Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum Perusahaan

Cv. Milkindo Berka Abadi terletak di desa tegalasari, kecamatan kepanjen,

kabupaten malang. Cv. Milkindo berdiri sejak tagun 1983 dengan luas tanah 3 Ha.

Peternakan ini terletak 6 km dari pusat kepanjen. Cv. Milkindo Berka Abadi

merupakan suatu perusahan yang bergerak dibidang peternakan sapi perah jenis

peranakan Freisian Holstein (PFH). Pengembangan usaha ini mulai terlihat

pembangunan perluasan kandang pada tahun 2009, dengan kapasitas tampung ±

150 ekor ternak dan dilakukan pengisian secara bertahap. Kandang sebelah utara

(bangunan lama) diperuntukkan bagi kandang box dan kandan umbaran pedet,

kandang sebelah selatan untuk sapi kering serta laktasi, kemudian kandang barat

untuk sapi darah dan pejantan. Cv. Milkindo Berka Abadi menyetor hasil

pemerahan berupa susu ke PT. Nestle Indonesia yang terletak di Pasuruan setiap

dua hari sekali. Sebelum dikirim, susu disimpan dalam cooler.

Perusahan ini juga menjual dalam bentuk segar secara langsung di depan

Pasar Kepanjen setiap pagi, dan menyuplai susu pasteurisasi di sebuah SMP

Swasta di Kecamatan Kepanjen pada awal dan akhir bulan. Pemgembangan

sarana wisata edukasi mulai dirintis pada bulan februari 2012, terdapat sarana

pendukung berupa taman bunga, tempat bermain bola, stung serta beberapa

mainan lainnya. Sarana tersebut menjadi daya tarik tersendiri sebagai referensi

belajar. Pengunjung berasala dari play group, taman kanak-kanak dan sekolah

dasar.
Sekitar wilayah kecaamatan kepanjen Cv. Milkindo Berka Abadi memiliki

populasi ternak sebanyak 252 ekor sapi, populasi ternak di Cv. Milkindo Berka

Abadi disajikan pada tabel berikut :

Tabel 1. Populasi ternak Cv. Milkindo Berka Abadi tahun 2016


TERNAK JUMLAH (Ekor)

Pejantan Perah 6

Laktasi 48

Kering 148

Dara tidak bunting 14

Darah bunting 43

Pedet jantan 16

Pedet betina 21

TOTAL 296

Sumber : Cv. Milkindo Berka Abadi (2016)

Tabel 1 menjelaskan tentang populasi ternak yang ada di Cv.

Milkindo Berka Abadi. Total populasi ternak di Cv. Milkindo Berka Abadi

sebanyak 296 ekor yang terdiri dari pejantan, laktasi, kering, dara tidak bunting,

dara bunting, pedet jantan dan pedet betina. Jumlah sapi dara yang terdapat di Cv.

Milkindo Berka Abadi sebanyak 57 ekor dari total populasi ternak.


4.1.1 Struktur organisasi

Direktur manager Devisi kesehatan

Devisi pakan
Penasehat

Devisi kandang

Administrasi Devisi sawah

Devisi kebersihan
Keuangan

Inseminator

Gambar 1. Struktur organisasi Cv. Milkindo Berka Abadi

Berdasarkan gambar 1 dapat dijelaskan bahwa Cv. Milkindo Berka

Abadi dipimpin oleh seorang direktur sebagai pengontor peternakan. Penanggung

jawab membawahi divisi-divisi. Tugas masing-masing divisi adalah :

1. Divisi Kesehatan bertugas untuk mengawasi , mengontrol dan mengobati

ternak yang sakit, membuat program vaksinasi, memberikan vaksinasi.


2. Divisi pakan bertanggunag jawab terhadap penyediaan pakan dan menyusun

program pemberian pakan.

3. Divisi kandang bertangguang jawab terhadap keadaan kandang, bertanggung

jawab terhadap keadaan ternak yang ada di kandang (pemerahan, kontrol

pakan dan kontrol air minum).

4. Divisi sawah bertugas menyiangi rumput dan pemupukan terhadap hijauan.

5. Divisi kebersihan bertanggung jawab terhadap kebersihan kandang dan

ternak, membersihkan sisa pakan ternak dan menguras tempat minum ternak.

6. Inseminator bertanggung jawab terhadap deteksi birahi, mengitemasi dan

melakukan palpasi.

Cv. Milkindo Berka Abadi dikelola oleh 1 orang manager, 21 tenaga

harian, terdiri dari 2 orang lulusan SMA, 4 orang lulusan SMP, 11 orang lulusan

SD, 4 orang tidak sekolah. Para pekerja hanya lulusan sekolah tingkat dasar.

Lahan Cv. Milkindo Berka Abadi kepanjen malang seluas 12 Ha, sudah

bersertifikat, sumber air mudah didapat karena dengan kedalaman sekitar 10 m air

sudah dapat keluar melimpah, tanaman hijauan dapat tumbuh dengan baik.

4.1.2 Sarana usaha

A. Bangunan

1. Kantor

2. Kandang pedet

3. Kandang kering

4. Kandang laktasi

5. Kandang dara

6. Kandang umbaran
7. Digester biogas

8. Gudang

9. Dapur

B. Lahan

1. Hijauan sebesar 9 Ha

2. Kandang sebesar 3 Ha

C. Transportasi

1. Mobil

2. Truck

D. Alat-alat lain

1. Mesin potong rumput

2. Penampung air

3. Milk can

4.2 Sapi Dara

Peternak sapi dara merupakan salah satu usaha di bidang peternakan yang

memilki peran strategis dalam memnuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat.

peningkatan pendapatan penduduk dan perekonomian nasional. Pengembangan

sapi darah telah mendorong terciptanya peternakan berkenjutan, penyediaan

protein hewani bagi masyarakat, penyediaan bahan baku industri, dan

penambahan lapangan kerja. Direktor Jenderal Peternakan (2010) mengatakan

perminta susu nasional 80% masih di impor dari luar negeri. Hal ini memberikan

peluang bagi peternak untuk meningkatkan populasi dan produktivitas sapi perah

dalam negeri serta mengurangi ketergantung impor.


Sapi dara adalah sapi pada masa antara lepas sapih sampai laktasi pertama

kali. Tujuan pembesaran sapi perah dara adalah : Menyediakan calon induk

pengganti (replacement stock) yang mampu produksi susu dengan kualitas dan

kuantitas yang tinggi, dan pengembangan usaha dengan cara menambah populasi

induk. Pendapatan atau perolehan sapi perah dara dapat dilakukan dengan 2 cara,

yaitu:membesarkan sapi dara yang berasal dari turunan sapi sendiri (self

replacement) atau membeli dari luar (new comer replacement). Di peternakan

milik Bapak Sutiyo perolehannya membeli dari luar (new comer replacement),

pada umur rata - rata 15 – 18 bulan, dan penyediaan bibit dari hasil perkawinan

atau anak dari ternak atau induk yang sudah ada.

Pemeliharaan sapi dara sama seperti pemeliharaan sapi perah fase lainnya,

namun lebih mudah dibandingkan dengan sapi fase laktasi. Untuk menghasilkan

sapi dara dengan ukuran tubuh yang optimal dan reproduksi yang baik. Di

peternakan milik bapak Sutiyo sapi dara dikawinkan pertama kali umur 18 bulan,

dengan rata- rata Bobot Badan 275 kg- 325 kg. Perkawinan dilakukan pada waktu

yang tepat yaitu 6 – 12 jam setelah tanda-tanda estrus telihat. Ciri-ciri estrus pada

sapi bisa dilihat dari tanda-tanda estrus sebagai berikut :

a. Keluar lendir jernih terang dari serviks yang mengalir ke vagina

b. Gelisah, ingin keluar dari kandang

c. Melenguh-lenguh

d. Menunggangi sapi lain

e. Pangkal ekor terangkat sedikit

f. Vagina berwarnah merah

g. Diam, tidak nafsu makan, dan tidak mau minum


Gambar 2. Calon betina sapi perah

4.3 Perkandangan

Kandang sapi dara di Cv. Milkindo Berka Abadi, kepanjen kabupaten

malang di bangun dengan ukuran 30,4 m, lebar 4,5 m, ting 5 m, kemiringan lantai

20. Ukuran selokan dibuat sesuai dengan ukuran kandang yaitu 30,4 m dan lebar

30 cm. Selokan berfungsi sebagai tempat pembuangan kotoran ternak, urine, feses

sapi, air memandikan sapi, air untuk memebersihkan kandang, maupun kotoran

lain yang kemudian dialirkan ke kolam penampungan. Terdapat dua kandang

yang ukuran sama seperti diatas untuk sapi perah. Tempat pakan untuk sapi perah

berbentuk palungan-palungan dan disetiap palungan berisi 4 ekor sapi. Palungan

pakan memilki panjang 2,8 m, lebar 50 cm, dan kedalaman 40,5 cm. Tempat

minum dibuat dengan volume 8.1. satu tempat minum digunakan untuk 1 ekor

sapi. Bangunan kandang bersifat permanen dan sistem kandang terbuka agar

sirkulasi udara dalam kandang berjalan dengan baik.


Gambar 3. Bentuk kandang sapi dara.

Gambar 3 merupakan kandang sapi dara di Cv. Milkindo Berka Abadi

yang berbentuk one stall artinya terdiri dari satu baris. Kandang memilki ukuran

panjang 30,4 m, lebar 4,5 m. Tinggi 5 m, kemiringan 20, dan memiliki daya

tampung sekitar 150 ekor. Tipe atap yang tampak adalah tipe atap monitor.

Atap kandang terbuat dari bahan seng. Penggunaan atap seng dapat

menyebabkan panas pada ternak karena seng dapat menyerap panas matahari.

Menurut suhaely ( dalam Kurniawan Indra, 2013) bahan yang dapat digunakan

sebagai atap kandang antara lain genting atau rumbia yang disusun dengan rapat.

Kedua bahan tersebut tergolong tidak menyerap panas dan menghantar panas.

Seng dan asbes dapat digunakan tetapi bawah permukaan seng atau asbes harus

dilapisi gabus untuk meredam pengaruh panas. Cara lain dapat pula dengan
menutupi bagian atas seng atau asbes dengan anyaman rubia atau jaring hitam

untuk menghambat panas matahari.

Lantai kandang terbuat dari semen dengan kemiringan 20. Nababan (2008

dalam kurniawan indra, 2013) menyatakan bahwa setiap kemiringan lantai 2-50,

maka ketinggian lantai bagian belakang akan menurun sekitar 2-5 cm ke selokan

pembuangan sehingga air kencing, air untuk memandikan sapi, air untuk

membersihkan kandang dapat secepatnya mengalir ke selokan pembuangan.

Tujuan utama pembangunan dasar kandang yang miring adalah agar supaya

tercipta kebersihan kandang, karena kandang yang bersih merupakan cara

pencegahan penyakit pada ternak. Jika kemiringan kandang dihubungkan dengan

kapasitas kandang dapat disimpulkan bahwa semakin banyak kapasitas kandang

maka luas kandang semakin besar. Kandang yang semakin luas maka kemiringan

kandang semakin kecil. Lantai kandang di Cv. Milkindo Berka Abadi dilapisi

dengan karpet agar ternak tidak mudah mengalami luka gores, terutama pada

bagian kulit kaki dan pinggul karena gesekan antara kulit dengan lantai.

4.4 Pakan dan Minum

4.4.1 Pemberian pakan

Pakan hiajauan yang diberikan di Cv. Milkindo Berka Abadi adalah

rumput gajah (pennisetum purpureum). Rumput gajah (pennisetum purpureum)

sebagai hijauan pakan ternak dapat dilihat pada gambar 3. Pakan hijauaan

diperoleh dari lahan Cv. Milkindo Berka Abadi. Pemotongan hijauan dilakukan

pada umur 60 hari. Pemotongan hijauan dilakukan dengan jarak lebih 10-12 cm

dari permukaan tanah. Gunawan (2003 dalam kurniawan indra, 2013) menyatakan

bahwa umur potong tanaman dilakukan berdasarkan musim, umur 40 hari


dimusim hujan dan umur 60 hari dimusim kemarau dan jarak potong dari

permukaan tanah 10-15 cm. Pemotongan hijauan dilahan dilakukan dua kali

dalam satu hari sebelum pemberian pakan pada ternak dan dipotong

menggunakan sabit. Hijauan berasal dari lahan milik Cv. Milkindo Berka Abadi

seluas 9 Ha dengan kemampuan penyediaan hijauan sebesar 75%, setiap 1 Ha

lahan dapat menghasilkan 80 ton hijauan segar. Haqiqi (2008 dalam kurniawan

indra, 2013) menyatakan bahwa produksi rumput gajah (pennisetum purpureum)

dapat mencapat 150-200 ton/Ha per tahun. Kebutuhan rata-rata disetiap ternak

adalah 40 kg/ekor/hari. Hijauan dapat tersedia dengan baik dimusim hujan, tetapi

pada musim kemarau jumlah ketersediaan rumput gajah (pennisetum purpureum)

kurang mencukupi kebutuna ternak, sehingga Cv. Milkindo Berka Abadi membeli

pakan hijauan berupa tebon jangung (Zea mays) dengan harga Rp. 2500,-/ikat.

Nilai gizi yang terkandung dalam rumput gajah (pennisetum purpureum) adlah

bahan kering (BK) 15%, protein kasar (PK) 6,15%, serat kasar (SK) 42,0%, total

dingestible nutrein (TDN) 44,0%, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 36,1%,

dan lemak kasar (LK) 2,8% (pamungkas, 2007).


Gambar 4. Pencoperan hijauan

Gambar 4 menunjukkan pakan hijauan yang berupa rumput gajah

(pennisetum purpureum). Pakan hijauan atau dichopper sekitar 10 cm terlebih

dahulu sebelum diberikan ke ternak. Terdapat 2 buat mesin chopper di Cv.

Milkindo Berka Abadi.

Pemberian pakan hiajauan dilakukan tiga kali dalam sehari pagi antara

pukul 08.00-09.00 WIB, sedangkan pada sore hari diberikan pada pukul 15.00-

16.00 WIB, kemudian pada malam hari pada pukul 20.00-21.00 WIB. Putra

(2009) menyatakan bahwa hijauan yang diberikan pada sapi laktasi dalam kondisi

segar yang dipotongan atau chopper agar memudahkan ternak dalam mengambil

pakan dengan tujuan untuk meningkat konsumsi pakan ternakdan menurangi

selektif pakan. Hijauan yang diberikan pada sapi di Cv. Milkindo Berka Abadi

diberikan secara dan di potong-potong dengan alat pemotongan atau chopper

dengan panjang rata-rata 10 cm. Proses pemberian pakan hijauan pada ternak
dapat dilihat pada gambar 4. Hijauan diberikan kepada ternak sebanyak 40 kg per

ekor per hari. Rata-rata sisa pakan yang tersisa sebesar 1,16 kg/ekor/hari.

Berdasar data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata konsumsi

hijauan sebesar 38,84 kg/ekor/hari.

Gambar 5. Pemberian hijauan

Gambar 4 menunjukan pemberian pakan hijauan pada ternak di Cv.

Milkindo Berka Abadi. Pemberian sebanayak 40 kg/ekor/hari dan diberikan tiga

kali dalam sehari. Alat transportasi yang digunakan adalah gerobak dorong

dengan kapasitas 3 keranjang. Setiap pakan berisi kurang lebih 40 kg pakan

hijauan, pemberian pakan dilakukan oleh 2 orang.

Pakan konsetrat yang digunakan di Cv. Milkindo Berka Abadi ialah pakan

jadi produksi dari koperasi agro niaga (KAN) jabung dengan merek unggul feed

super. Nilai nutrisi yang terkandung dalam konsetrat dapat dilihat pada tabel
pengadakan pakan kontrat dilakukan 5 hari sekali sebanyak 4 ton. Harga

konsentrat sebanayak Rp. 2.100/kg. Konsetrat yang telah dikirim akan disimpan

di gudang penyimpanan pakan seperti tampak pada gambar 5. Kebutuhan pakan

konsetrat di Cv. Milkindo Berka Abadi adalah sebesar 7 kuintal per hari, sehingga

selama 5 hari membutuhkan 35 kuintal atau 3,5 ton. Jadi, penyedian konsentrat

yang dilakukan sudah memenuhi kebutuhan ternak di Cv. Milkindo Berka Abadi

Tabel. 2 kandungan nutrisi konsentrat KAN jabung

No Kandungan Presentase (%)

1 BK 86

2 Air Max 14

3 Lemak kasar Max 7

4 Protein kasar Max 18-20

5 Kalsium 1

6 Phospor 1,1

7 TDN 70

Sumber : KAN Jabung (2012)

Tabel 2 menunjukan nilai nutrisi yang terkandung dalam konsentrat

produksi KAN Jabung. Penulisan nilai nutrisi pakan konsentrat sebaiknya ditulis

secara pasti, misalnya 16-18%, sehingga dapat melindungi konsumen dari

kecurangan yang dilakukan oleh perusahan pakan. Penulisan dengan nilai nutrisi

maksimal, misalnya max 16-18% memungkin perubahan melakukan kecurangan

dengan hanya membuat pakan konsetrat dengan nilai nutrisi dibawah dibawah

standard. Apabila hal itu terjadi maka konsumen tidak dapat melakukan komplain

terhadap perusahan pakan yang memproduksi pakan konsetrat tersebut. Bahan-


bahan penyusunan konsetrat ini adalah pollard (triticum aestivum, bungkil kalapa

(cocos nucifera), bekatul (oryza sativa), bungkil sawit (elaeis guinensis jack),

soybean meal atau bungkil kedelai (glycine max), dried distiller grain solubles

atau dedak gandum (triticum aestivum) molases (saccarum officinarum), mineral

dan vitamin. Di Cv. Milkindo Berka Abadi, konsetrat diberikan sebanyak

8/kg/ekor/hari dalam bentuk kering. Roza (2008) menyatakan pemberian ransum

konsentrat yang ideal untuk seekor sapi perah adalah 5,9 kg/ekor/hari

Tabel 2 menunjukkan pakan konsetrat yang digunakan Cv. Milkindo

Berka Abadi dari KAN jabung yang masih berada di dalam karung berukuran 50

kg. Pakan tersebut dinamakan unggul feed super. Pakan konsetrat disimpan di

gudang penyimpanan. Pengadaan pakan konsetrat dilakukan 5 hari sekali sebnyak

4 ton. Harga konsetrat sebesar Rp. 2.100/kg.

Pemberian pakan konsentrat dilakukan dua kali sehari yakni pagi dan sore

hari. Palungan dan tempat minum dibersihkan terlebih dahulu, apabila sisa pakan

masih ada dikumpulkan untuk dibuang. Konsetrat diberikan pada ternak dua kali

dalam satu hari, yaitu pagi antara pukul 05.00-06.00 WIB dan sore hari pukul

13.00-14.00 WIB sebanyak 8 kg/ekor/hari, dari pemberian tersebut tidak terdapat

sisa pakan. Sebelum diberikan kepada ternak, kontrat dari gudang terletakkan

disebuah gerobak dorong seperti tampak pada gambar 6.

Berdasarkan jumlah tersebut maka dapat disumpulkan bahwa konsumsi

konsetrat sebesar 8 kg/ekor/hari. Data konsumsi pakan hijauan dan konsetrat pada

ternak dilakukan sebelum pemberian pakan hijauan, hal ini dilakukan untuk

menjamin kesiapan mikroba rumen untuk melakukan untuk menjamin kesiapan

kesiapan mikroba rumen untuk melakukan aktivitas percernaan. Apabila


pemberian hijauan dan konsetrat diberikan secara bersama-sama dapat

menurunkan pH dan meningkatkan keasaman rumen, sehingga mikroba rumen

tidak dapat beraktivitas secara optimal dan mengakibat menurunnya kecernaan

hijauan (sumerdi, 2008)

4.4.2 Pemberian minum

Pemberian minum pada peternakan Sapi Dara di Cv. Milkindo Berka

Abadi diberikan secara add libitum tanpa batas. Perlakukan tersebut dimaksudkan

agar ternak tidak mengalami dehidrasi sehingga dapat menurunkan produksi.

Putra (2009) menyatakan bahwa sebaiknya pemberian air minum pada sapi perah

dilakukan secara add linitum karena tidak akan menimbulkan efek negatif dan

dapat meningkat produksi air susu. Fungsi dari air untuk sapi perah adalah zat

pelarut dan pengangkut zat makanan, membantu proses pencernaan, penyerapan

dan pembuangan hasil metabolisme, memperlancar reaksi kimia dalam tubuh dan

teratur suhu tubuh serta membantu kelancaran kerja saraf panca

Gambar 6. Tempat air minum


4.5 Deteksi Birahi

Deteksi birahi di Cv. Milkindo Berka Abadi dilakukan oleh anak kandung

setiap hari. Pada pagi dan siang hari pendeteksian dilaksanakan pada saat

pemberian pakan dan saat pembersihan kandang. Pada malam hari pendeteksian

dilakukan oleh anak kandang yang jaga malam. Sapi yang berahi ditandai dengan

seringnya sapi menaiki sapi lainnya, vulva membengkak berwarna kemerah-

merahan dan terdapat cairan putih disekitar vulva. Menurut salisbury dan

vandemark (1985), tanda-tanda birahi pada sapi betina adlah ternak tersebut akan

sering menguak, tidak tenang, vulva membengkak, memerah dan terdapat lendir.

Menurut Nuryadi (2000 dalam kurniawan indra, 2013) menyatakan pada

saat birahi terjadi hal pokok yakni nampak tanda-tanda birahi, pada sapi dikenal

3A yaitu Abang (labia minor memerah), Aboh (vulva membengkak), dan Anget

(suhu tubuh meningkat sedikit, lebih hangat dari biasanya), berlendir, yakni

mucus yang berasla dari cervix nampak keluar dari vulva.wb

4.6 Perkawinan

Perkawinan Sapi Dara di Cv. Milkindo Berka Abadi dilakukan secara

Inseminasin buatan dengan metode rectovaginal. Semen yang digunakan berasal

dari balai besar inseminasi buatan (BBIB) singosari, malang. Perkawinan secara

IB dilakukan oleh tenaga ahli yang berasal dari dinas peternakan kebupaten

malang. Straw disimpan dalam nitrogen cair dengan suhu -1810F atau 200C.

Menurut Sulaswati (2011). Insemination Buatan (IB) adalah salah satu teknologi

reproduksi yang mampu dan telah berhasil meningkatkan perbaikan mutu genetik

ternak, sehingga dalam waktu pendek dapat menghasilkan anak dengan kualitas

baik dalam jumlah yang bear dengan memanfaatkan penjantan unggul. Tahap
pertama adalah menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam proses IB seperti

Insemination gun, straw, sarung tangan, plastic siled, gunting. tahap kedua adlah

memasukkan tangan sebelah kiri ke dalam naus untuk mencari letak servik.

Tangan yang sebelah kanan untuk memasukkan Insemination gun ke arah serviks.

menurut field dan taylor (2003), metode IB pada sapi dan kerbau adalah

rectovaginal. Teknisnya yaitu tangan dimasukkan ke dalam rektum, serviks

dipengang, kenmudian Insemination gun dimasukan ke dalam serviks. keuntungan

dari IB adalah satu pejantan dapat mengawini banyak betina pada areal yang luas

dan tidak dapat berbatas waktu, mencegah veneal disease, dan tidak

membutuhkan biaya pemeliharn penjantan. Kelemahan IB adalah dapat

menghilangkan sifat bangsa bangsa lokal dan jika staw berasal dari pejantan tidak

unggul maka dapat menyebarkan sifat jelek.

Gambar 7. Kegiatan inseminasi buatan


4.7 Pemeriksaan kebuntingan

Di Cv. Milkindo Berka Abadi pemeriksaan kebuntingan (palpasi rectal)

dilakukan satu bulan setelah IB. Toilihere (1981) menyatakan bahwa palpasi

rectal dilakukan setelah perkawinan, karena panjang fetus sudah mencapai 0,5-1

cm dengan berat 0,3-4 kg, dengan ciri-ciri kepala dan kaki sudah berbentuk,

namun belum bersatu dengan plasenta. Pemeriksaan kebuntingan ini dilakukan

untuk mengetahui kebuntingan pada induk. Keberhasilan perkawinan juga diamati

setiap hari apabila terjadi birahi kembali. Pemeriksaan kebuntingan merupakan

salah satu metode mengamati efisiensi reproduksi dan dapat mendeteksi lebih dini

kemungkinanan terjadi masalah pada sistem reproduksi induk. Menurut Kroker

Dan Clarke (2000) menyatakan bahwa metode yang digunakan dalam

pemeriksaan kebuntingan adalah palpasi rectal. Palpasi rectal merupakan metode

pemeriksaan kebuntingan palaing murah. Identifikasi kebuntingan pada induk

ternak dengan metode ini dapat dilakukan enam minggu setelah perkawinan.

Tanda – tanda kebuntingan pada saat palpasi rectal adalah dapat merasakan kepala

fetus, dapat merasakan denyut pembuluh arteri sebagai saluran yang menyuplai

kebutuhan hidup fetus.


Gambar 8. pemeriksaan kebuntingan

Kebuntingan di Cv. Milkindo Berka Abadi membutuhkan 1 hingga 12 kali

IB. Daya reproduksi kelompok ternak yang tinggi disertai dengan pengelolaan

yang baik akan menghasilkan efisiensi produksi yang tinggi, sebaliknya efisiensi

reproduksi ternak akan rendah apabila adanya gangguan reproduksi. Peningkatan

populasi ternak akan menjadi lebih cepat bila efisiensinya lebih baik dan

rendahnya angka gangguan reproduksi. Tinggi rendahnya angka reproduksi

sekelompok ternak dapat ditentukan oleh angka kebuntingan (Conception Rate)

dan angka perkawinan per kebuntingan (Service Per Conception).

Toilihere (1985) menyatakan bahwa Conception Rate (CR) adalah

presentasi sapi betina yang bunting pada inseminasi pertama. Faktor-faktor yang

mempengaruhi angka konsepsi adalah kesuburan pejantan, kesuburan hewan


betina dan keterampilan inseminator. Sapi laktasi di Cv. Milkindo Berka Abadi

memiliki CR sebesar 17%. Service per conception (S/C) adalah jumlah pelayanan

inseminasi yang dibutuhkan oleh seekor betina sampai terjadinya kebuntingan

atau konsepsi. Nilai S/C yang normal berkisar antara 1,6 sampai 2,0. Semakin

rendah nilai S/C, maka semakin tinggi kesuburan hewan-hewan betina dalam

kelompok tersebut, sedangkan di negara yang maju peternakannya nilai S/C yang

baik adalah 1,65.

4.8 Penyakit

Ada beberapa penyakit yang sering di tangani pada induk sapi perah laktasi

pada saat PKL antara lain sebagai berikut:

A. Tubercolosis

Tubuh sapi yang terserang penyakit ini kurus. Namun ada juga sapi yang

kondisinya bagus tetapi mengandung TBC. Aemua sapi yang positif tas

tubercolosis harus dikeluarkan dari peternakan. Selain itu kesehatan pekerja

di kandang juga harus diperiksa setahun sekali.

B. Apthae epizooticae (penyakit mulut dan kuku)

Serangan penyakit ini dapat menyebabkan kerugian besar.

Penyebabnya adlah virus Apthae epizooticae. Tanda-tandanya mulut

mengeluarkan air liur yang berbusa. Mulut dan lidahnya dipenuhi dengan

luka.

C. Ketosis (acetonemia)

Ketosis deisebabkan oleh kadar gula dalam darah rendah yaitu karena

gangguan metabolisme karbohidrat. Gejala yang muncul yaitu nafsu makan

yang rendah, sapi kelihatan lesu. Untuk menunjukan reaksi positif dari ketosis
bisa dilakukan dengan pemeriksaan urine dan nafas yang berbau aseton

(Susilorini dkk, 2009)

4.9 Sanitasi

Di Cv. Milkindo Berka Abadi pembersihan kandang ternak dilakukan

secara rutin setiap hari sebanyak 2 kali, yaitu pada pagi hari pukul 05.00 WIBdan

puku 13.00 WIB sebelum sebelum pemberian pakan. Pembersihan kandang

dilakukan dengan menyemprot kotoran yang ada di lantai kandang dan tembok

yang terkena kotoran menggunakan selang air dan mengalirkan ke selokan, seperti

tampak pada gambar 11. Sedangkan sisa-sisa pakan yang tercecer pada lantai

kandang disapu dengan menggunakan sapu lidi. Sapi dimandikan sebanyak dua

kali dalam satu hari dan setiap hari. Sapi dimandikan pada pagi hari sebelum

diperah dan sore hari sebelum diperah. Cara memandikan sapi disemprot dengan

selang air sampai kotoran-kotoran yang menempel pada tubuh ternak hilang. Hal

ini dimaksudkan agar ternak ternak tidak mudah jangkit penyakit.

Anda mungkin juga menyukai