Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HIPERTENSI EMERGENCY
Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Kritis dan Gadar

Disusun Oleh :

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
HIPERTENSI EMERGENCY

Pokok Bahasan : Hipertensi Emergency


Sub Pokok Bahasan : Pencegahan dan pengendalian
Penyaji : Kelompok 4 mahasiswa profesi Ners
Sasaran : Ibu- ibu warga Jl. Cicalengka 7
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Senin, 8 Maret 2020
Waktu : 08:30 s/d 09.00 WIB
Tempat : halaman rumah warga Jl. Cicalengka 7,
Antapani Bandung

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan mengenai pencegahan dan
pengendalian hipertensi emergency selama 1x30 menit diharapkan
peserta penyuluhan dapat memahami tentang pencegahan dan
pengendalian hipertensi emergency.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x30 menit peserta
penyuluhan diharapkan mampu :
1. Menjelaskan tentang pengertian hipertensi
2. Jenis-Jenis Hipertensi
3. Menyebutkan penyebab hipertensi
4. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi emergency
5. Menyebutkan cara pencegahan dan pengendalian hipertensi
emergency
6. Menyebutkan komplikasi hipertensi
B. ALOKASI WAKTU
1x30 menit
C. MATERI
Terlampir

D. KEGIATAN PENYULUHAN

N TAHAP WAKTU KEGIATAN SASARAN MEDI


O A
1. Pembukaan 5 menit  Salam perkenalan  Menjawab
 Menjelaskan salam
kontrak dan
tujuan pertemuan  Mendengarkan
dan menyimak

2. Pelaksanaan 15 menit Menjelaskan tentang :  Memperhatika Leaflet


 Menjelaskan n dan
tentang mendengarkan
pengertian hipert
ensi dan
hipertensi
emergency
 Menjelaskan
jenis-jenis
hipertensi
 Menjelaskan
penyebab
hipertensi
emergency
 Menjelaskan
tanda dan gejala
hipertensi
emergency
 Menjelaskan cara
pencegahan dan
pengendalian
hipertensi
emergency
 Menjelaskan
komplikasi
hipertensi
3. Penutup 10 menit  Memberikan  Peserta dapat
kesempatan pada menjawab dan
peserta untuk bertanya
bertanya tentang
pertanyaan
 Menyampaikan yang diajukan
kesimpulan materi  Mendengar
 Memberi evaluasi Memperhatika
secara lisan n
 Memberi salam.

 Menjawab
pertanyaan

 Menjawab
salam

E. METODE
Metode yang digunakan adalah:
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
F. MEDIA DAN ALAT
Leaflet dan Lembar Balik
G. SUMBER
Sofyan, Andy.2012. Hipertensi. Kudus

Aris, S. 2007. Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi.


Jakarta: PT Intisari Mediatam

Dewi, Sofia dan Digi Familia (2010). Hidup Bahagia dengan


Hipertensi. A+Plus Books, Yogyakarta

H. DAFTAR PERTANYAAN
1. Jelaskan kembali tentang pengertian hiprtensi emergency
2. Jelaskan kembali jenis-jenis hipertensi
3. Jelaskan kembali penyebab hipertensi emergency
4. Jelaskan kembali tanda dan gejala hipertensi emergency
5. Jelaskan kembali cara pencegahan dan pengendalian hipertensi
emergency
6. Jelaskan kembali komplikasi hipertensi
LAMPIRAN 1
MATERI

A. PENGERTIAN
Hipertensi emergensi adalah keadaan gawat medis ditandai dengan
tekanan darah sistolik > 180 mmHg dan atau diastolik > 120 mmHg,
disertai kerusakan organ target akut (Aronow, 2017).
Hipertensi emergensi juga didefinisikan sebagai peningkatan berat pada
tekanan darah (> 180/120 mmHg) yang terkait dengan bukti kerusakan
organ target yang baru atau memburuk (Whelton et al., 2017).
Hipertensi emergensi ditandai oleh peningkatan tekanan darah sistolik
atau diastolik atau keduanya, yang terkait dengan tanda atau gejala
kerusakan organ akut (yaitu sistem saraf, kardiovaskular, ginjal). Kondisi
ini memerlukan pengurangan tekanan darah segera (tidak harus
normalisasi), untuk melindungi fungsi organ vital dengan pemberian obat
antihipertensi secara intravena (Cuspidi and Pessina, 2014).
B. Jenis Hipertensi Emergency

Dikenal juga keadaan yang disebut krisis hipertensi. Keadaan ini terbagi


2 jenis :

a)      Hipertensi emergensi, merupakan hipertensi gawat darurat, takanan


darah melebihi 180/120 mmHg disertai salah satu ancaman gangguan
fungsi organ, seperti otak, jantung, paru, dan eklamsia atau lebih rendah
dari 180/120mmHg, tetapi dengan salah satu gejala gangguan organ
atas yang sudah nyata timbul.

b)      Hipertensi urgensi : tekanan darah sangat tinggi (> 180/120mmHg)


tetapi belum ada gejala seperti diatas. TD tidak harus diturunkan dalam
hitungan menit, tetapi dalam hitungan jam bahkan hitungan hari dengan
obat oral.

Sementara itu, hipertensi dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan penyebabnya :

a)      Hipertensi Primer adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya


(hipertensi essensial). Hal ini ditandai dengan peningkatan kerja jantung
akibat penyempitan pembuluh darah tepi. Sebagian besar (90 – 95%)
penderita termasuk hipertensi primer. Hipertensi primer juga didapat
terjadi karena adanya faktor keturunan, usia dan jenis kelamin.

b)      Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang disebabkan oleh


penyakit sistemik lainnya, misalnya seperti kelainan hormon,
penyempitan pembuluh darah utama ginjal, dan penyakit sistemik
lainnya (Dewi dan Familia, 2010 : 22). Sekitar 5 – 10% penderita
hipertensi sekunder disebabkan oleh penyakit ginjal dan sekitar 1 – 2%
disebabkan oleh kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu
misalnya pil KB (Elsanti, 2011 : 114 )

C. PENYEBAB
Berikut ini adalah penyebab hipertensi emergensi (Alwi et al., 2016):
 Kondisi serebrovaskular: ensefalopati hipertensi, infark otak
aterotrombotik dengan hipertensi berat, pendarahan intraserebral,
pendarahan subaranoid, dan trauma kepala.
 Kondisi jantung: diseksi aorta akut, gagal jantung kiri akut infark
miokard akut, pasca operasi bypass koroner.
 Kondisi ginjal: Glomerulonefritis akut, hipertensi renovaskular,
krisis renal karena penyakit kolagen-vaskular, hipertensi berat
pasca transplantasi ginjal.
 Akibat ketokolamin di sirkulasi: krisis feokromositoma, interaksi
makanan atau obat dengan MAO inhibitor, penggunaan obat
simpatomimetik, mekanisme rebound akibat penghentian
mendadak obat antihipertensi, hiperrefleksi otomatis pasca cedera
korda spinalis.
 Eklampsia
 Kondisi bedah: hipertensi berat pada pasien yang memerlukan
operasi segera, hipertensi pasca operasi, pendarahan pasca operasi
dari garis jahitan vaskular.
 Luka bakar berat.
 Epistaksis berat.
 Thrombotic thrombocytopenic purpura.

Hipertensi emergensi bisa terjadi pada keadaan-keadaan sebagai berikut


(Turana et al., 2017):

 Penderita hipertensi yang tidak meminum obat atau minum obat


antihipertensi tidak teratur.
 Kehamilan.
 Penggunaan NAPZA.
 Penderita dengan rangsangan simpatis yang tinggi seperti luka bakar berat,
phaeochromocytoma, penyakit kolagen, penyakit vaskular, trauma kepala.
 Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal.

D. TANDA DAN GEJALA


Ciri-ciri hipertensi emergensi:
1. Keadaan gawat medis
2. Tekanan darah sangat tinggi
3. Peningkatan tekanan darah yang berat
4. Peningkatan tekanan darah terjadi secara mendadak
5. Terjadi kerusakan organ target (baru, progresif, memburuk, akut)
6. Kejadian serebrovaskular akut, sindrom koroner akut, edema paru
akut,disfungsi ginjal akut, hipertensif ensefalopati, infark serebri,
pendarahanintrakranial, iskemi miokard atau infark, disfungsi
ventrikel kiri akut, diseksiaorta, atau eklampsia
7. Memerlukan penurunan tekanan darah segera (dalam waktu
menit / jam)
E. PERTOLONGAN PERTAMA PADA PENDERITA HIPERTENSI
Jika mengalami tanda – tanda hipertensi, maka sarankan penderita
hipertensi agar :
1. Hentikan kegiatan terutama bila sedang mengemudi
2. Minta pertolongan orang terdekat atau hubungi tenaga kesehatan
terdekat
3. Jika memungkinkan kunjungi pelayanan kesehatan terdekat seperti
puskesmas/ Rumah Sakit . Pengobatan sesegera mungkin dapat
menyelamatkan nyawa atau meningkatkan untuk pulih sepenuhnya.

F. PENCEGAHAN HIPERTENSI
Mengurangi dan memodifikasi faktor resiko dengan :
1. Tidak merokok
2. Olahraga / aktivitas fisik secara teratur
3. Melakukan cek kesehatan secara rutin
4. Pola makanan sehat dan seimbang
Batasan konsumsi garam untuk Hipertensi
a) Hipertensi ringan : ½ sendok teh perhari
b) Hipertensi sedang : ¼ sendok teh perhari

c) Hipertensi berat : Tampa garam

5. Melakukan kegiatan yang dapat mengurangi stres

G. KOMPLIKASI

Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya


penyakit jantung, gagal jantung kongesif, stroke, gangguan penglihatan
dan penyakit ginjal. Tekanan darah yang tinggi umumnya meningkatkan
resiko terjadinya komplikasi tersebut. Hipertensi yang tidak diobati akan
mempengaruhi semua sistem organ dan akhirnya memperpendek harapan
hidup sebesar 10-20 tahun.
Mortalitas pada pasien hipertensi lebih cepat apabila penyakitnya
tidak terkontrol dan telah menimbulkan komplikasi ke beberapa organ
vital. Sebab kematian yang sering terjadi adalah penyakit jantung dengan
atau tanpa disertai stroke dan gagal ginjal.
Dengan pendekatan sistem organ dapat diketahui komplikasi yang
mungkin terjadi akibat hipertensi. Komplikasi yang terjadi pada hipertensi
ringan dan sedang mengenai mata, ginjal, jantung dan otak. Pada mata
berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan.
Gagal jantung merupakan kelainan yang sering ditemukan pada hipertensi
berat selain kelainan koroner dan miokard. Pada otak sering terjadi
perdarahan yang disebabkan oleh pecahnya mikroaneurisma yang dapat
mengakibakan kematian. Kelainan lain yang dapat terjadi adalah proses
tromboemboli dan serangan iskemia otak sementara (Transient Ischemic
Attack/TIA). Gagal ginjal sering dijumpai sebagai komplikasi hipertensi
yang lama dan pada proses akut seperti pada hipertensi maligna. Risiko
penyakit kardiovaskuler pada pasien hipertensi ditentukan tidak hanya
tingginya tekanan darah tetapi juga telah atau belum adanya kerusakan
organ target serta faktor risiko lain seperti merokok, dislipidemia dan
diabetes melitus. (Tekanan darah sistolik melebihi 140 mmHg pada
individu berusia lebih dari 50 tahun, merupakan faktor resiko
kardiovaskular yang penting. Selain itu dimulai dari tekanan darah 115/75
mmHg, kenaikan setiap 20/10 mmHg meningkatkan risiko
penyakit kardiovaskuler sebanyak dua kali (Dewi, et. al, (2010)).

Anda mungkin juga menyukai