = A ∩ (B∩C)
4. Hukum Distributif (Distributive Law )
A∩ (BUC) = (A∩B) U (A∩C)
A U (B∩C) = (AUB) ∩ (𝐴UC)
5. Hukum Identitas (Identity law)
Ada himpunan ∅ (himpunan kosong) dan S yang unik, sedemikian hingga
untuk setiap himpunan A selaku berlaku persamaan A ∩ S = A dan A ∩ ∅
=A
6. Himpunan Komplementasi (Complementation Law)
Bersesuaian dengan setiap himpunan A ada himpunan 𝐴̅,yang unik
sedemikan rupa sehingga A∩ 𝐴̅ = ∅ dan A𝑈 𝐴̅ = 𝑆

BEBERAPA ATURAN DASAR PROBABILITAS


Aturan Penjumlahan
Untuk menerapkan aturan penjumlahan ini, harus dilihat jenis kejadian apakah
bersifat saling meniadakan (mutually exclusive) atau tidak saling meniadakan.

Kejadian saling meniadakan


Suatu peristiwa atau kejadian yang mengakibatkan peristiwa lain tidak akan
terjadi. Misalkan dalam pelemperan mata uang, apabila diperoleh permukaan A,
tidak mungkin diperoleh permukaan B.Hubungan tersebut ditunjukkan dengan
rumus sebagai berikut:

Probabilitas peristiwa A dan B terjadi semua atau Bersama-sama

P(A∩B) = 0
Probabilitas terdapat salah satu dari peristiwa A atau B Yang Terjadi:
P (AUB) = P(A)+P(B)

STATISTIKA-2
9

Secara diagramatis, peristiwa muttually exclusive dapat dilukiskan


dalam gambar berikut
S

A B

Gambar 1. muttually exclusive


Contoh 1.4:
Sebuah dadu dilemparkan ke atas, peristiwa-peristiwanya adalah :
A = peristiwa mata dadu 3
B = Peristiwa mata dadu 5
Tentukan probabilitas dari kejadian peristiwa mata dadu 3 atau mata
dau 5!
Jawab:
1 1
P(A) = 6 dan P(B) = 6
1 1 2 1
Jadi P (A U B ) = P(A) + P(B) = 6 + 6 = 6 = 3

Kejadian Saling Tidak Meniadakan

Suatu peristiwa memiliki titik yang sama antara kedua peristiwa, berlaku hubungan
: A atau B atau keduanya. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

P (AUB) = P(A)+P(B)- P(A∩B)


Secara diagram hubungan ini bisa dilukiskan seperti berikut:

AB B

Gambar 2 Hubungan Inclusive

STATISTIKA-2
10

Contoh 1.5:
Sebuah dadu dilemparkan ke atas peristiwa-peristiwanya adalah
A = Muncul mata dadu genap
B = Muncul matada dau prima
Berapa peluang munculnya mata dadu genap atau mata dadu prima?
Jawab:
S = {1,2,3,4,5,6} → n(s) = 6
A = {2,4,6}→ n(A) = 3
B = { 2,3,5}→ n(B) =3
A∩B = {2} →n(A∩B) = 1
3 3 1 5
P (AUB) = P(A)+P(B)- P(A∩B) = 6+6-6 = 6

Aturan Perkalian

Dalam konsep probabilitas, aturan perkalian diterapkan secara berbeda menurut


jenis kejadiannya. Ada dua jenis kejadian dalam hal ini kejadian bebas (Idepedent
event) dan kejadian tidak bebas (dependent event)

Independenden Event

Apabila peristiwa A terjadi, peristiwa B boleh terjadi dan boleh juga tidak
tejadi.Begitu juga apabila peristiwa B terjadi, peristiwa A boleh terjadi dan boleh
juga tidak terjadi. Hal tersebut berti tidak saling mengikat dan boleh terjadi dengan
bebas. Dua peristiwa yang saling bebas dinyatakan dalam hubungan A dan B atau
secara notasi himpunan AB adalah perkalian antara kedua peluang
tersebut.Dalam rumus dikemukan berikut:

P( A  B) = P( A).P( B)

Untuk k buah peristiwa yang saling bebas maka rumus di atas dapat
diperluas menjadi :

P(A1 A2… Ak)= P(A1).P(A2)…P(Ak)

STATISTIKA-2
11

Untuk melukiskan peristiwa bebas ini dapat dilihat dalam Diagram


Venn berikut.

A2 A3

A1 A8 Ak

Gambar 3. Peristiwa saling bebas

Contoh 1. 6:

Peluang mesin A berhenti jika terjadi kerusakan adalah 0,5 sedang peluang mesin
B berhenti adalah 0,4. Jika kedua mesin saling bebas, berapa peluang kedua mesin
berhenti secara bersamaan?

Jawab :

Misal peristiwa mesin A berhenti dan H peristiwa mesin B berhenti.

P(GH) = P(E)P(F) = 0,5  0,4 = 0,2

Conditional

Terjadinya suatu peristiwa didahului oleh peristiwa prasyarat. Misalkan


seorang bayi awalnya dilahirkan (A), kemudia menjadi dewasa (B). Sebelum
dewasa, pasti dilahirkan terlebih dahulu dengan selamat (sebagai prasyarat),
kemudia dapat menjadi dewasa.Probabilitas bersyarat banyak digunakan dalam
dunia bisnis dan ekonomi. Salah satu contohnya adalah penggunaan teormea Byes
yang banyak dipakai dalam pengambilan keputusan. Jika A dan B adalah dua
peristiwa dalam ruang sample, maka peluang terjadinya A bersyarat B :

P( A  B)
P(AB) = ; P(B)  0
P( B)

Atau

STATISTIKA-2
12

P( B  A)
P(BA) = ; P(A)  0
P( A)
Sebagai konsekuensi dari Rumus di atas maka diperoleh :
P(AB) = P(B). P(AB) ; P(B)  0 atau

P(BA) = P(A). P(BA) ; P(A)  0


Contoh 1.6:
Perusahaan “ABQARY” adalah perusahaan yang bergerak dalam
pembuatan sabun. Dari pengalaman yang telah lampau diketahui bahwa (1)
peluang pesanan siap dikirim secara tepat waktu adalah 0,75 dan (2) peluang
pesanan dikirim dan sampai di tujuan tepat waktu adalah 0,70. Berapakah
peluang pesanan sampai di tujuan secara tepat waktu dengan catatan bahwa
pesanan tersebut sudah siap untuk dikirimkan secara tepat waktu?
Jawab :
Misal T adalah peristiwa bahwa pesanan siap dikirim tepat waktu dan Q
adalah peristiwa pesanan akan tepat waktu sampai di tujuan.
P(T) = 0,75 dan P(TQ) = 0,70
𝑃(𝑇𝑄𝐷) 0,70
P(QT) = = 0,75 = 0,93
𝑃(𝑇)

Jadi peluang pesanan akan sampai di tujuan sesuai tepat waktu adalah 0,93
dengan syarat bahwa pesanan siap dikirim tepat waktu.
Contoh 1.14.
Survei yang dilakukan oleh “ABCD” terhadap 500 responden untuk
mengetahui selera konsumen terhadap sampo yang diberi aroma dan tidak
beraroma menghasilkan data sebagai berikut :
Tanpa Aroma Dengan Aroma Jumlah
Pria 30 310 340
(30/500 = 0,06) (310/500 = 0,62) (340/500 = 0,68)
Wanita 50 250 300
(50/500 = 0,1) (250/500 = 0,5) (300/500 = 0,6)
Jumlah 80 560 700

STATISTIKA-2
13

Berapakah peluang terpilihnya seseorang yang dipilih secara acak tidak


menyukai sabun beraroma dengan syarat dia adalah seorang pria?
Jawab :
Misal A : peristiwa terpilihnya pria
B : peristiwa terpilihnya yang menyukai sabun beraroma
BA : peristiwa terpilihnya seseorang yang menyukai aroma dan seorang
pria
𝑃(𝐵∩𝐴) 0,06
P(BA)= = 0,68 = 0,088
𝑃(𝐴)

Teorema Bayes
Jika B1, B2, …,Bn adalah n peristiwa bersyarat, dimana salah satu diantaranya
harus terjadi maka:
𝑃(𝐴)𝑃(𝐴𝐵𝑟)
P(BrA)=∑𝑛 untuk r = 1,2,… atau n
𝑖=1 𝑃(𝐵𝑖).(𝐴𝐵𝑟)

Contoh 1.7:
Sebuah mesin tersusun dari 60% Komponen R, 20% komponen S, 5%
Komponen T, dan 15% Komponen U. Berdasarkan pengalaman ( Jika mesin
rusak), 10% karena komponen R rusak, 5% karena komponen S rusak, 5%
karena komponen T rusak, dan 10% karena komponen U rusak. Jika suatu
saat terjadi mesin rusak, berapa peluang bahwa kerusakan mesin tersebut
akibat rusaknya komponen R?
Jawab:
Diketahui
B1 = Komponen R; B2 = Komponen S ; B3 = Komponen T;B4 = Komponen U
Maka
P(B1) = 0,60; P(B2) = 0,20 ;P(B3) = 0,05;P(B4) = 0,15;P(A|B1) = 0,10;
P(A|B2) = 0,05;P(A|B3)= 0,05; P(A|B4)= 0,10
Ditanya: Berapa P(B1| A)?
Jawab : Menggunakan Teormea Bayes
𝑃(𝐴)𝑃(𝐴𝐵𝑟)
P(B1| A) = ∑𝑛
𝑖=1 𝑃(𝐵𝑖).(𝐴𝐵𝑟)

STATISTIKA-2
14

𝑃(𝐴)𝑃(𝐴𝐵1)
P(B1| A)=
∑ 𝑃(𝐵1).(𝐴𝐵1)

0,60(0,10)
P(B1| A) = (0,60𝑥0,10)+(0,20𝑥0,005)+(0,05𝑥0,05)+(0,15𝑥0,10) = 0,6857

Jadi probabilitas mesin rusak akibat komponen R = 68,57%

D. Latihan soal/Tugas
1. Sebuah percobaan pelemparan sebuah dadu dilakukan bersamaan dengan
pengambilan satu huruf secara acak dari alphabet. Ada berapa titik sample
dalam ruang sampelnya?
2. Sebuah perusahaan Real estate menawarkan kepada calon pembeli 4 tipe
rumah, 4 macam sistem pemanasan dan 3 bentuk garasi. Berapa rancangan
rumah yang tersedia bagi calon pembeli?
3. Peluang suami dan istri akan hidup 25 tahun lagi dari sekarang masing-
masing adalah 0,7 dan 0,8. Hitunglah peluang dalam 25 tahun :
a. keduanya masih hidup
b. keduanya meninggal
c. paling sedikit satu di antaranya masih hidup
4. Sebuah kotak berisikan 7 kelereng berwarna Biru dan 6 kelereng berwarna
Merah. tiga kelereng diambil secara berurutan tanpa pengembalian dan
ternyata kelereng ketiga berwarna merah. Berapakah peluang bahwa
kelereng yang pertama juga berwarna merah?.
5. Dalam pembuatan sepatu, bagian atas, telapak dan hak sepatu dibuat secara
terpisah dan kemudian dirakit secara acak untuk menjadi 1 sebuah sepatu
(bukan sepasang). Dalam pembuatan bagian-bagian tersebut, 4% bagian
atas, 4% bagian telapak dan 2% hak sepatu biasanya cacat, berapa persen
pasang sepatu yang dibuat dalam keadaan baik dari pemasangan bagian-
bagian tersebut?
6. Statistik menunjukkan bahwa 57.773 dari 200.000 orang yang berusia 30
tahun, diantaranya hidup hingga usia 70.
a. Berapakah peluang seseorang yang berusia 30 akan hidup hingga usia
70.

STATISTIKA-2
15

b. Berapakah peluang bahwa dia akan meninggal sebelum usia 70.


7. Pada pelemparan dua buah dadu, hitunglah peluang munculnya angka 2
pada dadu pertama dan angka ganjil pada dadu kedua.
8. Peluang seorang dokter mendiagnosa suatu penyakit secara benar adalah
0,7. Bila diketahui dokter dokter tersebut salah mendiagnosa, peluang
pasien menuntut ke pengadilan adalah 0,9. Berapa peluang dokter tersebut
salah mendiagnosa dan pasien menuntutnya.

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Jawablah semua latihan pada pertemuan 1 ini. Kemudian cocokkan jawaban
saudara dengan kunci jawaban dan nilai hasilnya. Apabila benar semua maka
pemahaman saudara 100%. Apabila salah satu, maka pemahaman saudara 80%.
Apabila salah dua, maka pemahaman saudara 60%. Apabila salah tiga maka
pemahaman 40%. Apabila salah empat, maka pemahaman saudara 20%, dan
apabila salah semua, maka pemahaman saudara 0%. Apabila saudara
mendapatkan hasil minimal 80% maka saudara dinyatakan lulus, apabila
mendapatkan 0%, 25%, 40% atau 60%, maka daudara diminta membaca dan
memahami isi modul kembali dan menjawab latihan lagi terutama bagian yang
belum dikuasai

F. Daftar Pustaka

Bain, L.J. dan Engelhardt, M. 1992. Introduction to Probability and


Mathematical Statistics. USA: Duxbury Press.
Bower, dkk. 1997. Actuarial Mathematics. 2nd edition. Schaumburg, Illinois:
The Society of Actuaries.
Freund & Miller.1992. Probability and Statistics for Engineers, 3rd Ed.,
Macmillan Publishing Company Singapore.
Herrhyanto, Nar&Tuti Gantini. 2009. Pengantar Statistika Matematis.
Bandung: Yrama Widya.
Murray R. Spiegel, John Schiller, & R Alu Srinivasan.2000. Probabilitas

STATISTIKA-2
16

dan Statistik. Edisi 2, Jakarta : Erlangga


Suyono, 2012. Diktat mata kuliah Statistika Matematika . UNJ. Tidak
Diterbitkan
Supranto, J. 2000. Statistika Teori dan Aplikasi, Edisi 6, Jakarta : Erlangga.
Widhiharih, Tatik. 2009. Buku Ajar Statistika Matematika II. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Ross, S.M. (2005). A First Course in Probability. Seventh Edition.

STATISTIKA-2

Anda mungkin juga menyukai