Anda di halaman 1dari 31

PELUANG II

PROBABILITAS DAN STATISTIK


OUR TEAM

AGNES ANGELIKA MENCARI MATERI

ILHAM FAJAR MENCARI STUDI KASUS

INDAH PERMATA SARI MENCARI MATERI

M.GEOVAN NORISEVICK PEMBUAT PPT

RENDI SAPUTRA PEMBUAT MAKALAH

YUNAS ABDUL RIZIEQ MENCARI MATERI


TABLE OF CONTENTS

01 02 03
ATURAN
PELUANG PELUANG
PENJUMLAHA
KEJADAIAN BERSYARAT
N
04 05 05

ATURAN PELUANG STUDI KASUS


PERKALIAN TOTAL
PELUANG
KEJADIAN
Peluang terjadinya suatu peristiwa atau kejadian adalah nilai yang
menunjukkan seberapa besar kemungkinan peristiwa itu akan terjadi.
Misalnya, peluang yang rendah menunjukkan kemungkinan terjadinya
peristiwa itu sangat kecil.

Definisi Klasik Peluang ;

Jika ruang sampel S berhingga dan masing-masing titik sampelnya berpeluang


sama untuk muncul, maka peluang munculnya kejadian E dalam ruang sampel
S adalah:

P(E) = n(E)/n(S)
Untuk mendukung pengetahuan kita terkait peluang ini, ada beberapa istilah yang
sudah disepakati untuk kita ketahui. Mungkin ada perbedaan di beberapa kata, tetapi
dengan maskud yang sama.

● Obyek eksperimen ialah benda-benda yang dijadikan obyek eksperimen.


● Eksperimen (Percobaan) ialah tindakan acak yang dilakukan terhadap obyek
eksperimen.
● Ruang Sampel ialah himpunan semua hasil yang mungkin terjadi pada suatu
eksperimen.
● Titik Sampel ialah setiap hasil yang mungkin terjadi pada suatu eksperimen.
● Peristiwa/kejadian dalam suatu eksperimen (Percobaan) ialah himpunan bagian
dari ruang sampel.
● Peristiwa sederhana (peristiwa elementer) ialah peristiwa yang tepat memuat satu
titik sampel.
● Peristiwa majemuk adalah peristiwa yang memuat lebih dari satu titik sampel.
Sebagai contoh sederhana terkait beberapa pengertian di atas adalah:

● Percobaan: Melambungkan sebuah dadu bermata enam satu kali dan dilihat


banyaknya mata dadu yang tampak/muncul (yang di atas).
● Ruang sampel: Dadu mempunyai 66 sisi, dan masing-masing sisi bermata satu,
dua, tiga, empat,lima dan enam. Himpunan semua hasil yang mungkin dari
percobaan tersebut adalah: {1,2,3,4,5,6}
Jadi ruang sampel adalah S:{1,2,3,4,5,6}
● Titik sampel: Titik sampel merupakan suatu elemen dari ruang sampel S, elemen-
elemen dari S adalah: 1,2,3,4,5,6 Jadi titik sampelnya
adalah 1 atau 2 atau 3 atau 4 atau 5 atau 6 banyak titik sampel sama sering disebut
juga dengan anggota ruang n(S)=6.
● Kejadian: Kejadian merupakan himpunan bagian dari ruang sampel.
● Kejadian yang elementer sederhana adalah kejadian yang terdiri atas satu titik
sampel. Misalkan: Kejadin A adalah kejadian bahwa muncul mata prima yang
genap, maka D={2}.
ATURAN
PENJUMLAHAN
Terdapat beberapa aturan penting yang sering dapat menyederhanakan perhitungan
peluang, salah satu di antaranya dikenal dengan aturan penjum
lahan yang digunakan dalam gabungan kejadian

● Teorema 1:
Bila A dan B dua kejadian sembarang, maka
Perhatikan Diagram Venn P(A∪B) adalah jumlah peluang titik sampel dalam A ∪B.
P(A)+P(B) menyatakan jumlah semua peluang dalam A dan jumlah semua peluang
dalam B. Jadi, peluang dalam A∩B telah dijumlahkan dua kali. Karena peluang semua
titik dalam A∩B adalah P(A∩B) maka peluang ini harus dikurangkan sekali untuk
mendapatkan jumlah peluang dalam A∪B atau P(A∪B).

● Akibat 1:
Bila A dan B kejadian yang terpisah, maka

P(A∪B)=P(A)+P(B).

Akibat 1 dapat diturunkan langsung dari Teorema 1 karena bila A dan B terpisah maka
A∩B=∅ sehingga P(A∩B) = P(∅) = 0.
● Akibat 2:
Bila A1,A2,A3,…,An saling terpisah, maka

● Akibat 3:
Bila A1,A2,A3,…,An merupakan suatu sekatan (partition) ruang sampel S, maka
● Teorema 2:
Untuk tiga kejadian A,B, dan C, maka
● Contoh :
Peluang seorang mahasiswa lulus matematika 2/3 dan peluangnya lulus biologi 4/9.
Bila peluangnya lulus kedua mata kuliah adalah ¼, berapakah peluangnya lulus paling
sedikit satu mata kuliah?
● Pembahasan:
Bila M menyatakan kejadian ‘lulus matematika’ dan B ‘ lulus biologi’, maka menurut
Teorema 1 kita peroleh hasil berikut.
PELUANG
BERSYARAT
Peluang terjadinya suatu kejadian B bila diketahui bahwa kejadian A telah terjadi
disebut peluang bersyarat dan dinyatakan dengan P(B│A).Lambang P(B│A),biasanya
dibaca ‘peluang B  terjadi bila diketahui A terjadi’ atau lebih sederhana lagi
‘peluang B, bila A diketahui’.
Pluang bersyarat B bila A diketahui, dinyatakan dengan P(B│A) ditentukan oleh
● CONTOH :
Peluang kakak nonton film kartun sendiri = 0,65; peluang adik nonton film kartun
sendiri adalah 0,80. Peluang kakak atau adik nonton film kartun adalah 0,90. Tentukan
peluang kakak nonton film kartun jika adik telah nonton terlebih
dahulu.

● Pembahasan:
Peluang kakak nonton kartun sendiri, P(A)=0,65
Peluang adik nonton kartun sendiri, P(B)=0,80
Peluang kakak atau adik nonton kartun, P(AUB)=0,90
Pertama kIta cari P(A∩B) terlebih dahulu:

Peluang kakak nonton film kartun jika adik telah nonton terlebih dahulu adalah
peluang A dengan syarat B yaitu
ATURAN
PERKALIAN
Terkadang permasalahan peluang dapat diselesaikan dengan menghitung jumlah titik
dalam ruang sampel tanpa perlu membuat daftar unsurnya. Patokan dasar mencacah
yang sering disebut sebagai aturan perkalian, dinyatakan dalam teorema sebagai
berikut.

Bila suatu operasi dapat dilakukan dengan n1 cara, dan bila untuk tiap cara ini
operasi kedua dapat dikerjakan dengan n2 cara, maka kedua operasi itu dapat
dikerjakan bersama-sama dengan n1n2 cara.
● CONTOH :

Berapa banyak titik sampel dalam ruang sampel bila sepasang dadu dilantunkan
sekali?

● Pembahasan:

Dadu pertama dapat menghasilkan salah satu dari n1=6 posisi. Untuk tiap posisi
tersebut dadu kedua dapat pula menghasilkan n2=6 posisi. Jadi, pasangan dadu itu
dapat menghasilkan n1n2=(6)(6)=36 posisi atau 36 titik sampel.
PELUANG
TOTAL
Aturan Bayes (Bayes’ rule), atau kadang disebut teorema Bayes (Bayes’
theorem), merupakan salah satu teorema penting yang memberi fondasi kuat pada teori
peluang. Sesuai namanya, teorema tersebut diberi nama dari penemunya,
yaitu Thomas Bayes (1701–1761). Beliau merupakan statistikawan berkebangsaan
Inggris. Uniknya, Bayes tidak pernah memublikasikan karya besarnya ini sampai ia
wafat. Namun, Richard Price (1723–1791), matematikawan Inggris, melakukan
penyuntingan terhadap catatan peninggalan Bayes dan memublikasikannya secara
resmi pada tahun 1763 dengan menamainya sebagai aturan Bayes sebagai tanda
penghormatan terakhir kepada Bayes.
Aturan Bayes dibangun melalui konsep partisi dalam himpunan. Perhatikan diagram
Venn berikut

DIagram Venn di atas menunjukkan bahwa kejadian  dapat ditulis sebagai gabungan


dari dua kejadian yang saling eksklusif
● CONTOH :

Suatu pabrik menggunakan tiga jenis mesin, B1,B2, dan B3, untuk membuat produk


dengan porsi berturut-turut sebesar 30%,45%, dan 25%. Pengalaman masa lalu
menunjukkan bahwa 2%,3%, dan 2% produk yang diproses oleh masing-masing mesin
secara berurutan merupakan produk yang cacat. Misalkan suatu produk jadi dipilih
secara acak. Berapa peluang bahwa produk terpilih tersebut cacat?
STUDI KASUS
1. Bila setiap tulisan sandi pada suatu katalog diawali dengan 3 huruf yang
berlainan disusul oleh 4 angka dari 1 sampai 9 (digit) yang berlainan. Carilah
peluang memilih secara acak satu barang bersandi yang berawal huruf hidup
dan angka terakhir genap !
Jawaban :
Huruf Huruf Huruf Angka 1- Angka 1- Angkav 1- Angka 1-
  9 9 9 9
Jumlah tulisan sandi yang mungkin 26 x 25 x 24 x 9 x 8 x 7 x 6 = 47.174.400
Huruf Huruf Huruf Angka 1-9 Angka 1-9 Angka 1-9 Bilangan
hidup genap

Jumlah tulisan yang mungkin dengan awal huruf hidup dan angka terakhir bilangan
genap (kejadian A) adalah : 5 x 26 x 25 x 9 x 8 x 7 x 4 = 6.552.000

= 0,138
2. Dari 100 mahasiswa diketahui, 42 ikut kuliah Matematika, 68 ikut kuliah Psikologi,
54 ikut kuliah Sejarah, 22 ikut kuliah Matematika dan Sejarah, 25 ikut Matematika dan
Psikologi, 7 belajar Sejarah tetapi tidak Matematika maupun Psikologi, 10 ikut ketiga
kuliah, dan 8 tidak ikut satupun dari ketiganya. Bila seorang mahasiswa dipilih secara
acak, carilah peluangnya bahwa:
● Seseorang yang ikut Psikologi mengambil ketiga kuliah !
● Seseorang yang tidak ikut Psikologi mengikuti sejarah dan matematika !

48 + x + 68 – ( 25 + x ) + 54 - ( 22 + x ) + 8 = 100
172 – ( 25 + x ) – ( 22 – x ) + x = 100
125 – x = 100
x = 100 – 125
x =25
● Seseorang yang ikut Psikologi mengambil ketiga kuliah !

P = 10 / 100
= 0,1

● Seseorang yang tidak ikut Psikologi mengikuti sejarah dan matematika !

P = 24 / 100
= 0,24
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai