Diktat Praktek 4 - Sistem Pentanahan Ganda
Diktat Praktek 4 - Sistem Pentanahan Ganda
4.1 Tujuan
Siswa diharapkan dapat ;
- membuat sistem pentanahan ganda untuk beberapa beban dalam satu installasi.
- menjelaskan mengapa sistem pentanahan ganda harus dihubungkan pada banyak
tempat.
- menghitung tahanan pentanahan yang diperlukan.
- membuat simulasi hubung singkat karena kegagalan isolasi pada satu installasi
dengan sistem pentanahan ganda.
4.2 Pendahuluan
Bila beban disuplai arus bolak-balik 3 fasa dari sumber dengan pentanahan netral
pada titik bintang dan beban itu sendiri juga ditanahkan, maka bila hubung singkat
terjadi pada beban tersebut tidak akan menimbulkan bahaya tegangan sentuh yang
berkepanjangan.
RS ≤ UB / (k x IN) (Ω)
dengan ;
RS = tahanan pentanahan beban (Ω)
UB = tegangan sentuh (V)
IN = arus nominal dari pemutus arus lebih (A)
k = faktor pengali yang tergantung pada sistem dan macam pemutus arus lebih yang
digunakan, k = 1,25 s.d. 5
L1
L2
L3
M
3~
PE
RB RS
Gambar 4.2.1 Installasi pentanahan ganda
1
L1
L2
L3
N
Bila sekaligus ada beberapa beban yang tergabung dalam sistem pentanahan yang
sama, maka untuk menghitung tahanan RS menggunakan beban terbesar.
Contoh : I> Beban 3 Fasa
IN = 50 A, UB ≤ 65 V dan k = 3,5
RS ≤ 65 V / 3,5 x 50 A ≤ 0,37 Ω RC = 22 Ω
Tombol Test
Besarnya tahanan pentanahan beban yang kecil diperlukan untuk menjamin pemutus
RB = 1Ω
arus lebih bekerja dengan cepat bila terjadi hubung singkat sehingga tidak akan
PE
menimbulkan bahaya tegangan sentuh yang berkepanjangan.
Bila beban disuplai arus bolak-balik 3 fasa dari sumber dengan pentanahan netral
pada titik bintang, maka masing-masing beban tidak boleh ditanahkan. Semua beban
harus digabungkan pada satu kawat pentanahan, PE yang terhubung dengan
pentanahan netral pada titik bintang sumber arus bolak-balik 3 fasa.
Tahanan rangkaian pentanahan, RSCH adalah jumlah dari seluruh tahanan pentanahan
beban (RS) dan tahanan pentanahan sumber (RB).
RSCH = UE /( k x IN) (Ω)
dengan ;
UE = besarnya tegangan jaringan terhadap tanah.
L1
L2
L3
N
RB
RB
M
3~
RB
2
L1
L2
L3
N=PE
RB RB
L1
L2
RB L3
N
PE
RB
M
3~
Gambar 4.2.3 Installasi pentanahan ganda yang menggunakan penghantar
pentanahan terpisah.
Metode pertama pada sistem proteksi dengan pentanahan ganda yang menggunakan
penghantar netral sekaligus sebagai penghantar pentanahan. Gambar 4.2.2 adalah
contoh installasi pentanahan ganda yang menggunakan penghantar netral sekaligus
sebagai penghantar pentanahan. Untuk menjaga agar tegangan sentuh yang timbul
tidak berkepanjangan ketika hubung singkat ke tanah terjadi, maka besarnya arus
yang memutuskan proteksi arus lebih tidak boleh melebihi IA = k .
Metode kedua pada sistem proteksi dengan pentanahan ganda yang menggunakan
penghantar pentanahan terpisah. Penghantar netral dan penghantar pentanahan
dipisahkan di panel pembagi daya. Gambar 4.2.3 adalah contoh installasi pentanahan
ganda yang menggunakan penghantar pentanahan terpisah.
Metode ketiga pada sistem proteksi dengan pentanahan ganda yang menggunakan
gabungan antara penghantar pentanahan dan penghantar netral, sedangkan beban
ditanahkan terpisah. Terlihat pada Gambar 4.2.4 dimana hubung singkat karena
kegagalan isolasi terjadi pada satu beban dan semua beban yang terhubung melalui
penghantar netral yang sama akan menimbulkan bahaya tegangan sentuh sebelum
diputus oleh pemutus arus lebih..
3
L1
L2
L3
N=PE
beban 1 beban2
146,6 V UB = 146,6 V
73,3 V
RB = 2 Ω RS = 1 Ω
IF= 73,3 A
Gambar 4.2.4 Simulasi kegagalan isolasi pada installasi pentanahan gabungan antara
penghantar pentanahan dan penghantar netral, sedangkan beban
ditanahkan terpisah.
Bila rangka beban1 pada Gambar 4.2.4 dilengkapi dengan elektroda pentanahan
terpisah, RS = 1 Ω, maka besarnya arus hubung singkat ke rangka beban 1 adalah ;
IF = UE / RS + RB = 220 V / (1+2) Ω = 73,3 A
Besarnya tegangan antara netral ke tanah atau pada pentanahan netral sumber, RB =
73,3 A x 2 Ω = 146,6 V. Besarnya tegangan antara netral ke tanah merupakan
besarnya tegangan sentuh di setiap beban yang terhubung pada sistem pentanahan
yang sama, sehingga 2 macam pentanahan dalam satu sistem installasi yang sama
tidak diizinkan.
L2
L3
22 V/ 22 V
RV = 2,2k Ω
RM = 2,2 kΩ
UB V
RB = 1 Ω
RP2 = 5,6Ω
RP1 = 2,2Ω RC = 15Ω
PE
Gambar 4.4.1 Rangkaian pengujian pentanahan ganda 1
2. Hubungkan rangka beban1 ke trafo isolasi. Ukurlah besarnya tegangan sentuh.
Apakah besarnya tegangan sentuh membahayakan ?
3. Buatlah kegagalan isolasi antara netral dan rangka trafo isolasi. Ukurlah besarnya
tegangan sentuh. Apakah besarnya tegangan sentuh membahayakan ?
4. Buatlah rangkaian pengujian seperti Gambar 4.4.2 dimana Rp1 dan Rp2 diputuskan
satu per satu. Apakah besarnya tegangan sentuh membahayakan ?
L1
L2
L3
N
V
UB
22 V/ 22 V
RV = 2,2k Ω
RM = 2,2 kΩ
RB = 1 Ω
RP2 = 5,6Ω
RP1 = 2,2Ω RC = 15Ω
PE
5
Buatlah kesimpulan dari hasil pengukuran ?