Anda di halaman 1dari 18

Nama : Diny Nadira

BP : 1810612078

JENIS-JENIS UNGGAS DI INDONESIA

1. Bebek Bali

bebek bali

Jenis ini adalah varian bebek lokal yang banyak diternakkan di pulau Bali, Lombok
dan Nusa Tenggara Barat, sering juga disebut penguin karena bentuk tubuhya yang
hampir tegak berdiri seperti penguin.

Biasanya dijadikan bebek petelur karena produksi telur yang bisa mencapai 220 butir
per tahun dengan berat telur yang tergolong kecil sekitar 59 gram per butir.

Punya daya tahan tubuh yang tubuh yang sangat bagus diberbagai suhu yang berbeda.
Jenis ini mulai memproduksi telur pada usia 23-24 minggu dan tidak punya sifat
mengerami telurnya.

Warna bulu dari bebek ini juga mempengaruhi jumlah produksi telurnya, warna bulu
sumi atau warna seperti jerami kering bisa memproduksi telur mencapai 153 butir
telur per tahun, warna bulu sumbian atau warna gelap memproduksi sekitar 145 butir
telur per tahunnya, sedangkan yang berbulu sikep atau warna putih hanya mampu
menghasilkan 100 butir telur per tahunnya.

Jenis lainnya adalah yang berbulu putih bersih dengan jambul di kepala, tapi jenis ini
lebih banyak dijadikan itik hias dikarenakan keindahan bentuk dan warnanya.

Bebek bali tidak memiliki sifat mengerami telur dan

bobotnya bisa mencapai 1,6 kg dalam kurun waktu 2-3 bulan.


2. Bebek Mojosari

Bebek Mojosari

Bebek ini juga dikenal dengan bebek Mojokerto karena bebek ini mulai diternakkan
di daerah Modopuro, Mojosari, daerah Mojokerto Jawa timur.

Bebek ini punya warna bulu kemerahan variasi coklat, hitam dan putih serta paruh
dan kakinya yang berwarna hitam.

Biasanya pada pejantannya terdapat 1-2 bulu ekor melengkung ke atas. Berat badan
dewasanya rata-rata 1,7 kg.

Jenis ini banyak diminati dan dijadikan sebagai bebek petelur karena produksi
telurnya yang banyak, rata-rata 230-265 butir per tahunnya.

Bebek ini juga dikenal dengan bebek Mojokerto karena bebek ini mulai diternakkan
di daerah Modopuro, Mojosari, daerah Mojokerto Jawa timur.

Bebek ini punya warna bulu kemerahan variasi coklat, hitam dan putih serta paruh
dan kakinya yang berwarna hitam. Biasanya pada pejantannya terdapat 1-2 bulu ekor
melengkung ke atas. Berat badan dewasanya rata-rata 1,7 kg.

Jenis ini banyak diminati dan dijadikan sebagai bebek petelur karena produksi
telurnya yang banyak, rata-rata 230-265 butir per tahunnya.

Budidaya bebek ini menguntungkan karena mudah dalam pemasaran sebab ukuran
telur yang besar, lebih hijau dan rasanya yang enak.
Bebek ini mulai bertelur saat usianya 6-7 bulan. Jenis ini juga bisa diambil dagingnya,
karena bila diolah rasa dagingnya enak dan juga empuk.

3. Bebek Tegal

Bebek tegal

Bebek yang berasal dari Tegal, Jawa Tengah ini punya bentuk badan yang mirip
seperti botol, posisi badannya hampir tegak lurus, bentuk tubuh yang langsing dengan
langkah yang tegap dan tinggi badannya bisa mencapai 50 cm.

Bentuk Lehernya cenderung membulat tapi panjang dan bentuk kepala yang jauh
lebih kecil dari badannya.

Warna bulu badannya coklat atau istilahnya Jarakan, sedangkan yang bertotol-totol
hitam, putih dan coklat disebut Branjangan.

Selain itu juga ada yang berwarna putih, kekuningan dan abu-abu. Bentuk paruhnya
panjang serta melebar pada bagian ujungnya dan warnanya dominan hitam seperti
warna kakinya.

Sering dijadikan sebagai bebek petelur dikarenakan jumlah telurnya banyak dengan
bobot telur yang cukup berat sekitar 70-75 gram per butirnya.
Untuk bebek yang berwarna Branjangan bisa menghasilkan sekitar 250 butir per
tahun, bebek warna Jarakan menghasilkan sekitar 200 butir telur pertahun, sedangkan
yang berwarna lainnya seperti putih hanya mampu hasilkan sekitar 150 butir saja per
tahunnya.

Bebek ini mulai memproduksi telur pada usia 22-24 minggu, tapi usia produktifnya
adalah 1-2 tahun dan bebek jenis ini juga tidak punya sifat untuk mengerami telurnya.

Beratnya dapat mencapai 1,5 kg dalam kurun waktu 2-3 bulan. Bebek Tegal juga
mudah beradaptasi sehingga sering dikawinsilangkan dengan ras lain.

4. Bebek Alabio

Bebek Alabio

Bebek ini berasal dari sebuah nama daerah di Kabupaten hulu sungai utara
Kalimantan Selatan yaitu Albio dan bebek ini sendiri merupakan hasil dari
perkawinan silang bebek Kalimantan dengan bebek Peking.

Jantannya memiliki warna bulu coklat gelap atau abu-abu hitam dan di ekornya
terdapat bulu yang melengkung keluar.

Sedangkan betinanya berwarna coklat kuning keabuan berkombinasi bintik putih serta
ujung dada, sayap dan kepala ada sembur warna hitam.

Paruh serta kakinya berwarna kuning terang dan badannya cukup lebar dengan posisi
yang tidak terlalu tegak lurus melainkan membentuk sudut 600 dari tanah.

Berat tubuhnya mencapai 2 kg dalam kurun waktu 2-3 bulan, maka sering juga
dijadikan sebagai bebek pedaging. Tapi bebek ini tidak jarang juga dijadikan sebagai
bebek petelur dikarenakan kemampuan bertelur mencapai 200-250 butir per tahunnya.

Pertama kali bertelur adalah pada usia 24 minggu dengan berat rata-rata telurnya 62
gram per butir, tidak terlalu besar sama seperti telur bebek Bali.

5. Bebek Peking
bebek peking

Bebek peking berasal dari provinsi Peking di China, kemudian didatangkan ke


Amerika Serikat pada tahun 1870. Salah satu jenis bebek pedaging yang banyak
digemari, baik di Chian Amerika Utara maupun Australia dan sudah terekspor juga di
Indonesia.

Warna bulunya di dominasi putih dengan paruh dan kaki yang berwarna kuning.
Pertumbuhan bebek ini sangat cepat, jika merawatnya dengan intensif bobotnya bisa
mencapai 2,5-3,5 kg dalam kurun waktu 2 – 3 bulan saja.

Jika dilihat sekilas, bebek peking ini memang mirip dengan Entok karena bobotnya
yang besar.

Itu sebabnya bebek ini sering dikawinsilangkan yang bertujuan untuk mendapatkan
bebek dengan keunggulan yang dimiliki bebek peking tapi mampu bertahan dengan
cuaca dan lingkungan Indonesia.

6. Bebek Raja
bebek raja

Bebek raja adalah bebek hasil perkawinan silang antara bebek jenis Alabio dengan
bebek Mojosari, maka sering disebut juga sebagai bebek Pedaging MA.

Jenis pejantan biasanya memiliki ciri khas bulu berwarna cokelat kehitaman dengan
bulu suri pada sayap berwarna biru kehitaman.

Sedangkan jenis betinanya berwana cokelat kemerahan. Bebek ini diunggulkan untuk
menjadi bebek pedaging dikarenakan pertumbuhannya yang lebih cepat dan
dagingnya yang lebih tebal.

Dengan sistem pemeliharaan yang intensif, bebek sudah siap untuk dipotong saat
sudah berumur 6 bulan dengan bobot rata-ratanya sekitar 1,2-1,4 kg dengan
persentase karkasnya 60-65 %. Bebek ini juga bisa menghasilkan telur sekitar 250
butir per tahunnya dengan berat per butirnya 69,7 gram.

Selain itu, bebek raja juga tahan terhadap penyakit, tidak mudah stres dan mudah
beradaptasi pada lingkungan baru.

7. Bebek Rambon

itik rambon
Bebek ini berasal dari Cirebon atau Karawang, merupakan hasil perkawinan silang
bebek Cirebon dan bebek Alabio. Didapatkanlah bebek jenis Rambon yang rasa
dagingnya lebih enak dan produksi telur yang banyak.

Bebek ini banyak ditemui di sepanjang pantai utara pulau jawa: Cirebon, Indramayu,
Brebes, Tegal sampai ke Semarang.

Ciri bebek ini adalah warna bulunnya yang cenderung coklat mengkilap dan paruhnya
agak kehitaman. Bentuk tubuhnya tinggi ramping seperti botol dengan leher yang
agak panjang dan mata yang bening cerah.

Hasil telur bebek Rambon mampu mencapai 260 butir per tahunnya dengan warna
telur hijau kebiru-biruan dan puncak produksinya pada umur 1,5 tahun. Bobot bebek
ini bisa mencapai 1,3 kg dalam kurun waktu 2 bulan.

8. Bebek Turi atau Mataram

Bebek ini berasal dari daerah Yogyakarta, tepatnya Desa Turi, Kabupaten Bantul.
Bebek ini juga terkenal dengan nama bebek Mataram karena dianggap sebagai
peninggalan dari kerajaan Mataram dulu.

Bebek Mataram sendiri adalah jenis bebek hasil persilangan dari beberapa bebek lokal
dan bebek impor.

Dibandingkan dengan bebek lokal lainnya, bebek turi ukurannya lebih kecil, bentuk
badannya lebih langsing dan termasuk bebek tipe ringan.

Sama seperti bebek lokal lainnya, warna bulu bebek turi digunakan untuk
membedakan kategorinya. Seperti: hitam atau ireng, bosokan atau coklat kehitaman,
putih dan branjangan atau coklat kemerahan.

Bebek yang berwarna branjangan adalah jenis populasi yang terbanyak.

Produksi telur bebek Turi sekitar 200 butir per tahunnya dengan umur paling
produktifnya adalah 1,5 tahun. Pejantan bebek Turi bisa punya berat badan sampai 2,2
kg dalam waktu 2-3 bulan.

Memelihara bebek jenis ini memang banyak keuntungannya, seperti: tidak banyak
menghabiskan pakan, mudah digembalakan, jumlah telurnya banyak dan rasa
dagingnya enak untuk dikonsumsi.

9. Bebek Magelang
bebek magelang

Bebek ini berasal dari Magelang, Jawa tengah. Ciri khas dari pejantannya adalah
paruhnya yang berwarna hitam dan panjang serta melebar pada bagian ujungnya.
Sedangkan betinanya punya bentuk kaki yang pendek dan berwarna hitam.

Biasanya warna bulu bebek Magelang itu kecoklatan, dari coklat muda hingga coklat
tua kehitaman dan ciri khasnya adalah warna putih melingkar di lehernya seperti
kalung sehingga bebek ini juga sering di sebut bebek Kalung.

Bebek ini termasuk bebek petelur yang berkualitas, mampu menghasilkan telur
sebanyak 200-230 butir per ekornya dalam setahun.

10. Bebek PMP

bebek pmp

Bebek ini adalah golongan bebek pedaging, sesuai dengan namanya bebek ini adalah
hasil dari perkawinan silang bebek Peking dengan bebek Mojosari Putih.

Maka terciptalah bebek PMP, bebek yang mampu menghasilkan karkas berukuran
sedang sampai besar dengan kualitas daging yang tinggi.
Kehadiran jenis bebek ini diharapakan mampu mengurangi penggunaan bebek petelur
dalam upaya penyediaan serta pemenuhan dari daging bebek dan diharapkan dapat
menjadi subtitusi daging bebek impor.

Bebek ini berbulu putih, sehingga warna dari kulit karkasnya juga bersih dan cerah.
Berat badannya mencapai 2-2,5 kg pada umur 10 minggu atau 2,5 bulan.

Bebek jenis PMP ini apabila dikawinsilangkan dengan Entok jantan dapat
menghasilkan bebek Serati yang bobot badannya mencapai 3 kg bahkan lebih pada
umur 10 minggu atau 2,5 bulan. Bebek ini juga mulai menghasilkan telur pada usia
5,5-6 bulan.

11. Bebek Khaki Campbell

bebek Khaki
Campbell

Bebek ini merupakan hasil persilangan dari bebek Jawa dan bebek Roven dari Prancis.
Bebek ini memiliki bentuk badan yang cenderung horizontal dan bulunya yang
berwarna Khaki atau hijau pekat sedangkan bagan bawahnya berwarna hitam.

Badannya melebar tapi tidak begitu panjang, kepalanya agak tegak dan panjang.
Punya paruh yang panjang, melebar dan hampir lurus.

Matanya berwarna coklat tua dan waspada dengan leher yang sedikit panjang dan
hampir tegak. Sayapnya terletak tinggi serta merapat ke tubuh dan kakinya sedikit
panjang yang terletak di belakang tubuh.

Jenis yang satu ini merupakan jenis bebek petelur yang terbaik karena satu ekor bebek
Khaki Campbell mampu bertelur sebanyak 300-355 butir per tahunnya, dengan bobot
sekitar 2-2,5 kg per ekor.

Telurnya memang banyak, tapi ukurannya agak sedikit lebih kecil.

Bebek ini punya daya tahan hidup yang lebih kuat, bisa berkembang dimana-mana,
sangat aktif dan dengan makanan yang baik serta teratur bisa bertelur menjelang umur
6 bulan.
12. Bebek Indian Runner

Bebek Indian Runner

Bebek ini sewaktu berjalan tubuhnya tegap dan dapat berjalan jauh jika ingin digiring
dari satu tempat ke tempat lain.

Biasanya warna bulunya merah tua atau coklat dan ada juga yang bertotol-totol coklat,
sedangkan warna lainnya adalah putih bersih, putih kekuningan, abu-abu hitam dan
campuran.

Dilihat dari bagian depan badannya langsing seperti botol, mulai dari kepala, leher
dan badan. Bentuk kepalanya kecil mungil, matanya bersinar terang, lehernya
langsing serta bulat tegak, sayapnya merapat pada badan dan ujungnya tersusun rapih
di atas pangkal ekor.

Kapasitas produksi telurnya di Eropa mencapai 250-300 butir per tahunnya,


sedangkan di Indonesia 140-250 butir telur per tahunnya.

Berat per butir telurnya sekitar 65-70 gram dengan warna kulit telur hijau
kebiru-biruan. Jenis ini tidak mengerami telurnya dan jika diberi makanan yang baik
serta cukup dapat mulai bertelur pada umur kurang lebih 6 bulan.

13. Buff Duck atau Buff Orpington


bebek buff

Bebek ini berasal dari inggris, walaupun termasuk jenis bebek petelur tapi kadang
juga digolongkan sebagai jenis yang dwi fungsi.

Bebek ini berasal dari inggris dan diberi nama Buff karena warna bulunya yang
kuning tua hingga berwarna seperti kulit kerbau. Ada juga jenis lainnya Blue
Orpington dan Black Orpington.

Merupakan keturunan dari bebek Aylesbury, Indian Runner, Cayuga dan Rouen yang
disilangkan kemudian diseleksi secara cermat dan menghasilkan sifat-sifat yang baik.

Buff Duck merupakan petelur yang baik dan badannya yang besar, sehingga
digolongkan dwi guna atau dwi fungsi.

Cirinya adalah paruh yang kuning pada pejantan dan jingga kecoklatan pada
betinanya, matanya berwarna coklat dengan pupil berwarna biru dan kakinya
berwarna jingga.

14. Bebek Pegagan


bebek pegagan

Bebek ini berasal dari Kecamatan Tanjung Raja, Inderalaya serta Pamulutan di
kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan dan penamaan bebek Pegagan
sendiri diambil dari nama suku di daerah tersebut.

Bebek jantannya punya warna bulu hitam yang mengkilat di bagian kepala, sayap
serta ekor, sedangkan bulu badannya berwarna putih keabuan.

Betinanya punya warna bulu yang gelap hingga kehitaman dan bagian sayapnya
berwarna biru mengkilap. Bebek ini mampu bertelur sekitar 220 butir per tahunnya
dan bobot tubuh bisa mencapai 2,1 kg dalam waktu 2-3 bulan.

15. Aylesbury

bebek Aylesbury

Nama bebek ini diambil dari nama suatu daerah di Inggris. Bebek ini memiliki warna
putih seperti salju, warna mata yang kebiruan dan kakinya yang berwana jingga.
Bebek ini memang bukan jenis petelur karena bebek ini hanya mampu memproduksi
telur sebanyak 100 butir per ekor per tahunnya.

Tetapi merupakan jenis bebek pedaging yang berkualitas karena bobotnya yang
mampu mencapai 4,5 kg.

16. Bebek Swedia Biru

bebek swedia
biru

Bebek ini masuk ke dalam genus Aix galericulata. Pejantan dari jenis ini memiliki
penampilan yang menarik. Tidak hanya itu, bebek yang satu ini juga memiliki kaitan
yang dekat dengan wood duck dari Amerika Utara.

Karakter yang tenang dari bebek ini menjadi keunggulan tersendiri, sedangkan berat
dari bebek ini sekitar 12 kg sampai dengan 15 kg untuk betina dan bebek jantan
mempunyai berat yang melebihi dari bebek betina.

Warna yang dihasilkan dari bulu tersebut disebabkan heterosigositas dalam warna gen
bebek tersebut.

17. Bebek serati

Bebek ini merupakan hasil kawin silang antara jenis entok jantan dan bebek lokal
betina. Bebek pedaging ini memiliki ukuran tubuh yang besar dengan berat 2,5 kg
sampai dengan 3 kg. Baik betina maupun janta, hampir memiliki berat badan yang
sama.
Keunggulan dari bebek ini adalah pertumbunhan bebek ini terbilang sangat cepat.
Hanya dengan waktu 8 minggu, bobot dari hewan mencapai 1,8 kg, sedangkan
diumur 12 minggu dapat mencapai bobot hingga 3 kg.

Dengan pertumbuhan yang cepat itu, maka masa pemeliharaannya menjadi lebih
singkat.

Untuk dagingnya sendiri memiliki kadar protein yang tinggi dan kadar lemak yang
rendah, maka tidak heran jika daging yang dihasilkan oleh bebek ini memiliki rasa
yang enak dan gurih.

Keunggulan lainnya bebek ini, yaitu lebih tahan terhadap penyakit dan memiliki
tingkat kematian yang rendah.

18. Bebek Tiktok

Hampir sama dengan bebek serati, bebek satu ini juga merupakan hasil kawin silang
dari jenis entok betina dan bebek lokal jantan.

Ukuran jantan dan betina dari bebek jenis ini berbeda. Ukuran jantan akan lebih besar
jika bandingkan dengan betinanya.

Penyebaran bebek ini belum merata di seluruh bagian Indonesia. Populasi dari bebek
tiktok ini banyak ditemui di Pulau Jawa.

Dan untuk mendapatkan bibit bebek ini bisa didapat di daerah Ciawi, Bogor lebih
repatnya di Baltinak.

Keunggulan dari bebek jenis ini adalah tahan terhadap serangan penyakit, tingkat
kematian anak bebek yang rendah, yaitu sekitar 2 sampai 5 persen, dapat dipanen
pada umur 2 sampai 2,5 bulan dengan berat antara 2 kg sampai dengan 2,5 kg.

Daging dari bebek ini juga memiliki ketebalan ynag cukup tinggi jika dibandingkan
dengan beberapa bebek lainnya. Selain itu, cita rasa dari dagingnya pun enak dan
gurih.

19. Bebek manila

Unggas air ini biasa disebut juga dengan muscovy dusk dan termasuk dalam genus
Cairina. Bebek ini berasal dari Meksiko dan tersebar ke Amerika Tengah dan
Amerika Selatan.

Di Indonesia jenis bebek ini dikenal dengan nama entok. Selain itu, banyak nama lain
dari bebek ini diantaranya adalah indian duck, muscovite duck, guenia duck, paro, dan
masih ada nama lain dari setiap daerah yang ada.

Habitat dari unggas ini berada di hutan, rawa-rawa, danau, dan juga lahan pertanian.
Hewan ini juga tergolong ke dalam hewan pemakan segala atau dalam istilah
biologinya, disebut dengan omnivora.
Makanan dari hewan ini adalah ikan kecil, serangga, tanaman mudah dan juga
biji-bijian.

Tidak seperti itik lokal, unggas jenis ini memiliki suara mendesis, mirip seperti ular.

Ciri fisik dari hewan jenis adalah kepalanya yang besar, paruh yang pendek, leher
pendek dan besar, dada lebar dan besar, kaki pendek berwarna jingga agak
kekuningan, sayapnya panjang, serta memiliki ekor yang lebar dan pendek.

20. Ayam Pelung


Ayam pelung banyak berkembang di Kabupaten Cianjur dan Sukabumi, Jawa Barat.
Ciri fisik ayam ini adalah tubuh berukuran besar, tegap dan temboloknya menonjol.
Selain itu, kakinya panjang dan kokoh serta bagian pahanya berdaging tebal. Kepala
ayam jantan memiliki jengger yang cukup besar dan berbantuk wilah, posisinya tegak,
bergerigi nyata dan berwarna merah cerah. Jengger ayam betina tidak berkembang
dengan baik. Warna bulu ayam pelung kuning bercampur merah dan sedikit semburat
hitam. Ayam jantan memiliki suara kokok yang khas sehingga banyak dipelihara
sebagai klangenan (binatang kesayangan). Ayam pelung dianggap berkualitas jika
posisi leher saat berkokok tegak dan suara kokokannya tinggi terdengar sampai jauh.
Bobot ayam jantan dewasa antara 3,5–5,5 kg dan ayam betina 2,5-3,5 kg. Produksi
telurnya sekitar 39–68 butir pertahun atau 13–17 butir per periode bertelur. Berat telur
sekitar 40–50 gram per butir. Ayam bertubuh bongsor ini mulai bertelur pada umur 6–
7 bulan.

21. Ayam Ketawa


Ayam Ketawa berasal dari Kabupaten Sidrap , Sulawesi Selatan. Ayam Ketawa
dikenal masyarakat Sulawesi Selatan dengan sebutan Ma’nu ga’ga yang berarti gagap.
Ayam Ketawa memiliki suara kokok seperti suara tertawa manusia. Ayam Ketawa
pada awal domestikasi hanya dipelihara dan berkembang biak di lingkungan Keraton
Bugis (Roiz, 2011). Rataan bobot badan jantan dan betina ayam Ketawa pada umur
lima bulan sekitar 825 dan 765 g (Krista, 1996). Ciri – ciri ayam Ketawa yang baik,
yaitu saat berdiri tubuh tegak atau membusungkan dada dan ukuran proporsional
antara tinggi badan, lingkar badan, panjang badan dan panjang kaki. Ciri fisik sangat
mempengaruhi kualitas suara dan dapat dijadikan indikasi penduga kualitas kokok
ayam Ketawa saat berada di arena.

22. Ayam Nunukan


Ayam nunukan adalah salah satu jenis ayam lokal yang berkembang di Pulau Tarakan,
Provinsi Kalimantan timur. Ciri fisik ayam ini adalah warna bulunya merah
kekuningan, paruh dan kakinya berwarna kuning atau putih kekuningan, pertumbuhan
bulu sayap dan bulu ekor tidak sempurna, jengger dan pialnya (gelambir) berwarna
merah. Jenggernya berbentuk wilah, dan bergerigi delapan. Anak ayam yang berumur
dibawah 45 hari cenderung berbulu kapas (Disnak Kaltim, 1995). Berat badan ayam
jantan dewasa 3,4-4,2 kg dan ayam betina 1,6–1,9 kg. Ayam nunukan termasuk jenis
ayam dwiguna (petelur dan pedaging). Produksi telur per tahun sekitar 120–130 butir
atau 40 butir per periode bertelur. Bobot telur antara 40–60 gram/ butir. Creswell dan
Gunawan (1982) menyatakan bahwa pada pemeliharaan intensif dengan pakan
standar sesuai kebutuhan, ayam Nunukan umur 1 hari (DOC), 4, 8, 12, 16 dan 20
minggu mempunyai bobot badan berturut-turut 30,2, 168, 482, 843, 1304, dan 1507 g.
Produksi telur per tahun sekitar 100-140 butir, bobot telur 45-55 g, prosentase
penetasan 61,2% dan dewasa kelamin ayam Nunukan adalah 7 bulan (Disnak Kaltim,
1995). Kualitas telur ayam Nunukan cukup baik yaitu mempunyai bobot telur 47,1 g
dan warna kerabang telur cokelat muda keputihan (Wafiatiningsih et al., 1995).

23. Ayam Kedu Merah.


Warna bulu hitam mulus, tetapi kulit muka berwarna putih dan jenggernya berwarna
merah. Sosoknya tinggi besar. Bobot ayam jantan dewasa antara 3-3,5 kg dan bobot
ayam betina 2-2,5 kg. menurut fungsinya, jenis ayam ini termasuk dwiguna, yakni
sebagai ayam petelur dan ayam pedaging. Uniknya, setelah bertelur selama 40 butir
baru menunjukkan tanda-tanda akan mengeram.

24 Ayam Kedu Putih


Warna bulunya putih mulus. Jengger dan kulit mukanya merah, warna kakinya putih
atau kekuningan. Jengger berbentuk (bergerigi) dan posisinya tegak. Bobot ayam
jantan dewasa sekitar 2,5 kg dan ayam betina sekitar 1,2-1,5 kg. Bentuk badan besar
dan berdaging tebal, ayam betina berumur 2 tahun mempunyai bobot rata-rata 2,5 kg
dan ayam jantang dengan umur yang sama mempunyai bobot 3-3,5 kg (Sunarto et al.,
2004).

Hasil penelitian Creswell dan Gunawan (1982) pada pemeliharaan intensif dengan
pemeliharaan standard sesuai dengan kebutuhannya, ayam Kedu Putih umur 1 hari
(DOC), 4, 8, 12, 16, dan 20 minggu mempunyai bobot badan sebesar 25,5, 151, 550,
875, 1352 dan 1575 g. pada penelitian lainnya dengan kondisi yang sama (standar)
menghasilkan bobot badan pada umur 4, 8, 12, 16 dan 20 sebesar 140, 404, 739, 950
dan 1320 g. Produktivitas sifat produksi telur ayam Kedu Putih sebagai berikut: umur
pertama bertelur 170 hari, umur 40% produksi 202 hari, puncak produksi 72%,
produksi telur Hen Day 54,0%. Produksi telur 197 butir/tahun, produksi telur Hen
House 49,6%, rataan bobot telur 39,2 g, rataan konsumsi pakan 82 g/ekor/hari dan
konversi pakan 3,8.

25. Ayam Kedu Cemani.


Tubuhnya hitam mulus, termasuk paruh, kuku,telapak kaki, lidah dan telak
(langit-langit mulut). Daging dan tulangnya juga hitam (Rahmat, 2003). Bentuk fisik
tubuhnya tinggi besar. Bobot ayam jantan 3-3,5 kg kg dan ayam betina sekitar 2-2,5
kg.

Bobot anak ayam Kedu Cemani umur sehari (DOC) berkisar 28-32 g/ekor, kemudian
bobot ayam betina umur 5 bulan berkisar antara 1400-1500 g/ekor. Umur pertama
bertelur berkisar 4,6-5 bulan dan produksi telur pada pemeliharaan diumbar dan semi
intensif berkisar 56-77 butir/ekor/tahun, sementara yang dipelihara intensif dalam
kandang batere dapat mencapai 215 butir/ekor/tahun. Bobot telur ayam berkisar
antara 41-49 g/butir. Konsumsi ayam dewasa per hari mencapai 93 g per ekor
(Iskandar, 2005).

26. Ayam Kedu Hitam


Dilihat dari penampilan fisiknya, seolah ayam ini berwarna hitam legam. Namun, jika
diamati lebih seksama ternyata bagian kulit, pantat dan jenggernya berwarna merah.
Bobot ayam jantan dewasa sekitar 2-2,5 kg dan ayam betina sekitar 1,5 kg.
Ayam kedu yang berwarna hitam merupakan tipe petelur (Nataamijaya dan Diwyanto,
1994). Ayam kedu merupakan jenis petelur yang baik (Markens dan Mohede, 1941),
dari hasil penelitiannya diperoleh bahwa umur mulai bertelur 189 hari, produksi telur
pada 12 bulan pertama adalah 123,9 butir dengan rataan bobot telur 50 g. Pada
umumnya ayam Kedu mulai bertelur pada umur 6-7 bulan, dengan pemeliharaan
secara intensif dapat mulai bertelur pada umur 4-4,5 bulan. Produksi telur selama satu
tahun (umur 6-18 bulan) rata-rata 124 butir (Sunarto et al., 2004).

Produktivitas ayam kedu hitam yang diamati selama 20 mg seperti dikemukakan


Nataamijaya dan Sitorus (1992) sebagai berikut: produksi telur 71 butir, bobot telur
42,4 butir, fertilitas 80,3%, daya tetas 79,6%, mortalitas 9,8%. Sementara itu
produktivitas ayam kedu hitam yang dikemukakan Creswell dan Gunawan (1982)
adalah sebagai berikut: umur pertama bertelur 138 hari, umur 166 hari produksi 40%,
puncak produksi 75%, produksi telur hen day 58,8%. Produksi telur 215 butir/tahun,
produksi telur hen house 54,8%, rataan bobot telur 44,7 g, rataan konsumsi pakan 93
g/ekor dan konversi pakan 3,6.

27. Ayam Sentul


Ayam lokal ini berkembang didaerah Ciamis, Jawa Barat. Meskipun asalnya sebagai
ayam aduan, sekarang banyak dipelihara sebagai ayam pedaging dan petelur.
Berdasarkan warna bulunya, ayam sentul terdiri dari lima varietas, yakni Sentul
Kelabu (berwarna abu-abu), Sentul Geni (berwarna abu-abu kemerahan), Sentul
Jambe (berwarna merah jingga), Sentul Batu (berwarna abu-abu keputihan), Sentul
Debu (berwarna debu), dan Sentul Emas (berwarna abu-abu kekuningan). Warna
ayam sentul cukup menarik, polanya mirip sisik naga. Ayam sentul mempunyai
produksi telur yang banyak. Satu periode peneluran dihasilkan 12-30 butir telur.
Prosentase penetasan tinggi yaitu 90%.

28 Ayam Gaok
Ayam lokal ini berasal dari Pulau Puteran, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Keistimewaannya adalah suara kokoknya yang cukup panjang mirip ayam Pelung.
Bentuk fisik ayam Gaok jantan besar, tegap, dan gagah. Ukuran jengger dan pialnya
besar dan berwarna merah. Warna kuning kehijauan mendominasi bulu-bulunya,
ditambah lagi semburat merah dan hitam pada beberapa bagian. Kaki berwarna
kuning.

Berat ayam jantan dewasa sekitar 4 kg dan ayam betina sekitar 4 kg dan ayam betina
sekitar 2-2,5 kg. ayam Gaok yang dipelihara secara intensif selama pengamatan 12
minggu dapat menghasilkan produksi telur sebanyak 30,2 butir, bobot telurnya 46,7 g,
fertilitas 80,1%, daya tetas 79,4%, mortalitas 15,3% dan bobot badan pada umur 8
minggu sebesar 515,8 g (Nataamijaya dan Sitorus, 1992).

29. Ayam Banten


Ditilik dari namanya, sudah barang tentu ayam ini berasal dari daerah Banten. Ayam
jantan yang berpenampilan prima dipelihara sebagai ayam aduan, sedangkan ayam
yang kurang prima dijual sebagai ayam potong. Bobot ayam jantan dewasa sekitar 2
kg dan ayam betina sekitar 1,2 kg. produksi telur sekitar 16 butir per periode bertelur.

30. Ayam Ciparege


Ayam lokal ini berkembang di daerah Karawang, Jawa Barat. Ciri fisiknya mirip
ayam Bangkok, tetapi ukuran tubuhnya sedikit lebih kecil. Sosoknya ideal, tinggi
tubuh dan ukuran tubuhnya tampak serasi. Jenggernya berwilah. Memiliki pial
tunggal yang menjadi satu dengan cuping telinga. Berat ayam jantan dewasa sekitar
2,5 kg dan ayam betina dewasa sekitar 1,5 kg. Jumlah telur rata-rata 14 butir setiap
periode bertelur.

31. Ayam Bali


Sesuai denan namanya, ayam ini berkembang pasat di Pulau Bali. Pejantannya di
pelihara sebagai ayam sabug (aduan). Pertumbuhan bulu badannya cukup sempurna.
Penampilan fisiknya tergolong prima, yakni besar, padat dan jika berdiri tegak
membentuk sudut 60 derajat, sayangnya bagian lehernya pendek dan kepalanya
sedikit kecil. Ukuran jengger relatif kecil dan warnanya merah pucat. Ayam jantan
dewasa beratnya sekitar 2,5 kg. jumlah telur rata-rata 14 butir setiap periode bertelur.

32. Ayam Ayunai


Jenis ayam lokal ini berasal dari Merauke, Papua. Ciri fisiknya sangat khas, yakni
bagian kepala dan temboloknya tidak ditumbuhi bulu alias gundul. Bagian lehernya
sedikit ditumbuhi bulu, tepatnya di atas tenbolok. Berat tubuh ayam jantan dewasa
berkisar 3,4-4 kg dan ayam betina berkisar 1,5-2 kg.

Ayam Ayunai merupakan jenis petelur dan pedaging. Produksi telur 10-14 butir per
periode peneluran. Dalam satu tahun produksi telur sebanyak 40-60 butir. Bobot telur
6-75 g. Prosentase karkas 75-80%. Umur siap kawin 8 bulan (jantan) dan 7 bulan
(betina). Umur mulai fase produksi 6 bulan, lama produksi bertelur 30 bulan. Jarak
antara masa bertelur 10-14 hari. Masa rontok bulu antar masa bertelur 6 minggu
(Diwyanto dan Prijono, 2007).

33. Ayam Wareng


Daerah penyebaran ayam lokal ini meliputi Jawa Tengah dan Jawa Barat. Ayam yang
suara kokoknya cukup nyaring ini sangat lincah dan dan agak sulit ditangkap. Umur
kawinnya tergolong muda, yakni empat bulan . ukuran kepala dan leher si pejantan
kecil. Kakinya ramping dan panjang. Warna bulunya ada tiga yakni hitam, blorok
(belang–belang putih dan hitam), dan putih.

Berat tubuh ayam pejantan dewasa rata-rata 1,5 kg dan ayam betina sekitar 1 kg dan
produksi telurnya berkisar 15 butir per periode bertelur. Apabila dipelihara secara
intensif produksi telurnya dapat mencapai 24-28 butir per periode bertelur,
dikarenakan induk betina tidak memiliki sifat mengeram. Turunan ayam ini dapat
direkomendasikan untuk jenis produksi telur seperti ayam Kedu (Kartiko, 1995).

Anda mungkin juga menyukai