Anda di halaman 1dari 2

ERICH FROMM

A. BIOGRAFI PENEMU TEORI


Erich Fromm lahir pada tahun 1900 di Frankfurt, Jerman. Ia merupakan anak tunggal dari
orang tua Yahudi Ortodoks kelas menengah, artinya sangat berpegang teguh dan sangat
taat pada agama Yahudi. Ayahnya adalah seorang Rabi, bernama Naphtali Fromm,
Fromm menganggap bahwa ayahnya memiliki kepribadian yang agak angin-anginan, dan
ibunya bernama Rosa Krause Fromm keponakan dari Ludwig Krause, seorang ahli
Talmud yang terpandang. Ibu Fromm sering mengalami depresi, itu sebabnya kehidupan
Erich tidaklah terlalu menyenangkan.
Saat Fromm masih kanak-kanak, Fromm mempelajari perjanjian lama dengan beberapa
ahli ternama, orang-orang yang dianggap sebagai “Humanis dengan toleransi yang luar
biasa”(Landis & Tauber,1971, hlm. Xi dalam Feist,Feist,Roberts, 2017). Masa kehidupan
kecil Fromm jauh dari kehidupan ideal, ia ingat bahwa ia memiliki “orang tua neurotic”,
dan bahwa ia “kemungkinan seorang anak neurotic yang agak diluar batas”(Evans,1996
dalam Feist, feist dan Robert, 2017). Ia melihat ayahnya dalam keadaan gusar dan ibunya
rentang terhadap depresi, ia juga tumbuh di 2 dunia yang sangat berbeda, salah satunya
adalah dunia Yahudi Ortodoks dan yang satunya 2 kapitalis modern, oleh karena itu
Fromm memiliki kecenderungan untuk melihat peristiwa lebih dari 1 sudut pandang
(Fromm,1986., Hausdroff,1972 dalam Feist, feist dan Robert, 2017).
Dalam autobiografinya, Beyond the Chains of Illusion, Fromm menceritakan dua
peristiwa penting dimasa remajanya yang menjadi titik tolak jalan hidupnya. Peristiwa
pertama adalah perkenalannya dengan seorang kerabat keluarganya, yang merupakan
seorang gadis usia 25 Tahun yang sangat cantik, ia merupakan seorang pelukis yang
sebenarnya sudah bertunangan namun beberapa waktu kemudian bubar. Selama hidupnya
ia selalu menemani ayahnya yang merupakan seorang duda, ayahnya sangat tua, tidak
menarik dan agak pendiam. Suatu hari ayah gadis itu meninggal dunia, lalu gadis tersebut
kemudian bunuh diri dan meninggalkan sebuah surat wasiat yang menyatakan bahwa dia
ingin dimakamkan disisi ayahnya.
Di usia Fromm yang masih 12 tahun, Fromm selalu dihantui dengan pertanyaan-
pertanyaan tentang gadis itu, kenapa ia memilih untuk bunuh diri, kemudian akhirnya
Fromm menemukan sebagian jawaban dari pertanyaan ini didalam pemikiran Freud. Dan
akhirnya Fromm tertarik dengan teori psikoanalisis dari Freud, dengan melihat Freud, ia
mulai mempelajari Compleks Odipus dan mengerti bahwa peristiwa itu dapat terjadi.
Pada tahun-tahun awal ia puas dengan teori Freud.
Pada saat Fromm berusia 16 Tahun terjadi Perang dunia 1. Ia cukup terkesan pada
irasionalitas nasionalisme bangsa Jerman yang ia amati secara langsung, Ia yakin bahwa
Inggris dan Prancis juga bertindak irasional dan sekali lagi ia dilanda dengan pertanyaan
yang pelik “Bagaimana mungkin orang-orang yang biasanya berlaku Rasional dan damai
menjadi sangat tergerak oleh ideologi Nasional, sangat berniat untuk membunuh dan
sangat siap untuk mati? Perang berakhir pada 1918, Fromm adalah seorang anak muda
yang sangat terusik dan terobsesi dengan pertanyaan, bagaimana mungkin terjadi perang,
dengan keinginan untuk memahami Irasionalitas tingkah laku manusia secara Massal,
dengan keinginan mendalam akan perdamaian, dan saling pengertian dalam dunia
internasional (Fromm 1962 dalam Feist, feist dan Robert, 2017).

B. DINAMIKA KEPRIBADIAN

Struktur Kepribadian

Kondisi Kepribadian yang Abnormal atau yang Mengalami Gangguan

Anda mungkin juga menyukai