Abstrak
Makalah ini mengkaji tentang pengaruh penyebaran Islam di Timur Tengah dan Afrika
Utara (Middle East and North Africa) yang merupakan wilayah dengan pemeluk Islam terbesar
di dunia. Penelitian ini meneliti perubahan yang dialami oleh suku bangsa mayoritas yang
identik dengan kawasan tersebut yaitu bangsa Arab. Sebagai bentuk perbandingan, makalah ini
akan memulai kajian dengan gambaran bangsa Arab di masa pra-Islam, lalu dilanjutkan dengan
masa ketika Islam lahir yang ditandai dengan diutusnya Rasulullah SAW, dan masa pasca
wafatnya Rasulullah. Pemetaan tersebut akan menjawab secara tidak langsung sebab majunya
Islam dan sebab mundurnya Islam serta isu sektarian di Timur Tengah dan Afrika Utara yang
masih menjadi sorotan dunia saat ini.
Kata Kunci: Islam, Middle East, North Africa, Arab
Abstract
This paper examines the influence of the spread of Islam in the Middle East and North Africa
which is the region with the largest Muslim in the world. This research examines the changes
experienced by the majority tribal people who are identical with the region of the Arabs. As a
comparative form, this paper will begin with a picture of the Arab nation in pre-Islamic times,
then followed by the period when Islam was born marked by the Messenger of Allah, and the
post-death time of the Prophet. The mapping will be answered indirectly because of the
progress of Islam and the backdrop of Islam as well as the sectarian issues in the Middle East
and North Africa that are still the world's current spotlight
Keywords: Islam, Middle East, North Africa, Arab
44
Pengaruh Penyebaran Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara:
Studi Geobudaya dan Geopolitik
bangsa lainnya, namun prosentase dibawa Nabi Muhammad SAW dan kondisi
masyarakat Arab tetap mayoritas dan Arab pasca wafatnya Rasul. Di akhir juga
tersebar di berbagai negara di kawasan ini. sedikit diulas beberapa faktor yang
Sehingga tidak jarang masyarakat menyebut menyebabkan banyak konflik di Timur
mereka yang berasal dari Timur Tengah Tengah yang disebabkan aliran-aliran/sekte-
sebagai “orang Arab”. sekte dalam Islam sendiri.
Sebagaimana identik dengan Arab,
kawasan ini juga identik dengan Islam. Dari Pembahasan
sekitar 1,4 miliar umat Muslim di dunia, Arab Pra-Islam
sekitar 18% tinggal di negara-negara Arab Bangsa Arab mempunyai akar
dan 20% lainnya tinggal di Afrika (Yahya, panjang dalam sejarah, mereka termasuk ras
2018: 244). Di kawasan ini juga terletak atau rumput bangsa Kaukasoid, dalam
berbagai situs-situs bersejarah penting bagi subras Medditerranean yang anggotanya
umat Islam, bahkan kota Mekkah dan meliputi wilayah sekitar Laut Tengah,
Madinah merupakan kota suci yang tiap Afrika Utara, Armenia, Arabia, dan Irania.
tahunnya dikunjungi jutaan muslim dari Bangsa Arab hidupnya berpindah-pindah,
berbagai penjuru dunia. Kunjungan yang nomad, karena tanahnya terdiri dari gurun
merupakan ritual wajib para muslim pasir yang kering dan sangat sedikit turun
membuat kawasan ini cukup lekat di telinga hujan. Perpindahan mereka dari satu tempat
para pemeluknya. Karenanya, tak heran ke tempat yang lain mengikuti tumbuhan
meskipun Yahudi dan Kristen juga lahir di stepa atau padang rumput yang tumbuh
kawasan ini, namun nuansa Islam lebih secara sporadis di tanah Arab di sekitar oasis
kental dan melekat dengan nama Timur atau genangan air setelah turun hujan
Tengah. (Wilkinson, 2004: 244; Hitti, 1970: 23).
Bangsa Arab telah ada jauh sebelum Padang rumput diperlukan oleh bangsa
Islam lahir di sana. Bahkan mereka dikenal Badawi, Badawah, Badui, untuk
telah memiliki peradaban yang mapan. mengembala ternak mereka.
Namun kelahiran dan perkembangan Islam Mereka mendiami wilayah Jazirah
di Timur Tengah, khususnya bagi Bangsa Arabia yang dahulu merupakan sambungan
Arab, memiliki pengaruh yang tidak sedikit, wilayah gurun membentang dari barat
bahkan dapat disebut fundamental. Tulisan Sahara di Afika hingga ke timur melintasi
berikut mengulas peradaban Bangsa Arab Asia, Iran Tengah, dan Gurun Gobi di Cina.
sebelum datangnya Islam, ketika Islam Wilayah ini sangat kering dan panas karena
45
Jurnal al-Tsaqafa Volume 16, No. 01, Juni 2019
uap air laut disekitarnya. Sekalipun begitu, Peradaban Arab pra Islam sering
wilayah ini kaya dengan penghasilan bahan pula dikenal dengan nama Era Jahiliyyah
minyak terbesar di dunia (Supriyadi, 2016: (kebodohan). Penamaan ini tidak murni
47-49; Wilkinson, 2004: 244). dikarenakan kebodohan mereka dalam
Bangsa Arab diketahui telah berbagai segi dan tidak berperadaban,
memiliki peradaban jauh sebelum Islam namun karena ketiadaan pengetahuan
muncul disana. Beberapa ahli mereka akan agama, tata cara
mengungkapkan bahwa aspek peradaban kemasyarakatan, politik, dan pengetahuan
Arab meliputi agama, politik, ekonomi dan tentang ke-Esaan Allah. Adapun dari segi
seni budaya. Sejarawan muslim membagi fisik, mereka dinilai lebih sempurna
penduduk Arab menjadi tiga kategori, yaitu: dibanding orang-orang Eropa dalam
1) al-‘Arab al-Ba’idah: Arab Kuno; 2) berbagai organ tubuh, begitupula dalam sisi
‘Arab al-Arabiyah: Arab Pribumi; dan 3) pertanian dan perekenomian yang telah
al’Arab al-Musta’ribah: Arab pendatang maju. Disamping faktor teologis tersebut,
(Supriyadi, 2016: 50; Karim, 2015: 50). mereka memiliki beberapa karakteristik
Eksistensi Arab Kuno tidak dapat terdeteksi khusus yang semakin memperkuat kesan
oleh sejarah kecuali beberapa kaum yang Jahil (bodoh) pada mereka. Lebih jauh,
dikisahkan dalam al-Quran dan kitab-kitab Ignaz Goldziher, seorang orientalis asal
pendahulunya. Adapun Arab pribumi adalah Hongaria bahwa kondisi masyarakat kala itu
dua golongan besar, yaitu Qahthaniyun dan bukan hanya jahiliyyah, namun juga
‘Adnaniyun yang berasal dari Yaman dan barbarisme dan cenderung primitif (Hitti,
merupakan keturunan Nabi Isma’il AS yang 1970: 87; Supriyadi, 2016: 57).
berdiam di Hijaz, Tahama, Nejad, Palmerah Diantara preseden buruk yang
dan sekitarnya (Supriyadi, 2016: 50; Karim, melekat pada Arab pra-Islam adalah kondisi
2015: 50). Dari segi tempat tinggal mereka dan kedudukan wanita yang dipandang
dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu sebelah mata, bahkan setengah manusia.
Ahl al-Hadharah (penduduk kota) dan Ahl Meskipun ditemukan beberapa kepala suku
al-Badiyah (penduduka gurun pasir). Kedua wanita di Mekkah, Madinah, Yaman dan
kelompok ini banyak perbedaan dalam sebagainya, namun jumlah mereka amat
pranata sosial, tata cara, ekonomi, dan sedikit sekali. Di mata masyarakat mereka,
politik yang dipengaruhi kondisi geografi wanita tidak ada harganya dan tidak lebih
dan kondisi alam dimana mereka tinggal berharga dari barang dagangan di pasar.
(Karim, 2015: 50). Beberapa pendapat bahkan lebih vulgar
menyebutkan bahwa mereka tidak lebih dari
46
Pengaruh Penyebaran Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara:
Studi Geobudaya dan Geopolitik
47
Jurnal al-Tsaqafa Volume 16, No. 01, Juni 2019
mempengaruhi sifat dan perilaku rata-rata khususnya dalam aspek pertanian dan
orang Arab yang terkesan keras. perdagangan. Masyarakat Arab telah
Kepala kabilah Arab, selain tegas mengenal dan menggunakan peralatan
dan keras, terkenal juga dengan pertanian semi-modern seperti alat bajak,
bertanggungjawab, murah hati, menjamu cangkul, garu dan tongkat kayu untuk
tamu dan ringan tangan dalam menolong menanam. Penggunaan hewan ternak
mereka yang membutuhkan bantuannya sebagai pembawa air dan penarik bajak juga
(Nicholson, 1907: 92; Hitti, 1970: 95; telah dikenal kala itu. Mereka juga mampu
Palmer, 2005: 157; Karim, 2015: 50, 52-54). membangun sistem irigasi yang baik,
Meskipun demikian, bangsa Arab terkenal meskipun bendungan Ma’arib yang mereka
kurang baik dalam pengorganisasian bangun akhirnya rusak dan tidak
kekuatan dan penyatuan aksi karena tidak berfungsi(Hitti, 1970: 64-65). Untuk
adanya hukum reguler dan universal dan menyuburkan tanah dan memperbanyak
lebih mementingkan kekuatan pribadi dan hasil produksi, mereka juga telah
pendapat suku atas lainnya (Supriyadi, menggunakan berbagai macam pupuk
2016: 55). Mungkin inilah penyebab sulit alami, seperti pupuk kandang dan juga
bersatunya suku-suku dan kabilah di Arab. penyilangan pohon tertentu untuk mendapat
Sistem hidup mereka yang terdiri bibit unggul. Sistem pengelolaan ladang dan
atas kabilah-kabilah tidak menafikan adanya sawah mereka juga telah menggunakan
pemerintahan pusat. Bentuk pemerintahan sistem sewa tanah, bagi hasil atau
yang ada kala itu adalah oligarki atau bekerjasama dengan penggarap (Karim,
pemerintahan oleh suatu kelompok atau 2015: 54-55).
beberapa orang yang membagi-bagi Di samping pertanian, mereka juga
kekuasaan dalam bidang-bidang tertentu. terkenal dalam urusan perdagangan.
Ada kabilah yang menangani masalah Perdagangan yang dilakukan juga tidak
peribadatan, ada yang bertugas menangani terbatas sesama Arab, namun juga dengan
pertahanan juga perekonomian. Pusat non-Arab. Kemajuan mereka dilihat dari
pemerintahan kala itu adalah Dar al-Nadwa kegiatan ekspor dan impor yang telah
yang bertugas sebagai Majlis Syura dan dilakukan para pedagang Arab Selatan dan
berkedudukan di Kota Suci Mekkah, dimana Yaman sejak 200 tahun sebelum lahirnya
didalamnya terdapat Ka’bah, bangunan suci Islam. Mereka melakukan ekspor barang-
bangsa Arab (Karim, 2015: 54). barang seperti dupa, kayu gaharu, minyak
Bangsa Arab pra-Islam memiliki wangi, kulit binatang, buah kismis dan
kemajuan di bidang perekonomian, lainnya dan mengimpor bahan bangunan,
48
Pengaruh Penyebaran Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara:
Studi Geobudaya dan Geopolitik
49
Jurnal al-Tsaqafa Volume 16, No. 01, Juni 2019
mereka (Palmer, 2005: 157; Karim, 2015: tekanan dan penolakan dari berbagai pihak.
57-59). Namun tanpa mengenal putus asa, beliau
Dari segi teologis, bangsa Arab juga tetap melanjutkan misi suci menyampaikan
telah mengenal berbagai macam agama wahyu Allah kepada manusia. Secara
seperti paganisme, Kristen, Yahudi, Majusi keseluruhan, beliau menghabiskan waktu
dan agama Tauhid. Konsep agama Tauhid sekitar 23 tahun untuk berdakwah menyeru
juga cukup terasa dalam budaya Arab kala kepada Islam, dengan rincian 13 tahun
itu dengan penyebutan Allah sebagai Tuhan pertama dilaksanakan di Mekkah dan 10
dan pengkultusan Ka’bah sebagai Bait Allah tahun selanjutnya di kota Yatsrib atau
dan adanya ritual haji tiap tahunnya. Namun Madinah (Palmer, 2005: 158; Syauqi, 2016:
budaya paganisme terasa lebih kental dalam 1).
bangsa Arab pra-Islam dengan banyaknya Tujuan dakwah Nabi selama 13
patung-patung yang disembah dan tahun di Mekkah adalah penanaman dasar-
diletakkan disekitar Ka’bah sebagai dasar keimanan dan segala yang
manifestasi tuhan-tuhan sembahan mereka berhubungan dengan aqidah. Hal tersebut
(Palmer, 2005: 157; Nicholson, 1907: 135). dapat dicermati dalam hal-hal yang dibahas
Sedikitnya terdapat 360 buah patung dalam surah Makkiyah yang kental dengan
disekeliling Ka’bah yang mewakili tiap-tiap masalah aqidah dan keimanan. Berbeda
kabilah dan suku tertentu (Karim, 2016: 59). dengan periode selanjutnya, di Madinah
Nabi mulai menerapkan syari’ah Islam,
Arab Saat Kelahiran Islam hukum-hukum dan pembangunan ekonomi,
Islam diwahyukan oleh Allah sebagai dasar kehidupan bernegara dan
melalui seorang hamba dan rasul-Nya yaitu bermasyarakat (Palmer, 2005: 160, 163;
Muhammad Ibn Abdillah yang lahir pada 12 Syauqi, 2016: 1; Karim, 2015: 64;
R. Awwal Tahun Gajah bertepatan dengan Supriyadi, 2016: 62-63).
29 Agustus 571 M di Mekkah. Beliau Berbagai dasar-dasar
berasal dari kabilah Quraisy yang kemasyarakatan Islam diletakkan oleh Nabi
merupakan kabilah terhormat di kalangan demi membangun miniatur negara yang
bangsa Arab. Beliau menerima wahyu sesuai dengan konsep Islam. Pertama,
pertamanya pada umur 40 tahun dan pendirian masjid untuk tempat berkumpul
menjadi titik awal lahirnya ajaran agama dan bermusyawarah disamping fungsi
penyempurna agama Tauhid dari Nabi utamanya sebagai tempat ibadah. Kedua,
Ibrahim, yaitu Islam. Jalan dakwah yang mempersaudarakan antar kaum muslim
dilaluinya cukup terjal dan mendapat pendatang (Muhajirin) dan penduduk asli
50
Pengaruh Penyebaran Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara:
Studi Geobudaya dan Geopolitik
51
Jurnal al-Tsaqafa Volume 16, No. 01, Juni 2019
bagian dari harta warisan yang ditinggalkan melainkan pengampunan atas semua
oleh suami atau orang tuanya. Islam juga kesalahan mereka (Armstrong, 2002: 22-
mengharamkan berbagai perbuatan tercela 23). Sejarah perang yang terjadi di zaman
yang menjadi tradisi Arab seperti bertaruh, Nabi tidak lain karena terlebih dahulu
berjudi, minum khamr dan perbuatan tercela diserang sehingga menuntut untuk terjadi
lainnya (Syauqi, 2016: 2). peperangan. Bila memungkinkan, Nabi
Beberapa perubahan sosial lainnya lebih memilih cara-cara diplomasi dan
adalah semakin terangkatnya derajat perundingan dibandingkan mengobarkan
manusia , terutama para budak belian. peperangan (Karim, 2015: 73-74; Supriyadi,
Perlahan namun pasti, Nabi mencoba 2016: 64).
mengurangi praktik perdagangan budak dan Bentuk pemerintahan Madinah
memberikan mereka hak-hak seperti sendiri bercorak teokrasi dengan seorang
manusia lainnya. Salah satunya adalah Rasul sebagai kepala pemerintahan dan
banyaknya hukuman atas perbuatan dosa kepala negara namun kedaulatan berada di
dalam Islam mensyariatkan pembebasan tangan Allah. Konsep yang disebut Islamic
budak sebagai hukumannya. Hal ini State ini menempatkan Allah sebagai de jure
dimaksudkan untuk mengurangi jumlah sovereignty dan Nabi sebagai de facto
budak-budak yang diperjualbelikan kala itu sovereignty (Karim, 2015: 74; Syauqi, 2016:
(Karim, 2015: 73-74; Supriyadi, 2016: 64). 1). Selain itu, Nabi juga menerapkan sistem
Secara tersirat, Islam republik dengan bantuan Majelis Syura.
mengembalikan hak-hak manusia seperti Dalam pemerintahannya,
yang disepakati dalam Piagam Atlantik (The sebagaimana sistem Arab pra-Islam, Nabi
Atlantic Charter) tentang The Four juga menyusun gubernur-gubernur atau
Freedom of Mankind (empat macam wali-wali yang bertanggungjawab dalam
kebebasan manusia). Oleh karena itu, Nabi berbagai bidang seperti perekonomian,
berupaya mengurangi peperangan dan hukum, peradilan, pertahanan dan
konflik yang berujung pertumpahan darah keagamaan. Dengan ini menunjukkan
sebagaimana tradisi suku-suku Arab bahwa Islam tidak menolak semua tradisi
terdahulu. Alih-alih berperang, Nabi Arab pra-Islam, namun mengakomodir
menekankan sifat saling memaafkan dan berbagai sistem dan adat istiadat yang
berlapang dada. Sikap tersebut amat tampak dipandang baik dan tidak bertentangan
saat Pembebasan Mekkah (fathu Makkah), dengan syari’at Islam, seperti konsep
dimana kaum Quraisy yang amat memusuhi pernikahan, sistem perdagangan dan lain
Nabi tidak mendapatkan hukuman, sebagainya (Karim, 2015: 74-75).
52
Pengaruh Penyebaran Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara:
Studi Geobudaya dan Geopolitik
53
Jurnal al-Tsaqafa Volume 16, No. 01, Juni 2019
menambahkan peradaban Islam di Afrika Persia dan Mesir. Negara Madinah menjadi
yang dimulai pada masa Dinasti Umayyah pusat pemerintahan dengan struktur
hingga datangnya Napoleon Bonaparte di kekuasan dan administrasi pemerintahan
Mesir pada 1798 M. Selain itu, beliau juga yang bernafaskan semangat demokrasi. Ia
menambahkan peradaban Islam di juga mengelola keuangan dalam bentuk bait
Andalusia pada 711 M hingga 1492 M, al-Maal untuk kesejahteraan umat
peradaban Islam di anak benua India sekitar (Supriyadi, 2016: 82). Berbagai perluasan
1206 M – 1526 M dan Islam pada masa wilayah dan ekspansi berlanjut pada masa
transisi sebelum munculnya tiga kerajaan khalifah Utsman ibn Affan (24-36 H / 644 –
besar, yang ditandai dengan munculnya 656 M) yang mencapai Afrika dan Asia
Dinasti Mamluk di Mesir dan Dinasti Tengah (Syauqi, 2016: 21-22).
Mongol Islam (Karim, 2015: 14-15). Masa Khulafa’ur Rasyidun ditutup
Kemajuan Islam pada masa itu dengan pemerintahan Ali Ibn Abi Thalib
secara tidak langsung ikut meninggikan sebagai khalifah terakhir. Pada masa ini
peradaban dan kebudayaan Arab dan Timur mulai muncul perbedaan pandangan dan
Tengah, di mana Islam lahir, tumbuh dan kubu-kubu dalam umat Islam seperti
berkembang (Palmer, 2004: 168-169). Pada kelompok Mekkah yang menolak
masa khalifah Abu Bakar, beliau pembai’atan Ali, kelompok Syi’ah yang
menerapkan dewan eksekutif dan yudikatif mendukung Ali, kelompok Khawarij yang
dalam proses pemerintahannya (Supriyadi, menolak proses arbitrase Ali – Mu’awiyah
2016: 70-71). Walaupun awal masa ini pada Perang Siffin dan kelompok
ditandai dengan beberapa pembangkangan pendukung Mu’awiyyah ibn Abi Sufyan.
dari beberapa suku dan kabilah pasca Selain itu, masa ini dikenal sebagai
wafatnya Nabi, namun khalifah Abu Bakar permulaan perang saudara antara umat
mampu menanggulangi semua itu dan Islam, yaitu dalam Perang Jamal, Perang
menjaga keutuhan umat Islam dan Arab. Siffin dan Perang Nahrawan. Dengan
Bahkan prestasi terbesarnya adalah wafatnya Ali ibn Abi Thalib pada 24 Januari
penghimpunan naskah al-Qur’an dalam satu 661 M dan berdirinya Dinasti Bani
mushaf (Armstrong, 2002: 25-27; Syauqi, Umayyah, sistem kekhalifahan yang dahulu
2016:16). berdasarkan demokrasi berubah menjadi
Pada masa khalifah Umar ibn monarki dengan adanya putra mahkota
Khaththab, kota Madinah menjelma menjadi (Armstrong, 2002: 37; Gunderson, 2004: 14;
negara adikuasa seiring penaklukan Karim, 2015: 95-101; Supriyadi, 2016: 106-
Semenanjung Arabia, Palestina, Syria, Irak, 111).
54
Pengaruh Penyebaran Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara:
Studi Geobudaya dan Geopolitik
55
Jurnal al-Tsaqafa Volume 16, No. 01, Juni 2019
pandangan dunia dan intisari dari masa Isu Konflik Sektarian di Timur Tengah
kejayaan Islam kala itu. Sebagai pandangan Dewasa ini, diantara hal-hal yang pertama
dunia (worldview), Tauhid adalah yang kali melintas di benak masyarakat kala
membawa identitas peradaban Islam yang mendengar kata “Timur Tengah” adalah
mengikat semua bagian-bagian dan Arab, Islam, minyak dan konflik. Hal-hal
mengintegrasikan dalam sebuah peradaban tersebut merupakan ikon yang ditemukan di
yang maju. Ia menyimpulkan bahwa tauhid Timur Tengah, Arab merupakan mayoritas
adalah pandangan umum tentang realitas, penduduknya, Islam merupakan agama yang
kebenaran, dunia, ruang dan waktu, dan lahir disana dan merupakan agama
sejarah manusia. Tauhid mencakup dualitas mayoritas negara-negara di kawasan
antara dunia dan akhirat, ideasionalitas tersebut, minyak mentah merupakan
terkait tatanan dua realitas, telelologi, komoditi utama beberapa negara kaya
kemampuan manusia dalam mengelola alam disana dan konflik yang tak kunjung usai.
dan tanggung jawab tiap individu (al-Faruqi, Penyebab konflik pun beragam, mulai dari
2003: 110-111). perebutan sumber daya alam, kepentingan
Tauhid sebagai intisari peradaban politik, revolusi terhadap pemerintah yang
juga memiliki dua dimensi utama, yaitu otoriter (Arab Spring) (Yahya, 2018: 247),
dimensi metodologis dan dimensi isi. masalah perbatasan, hingga isu-isu
Dimensi pertama menentukan bentuk sektarian, khususnya dalam agama Islam.
penerapan dan implementasi prinsip Poin terakhir merupakan poin yang akan
pertama peradaban, adapun yang dimensi disoroti mengingat eskalasi konflik yang
lainnya menentukan prinsip pertama itu ditimbulkan cukup berkepanjangan.
sendiri. Dimensi metodologis mencakup Konflik-konflik yang terjadi hari ini sedikit
kesatuan, rasionalitas, dan toleransi. Adapun banyak berkaitan dengan kepentingan
dimensi isi mencakup tauhid sebagai prinsip politik dan revolusi terhadap pemerintah
pertama metafisika, etika, aksiologi, yang otoriter, namun semua konflik dapat
masyarakat, serta estetika (al-Faruqi, 2003: menjadi lebih keruh dan berdarah saat isu-
112). Pendek kata, Islam juga membangun isu sektarian dihembuskan.
mental masyarakat dan umat muslim di Sektarianisme, sebagaimana dikutip
samping membangun bangunan fisik dan dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah
keilmuan. diskriminasi atau kebencian yang muncul
akibat perbedaan di antara suatu kelompok
seperti perbedaan denominasi agama atau
fraksi politik. Meskipun agama yang dianut
56
Pengaruh Penyebaran Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara:
Studi Geobudaya dan Geopolitik
mayoritas penduduk di Timur Tengah satu, menolak hal tersebut dan dianggap sebagai
yaitu Islam, namun muncul berbagai sekte- bid’ah.
sekte dan aliran-aliran yang bervariasi. Faktor selanjutnya yaitu geografis
Penulis merangkum beberapa faktor muncul seiring semakin luasnya penyebaran
penyebab lahirnya sekte-sekte tersebut yaitu Islam. Dalam fiqh misalnya, dikenal adanya
faktor hukum alam, faktor geografis, faktor dua aliran utama yaitu Ahlul-Hadits dan
keilmuan, dan faktor politik. Ahlur-Ra’yi. Ahlul-Hadits adalah ulama-
Faktor pertama merupakan sebuah ulama yang merujuk segala sesuatunya
sunnatullah bahwa dunia dan permasalahan kepada hadits-hadits Nabi dalam
didalamnya selalu berkembang, begitupula pengambilan fatwa dan kebanyakan dari
pengetahuan manusia. Pengetahuan tersebut mereka merupakan ilmuwan yang tinggal di
senantiasa berkembang seiring sekitar Mekkah dan Madinah, tempat yang
perkembangan zaman dan perubahan sosial dipenuhi para sahabat dan tabi’in. adapun
yang dihadapi, disamping sifat dasar ahlur-Ra’yi adalah ulama-ulama yang
manusia untuk selalu ingin tahu. Pada dalam mengambil fatwa lebih dominan
zaman Nabi, kekuasaan Islam hanya menggunakan akal daripada hadits. Mereka
terbatas dan belum bersinggungan dengan mayoritas ulama-ulama yang bertempat di
budaya lain selain budaya Arab. Segala Baghdad, Irak, yang jauh dari pusat agama
permasalahan dalam hidup, khususnya Islam dan terbatasnya jumlah sahabat dan
urusan agama dapat segera ditanyakan tabi’in yang dapat ditemui. Contoh lainnya
kepada Nabi dan menjawab melalui wahyu- seperti adanya aliran Bashrah dan Kufah
Nya. Setelah wafatnya Nabi dan semakin dalam ilmu Nahwu yang memiliki sudut
meluasnya penyebaran Islam hingga ke pandang yang berbeda dalam ilmu tersebut.
tanah Afrika bahkan Eropa, persoalan yang Perkembangan yang terjadi umumnya
dihadapi pun semakin beragam dan semakin disebabkan cukup jauhnya satu wilayah dari
kompleks. Mereka akhirnya berijtihad pusat agama Islam di Mekkah dan Madinah,
sesuai kesulitan yang dihadapi yang sehingga menciptakan perbedaan dalam
mungkin tidak ditemukan oleh pemeluk aliran tertentu.
Islam di wilayah lain. Terputusnya wahyu Faktor ketiga adalah keilmuan.
juga membuat beberapa ilmuwan berusaha Perkembangan keilmuan Islam, gerakan
mengadakan modernisasi problem-problem penerjemahan dan persentuhan dengan
keislaman, namun tidak sedikit yang budaya lain sedikit banyak melahirkan
berbagai pemikiran-pemikiran baru dalam
57
Jurnal al-Tsaqafa Volume 16, No. 01, Juni 2019
Islam seperti ilmu alam, ilmu kedokteran, kekhilafahan Ali Ibn Abi Thalib. Penolakan
strategi perang, ilmu astronomi, teologi ini semakin memanas hingga berlanjut pada
hingga filsafat. Pertukaran budaya Islam Perang Jamal dan Perang Shiffin. Pasca
yang melekat dengan bangsa Arab dengan kedua perang tersebut, yang dianggap
bangsa non-Arab mulai jamak dijumpai, sebagai perang saudara pertama dalam
budaya Persia, budaya India, budaya Afrika sejarah Islam, umat Islam terbagi ke dalam
hingga budaya Yunani/Hellenisme (Watt, beberapa golongan yang mengerucut
1985: 33-34). Sejak saat itu, budaya-budaya menjadi sekte disebabkan perbedaan
sekitar tidak sedikit yang dianggap pandangan dan kepentingan politik yang
mempengaruhi ilmu pengetahuan dan diambil, yaitu Syi’ah, Khawarij dan Sunni.
pemikiran, khususnya pemikiran para sufi Syi’ah adalah mereka yang
seperti Abi Yazid al-Busthami, al-Hallaj, al- mendukung kepemimpinan Ali dan
Qusyairy dan Ibnu ‘Araby yang dianggap Khawarij adalah mereka yang keluar dari
terpengaruh budaya Persia dan India barisan Ali. Adapun Sunni adalah sekte
(Taftazani, 1979: 25). Beberapa ulama yang muncul belakangan yang memegang
menganggap yang demikian merupakan teguh ajaran Rasul tanpa fanatisme
perkembangan dan pihak lainnya berlebihan terhadap Ali, namun tidak pula
menganggapnya suatu penyimpangan dan mendukung Mu’awiyah, yang menjadi rival
bid’ah. Dalam bidang ini muncullah aliran politik Ali, sepenuhnya. Seiring
Mu’tazilah, Maturidiyah, Asy’ariyah, berkembangnya zaman, sekte-sekte tersebut
Murji’ah, Khawarij, Qodariyyah dan juga menyasar urusan aqidah dan keimanan
Jabbariyah (Dja’far, 2014: 113-114) umat Islam.
Faktor terakhir dan faktor terpenting Dengan kuatnya pengaruh sekte dan
dalam terbentuknya sekte-sekte adalah kepentingan politik, dapat dikatakan faktor
faktor kepentingan politik. Perbedaan terakhirlah yang masih dipertahankan
pandangan politik dan kepentingan suatu hingga saat ini di Timur Tengah. Kedua
golongan membentuk sekte yang pada aliran besar yang sering bertikai adalah
akhirnya berimplikasi pada urusan aqidah Sunni dan Syi’ah. Perlu dipahami bahwa
(Dja’far, 2014: 111). Menurut Watt (1985: lahirnya suatu konflik menurut Pruitt dan
1-6) yang juga diamini oleh Nasution (2012: Rubin merupakan dampak adanya interest
3) bahwa awal mula terbentuknya sekte yang bertentangan dari dua kelompok atau
adalah dengan terbunuhnya Khalifah ketiga beberapa interest yang tidak dapat
Utsman ibn Affan yang berujung pada dipertemukan satu sama lain (Pruitt, 2014:
penolakan beberapa sahabat atas 10). Interest inilah yang sering bertentangan.
58
antara Sunni dan Syi’ah di berbagai negara di Timur Tengah Rasa ashabiyah Arab terdahulu
yang kuat dan tinggi saat ini mengakar pada ashabiyah sekte yang melintasi suku, bangsa dan
negara. Meskipun mayoritas penduduk Timur Tengah beraliran Sunni, namun negara penganut
Syi’ah memiliki pengaruh yang besar serta dibekali persenjataan yang mutakhir seperti Iran,
sebagian Irak, sebagian Suriah dan Lebanon. Peta penyebaran yang lebih lengkap dapat
digambarkan sebagai berikut:
59
Jurnal al-Tsaqafa Volume 16, No. 01, Juni 2019
61
Jurnal al-Tsaqafa Volume 16, No. 01, Juni 2019
http://edukasi.kompas.com/read/2011/06/23
/10261579/Ini.Dia.10.Universitas.Tertua.di.
Dunia diakses pada 3 Mei 2017 pukul 10:54
WIB.
62