Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR NAMA OBAT DAN INDIKASINYA

Nama Obat Indikasi


1. ANALGESIK NON OPIOID, ANTIPIRETIK
Paracetamol Meringankan rasa sakit pada sakit kepala, sakit
gigi, menurunkan demam
Ibuprofen Nyeri pasca operasi (cabut gigi, episiotomi),
dismenorea, sakit kepala, demam, RA,
Osteoartritis, spondilitis ankilosa
Asam Mefenamat Analgesik, antipiretik, demam reumatik akut, RA,
dismenorea
Naproxen RA, osteoartritis, spondilitis ankilosa, pirai akut,
gangguan neuromusculer, nyeri pasca operasi
sedang-berat, dismenorea primer dan sekunder.
Fenilbutason RA, osteoartritis, pirai akut
Metampiron Demam, sakit kepala, periartritis nordosa
Tramadol Nyeri akut dan kronik yang berat, nyeri pasca
operasi
2. ANTIINFLAMASI NON STEROID
Diklofenak Natrium Reumatoid artritis, osteoartritis
Ketoprofen Profilaksis asma, penyakit alergi lain
Meloxicam Osteoartritis, Rhumatoid artritis
3. ANTIPIRAI
Allopurinol Pirai artritis atau tofaseus kronis, pirai sekunder
karena tremor, batu ginjal urat
Probenesid mengurangi kerusakan sendi serta pembentukan
tofi pada penyakit gout, hiperuricemia sekunder
4. ANESTETIK
Midazolam Anastesi digunakan sbg premedikasi, induksi &
pemeliharaan anestesi umum. Sedasi pd prosedur
diagnostik & anestesi lokal
5. ANTIALERGI dan ANAFILAKSIS
Deksametason Syok, edema serebral, insufisiensi adrenal
akut/kronis, RA, nefrotik sindrom, penyakit
kolagen, asma bronkial, rinitis alergika
Difenhidramin Konjungtivitis alergika, alergi kulit, motion
sickness, parkinson, kombinasi untuk intitusif
Epinefrin (Adrenalin) Pengobatan anafilaksis berupa bronkospasme akut
atau eksaserbasi asthma yang berat
Klorfeniramin Rinitis, dan sinusitis alergika, batuk pilek
Mebhidrolin Napadisilat Alergi, termasuk urtikaria, rinitis
Loratadine Rinitis alergika, urtikaria kronis, gangguan kulit
6. ANTIEPILEPSI dan ANTIKONVULSI
Diazepam Ansietas, gejala putus alkohol, kejang (epilepsi),
menurunkan spasme otot, rasa tegang
Fenitoin Na. Epilepsi grandmal, epilepsi psikomotor, epilepsi
fokal, neuralgia
Fenobarbital Kejang (epilepsi), insomnia, ansietas, anestesia
Natrium Valproat Epilepsi umum, bangkitan tonik-klonik, bangkitan
lena, bangkitan mioklonik, spasme infantil
7. ANTI TBC
Etambutol Tuberkulosis paru
Isoniazid Semua tipe Tuberkulosis
Pirazinamid Semua jenis Tuberkulosis
Rifampisin Tuberkulosis paru, lepra
Streptomisin tuberculosis (TB) dan infeksi yang disebabkan
oleh bakteri tertentu
8. ANTIDOTE/OBAT INTOKSIKASI
Deferoksamin Penatalaksanaan ingesti zat besi toksik akut,
penatalaksanaan sindrom kelebihan zat besi
sekunder sehubungan dengan terapi transfusi
berulang
Kalsium glukonat Keracunan antagonis kalsium (hiperkalemi)
Nalokson Depresi napas yang dipicu oleh opioid
Natrium bikarbonat Asidosis metabolik, alkalinisasi urin, pruritus, dan
ulkus peptikum
Natrium tiosulfat Keracunan sianida
Protamine sulfat Digunakan untuk mengatasi over dosis heparin,
namun jika digunakan berlebihan memiliki efek
antikoagulan. Jika perdarahan yang terjadi saat
pemberian heparin hanya ringan, protamin sulfat
tidak perlu diberikan karena penghentian heparin
biasanya akan menghentikan perdarahan dalam
beberapa jam
9. ANTI BAKTERI
9.1 Beta Lactam
Amoksisilin Infeksi kulit, jaringan lunak, saluran nafas bagian
bawah, saluran kemih yang disebabkan oleh
stafilokokus, streptokokus, H. Influenzae, E.koli,
Proteus mirabilis yang menghasilkan non-
penisilinase; infeksi anogenital dan uretral
gonokokus non komplikasi; otitis media
Ampicilin Infeksi gonokokus, infeksi saluran nafas yang
disebabkan enterobakter, E. Koli, S.fekalis,
meningitis, infeksi salmonela, infeksi listeria
Penisilin V infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang sensitif
terhadap penicillin meliputi infeksi saluran
pernafasan, otitis media, sinusitis, kulit, dan
saluran kemih; profilaksis pada demam
rheumatoid
Cefazolin Infeksi serius yang disebabkan oleh organisme
yang peka, yaitu infeksi saluran napas bagian atas,
kulit dan struktur kulit, tulang dan sendi,
septikemia, profilaksis perioperatif, saluran
kemih, saluran biliari, genital, dan endokarditis
Seftriakson Infeksi saluran nafas bawah, kulit dan tulang,
saluran kemih yang disebabkan S. Pneumonia, S.
Aureus, H. Influenzae, klebsiela, S.epidermidis,
Pr. Mirabilis, Ps. Auriginosa dan vulgaris; gonore
non komplikasi dan infeksi genitourinaria yang
disebabkan N. Gonore; septikemia yang
disebabkan S. Aureus, S. Pneumonia.
Dikloksasilin Infeksi yang disebabkan S. aureus termasuk
penghambat betalaktamase, S. epidermidis, S.
pneumonia, S. viridans
Benzilpenisilin Infeksi pada kulit yang disebabkan gram positif,
spirokaeta, beberapa gram negatif.
9.2 Tetrasiklin
Doksisiklin Infeksi yang disebabkan riketsia, Mikoplasma
pneumonia, H. Dukrei, Limfoma venerium dan
inguinale, Yersinia, Vibrio kolera, Kamfilobakter,
E. koli, enterobakter, S. fekalis, T. Palidum,
Listeria, Basilus antraktis, amubiasis, Klamidia
trakomatis, N.gonore
Tetrasiklin Rocky mountain spotted fever, gonore, sifilis, flu,
antraks
9.3 Kloramfenikol
Kloramfenikol Demam tifoid, meningitis yang disebabkan oleh
H. influenza, N. meningitidis, S. pneumonia;
infeksi SSP yang disebabkan oleh bakteri
anaerob; infeksi riketsia seperti Rocky mountain
fever dan Q fever
9.4 Sulfa-trimetoprim
Kotrimoksazol Infeksi saluran kemih non komplikasi, infeksi
saluran nafas yang disebabkan H. influenzae, S.
pneumonia; infeksi saluran cerna yang disebabkan
salmonela, pneumosistis karinii, infeksi nokardia,
gonokokus
Sulfadiazine Menghilangkan bakteri yang menyebabkan
infeksi, dengan cara menghentikan produksi asam
folat di dalam sel bakteri. Pada mumnya
digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih
(UTI)
9.5 Makrolid
Eritromisin Infeksi mikoplasma pneumonia, penyakit
legionaire, infeksi klamidia, difteria, pertusis,
infeksi streptokokus dan stafilokokus,
kamfilobakter, tetanus, sifilis, gonore
Klindamisin Infeksi saluran nafas yang disebabkan
Streptokokus pneumonia, piogen, viridan;
stafilokokus aureus; infeksi serius intraabdominal,
kulit, pelvis, septikemia yang disebabkan bakteri
anaerob
9.6 Aminoglikosida
Gentamisin Infeksi serius pada saluran nafas bawah,
intraabdominal, jaringan lunak, tulang, saluran
kemih dan meningitis yang disebabkan basil gram
negatif seperti E. koli, Ps aeuriginosa,
stafilokokus; profilaksis endokarditis.
9.7 Kuinolon
Sifrofloksasin Infeksi saluran nafas bawah, kulit, tulang dan
saluran kemih yang disebabkan E. koli, Kl.
pneumonia, enterobakter, Pr. Mirabilis, Ps.
aeuruginisa, H. influenza, S. pneumonia,
providensia, sitrobakter, S. aureus, dan
epidermidis
Vankomisin arenteral: Pengobatan infeksi serius atau parah
karena rentan bakteri tidak dapat diobati dengan
antimikroba lain (misalnya, staphylococcus).

Oral: Pengobatan pseudomembranosa kolitis yang


disebabkan oleh Clostridium difficile; pengobatan
stafilokokal enterokolitis.

Off label: IV profilaksis terhadap endokarditis


bakteri pada pasien alergi penisilin.
10. ANTIFUNGI
Amfoteresin B Infeksi jamur terutama pada daerah sekitar mulut,
saluran cerna, kulit; parakoksidioidomikosis,
blastomikosis, aspergilus, kandidiasis,
histoplasmosis
Griseofulvin Tinea sp., onikomikosis (daerah kuku), trikofiton
sp., mikrosporom, epidermofiton flokosum.
Ketokonazol Infeksi pada kulit, rambut dan kuku (kecuali kuku
kaki) yang disebabkan oleh dermatofit dan atau
ragi (dermatofitosis, onikomikosis, Candida
perionixis, pitiriasis versikolor, pitiriasis kapitis,
infeksi pitirosporum, folikulitis, kandidosis kronik
mukokutan), bila infeksi ini tidak dapat diobati
secara topikal karena tempat lesi tidak di
permukaan kulit atau kegagalan pada terapi
topikal. Infeksi ragi pada rongga pencernaan.
Kandidosis vagina kronik dan kandidosis rekuren.
Infeksi mikosis sistemik seperti kandidosis
sistemik, parakokidioidomikosis, histoplasmosis,
kokidioidomikosis, blastomikosis. Pengobatan
profilaksis pada pasien yang mekanisme
pertahanan tubuhnya menurun (keturunan,
disebabkan penyakit atau obat) yang berhubungan
dengan meningkatnya risiko infeksi jamur.
Nistatin Kandidiasis kulit, selaput lendir dan saluran cerna.
Mikonazol Kandidiasis Bukofaringeal, sariawan, perles,
glositis, tonsilitis, kandidiasis saluran pencernaan
Natrium tiosulfat Diberikan sendiri ataupun dikombinasikan dengan
nitrit atau hidroksokobalin pada pasien keracunan
sianida akut. Perawatan secara empiris pada
keracunan sianida berhubungan dengan inhalasi;
Profilaksis selama infus nitroprusida;
Ekstravasasi dari mechlorethamin; Ingesti garam
bromat
11. ANTIPROTOZOA
11.1 Anti Amoeba
Metronidazole Trikomonas vaginalis, entamuba histolitika
(amubiasis intestinal dan abses amuba hati),
infeksi anaerobik yang disebabkan B. Fragilis,
Klostridium, peptokokus.
11.2 Anti Malaria
Klorokuin Terapi supresi dan malaria akut yang disebabkan
P. vivaks, P. malariae, P. ovale; amubiasis
ekstraintestinal
Artesunat Terapi malaria palcifarum tanpa komplikasi,
digunakan sebagai terapi kombinasi dengan obat
lain; terapi malaria Palcifarum berat apabila kina
tidak efektif.
Kuinin Terapi supresi dan radikal malaria, kram kaki
malam hari
Primakuin Malaria
12. ANTELMINTIK dan ANTIFILARIA
12.1 Antelmintik Intestinal
Albendazol infeksi Ecchinococcus (sebelum pembedahan atau
yang tidak dapat dilakukan pembedahan),
Neurosistiserkosis, askariasis, kapilariasis,
enterobiasis, infeksi cacing tambang,
strongiloidiasis, trikostrongiliasis, trikuriasis,
filariasis
Mebendazol Trikuriasis, A. duodenale, Askaris Lumbrikoides,
nekator amerikanus, strongiloides sterkoralis.
Pirantel Pamoat Askaris lumbricoides, enterobiasis
12.2 Antifilaria
Dietilkarbamazepin Filariasis yang disebabkan infeksi W. brankofti,
loa-loa, B. malayi, O. volvunus
13. ANTI VIRUS
13.1 Anti Herpes
Asiklovir Herpes simpleks tingkat I dan II kronis dan
rekuren (herpes mukokutaneus); herpes genital
primer dan sekunder. Herpes neonatorum
13.2 Anti Hepatitis
Telbivudine Terapi hepatitis B Kronik pd pasien yg
memperlihatkan adanya replikasi virus &
inflamasi hati
Lamivudin Epivir digunakan untuk mengobati HIV dengan
dikombinasikan dengan antiviral lain. Epivir-
HBV digunakan untuk hepatitis B kronis dengan
bukti kenyataan bahwa hepatitis B replikasi virus
dan inflamasi aktif hati
14. OBAT UNTUK DARAH DAN JARINGAN PEMBENTUK DARAH
14.1 Anti Anemi
Asam Folat anemia megaloblastik, pencegahan defek tabung
saraf, profilaksis pada status hemolitik kronik,
profilaksis defisiensi folat pada pasien cuci darah
Besi (ii) sulfat Anemia defisiensi besi dan anemia pada penyakit
gagal ginjal kronik yang disertai defisiensi besi
Sianokobalamin (vitamin B12) Anemia pernisiosa, Penderita penyakit berat yang
disertai kerusakan neurologik yang menyolok,
penyakit hati yang berat atau komplikasi bentuk
lain. Defisiensi sianokobalamin yang bisa
disebabkan oleh gangguan fungsi atau struktur
pada ileum, penyakit pankreas, dan infeksi parasit
pada usus.
14.2 Antikoagulasi
Fitomenadion (Vitamin K) Pencegahan dan pengobatan hipoprotrombinemia
yang disebabkan oleh induksi turunan kumarin
atau obat lain yang menginduksi defisiensi
vitamin K, hipoprotrombinemia yang disebabkan
oleh malabsorpsi atau ketidakmampuan untuk
mensintesis vitamin K, pendarahan pada bayi
Heparin Natrium Profilaksis dan terapi pada disorder
tromboembolik
Warfarin Profilaksis dan terapi thrombosis vena, embolism
pulmonari dan disorder thromboembolik, atrial
fibrilasi dengan risiko embolism dan sebagai
tambahan pada profilaksis embolism sistemik
setelah infark miokardiak
Asam Traneksamik Hematuria yang berasal dari kandung kemih,
uretra, prostat; hematuria pasca bedah, perdarahan
sesudah ekstraksi gigi ataupun karena trauma
pada penderita hemofilia
15. DIURETIK
Furosemid Edema paru akut, edema yang disebabkan
penyakit jantung kongesti, sirosis hepatis, nefrotik
sindrom, hipertensi
Amilorid Hipertensi, edema yang disebabkan gagal jantung
kongestif kronis, sirosis
Spironolakton Hiperaldosteronisme primer yang disebabkan
produksi ACTH ektopik, ataupun sekunder yang
disebabkan payah jantung, nefrotik sindrom,
sirosis hepatis dan hipertensi
16. ANTIDIABETIK ORAL
16.1 Sulfonil urea
Glibenklamid Diabetes Melitus tipe II
Gliklasid Diabetes Melitus tipe II
Glipizid Diabetes Mellitus tipe II
Glikuidon Diabetes Mellitus tipe II
Glimepiride Diabetes Mellitus tipe II
16.2 Biguanid
Metformin Diabetes Mellitus tipe II
16.3 Alfa Glukosidase Inhibitor
Acarbose Diabetes Mellitus tipe II
16.4 Tiazolidinedion
Pioglitazone Diabetes Mellitus tipe II
17. ANTIDIABETIK PARENTERAL
Human Insulin Untuk Diabetes Melitus tipe 1 atau tipe 2 yang
resisten dengan golongan Sulfonil Urea.
Analog insulin Untuk Diabetes Melitus tipe 1 atau tipe 2 yang
resisten dengan golongan Sulfonil Urea
DAFTAR PUSTAKA
 Theodorus. 2009. Penuntun Praktis Peresepan Obat. Jakarta:ECG
 Ansel. 2009. Pengantar Bentuk Sedian Farmasi. Universitas Indonesia. Jakarta.
 Tjay. H.T dan Rahardja, Kirana. 2003, Obat-Obat Penting. Elex Media Komputindo.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai