Anda di halaman 1dari 19

Al-Tsaqafa: Jurnal Peradaban Islam

Vol. 16 No.1, Juni 2019, hlm. 044-062


ISSN (Cetak) : 0216-5937 ISSN (Online) 2654-4598

Pengaruh Penyebaran Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara:


Studi Geobudaya dan Geopolitik
Yuangga Kurnia Yahya
Universitas Darussalam Gontor
Ponorogo Madiun Jawa Timur
Email : yuangga4@unida.gontor.ac.id

Abstrak
Makalah ini mengkaji tentang pengaruh penyebaran Islam di Timur Tengah dan Afrika
Utara (Middle East and North Africa) yang merupakan wilayah dengan pemeluk Islam terbesar
di dunia. Penelitian ini meneliti perubahan yang dialami oleh suku bangsa mayoritas yang
identik dengan kawasan tersebut yaitu bangsa Arab. Sebagai bentuk perbandingan, makalah ini
akan memulai kajian dengan gambaran bangsa Arab di masa pra-Islam, lalu dilanjutkan dengan
masa ketika Islam lahir yang ditandai dengan diutusnya Rasulullah SAW, dan masa pasca
wafatnya Rasulullah. Pemetaan tersebut akan menjawab secara tidak langsung sebab majunya
Islam dan sebab mundurnya Islam serta isu sektarian di Timur Tengah dan Afrika Utara yang
masih menjadi sorotan dunia saat ini.
Kata Kunci: Islam, Middle East, North Africa, Arab
Abstract
This paper examines the influence of the spread of Islam in the Middle East and North Africa
which is the region with the largest Muslim in the world. This research examines the changes
experienced by the majority tribal people who are identical with the region of the Arabs. As a
comparative form, this paper will begin with a picture of the Arab nation in pre-Islamic times,
then followed by the period when Islam was born marked by the Messenger of Allah, and the
post-death time of the Prophet. The mapping will be answered indirectly because of the
progress of Islam and the backdrop of Islam as well as the sectarian issues in the Middle East
and North Africa that are still the world's current spotlight
Keywords: Islam, Middle East, North Africa, Arab

Pendahuluan tidak bisa tidak menyinggung dua variabel


Kawasan Timur Tengah merupakan lainnya, Arab dan Islam. Sedikitnya 25
kawasan negara-negara yang terletak di Asia negara yang mendiami kawasan ini
Barat dan Afrika Utara. Sebutan “Timur berpenduduk mayoritas Bangsa Arab dan
Tengah” digunakan oleh Kolonialisme menjadikan Bahasa Arab sebagai bahasa
Barat untuk menunjuk kawasan di antara resmi mereka. Meskipun tidak sedikit
Timur Dekat (Turki) dan Timur Jauh (India bangsa-bangsa lain yang mendiami kawasan
dan Cina). Berbicara tentang Timur Tengah ini seperti Persia, Berber, Turki, Kurdi dan

44
Pengaruh Penyebaran Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara:
Studi Geobudaya dan Geopolitik

bangsa lainnya, namun prosentase dibawa Nabi Muhammad SAW dan kondisi
masyarakat Arab tetap mayoritas dan Arab pasca wafatnya Rasul. Di akhir juga
tersebar di berbagai negara di kawasan ini. sedikit diulas beberapa faktor yang
Sehingga tidak jarang masyarakat menyebut menyebabkan banyak konflik di Timur
mereka yang berasal dari Timur Tengah Tengah yang disebabkan aliran-aliran/sekte-
sebagai “orang Arab”. sekte dalam Islam sendiri.
Sebagaimana identik dengan Arab,
kawasan ini juga identik dengan Islam. Dari Pembahasan
sekitar 1,4 miliar umat Muslim di dunia, Arab Pra-Islam
sekitar 18% tinggal di negara-negara Arab Bangsa Arab mempunyai akar
dan 20% lainnya tinggal di Afrika (Yahya, panjang dalam sejarah, mereka termasuk ras
2018: 244). Di kawasan ini juga terletak atau rumput bangsa Kaukasoid, dalam
berbagai situs-situs bersejarah penting bagi subras Medditerranean yang anggotanya
umat Islam, bahkan kota Mekkah dan meliputi wilayah sekitar Laut Tengah,
Madinah merupakan kota suci yang tiap Afrika Utara, Armenia, Arabia, dan Irania.
tahunnya dikunjungi jutaan muslim dari Bangsa Arab hidupnya berpindah-pindah,
berbagai penjuru dunia. Kunjungan yang nomad, karena tanahnya terdiri dari gurun
merupakan ritual wajib para muslim pasir yang kering dan sangat sedikit turun
membuat kawasan ini cukup lekat di telinga hujan. Perpindahan mereka dari satu tempat
para pemeluknya. Karenanya, tak heran ke tempat yang lain mengikuti tumbuhan
meskipun Yahudi dan Kristen juga lahir di stepa atau padang rumput yang tumbuh
kawasan ini, namun nuansa Islam lebih secara sporadis di tanah Arab di sekitar oasis
kental dan melekat dengan nama Timur atau genangan air setelah turun hujan
Tengah. (Wilkinson, 2004: 244; Hitti, 1970: 23).
Bangsa Arab telah ada jauh sebelum Padang rumput diperlukan oleh bangsa
Islam lahir di sana. Bahkan mereka dikenal Badawi, Badawah, Badui, untuk
telah memiliki peradaban yang mapan. mengembala ternak mereka.
Namun kelahiran dan perkembangan Islam Mereka mendiami wilayah Jazirah
di Timur Tengah, khususnya bagi Bangsa Arabia yang dahulu merupakan sambungan
Arab, memiliki pengaruh yang tidak sedikit, wilayah gurun membentang dari barat
bahkan dapat disebut fundamental. Tulisan Sahara di Afika hingga ke timur melintasi
berikut mengulas peradaban Bangsa Arab Asia, Iran Tengah, dan Gurun Gobi di Cina.
sebelum datangnya Islam, ketika Islam Wilayah ini sangat kering dan panas karena

45
Jurnal al-Tsaqafa Volume 16, No. 01, Juni 2019

uap air laut disekitarnya. Sekalipun begitu, Peradaban Arab pra Islam sering
wilayah ini kaya dengan penghasilan bahan pula dikenal dengan nama Era Jahiliyyah
minyak terbesar di dunia (Supriyadi, 2016: (kebodohan). Penamaan ini tidak murni
47-49; Wilkinson, 2004: 244). dikarenakan kebodohan mereka dalam
Bangsa Arab diketahui telah berbagai segi dan tidak berperadaban,
memiliki peradaban jauh sebelum Islam namun karena ketiadaan pengetahuan
muncul disana. Beberapa ahli mereka akan agama, tata cara
mengungkapkan bahwa aspek peradaban kemasyarakatan, politik, dan pengetahuan
Arab meliputi agama, politik, ekonomi dan tentang ke-Esaan Allah. Adapun dari segi
seni budaya. Sejarawan muslim membagi fisik, mereka dinilai lebih sempurna
penduduk Arab menjadi tiga kategori, yaitu: dibanding orang-orang Eropa dalam
1) al-‘Arab al-Ba’idah: Arab Kuno; 2) berbagai organ tubuh, begitupula dalam sisi
‘Arab al-Arabiyah: Arab Pribumi; dan 3) pertanian dan perekenomian yang telah
al’Arab al-Musta’ribah: Arab pendatang maju. Disamping faktor teologis tersebut,
(Supriyadi, 2016: 50; Karim, 2015: 50). mereka memiliki beberapa karakteristik
Eksistensi Arab Kuno tidak dapat terdeteksi khusus yang semakin memperkuat kesan
oleh sejarah kecuali beberapa kaum yang Jahil (bodoh) pada mereka. Lebih jauh,
dikisahkan dalam al-Quran dan kitab-kitab Ignaz Goldziher, seorang orientalis asal
pendahulunya. Adapun Arab pribumi adalah Hongaria bahwa kondisi masyarakat kala itu
dua golongan besar, yaitu Qahthaniyun dan bukan hanya jahiliyyah, namun juga
‘Adnaniyun yang berasal dari Yaman dan barbarisme dan cenderung primitif (Hitti,
merupakan keturunan Nabi Isma’il AS yang 1970: 87; Supriyadi, 2016: 57).
berdiam di Hijaz, Tahama, Nejad, Palmerah Diantara preseden buruk yang
dan sekitarnya (Supriyadi, 2016: 50; Karim, melekat pada Arab pra-Islam adalah kondisi
2015: 50). Dari segi tempat tinggal mereka dan kedudukan wanita yang dipandang
dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu sebelah mata, bahkan setengah manusia.
Ahl al-Hadharah (penduduk kota) dan Ahl Meskipun ditemukan beberapa kepala suku
al-Badiyah (penduduka gurun pasir). Kedua wanita di Mekkah, Madinah, Yaman dan
kelompok ini banyak perbedaan dalam sebagainya, namun jumlah mereka amat
pranata sosial, tata cara, ekonomi, dan sedikit sekali. Di mata masyarakat mereka,
politik yang dipengaruhi kondisi geografi wanita tidak ada harganya dan tidak lebih
dan kondisi alam dimana mereka tinggal berharga dari barang dagangan di pasar.
(Karim, 2015: 50). Beberapa pendapat bahkan lebih vulgar
menyebutkan bahwa mereka tidak lebih dari
46
Pengaruh Penyebaran Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara:
Studi Geobudaya dan Geopolitik

binatang, wanita dianggap barang dan berbondong-bondong melakukan urbanisasi


hewan ternak yang tidak memiliki hak besar-besaran ke Utara, termasuk Mekkah,
(Supriyadi, 2016: 55; Palmer, 2005: 157). Yatsrib dan Damaskus (Wilkinson, 2004:
Mereka tidak dapat menjadi pewaris suami 245; Hitti, 1970: 64-65). Perpindahan ini
atau orang tua. Para lelaki juga bebas menyebabkan terbatasnya bahan pangan dan
menikah dengan wanita mana saja menyebabkan kesulitan ekonomi dan
berapapun jumlahnya, sedangkan tidak kemiskinan banyak keluarga. Membunuh
demikian bagi wanita. Seorang istri yang bayi yang baru lahir disinyalir sebagai usaha
ditinggal suaminya meninggal juga dapat untuk mengurangi pengeluaran keluarga. Di
diwarisi oleh anak tertuanya atau salah satu beberapa suku lainnya, mereka tidak sedikit
kerabat mendiang suaminya. Sungguh jauh yang menyayangi anak-anak mereka, baik
berbeda dengan posisi suami setelah perempuan maupun laki-laki. Namun,
menikah yang berkedudukan layaknya raja memiliki anak laki-laki tetap menjadi
dan penguasa (Karim, 2015: 51). kebanggaan tersendiri bagi suku-suku di
Mereka juga terkenal dengan tradisi Arab kala itu (Karim, 2015: 51-52).
penguburan anak hidup-hidup. Namun, Bangsa Arab juga dikenal hidup
perlu dipahami bahwa tradisi tersebut tidak dalam kabilah-kabilah atau klan-klan.
terjadi di seluruh suku Arab. Hanya Mereka hidup berdampingan antar kabilah
beberapa suku dan kabilah saja yang dengan perjanjian damai yang disebut al-
menerapkan tradisi tersebut. Tradisi tersebut Ahlaf. Kecintaan mereka terhadap keluarga,
dilakukan dengan dasar bahwa anak garis keturunan (nasab) dan kabilah
(kebanyakan perempuan) adalah penyebab mengalahkan kecintaan mereka terhadap hal
kemiskinan dan aib bagi keluarga. Bila lainnya. Ibn Khaldun menyebutnya dengan
mereka kalah dalam peperangan, maka istri istilah al-‘Ashabiyah (Hitti, 1970: 27).
dan anak perempuan mereka akan dirampas Fanatisme kabilah ini seringkali
oleh musuh. Karenanya, mereka menimbulkan percekcokan dengan kabilah
beranggapan lebih baik membunuh mereka lain yang berujung pada peperangan bahkan
terlebih dahulu sebelum ditawan oleh dalam hal sepele sekalipun, seperti kalah
musuh. dalam pacuan kuda, persengketaan hewan
Alasan lainnya adalah faktor ternak, mata air atau padang rumput. Faktor
kependudukan. Salah satu peristiwa besar geografis Arab yang dipengaruhi oleh
yang berpengaruh adalah hancurnya gurun-gurun pasir yang luas dan tandus
bendungan Ma’arib, Yaman, rakyat

47
Jurnal al-Tsaqafa Volume 16, No. 01, Juni 2019

mempengaruhi sifat dan perilaku rata-rata khususnya dalam aspek pertanian dan
orang Arab yang terkesan keras. perdagangan. Masyarakat Arab telah
Kepala kabilah Arab, selain tegas mengenal dan menggunakan peralatan
dan keras, terkenal juga dengan pertanian semi-modern seperti alat bajak,
bertanggungjawab, murah hati, menjamu cangkul, garu dan tongkat kayu untuk
tamu dan ringan tangan dalam menolong menanam. Penggunaan hewan ternak
mereka yang membutuhkan bantuannya sebagai pembawa air dan penarik bajak juga
(Nicholson, 1907: 92; Hitti, 1970: 95; telah dikenal kala itu. Mereka juga mampu
Palmer, 2005: 157; Karim, 2015: 50, 52-54). membangun sistem irigasi yang baik,
Meskipun demikian, bangsa Arab terkenal meskipun bendungan Ma’arib yang mereka
kurang baik dalam pengorganisasian bangun akhirnya rusak dan tidak
kekuatan dan penyatuan aksi karena tidak berfungsi(Hitti, 1970: 64-65). Untuk
adanya hukum reguler dan universal dan menyuburkan tanah dan memperbanyak
lebih mementingkan kekuatan pribadi dan hasil produksi, mereka juga telah
pendapat suku atas lainnya (Supriyadi, menggunakan berbagai macam pupuk
2016: 55). Mungkin inilah penyebab sulit alami, seperti pupuk kandang dan juga
bersatunya suku-suku dan kabilah di Arab. penyilangan pohon tertentu untuk mendapat
Sistem hidup mereka yang terdiri bibit unggul. Sistem pengelolaan ladang dan
atas kabilah-kabilah tidak menafikan adanya sawah mereka juga telah menggunakan
pemerintahan pusat. Bentuk pemerintahan sistem sewa tanah, bagi hasil atau
yang ada kala itu adalah oligarki atau bekerjasama dengan penggarap (Karim,
pemerintahan oleh suatu kelompok atau 2015: 54-55).
beberapa orang yang membagi-bagi Di samping pertanian, mereka juga
kekuasaan dalam bidang-bidang tertentu. terkenal dalam urusan perdagangan.
Ada kabilah yang menangani masalah Perdagangan yang dilakukan juga tidak
peribadatan, ada yang bertugas menangani terbatas sesama Arab, namun juga dengan
pertahanan juga perekonomian. Pusat non-Arab. Kemajuan mereka dilihat dari
pemerintahan kala itu adalah Dar al-Nadwa kegiatan ekspor dan impor yang telah
yang bertugas sebagai Majlis Syura dan dilakukan para pedagang Arab Selatan dan
berkedudukan di Kota Suci Mekkah, dimana Yaman sejak 200 tahun sebelum lahirnya
didalamnya terdapat Ka’bah, bangunan suci Islam. Mereka melakukan ekspor barang-
bangsa Arab (Karim, 2015: 54). barang seperti dupa, kayu gaharu, minyak
Bangsa Arab pra-Islam memiliki wangi, kulit binatang, buah kismis dan
kemajuan di bidang perekonomian, lainnya dan mengimpor bahan bangunan,
48
Pengaruh Penyebaran Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara:
Studi Geobudaya dan Geopolitik

bulu burung unta, logam mulia, batu mulia,


sutra, gading, rempah-rempah, intan dan
Meskipun demikian, beberapa ahli
sebagainya dari Afrika, Persia, Asia Selatan
menyebutkan bahwa kegiatan pertanian dan
dan Cina (Karim, 2015: 55-56).
perdagangan tersebut masih jauh bahkan
Hal tersebut didukung dengan fakta
tidak memiliki roh atau semangat
bahwa Mekkah memiliki peran strategis
kemanusiaan seperti keadilan dan
karena merupakan jalur persilangan
persamaan. Sistem kapitalis dan monopoli
ekonomi internasional, yang
telah jauh-jauh hari dijalankan di tanah Arab
menghubungkan jalur-jalur dari dan ke
yang melahirkan kesenjangan ekonomi yang
mancanegara. Secara ringkas, dapat dilihat
mencolok antara si kaya dan si miskin dan
dalam peta berikut:
memperlebar jurang pemisah antara mereka.
Sehingga disamping para pedagang, tidak
sedikit masyarakat Arab yang berprofesi
sebagai penyamun dan perampok.
Karenanya, tidak meleset bila Nicholson,
orientalis asal Britania Raya yang concern
terhadap Islam, melabeli kaum Arab pra-
Islam sebagai kaum yang sepenuhnya
hedonis (Nicholson, 1907: 136).
Gambar 1 Dalam bidang ilmu pengetahuan,
Peta Jalur Perekonomian Internasional
bangsa Arab telah terkenal dengan karya
Arab Pra-Islam 1
(sumber: nabatea.net) sastranya. Pasar-pasar tahunan seperti Ukaz,
Dzul Majaz dan Mihnah mengadakan
perlombaan rutin dalam syair-syair dan
puisi-puisi Arab. Pemenang perlombaan
tersebut mendapat kehormatan dengan
ditulisnya sya’irnya dengan tinta emas dan
digantungkan di Ka’bah atau Mu’allaqat
(Nicholson, 1907: 103, 135; Hitti, 1970: 93).
Mereka juga dianugerahi kelebihan berupa
kemampuan menghafal yang sangat tinggi,
Gambar 2
Peta Jalur Perekonomian khususnya hafalan terhadap sya’ir-sya’ir
Internasional Arab Pra-Islam 2
dan kronologi sejarah nenek moyang
(sumber: hajiallah.com)

49
Jurnal al-Tsaqafa Volume 16, No. 01, Juni 2019

mereka (Palmer, 2005: 157; Karim, 2015: tekanan dan penolakan dari berbagai pihak.
57-59). Namun tanpa mengenal putus asa, beliau
Dari segi teologis, bangsa Arab juga tetap melanjutkan misi suci menyampaikan
telah mengenal berbagai macam agama wahyu Allah kepada manusia. Secara
seperti paganisme, Kristen, Yahudi, Majusi keseluruhan, beliau menghabiskan waktu
dan agama Tauhid. Konsep agama Tauhid sekitar 23 tahun untuk berdakwah menyeru
juga cukup terasa dalam budaya Arab kala kepada Islam, dengan rincian 13 tahun
itu dengan penyebutan Allah sebagai Tuhan pertama dilaksanakan di Mekkah dan 10
dan pengkultusan Ka’bah sebagai Bait Allah tahun selanjutnya di kota Yatsrib atau
dan adanya ritual haji tiap tahunnya. Namun Madinah (Palmer, 2005: 158; Syauqi, 2016:
budaya paganisme terasa lebih kental dalam 1).
bangsa Arab pra-Islam dengan banyaknya Tujuan dakwah Nabi selama 13
patung-patung yang disembah dan tahun di Mekkah adalah penanaman dasar-
diletakkan disekitar Ka’bah sebagai dasar keimanan dan segala yang
manifestasi tuhan-tuhan sembahan mereka berhubungan dengan aqidah. Hal tersebut
(Palmer, 2005: 157; Nicholson, 1907: 135). dapat dicermati dalam hal-hal yang dibahas
Sedikitnya terdapat 360 buah patung dalam surah Makkiyah yang kental dengan
disekeliling Ka’bah yang mewakili tiap-tiap masalah aqidah dan keimanan. Berbeda
kabilah dan suku tertentu (Karim, 2016: 59). dengan periode selanjutnya, di Madinah
Nabi mulai menerapkan syari’ah Islam,
Arab Saat Kelahiran Islam hukum-hukum dan pembangunan ekonomi,
Islam diwahyukan oleh Allah sebagai dasar kehidupan bernegara dan
melalui seorang hamba dan rasul-Nya yaitu bermasyarakat (Palmer, 2005: 160, 163;
Muhammad Ibn Abdillah yang lahir pada 12 Syauqi, 2016: 1; Karim, 2015: 64;
R. Awwal Tahun Gajah bertepatan dengan Supriyadi, 2016: 62-63).
29 Agustus 571 M di Mekkah. Beliau Berbagai dasar-dasar
berasal dari kabilah Quraisy yang kemasyarakatan Islam diletakkan oleh Nabi
merupakan kabilah terhormat di kalangan demi membangun miniatur negara yang
bangsa Arab. Beliau menerima wahyu sesuai dengan konsep Islam. Pertama,
pertamanya pada umur 40 tahun dan pendirian masjid untuk tempat berkumpul
menjadi titik awal lahirnya ajaran agama dan bermusyawarah disamping fungsi
penyempurna agama Tauhid dari Nabi utamanya sebagai tempat ibadah. Kedua,
Ibrahim, yaitu Islam. Jalan dakwah yang mempersaudarakan antar kaum muslim
dilaluinya cukup terjal dan mendapat pendatang (Muhajirin) dan penduduk asli
50
Pengaruh Penyebaran Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara:
Studi Geobudaya dan Geopolitik

Madinah (Anshar) meski tidak memiliki 5. Meletakkan landasan berpolitik,


hubungan kekerabatan secara keturunan. ekonomi, dan kemasyarakatan bagi
Ketiga, membuat perjanjian untuk bekerja negeri Madinah yang baru terbentuk
sama dan saling membantu antara kaum (Karim, 2015: 69-70; Supriyadi, 2016:
muslim dan bukan muslim (Karim, 2105: 64-65).
68-70). Dasar berpolitik yang dijunjung oleh
Kala itu di Madinah setidaknya Nabi adalah keadilan. Prinsip keadilan harus
ada 12 kelompok berbeda yang dijalankan terhadap semua penduduk tanpa
mengadakan perjanjian yang disebut pandang bulu dan mengakui persamaan
Piagam Madinah (Madinah Charter). derajat seluruh manusia di hadapan Allah.
Kelompok-kelompok tersebut diwakili Prinsip ini cukup berat untuk dipraktikkan
oleh tiga kelompok besar, yaitu kaum mengingat tradisi Arab yang mengakui
Muslim, kaum Yahudi dan orang Arab keunggulan satu keturunan atau satu kabilah
yang belum masuk Islam (Karim, 2105: tertentu atas lainnya. Prinsip lainnya adalah
68-70; Supriyadi, 2016: 63-65; Syauqi, prinsip musyawarah untuk memecahkan
2016: 8-9). Dalam piagam tersebut segala persoalan demi tercapainya
sedikitnya terdapat 5 poin kesepakatan kemashlahatan bersama (Karim, 2015: 70).
antar seluruh penduduk Madinah yang Prinsip sosial Islam (social justice)
berbunyi sebagai berikut: juga diperkenalkan menggantikan berbagai
1. Tiap kelompok dijamin kebebasannya tradisi Jahiliyyah yang kurang (bahkan
dalam beragama, tidak) berperikemanusiaan (Armstrong,
2. Tiap kelompok berhak menghukum 2002: 6). Nabi yang juga berdagang
anggota kelompoknya yang bersalah, mengajarkan konsep jual-beli yang berbeda
3. Tiap kelompok harus saling dengan tradisi Arab dahulu, tidak ada lagi
membantu dalam mempertahankan monopoli perdagangan maupun sistem
Madinah, baik yang muslim maupun ekonomi kapitalis. Derajat wanita yang
non-muslim, dahulu tidak berharga diangkat sedemikian
4. Penduduk Madinah semuanya sepakat rupa sehingga memiliki derajat yang setara
mengangkat Nabi Muhammad sebagai dengan pria (Armstrong, 2002: 16).
pemimpinnya dan memberi keputusan Hukum pernikahan Islam pun
hukum segala perkara yang diterapkan dengan membatasi seorang pria
dihadapkan kepadanya, dan beristri 4 orang wanita dan melalui akad
yang sah. Seorang wanita juga mendapatkan

51
Jurnal al-Tsaqafa Volume 16, No. 01, Juni 2019

bagian dari harta warisan yang ditinggalkan melainkan pengampunan atas semua
oleh suami atau orang tuanya. Islam juga kesalahan mereka (Armstrong, 2002: 22-
mengharamkan berbagai perbuatan tercela 23). Sejarah perang yang terjadi di zaman
yang menjadi tradisi Arab seperti bertaruh, Nabi tidak lain karena terlebih dahulu
berjudi, minum khamr dan perbuatan tercela diserang sehingga menuntut untuk terjadi
lainnya (Syauqi, 2016: 2). peperangan. Bila memungkinkan, Nabi
Beberapa perubahan sosial lainnya lebih memilih cara-cara diplomasi dan
adalah semakin terangkatnya derajat perundingan dibandingkan mengobarkan
manusia , terutama para budak belian. peperangan (Karim, 2015: 73-74; Supriyadi,
Perlahan namun pasti, Nabi mencoba 2016: 64).
mengurangi praktik perdagangan budak dan Bentuk pemerintahan Madinah
memberikan mereka hak-hak seperti sendiri bercorak teokrasi dengan seorang
manusia lainnya. Salah satunya adalah Rasul sebagai kepala pemerintahan dan
banyaknya hukuman atas perbuatan dosa kepala negara namun kedaulatan berada di
dalam Islam mensyariatkan pembebasan tangan Allah. Konsep yang disebut Islamic
budak sebagai hukumannya. Hal ini State ini menempatkan Allah sebagai de jure
dimaksudkan untuk mengurangi jumlah sovereignty dan Nabi sebagai de facto
budak-budak yang diperjualbelikan kala itu sovereignty (Karim, 2015: 74; Syauqi, 2016:
(Karim, 2015: 73-74; Supriyadi, 2016: 64). 1). Selain itu, Nabi juga menerapkan sistem
Secara tersirat, Islam republik dengan bantuan Majelis Syura.
mengembalikan hak-hak manusia seperti Dalam pemerintahannya,
yang disepakati dalam Piagam Atlantik (The sebagaimana sistem Arab pra-Islam, Nabi
Atlantic Charter) tentang The Four juga menyusun gubernur-gubernur atau
Freedom of Mankind (empat macam wali-wali yang bertanggungjawab dalam
kebebasan manusia). Oleh karena itu, Nabi berbagai bidang seperti perekonomian,
berupaya mengurangi peperangan dan hukum, peradilan, pertahanan dan
konflik yang berujung pertumpahan darah keagamaan. Dengan ini menunjukkan
sebagaimana tradisi suku-suku Arab bahwa Islam tidak menolak semua tradisi
terdahulu. Alih-alih berperang, Nabi Arab pra-Islam, namun mengakomodir
menekankan sifat saling memaafkan dan berbagai sistem dan adat istiadat yang
berlapang dada. Sikap tersebut amat tampak dipandang baik dan tidak bertentangan
saat Pembebasan Mekkah (fathu Makkah), dengan syari’at Islam, seperti konsep
dimana kaum Quraisy yang amat memusuhi pernikahan, sistem perdagangan dan lain
Nabi tidak mendapatkan hukuman, sebagainya (Karim, 2015: 74-75).
52
Pengaruh Penyebaran Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara:
Studi Geobudaya dan Geopolitik

632 M, dilanjutkan pada masa pemerintahan


Arab dan Timur Tengah Pasca Wafatnya Khulafau’r Rasyidun dan Dinasti Bani
Rasulullah SAW Umayyah yang berakhir pada 1250 M. Masa
Pasca wafatnya Rasulullah SAW, ini dikenal sebagai masa ekspansi, integrasi
Arab bersama-sama dengan Islam mencapai dan kekuasaan Islam (Supriyadi, 2016: 25).
masa kejayaan dan masa keemasan Periode pertengahan dimulai dengan
(Wilkinson, 2004: 258-260). Masa kejayaan berdirinya Dinasti Abbasiyah pada 1250 M
tersebut berkisar sekitar tahun 750 M – 1258 dan dilanjutkan dengan fase munculnya tiga
M meskipun ahli lain menyebutkan bahwa kerajaan besar pada 1500 M – 1800 M.
kejayaan Islam dimulai sejak wafatnya Nabi Ketiga kerajaan besar yang dimaksud adalah
pada tahun 632 M. Pada masa kejayaan Kerajaan Turki Utsmany di Turki, Kerajaan
tersebut, Islam berkembang pesat ke Mughal di India dan Kerajaan Syafawi di
berbagai belahan bumi dan menjadi pusat Persia. Akhir masa ini ditutup dengan
peradaban dan ilmu pengetahuan dunia. dimulainya ekspansi negara-negara Eropa
Bila ketika Nabi wafat, seluruh ke Timur Tengah dan Afrika Utara yang
semenanjung Arabia telah tunduk di bawah menjadi pusat kekuatan Islam.
panji Islam, pada masa kejayaan ini Islam Periode terakhir adalah periode
mulai merambah benua Afrika, Eropa dan modern yang merupakan zaman
belahan Asia lainnya, baik Tengah, Selatan, kebangkitan Islam. Periode ini dimulai sejak
Timur maupun Tenggara. Para filsuf, tahun 1800 M dan merupakan reaksi dunia
ilmuwan, dokter, insinyur serta ulama Islam terhadap kolonialisme Barat. Masa
bermunculan dan memberikan banyak kejayaan Islam dahulu mulai menurun dan
kontribusi terhadap pengembangan sebaliknya, bangsa Eropa sedang mencapai
teknologi dan kebudayaan (Wilkinson, puncak kejayaannya. Pada masa ini
2004: 260-261; Campo, 2009: xxxi-xxxii). timbullah gerakan pembaharuan atau
Periodesasi sejarah Islam sendiri modernisasi dalam Islam (Supriyadi, 2016:
memiliki banyak pendapat dari para ahli 24-45). Aliran ini pula yang kelak
dengan berbagai pertimbangan. Disini akan mempelopori desakan untuk merdeka dan
diambil periodesasi secara garis besar yang bebas dari kungkungan kolonialisme Barat.
umumnya disepakati oleh para pakar, yaitu Pakar sejarah Islam lainnya, Prof.
sejarah Islam pada periode klasik, periode Dr. M. Abdul Karim, M.A., M.A., dalam
pertengahan dan periode modern. Periode bukunya (2015) membagi periodesasi
klasik dimulai dengan wafatnya Nabi pada tersebut lebih detail dan mendalam. Beliau

53
Jurnal al-Tsaqafa Volume 16, No. 01, Juni 2019

menambahkan peradaban Islam di Afrika Persia dan Mesir. Negara Madinah menjadi
yang dimulai pada masa Dinasti Umayyah pusat pemerintahan dengan struktur
hingga datangnya Napoleon Bonaparte di kekuasan dan administrasi pemerintahan
Mesir pada 1798 M. Selain itu, beliau juga yang bernafaskan semangat demokrasi. Ia
menambahkan peradaban Islam di juga mengelola keuangan dalam bentuk bait
Andalusia pada 711 M hingga 1492 M, al-Maal untuk kesejahteraan umat
peradaban Islam di anak benua India sekitar (Supriyadi, 2016: 82). Berbagai perluasan
1206 M – 1526 M dan Islam pada masa wilayah dan ekspansi berlanjut pada masa
transisi sebelum munculnya tiga kerajaan khalifah Utsman ibn Affan (24-36 H / 644 –
besar, yang ditandai dengan munculnya 656 M) yang mencapai Afrika dan Asia
Dinasti Mamluk di Mesir dan Dinasti Tengah (Syauqi, 2016: 21-22).
Mongol Islam (Karim, 2015: 14-15). Masa Khulafa’ur Rasyidun ditutup
Kemajuan Islam pada masa itu dengan pemerintahan Ali Ibn Abi Thalib
secara tidak langsung ikut meninggikan sebagai khalifah terakhir. Pada masa ini
peradaban dan kebudayaan Arab dan Timur mulai muncul perbedaan pandangan dan
Tengah, di mana Islam lahir, tumbuh dan kubu-kubu dalam umat Islam seperti
berkembang (Palmer, 2004: 168-169). Pada kelompok Mekkah yang menolak
masa khalifah Abu Bakar, beliau pembai’atan Ali, kelompok Syi’ah yang
menerapkan dewan eksekutif dan yudikatif mendukung Ali, kelompok Khawarij yang
dalam proses pemerintahannya (Supriyadi, menolak proses arbitrase Ali – Mu’awiyah
2016: 70-71). Walaupun awal masa ini pada Perang Siffin dan kelompok
ditandai dengan beberapa pembangkangan pendukung Mu’awiyyah ibn Abi Sufyan.
dari beberapa suku dan kabilah pasca Selain itu, masa ini dikenal sebagai
wafatnya Nabi, namun khalifah Abu Bakar permulaan perang saudara antara umat
mampu menanggulangi semua itu dan Islam, yaitu dalam Perang Jamal, Perang
menjaga keutuhan umat Islam dan Arab. Siffin dan Perang Nahrawan. Dengan
Bahkan prestasi terbesarnya adalah wafatnya Ali ibn Abi Thalib pada 24 Januari
penghimpunan naskah al-Qur’an dalam satu 661 M dan berdirinya Dinasti Bani
mushaf (Armstrong, 2002: 25-27; Syauqi, Umayyah, sistem kekhalifahan yang dahulu
2016:16). berdasarkan demokrasi berubah menjadi
Pada masa khalifah Umar ibn monarki dengan adanya putra mahkota
Khaththab, kota Madinah menjelma menjadi (Armstrong, 2002: 37; Gunderson, 2004: 14;
negara adikuasa seiring penaklukan Karim, 2015: 95-101; Supriyadi, 2016: 106-
Semenanjung Arabia, Palestina, Syria, Irak, 111).
54
Pengaruh Penyebaran Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara:
Studi Geobudaya dan Geopolitik

Kedua Dinasti yang berkuasa lainnya adalah munculnya Universitas


setelahnya merupakan puncak kejayaan Nizam al-Mulk pada 1065 M yang
Islam dan kemajuan bangsa Arab sehingga merupakan universitas tertua ketiga di dunia
sering disebut The Golden Age of Islam (Deming, 1954: 107; Hitti, 1970: 410-411).
(Karim, 2015: 167) atau Islam’s Greatest Tidak berhenti di Baghdad, kejayaan
Dynasty / The Golden Prime (Hitti, 1970: Islam dalam kebudayaan dan ilmu
297; Kennedy, 2010: 12, 82). Pada masa pengetahuan juga muncul di Cordova,
Dinasti Umayyah berkuasa, perkembangan ibukota Andalusia dan Kairo, Mesir.
Islam ditandai dengan perluasan wilayah Warisan Islam di Cordova berupa
Islam serta berdirinya bangunan-bangunan Universitas Cordova, Toledo dan Sevilla,
pusat dakwah Islam. Kemajuan lainnya munculnya figur-figur ilmuwan yang
tampak dalam bidang politik, keagamaan, menghasilkan karya monumental dan
ekonomi, arsitektur, sosial dan bidang menjadi rujukan hingga saat ini dan warisan
militer (Kennedy, 2010: 152; Syauqi, 2016: bangunan bersejarah. Khusus kota Sevilla
63). berfungsi sebagai sumber asli kebudayaan
Adapun Dinasti Abbasiyyah lebih Arab di Eropa. Bahkan, kemajuan
dominan dalam pesatnya perkembangan peradaban Islam di Andalusia ditengarai
ilmu pengetahuan, politik, arsitektur dan menjadi pemicu lahirnya Renaisans di dunia
militer. Kota Baghdad yang didirikan oleh Barat (Supriyadi, 2016: 119-120).
khalifah al-Manshur menjelma menjadi Adapun di Kairo, Dinasti
pusat ilmu pengetahuan dan perdagangan Fathimiyyah mendirikan pusat kebudayaan
dunia Islam. Khalifah penggantinya Arab dan ilmu pengetahuan yang disebut
mendirikan perpustakaan utama di Baghdad Daar al-Hikmah ‘kampung/rumah
yang disebut “Bait al-Hikmah” ‘rumah kebijaksanaan’ (Karim, 2015: 193).
kebijaksanaan’yang berisi kumpulan karya Disamping itu, mereka juga merenovasi
ilmuwan muslim, terjemahan literatur masjid al-Azhar menjadi universitas dan
Persia, Yunani dan India, observatorium dan diakui sebagai universitas pemberi gelar
lembaga penelitian (Karim, 2015: 154; Hitti, tertua kedua di dunia, seperti dilansir
1970: 410; Deming, 1954: 89). Bahkan, al- kompas.com edisi 2011
Khalili menyebutkan bahwa Bait al-Hikmah (kompas.com/2011/06/23).
menjadi repository terbesar dari buku-buku Selain peradaban fisik, hal yang
dunia pada pertengahan abad IX M (al- tidak kalah penting adalah peradaban non-
Khalili, 2011: 67-78). Bentuk kemajuan fisik. Menurut al-Faruqi, Tauhid merupakan

55
Jurnal al-Tsaqafa Volume 16, No. 01, Juni 2019

pandangan dunia dan intisari dari masa Isu Konflik Sektarian di Timur Tengah
kejayaan Islam kala itu. Sebagai pandangan Dewasa ini, diantara hal-hal yang pertama
dunia (worldview), Tauhid adalah yang kali melintas di benak masyarakat kala
membawa identitas peradaban Islam yang mendengar kata “Timur Tengah” adalah
mengikat semua bagian-bagian dan Arab, Islam, minyak dan konflik. Hal-hal
mengintegrasikan dalam sebuah peradaban tersebut merupakan ikon yang ditemukan di
yang maju. Ia menyimpulkan bahwa tauhid Timur Tengah, Arab merupakan mayoritas
adalah pandangan umum tentang realitas, penduduknya, Islam merupakan agama yang
kebenaran, dunia, ruang dan waktu, dan lahir disana dan merupakan agama
sejarah manusia. Tauhid mencakup dualitas mayoritas negara-negara di kawasan
antara dunia dan akhirat, ideasionalitas tersebut, minyak mentah merupakan
terkait tatanan dua realitas, telelologi, komoditi utama beberapa negara kaya
kemampuan manusia dalam mengelola alam disana dan konflik yang tak kunjung usai.
dan tanggung jawab tiap individu (al-Faruqi, Penyebab konflik pun beragam, mulai dari
2003: 110-111). perebutan sumber daya alam, kepentingan
Tauhid sebagai intisari peradaban politik, revolusi terhadap pemerintah yang
juga memiliki dua dimensi utama, yaitu otoriter (Arab Spring) (Yahya, 2018: 247),
dimensi metodologis dan dimensi isi. masalah perbatasan, hingga isu-isu
Dimensi pertama menentukan bentuk sektarian, khususnya dalam agama Islam.
penerapan dan implementasi prinsip Poin terakhir merupakan poin yang akan
pertama peradaban, adapun yang dimensi disoroti mengingat eskalasi konflik yang
lainnya menentukan prinsip pertama itu ditimbulkan cukup berkepanjangan.
sendiri. Dimensi metodologis mencakup Konflik-konflik yang terjadi hari ini sedikit
kesatuan, rasionalitas, dan toleransi. Adapun banyak berkaitan dengan kepentingan
dimensi isi mencakup tauhid sebagai prinsip politik dan revolusi terhadap pemerintah
pertama metafisika, etika, aksiologi, yang otoriter, namun semua konflik dapat
masyarakat, serta estetika (al-Faruqi, 2003: menjadi lebih keruh dan berdarah saat isu-
112). Pendek kata, Islam juga membangun isu sektarian dihembuskan.
mental masyarakat dan umat muslim di Sektarianisme, sebagaimana dikutip
samping membangun bangunan fisik dan dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah
keilmuan. diskriminasi atau kebencian yang muncul
akibat perbedaan di antara suatu kelompok
seperti perbedaan denominasi agama atau
fraksi politik. Meskipun agama yang dianut
56
Pengaruh Penyebaran Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara:
Studi Geobudaya dan Geopolitik

mayoritas penduduk di Timur Tengah satu, menolak hal tersebut dan dianggap sebagai
yaitu Islam, namun muncul berbagai sekte- bid’ah.
sekte dan aliran-aliran yang bervariasi. Faktor selanjutnya yaitu geografis
Penulis merangkum beberapa faktor muncul seiring semakin luasnya penyebaran
penyebab lahirnya sekte-sekte tersebut yaitu Islam. Dalam fiqh misalnya, dikenal adanya
faktor hukum alam, faktor geografis, faktor dua aliran utama yaitu Ahlul-Hadits dan
keilmuan, dan faktor politik. Ahlur-Ra’yi. Ahlul-Hadits adalah ulama-
Faktor pertama merupakan sebuah ulama yang merujuk segala sesuatunya
sunnatullah bahwa dunia dan permasalahan kepada hadits-hadits Nabi dalam
didalamnya selalu berkembang, begitupula pengambilan fatwa dan kebanyakan dari
pengetahuan manusia. Pengetahuan tersebut mereka merupakan ilmuwan yang tinggal di
senantiasa berkembang seiring sekitar Mekkah dan Madinah, tempat yang
perkembangan zaman dan perubahan sosial dipenuhi para sahabat dan tabi’in. adapun
yang dihadapi, disamping sifat dasar ahlur-Ra’yi adalah ulama-ulama yang
manusia untuk selalu ingin tahu. Pada dalam mengambil fatwa lebih dominan
zaman Nabi, kekuasaan Islam hanya menggunakan akal daripada hadits. Mereka
terbatas dan belum bersinggungan dengan mayoritas ulama-ulama yang bertempat di
budaya lain selain budaya Arab. Segala Baghdad, Irak, yang jauh dari pusat agama
permasalahan dalam hidup, khususnya Islam dan terbatasnya jumlah sahabat dan
urusan agama dapat segera ditanyakan tabi’in yang dapat ditemui. Contoh lainnya
kepada Nabi dan menjawab melalui wahyu- seperti adanya aliran Bashrah dan Kufah
Nya. Setelah wafatnya Nabi dan semakin dalam ilmu Nahwu yang memiliki sudut
meluasnya penyebaran Islam hingga ke pandang yang berbeda dalam ilmu tersebut.
tanah Afrika bahkan Eropa, persoalan yang Perkembangan yang terjadi umumnya
dihadapi pun semakin beragam dan semakin disebabkan cukup jauhnya satu wilayah dari
kompleks. Mereka akhirnya berijtihad pusat agama Islam di Mekkah dan Madinah,
sesuai kesulitan yang dihadapi yang sehingga menciptakan perbedaan dalam
mungkin tidak ditemukan oleh pemeluk aliran tertentu.
Islam di wilayah lain. Terputusnya wahyu Faktor ketiga adalah keilmuan.
juga membuat beberapa ilmuwan berusaha Perkembangan keilmuan Islam, gerakan
mengadakan modernisasi problem-problem penerjemahan dan persentuhan dengan
keislaman, namun tidak sedikit yang budaya lain sedikit banyak melahirkan
berbagai pemikiran-pemikiran baru dalam

57
Jurnal al-Tsaqafa Volume 16, No. 01, Juni 2019

Islam seperti ilmu alam, ilmu kedokteran, kekhilafahan Ali Ibn Abi Thalib. Penolakan
strategi perang, ilmu astronomi, teologi ini semakin memanas hingga berlanjut pada
hingga filsafat. Pertukaran budaya Islam Perang Jamal dan Perang Shiffin. Pasca
yang melekat dengan bangsa Arab dengan kedua perang tersebut, yang dianggap
bangsa non-Arab mulai jamak dijumpai, sebagai perang saudara pertama dalam
budaya Persia, budaya India, budaya Afrika sejarah Islam, umat Islam terbagi ke dalam
hingga budaya Yunani/Hellenisme (Watt, beberapa golongan yang mengerucut
1985: 33-34). Sejak saat itu, budaya-budaya menjadi sekte disebabkan perbedaan
sekitar tidak sedikit yang dianggap pandangan dan kepentingan politik yang
mempengaruhi ilmu pengetahuan dan diambil, yaitu Syi’ah, Khawarij dan Sunni.
pemikiran, khususnya pemikiran para sufi Syi’ah adalah mereka yang
seperti Abi Yazid al-Busthami, al-Hallaj, al- mendukung kepemimpinan Ali dan
Qusyairy dan Ibnu ‘Araby yang dianggap Khawarij adalah mereka yang keluar dari
terpengaruh budaya Persia dan India barisan Ali. Adapun Sunni adalah sekte
(Taftazani, 1979: 25). Beberapa ulama yang muncul belakangan yang memegang
menganggap yang demikian merupakan teguh ajaran Rasul tanpa fanatisme
perkembangan dan pihak lainnya berlebihan terhadap Ali, namun tidak pula
menganggapnya suatu penyimpangan dan mendukung Mu’awiyah, yang menjadi rival
bid’ah. Dalam bidang ini muncullah aliran politik Ali, sepenuhnya. Seiring
Mu’tazilah, Maturidiyah, Asy’ariyah, berkembangnya zaman, sekte-sekte tersebut
Murji’ah, Khawarij, Qodariyyah dan juga menyasar urusan aqidah dan keimanan
Jabbariyah (Dja’far, 2014: 113-114) umat Islam.
Faktor terakhir dan faktor terpenting Dengan kuatnya pengaruh sekte dan
dalam terbentuknya sekte-sekte adalah kepentingan politik, dapat dikatakan faktor
faktor kepentingan politik. Perbedaan terakhirlah yang masih dipertahankan
pandangan politik dan kepentingan suatu hingga saat ini di Timur Tengah. Kedua
golongan membentuk sekte yang pada aliran besar yang sering bertikai adalah
akhirnya berimplikasi pada urusan aqidah Sunni dan Syi’ah. Perlu dipahami bahwa
(Dja’far, 2014: 111). Menurut Watt (1985: lahirnya suatu konflik menurut Pruitt dan
1-6) yang juga diamini oleh Nasution (2012: Rubin merupakan dampak adanya interest
3) bahwa awal mula terbentuknya sekte yang bertentangan dari dua kelompok atau
adalah dengan terbunuhnya Khalifah ketiga beberapa interest yang tidak dapat
Utsman ibn Affan yang berujung pada dipertemukan satu sama lain (Pruitt, 2014:
penolakan beberapa sahabat atas 10). Interest inilah yang sering bertentangan.
58
antara Sunni dan Syi’ah di berbagai negara di Timur Tengah Rasa ashabiyah Arab terdahulu
yang kuat dan tinggi saat ini mengakar pada ashabiyah sekte yang melintasi suku, bangsa dan
negara. Meskipun mayoritas penduduk Timur Tengah beraliran Sunni, namun negara penganut
Syi’ah memiliki pengaruh yang besar serta dibekali persenjataan yang mutakhir seperti Iran,
sebagian Irak, sebagian Suriah dan Lebanon. Peta penyebaran yang lebih lengkap dapat
digambarkan sebagai berikut:

59
Jurnal al-Tsaqafa Volume 16, No. 01, Juni 2019

Disamping konflik Sunni-Syi’ah, kabilah lain, wanita, derajat budak hingga


belakangan muncul pula apa yang disebut monopoli perdagangan yang sarat dengan
dengan gerakan Wahhabi, yang tersebar ekonomi kapitalisme menjadi bukti nyata
dominan di Arab Saudi dan Qatar. Gerakan bahwa peradaban Arab pra Islam lebih layak
ini dipandang sebagai gerakan ekstrimis disebut “tidak berperadaban”. Di tengah
oleh sebagian pihak tanpa alasan yang berbagai krisis, Islam hadir bagai oase di
mendasar. Gerakan ini merupakan gerakan tengah gurun dengan berbagai kemajuan,
pemurnian (purifikasi) Islam yang kala itu baik dari segi teologi maupun urusan
telah disusupi berbagai macam bid’ah dan keduniawian.
khurafat sehingga seorang teolog Muslim Tidak berhenti di situ, Islam juga
abad 18 Muhammad Ibn Abdul Wahhab membawa Bangsa Arab ke masa kejayaan
mengadakan reformasi keagamaan dalam mereka dan membuat mereka menjadi
Islam. Apa yang dilakukan oleh Muhammad “manusia” seutuhnya dan disegani bangsa-
Ibn Abdul Wahhab ini persis dengan apa bangsa lain. Tidak dapat dibayangkan
yang dilakukan oleh Ibn Taimiyyah, bagaimana keadaan Arab tanpa hadirnya
Panislamisme Jamaluddin al-Afghany, Islam di tengah-tengah mereka.
Rasyid Ridha, Muhammad Abduh dan Kemungkinan besar, sejarah dunia tidak
ilmuwan lainnya. Adapun menurut Muhsin akan pernah menuliskan nama mereka di
Hariyanto, salah seorang staff pengajar buku-buu sejarah. Sehingga statement yang
Fakultas Agama Islam (FAI) di Universitas mengatakan bahwa Islam adalah produk
Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dalam budaya Arab terdengar aneh dan tidak
laman resmi universitas, pelabelan salafi masuk akal saat melihat latar belakang
dan wahhabi bermula dari penjajah Inggris Bangsa Arab saat lahirnya Islam. Berbagai
ketika mendapat perlawanan keras dari ulasan di atas semakin menegaskan
mujahid muslim (Hariyanto, 2012). penyataan seorang orientalis asal Britania,
H.A.R. Gibb yang menyatakan “Islam is
Penutup indeed much more than system of theology,
Peradaban Bangsa Arab yang it’s complete civilization“.
dikenal barbar dan primitif dapat berangsur Adapun kemunduran Islam di
membaik dengan datangnya agama Islam. beberapa abad terakhir, selain karena siklus
Islam dan berbagai ajarannya dapat abadi sebuah dinasti atau peradaban, juga
mengentaskan Bangsa Arab dari jurang disebabkan pertentangan internal antar sekte
keterpurukan akhlak dan kubangan budaya dan pergeseran nilai-nilai Islam oleh
tidak manusiawi. Perlakuan terhadap pemeluknya sendiri. Mulai ditinggalkannya
60
Pengaruh Penyebaran Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara:
Studi Geobudaya dan Geopolitik

nilai Islam ditengarai oleh Shakib Arslan, (muhsinhar.staff.umy.ac.id.), 21


Januari 2012 diakses pada 5 Mei
seorang politisi asal Lebanon yang juga
2017, pukul 14:12 WIB.
tokoh Panislamise, sebagai pengaruh Hitti, Philip K. 1970. History of The Arabs:
Tenth Edition. London: Macmillan
budaya Barat yang mengalami kemajuan
Education LTD.
setelah meninggalkan ajaran agama mereka Karim, M. Abdul. 2015. Sejarah Pemikiran
dan Peradaban Islam, cet. VI.
dalam renaissance. Namun yang terjadi
Yogyakarta: Bagaskara
adalah sebaliknya, dalam bukunya Kennedy, Hugh. 2010. When Baghdad
Ruled The Muslim World: The Rise
“Limadza Ta’akhara’l Muslimun wa
and Fall of Islam’s Greatest
Taqaddama Ghairuhum”, ia menjelaskan Dynasty. Boston, Massachusetts: Da
Capo Press.
bahwa ditinggalkannya nilai-nilai Islam
Al-Khalili, Jim. 2011. The House of
oleh pemeluknya merupakan sebab paling Wisdom: How Arabic Science Saved
Ancient Knowledge and Gave Us the
berpengaruh dalam kemunduran peradaban
Renaissance. New York: Penguin
Islam saat ini. Press
Nasution, Harun. 2012. Teologi Islam:
Aliran-aliran Sejarah Analisa
Daftar Pustaka Perbandingan. Jakarta: UI Press
Armstrong, Karen. 2002. Islam: A Short Nicholson, Reynold A. 1907. A Literary
History. New York: Modern Library. History of Arabs. London: T Fisher
Campo, Juan Eduardo. 2009. Encyclopedia Unwin.
of Islam. New York: Facts on File, Palmer, Martin (Ed). 2005. World Religions.
Inc. London: HarperCollins Publishers.
Deming, David. 2010. Science And Pruitt, Dean G. & Jeffrey Z. Rubin. 2004.
Technology in World History. Teori Konfik Sosial. Yogyakarta:
Volume 2: Early Christianity, the Pustaka Pelajar.
Rise of Islam and the Middle Ages. Supriyadi, Dedi. 2016. Sejarah Peradaban
London: McFarland and Company, Islam, cet. VIII. Bandung:
Inc. Publishers. Pustaka Setia
Dja’far, Halimah. 2014. Memahami Teologi Syauqi, Abrari, Ahmad Kastalani, Ansari
Islam (Sejarah dan Dhaha, dll. 2016. Sejarah
Perkembangannya) dalam Jurnal Peradaban Islam. Yogyakarta:
Nazharat, Vol. XV, No.1, April Aswaja Pressindo
2014. Taftazani, Abu al-Wafa’ al-Ghanimy. 1979.
Al-Faruqi, Isma’il Raji dan Lois Lamya al- Madkhal ila at-Tashawwuf al-
Faruqi. 2003. Atlas Budaya Islam: Islamy. Kairo: Daru ats-Tsaqafah li
Menjelajah Khazanah Peradaban an-Nastr wa’-Tauzi’
Gemilang. Terj, Ilyas Hasan. J. Watt, William Montgomery. 1985. Islamic
Bandung: Penerbit Mizan. Philosophy and Theology. Great
Gunderson, Cory Gideon. 2004. Religions of Britain: Edinburgh University Press
The Middle East. Minnesota: ABDO Wilkinson, Philip dan Douglas Charing.
Publishing Company. 2004. Encyclopedia of Religion.
Hariyanto, Muhsin. 2012. Hentikan Stigma- London: Dorling Kindersley
Stigma Sesat terhadap Wahabi Limited.
dalam laman resmi Universitas Yahya, Yuangga Kurnia dan Linda S
Muhammadiyah Yogyakarta Haryani. 2018. Hak Minoritas

61
Jurnal al-Tsaqafa Volume 16, No. 01, Juni 2019

Kristen di Tengah Masyarakat Timur


Tengah: Status Sosial dan Kebijakan
Gereja dalam Jurnal Religi UIN
Sunan Kalijaga, Vol. XIV, No.2,
Juli-Des 2018, 243-267.

http://edukasi.kompas.com/read/2011/06/23
/10261579/Ini.Dia.10.Universitas.Tertua.di.
Dunia diakses pada 3 Mei 2017 pukul 10:54
WIB.

62

Anda mungkin juga menyukai