01 02 03
ATURAN
PELUANG PELUANG
PENJUMLAHA
KEJADAIAN BERSYARAT
N
04 05 05
P(E) = n(E)/n(S)
Untuk mendukung pengetahuan kita terkait peluang ini, ada beberapa istilah yang
sudah disepakati untuk kita ketahui. Mungkin ada perbedaan di beberapa kata, tetapi
dengan maskud yang sama.
● Teorema 1:
Bila A dan B dua kejadian sembarang, maka
Perhatikan Diagram Venn P(A∪B) adalah jumlah peluang titik sampel dalam A ∪B.
P(A)+P(B) menyatakan jumlah semua peluang dalam A dan jumlah semua peluang
dalam B. Jadi, peluang dalam A∩B telah dijumlahkan dua kali. Karena peluang semua
titik dalam A∩B adalah P(A∩B) maka peluang ini harus dikurangkan sekali untuk
mendapatkan jumlah peluang dalam A∪B atau P(A∪B).
● Akibat 1:
Bila A dan B kejadian yang terpisah, maka
P(A∪B)=P(A)+P(B).
Akibat 1 dapat diturunkan langsung dari Teorema 1 karena bila A dan B terpisah maka
A∩B=∅ sehingga P(A∩B) = P(∅) = 0.
● Akibat 2:
Bila A1,A2,A3,…,An saling terpisah, maka
● Akibat 3:
Bila A1,A2,A3,…,An merupakan suatu sekatan (partition) ruang sampel S, maka
● Teorema 2:
Untuk tiga kejadian A,B, dan C, maka
● Contoh :
Peluang seorang mahasiswa lulus matematika 2/3 dan peluangnya lulus biologi 4/9.
Bila peluangnya lulus kedua mata kuliah adalah ¼, berapakah peluangnya lulus paling
sedikit satu mata kuliah?
● Pembahasan:
Bila M menyatakan kejadian ‘lulus matematika’ dan B ‘ lulus biologi’, maka menurut
Teorema 1 kita peroleh hasil berikut.
PELUANG
BERSYARAT
Peluang terjadinya suatu kejadian B bila diketahui bahwa kejadian A telah terjadi
disebut peluang bersyarat dan dinyatakan dengan P(B│A).Lambang P(B│A),biasanya
dibaca ‘peluang B terjadi bila diketahui A terjadi’ atau lebih sederhana lagi
‘peluang B, bila A diketahui’.
Pluang bersyarat B bila A diketahui, dinyatakan dengan P(B│A) ditentukan oleh
● CONTOH :
Peluang kakak nonton film kartun sendiri = 0,65; peluang adik nonton film kartun
sendiri adalah 0,80. Peluang kakak atau adik nonton film kartun adalah 0,90. Tentukan
peluang kakak nonton film kartun jika adik telah nonton terlebih
dahulu.
● Pembahasan:
Peluang kakak nonton kartun sendiri, P(A)=0,65
Peluang adik nonton kartun sendiri, P(B)=0,80
Peluang kakak atau adik nonton kartun, P(AUB)=0,90
Pertama kIta cari P(A∩B) terlebih dahulu:
Peluang kakak nonton film kartun jika adik telah nonton terlebih dahulu adalah
peluang A dengan syarat B yaitu
ATURAN
PERKALIAN
Terkadang permasalahan peluang dapat diselesaikan dengan menghitung jumlah titik
dalam ruang sampel tanpa perlu membuat daftar unsurnya. Patokan dasar mencacah
yang sering disebut sebagai aturan perkalian, dinyatakan dalam teorema sebagai
berikut.
Bila suatu operasi dapat dilakukan dengan n1 cara, dan bila untuk tiap cara ini
operasi kedua dapat dikerjakan dengan n2 cara, maka kedua operasi itu dapat
dikerjakan bersama-sama dengan n1n2 cara.
● CONTOH :
Berapa banyak titik sampel dalam ruang sampel bila sepasang dadu dilantunkan
sekali?
● Pembahasan:
Dadu pertama dapat menghasilkan salah satu dari n1=6 posisi. Untuk tiap posisi
tersebut dadu kedua dapat pula menghasilkan n2=6 posisi. Jadi, pasangan dadu itu
dapat menghasilkan n1n2=(6)(6)=36 posisi atau 36 titik sampel.
PELUANG
TOTAL
Aturan Bayes (Bayes’ rule), atau kadang disebut teorema Bayes (Bayes’
theorem), merupakan salah satu teorema penting yang memberi fondasi kuat pada teori
peluang. Sesuai namanya, teorema tersebut diberi nama dari penemunya,
yaitu Thomas Bayes (1701–1761). Beliau merupakan statistikawan berkebangsaan
Inggris. Uniknya, Bayes tidak pernah memublikasikan karya besarnya ini sampai ia
wafat. Namun, Richard Price (1723–1791), matematikawan Inggris, melakukan
penyuntingan terhadap catatan peninggalan Bayes dan memublikasikannya secara
resmi pada tahun 1763 dengan menamainya sebagai aturan Bayes sebagai tanda
penghormatan terakhir kepada Bayes.
Aturan Bayes dibangun melalui konsep partisi dalam himpunan. Perhatikan diagram
Venn berikut
Jumlah tulisan yang mungkin dengan awal huruf hidup dan angka terakhir bilangan
genap (kejadian A) adalah : 5 x 26 x 25 x 9 x 8 x 7 x 4 = 6.552.000
= 0,138
2. Dari 100 mahasiswa diketahui, 42 ikut kuliah Matematika, 68 ikut kuliah Psikologi,
54 ikut kuliah Sejarah, 22 ikut kuliah Matematika dan Sejarah, 25 ikut Matematika dan
Psikologi, 7 belajar Sejarah tetapi tidak Matematika maupun Psikologi, 10 ikut ketiga
kuliah, dan 8 tidak ikut satupun dari ketiganya. Bila seorang mahasiswa dipilih secara
acak, carilah peluangnya bahwa:
● Seseorang yang ikut Psikologi mengambil ketiga kuliah !
● Seseorang yang tidak ikut Psikologi mengikuti sejarah dan matematika !
48 + x + 68 – ( 25 + x ) + 54 - ( 22 + x ) + 8 = 100
172 – ( 25 + x ) – ( 22 – x ) + x = 100
125 – x = 100
x = 100 – 125
x =25
● Seseorang yang ikut Psikologi mengambil ketiga kuliah !
P = 10 / 100
= 0,1
P = 24 / 100
= 0,24
THANK YOU