Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH STUNTING PADA TUMBUH KEMBANG ANAK

Mukti Fajar Artika


Stikes Surya Mitra Husada
artikamukti22@gmail.com

ABSTRAK
Status Gizi (PSG) 2017 menunjukkan prevalensi Balita stunting di
Indonesia masih tinggi, yakni 29,6% di atas batasan yang ditetapkan WHO
(20%). Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak
(pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.
Stunting pada anak balita merupakan konsekuensi dari beberapa faktor yang
sering dikaitkan dengan kemiskinan termasuk gizi, kesehatan, sanitasi dan
lingkungan. Ada lima faktor utama penyebab stunting yaitu kemiskinan, sosial
dan budaya, peningkatan paparan terhadap penyakit infeksi, kerawanan pangan
dan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Dengan adanya stunting
maka ada upaya intervensi yang meliputi pemantauan pada saat ibu hamil, pada
saat bayi lahir, pada saat bayi berusia 6 bulan sampai 2 tahun, memantau
pertumbuhan balita di posyandu, dan perilaku hidup bersih dan sehat.

Kata Kunci : Pertumbuhan anak, stunting, intervensi stunting.

A. LATAR BELAKANG

Pengasuhan anak didefinisikan dukungan emosional yang

sebagai perilaku yang dipraktikan dibutuhkan anak untuk tumbuh

oleh pengasuh (ibu, bapak, kembang. Juga termasuk di

nenek, atau orang lain) dalam dalamnya tentang kasih sayang

memberikan makanan, dan tanggung jawab orang

pemeliharaan kesehatan, tua.Pengasuhan yang baik sangat

memberikan stimuli serta penting untuk dapat menjamin


tumbuh kembang anak yang
optimal. Misalnya pada keluarga
miskin, yang ketersediaan pangan kehidupan anak (1000 Hari
di rumah tangga belum tentu Pertama Kelahiran). Penyebabnya
mencukupi, namun ibu yang tahu karena rendahnya akses terhadap
bagaimana mengasuh anaknya, makanan bergizi, rendahnya
dapat memanfaatkan sumber- asupan vitamin dan mineral, dan
sumber yang terbatas untuk dapat buruknya keragaman pangan dan
menjamin tumbuh kembang anak sumber protein hewani. Faktor
yang optimal. Sebagai contoh, ibu dan pola asuh yang kurang
menyusui anak adalah praktik baik terutama pada perilaku dan
memberikan makanan, kesehatan, praktik pemberian makan kepada
dan pengasuhan yang terjadi anak juga menjadi penyebab anak
bersamaan. Perilaku ibu seperti stunting apabila ibu tidak
cara memelihara kebersihan memberikan asupan gizi yang
rumah, higiene makanan, cukup dan baik. Ibu yang masa
kebersihan perorangan, dan remajanya kurang nutrisi, bahkan
praktik psikososial adalah faktor - di masa kehamilan, dan laktasi
faktor penting yang berpengaruh akan sangat berpengaruh pada
terhadap proses tumbuh kembang pertumbuhan tubuh dan otak anak.
anak. (syarfaini, 2014). (Kemkes, 2018).

Stunting merupakan kondisi gagal Stunting merupakan hal yang


pertumbuhan pada anak dianggap orangtua sebagai sesuatu
(pertumbuhan tubuh dan otak) yang biasa. Orangtua menganggap
akibat kekurangan gizi dalam bahwa anak mereka masih bisa
waktu yang lama. Sehingga, anak mengalami pertumbuhan sebab
lebih pendek dari anak normal usianya masih balita padahal bila
seusianya dan memiliki stunting tidak terdeteksi secara
keterlambatan dalam berpikir. dini, minimal sebelum berusia 2
Kekurangan gizi dalam waktu tahun, maka perbaikan untuk
yang lama itu terjadi sejak janin gizinya akan mengalami
dalam kandungan sampai awal
keterlambatan untuk tahun bersifat kuantitatif sehingga
berikutnya. (Fitri, 2018). dapat diukur dengan satuan
berat (gram, kilogram), satuan
panjang (cm, m), umur
tulang, dan keseimbangan
B. KASUS/MASALAH
metabolik (retensi kalsium dan
Pemantauan Status Gizi (PSG) nitrogen dalam tubuh).
2017 menunjukkan prevalensi Perkembangan(development)
Balita stunting di Indonesia masih adalah pertambahan kemampuan
tinggi, yakni 29,6% di atas struktur dan fungsi tubuh yang
batasan yang ditetapkan WHO lebih kompleks. Perkembangan
(20%). Penelitian Ricardo dalam menyangkut adanya proses
Bhutta tahun 2013 menyebutkan diferensiasi sel-sel, jaringan,
balita stunting berkontribusi organ, dan sistem organ yang
terhadap 1,5 juta (15%) kematian berkembang sedemikian rupa
anak balita di dunia dan sehingga masing-masing dapat
menyebabkan 55 juta anak memenuhi fungsinya.
kehilangan masa hidup sehat Pertumbuhan mempunyai ciri-
setiap tahun. ciri khusus, yaitu perubahan
ukuran, perubahan proporsi,
C. TINJAUAN PUSTAKA
hilangnya ciri-ciri lama, serta
Tumbuh kembang terdiri atas dua munculnya ciri-ciri baru.
peristiwa yang sifatnya berbeda Keunikan pertumbuhan adalah
tetapi saling berkaitan dan sulit mempunyai kecepatan yang
untuk dipisahkan, yaitu berbeda-beda di setiap
pertumbuhan dan perkembangan. kelompok umur dan masing-
Pertumbuhan (growth) berkaitan masing organ juga mempunyai
dengan masalah perubahan pola pertumbuhan yang berbeda.
ukuran, besar, jumlah atau Terdapat 3 periode pertumbuhan
dimensi pada tingkat sel, organ cepat, yaitu masa janin, masa bayi
maupun individu. Pertumbuhan 0 – 1 tahun, dan masa
pubertas.Proses perkembangan Balita pendek (stunted) dan sangat
terjadi secara simultan dengan pendek (severely stunted) adalah
pertumbuhan, sehingga setiap balita dengan panjang badan
pertumbuhan disertai dengan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U)
perubahan fungsi. Perkembangan menurut umurnya dibandingkan
merupakan hasil interaksi dengan standar baku WHO-
kematangan susunan saraf pusat MGRS (Multicentre Growth
dengan organ yang Reference Study) 2006.
dipengaruhinya. Perkembangan Sedangkan defnisi stunting
fase awal meliputi beberapa aspek menurut Kementerian Kesehatan
kemampuan fungsional, yaitu (Kemenkes) adalah anak balita
kognitif, motorik, emosi, sosial, dengan nilai z-scorenya kurang
dan bahasa. Perkembangan pada dari -2SD/standar deviasi
fase awal ini akan menentukan (stunted) dan kurang dari 3SD
perkembangan fase selanjutnya. (severely stunted). (TNP2K,
Kekurangan pada salah satu aspek 2017).
perkembangan dapat
mempengaruhi aspek lainnya.
D. PEMBAHASAN
(Soetjiningsih, 1998; Tanuwijaya,
2003). Stunting merupakan bentuk
kegagalan pertumbuhan (growth
Stunting adalah kondisi gagal
faltering) akibat akumulasi
tumbuh pada anak balita akibat
ketidakcukupan nutrisi yang
dari kekurangan gizi kronis
berlangsung lama mulai dari
sehingga anak terlalu pendek
kehamilan sampai usia 24 bulan
untuk usianya. Kekurangan gizi
(Hoffman et al, 2000; Bloem et al,
terjadi sejak bayi dalam
2013). Keadaan ini diperparah
kandungan dan pada masa awal
dengan tidak terimbanginya kejar
setelah bayi lahir akan tetapi,
tumbuh (catch up growth) yang
kondisi stunting baru nampak
memadai (Kusharisupeni, 2002;
setelah bayi berusia 2 tahun.
Hoffman et al, 2000). Indikator
yang digunakan untuk penyakit infeksi, kerawanan
mengidentifikasi balita stunting pangan dan akses masyarakat
adalah berdasarkan indeks Tinggi terhadap pelayanan kesehatan.
badan menurut umur (TB/U) Faktor yang berhubungan dengan
menurut standar WHO child status gizi kronis pada anak balita
growth standart dengan kriteria tidak sama antara wilayah
stunting jika nilai z score TB/U < perkotaan dan pedesaan, sehingga
-2 Standard Deviasi (SD) (Picauly upaya penanggulangannya harus
& Toy, 2013; Mucha, 2013). disesuaikan dengan faktor yang
Periode 0-24 bulan merupakan mempengaruhi. Stunting adalah
periode yang menentukan kualitas masalah gizi utama yang akan
kehidupan sehingga disebut berdampak pada kehidupan sosial
dengan periode emas. Periode ini dan ekonomi dalam masyarakat.
merupakan periode yang sensitif Selain itu, stunting dapat
karena akibat yang ditimbulkan berpengaruh pada anak balita
terhadap bayi pada masa ini akan pada jangka panjang yaitu
bersifat permanen dan tidak dapat mengganggu kesehatan,
dikoreksi. Untuk itu diperlukan pendidikan serta produktifitasnya
pemenuhan gizi yang adekuat di kemudian hari. Anak balita
pada usia ini (Mucha, 2013; stunting cenderung akan sulit
LPMM, 2015). mencapai potensi pertumbuhan
dan perkembangan yang optimal
Stunting pada anak balita
baik secara fisik maupun
merupakan konsekuensi dari
psikomotorik. (Aridiyah et al,
beberapa faktor yang sering
2015).
dikaitkan dengan kemiskinan
termasuk gizi, kesehatan, sanitasi Faktor lainnya yang menyebabkan
dan lingkungan. Ada lima faktor stunting adalah terjadi infeksi
utama penyebab stunting yaitu pada ibu, kehamilan remaja,
kemiskinan, sosial dan budaya, gangguan mental pada ibu, jarak
peningkatan paparan terhadap kelahiran anak yang pendek, dan
hipertensi. Selain itu, rendahnya Balita pendek (stunting) dapat
akses terhadap pelayanan diketahui bila seorang balita
kesehatan termasuk akses sanitasi sudah diukur panjang atau tinggi
dan air bersih menjadi salah satu badannya, lalu dibandingkan
faktor yang sangat mempengaruhi dengan standar, dan hasilnya
pertumbuhan anak. Untuk berada di bawah normal. Balita
mencegahnya, perbanyak makan pendek adalah balita dengan
makanan bergizi yang berasal dari status gizi yang berdasarkan
buah dan sayur lokal sejak dalam panjang atau tinggi badan
kandungan. Kemudian diperlukan menurut umurnya bila
pula kecukupan gizi remaja dibandingkan dengan standar
perempuan agar ketika dia baku WHO-MGRS (Multicentre
mengandung ketika dewasa tidak Growth Reference Study) tahun
kekurangan gizi. Selain itu butuh 2005, nilai z-scorenya kurang
perhatian pada lingkungan untuk dari -2SD dan dikategorikan
menciptakan akses sanitasi dan air sangat pendek jika nilai z-
bersih. (Kemkes, 2018). scorenya kurang dari -
3SD.Masalah balita pendek
Menurut Keputusan Menteri
menggambarkan adanya masalah
Kesehatan Nomor
gizi kronis, dipengaruhi dari
1995/MENKES/SK/XII/2010
kondisi ibu/calon ibu, masa
tentang Standar Antropometri
janin, dan masa bayi/balita,
Penilaian Status Gizi Anak,
termasuk penyakit yang diderita
pengertian pendek dan sangat
selama masa balita. Seperti
pendek adalah status gizi yang
masalah gizi lainnya, tidak hanya
didasarkan pada indeks Panjang
terkait masalah kesehatan, namun
Badan menurut Umur (PB/U) atau
juga dipengaruhi berbagai kondisi
Tinggi Badan menurut Umur
lain yang secara tidak langsung
(TB/U) yang merupakan padanan
mempengaruhi kesehatan. Oleh
istilah stunted (pendek) dan
karenanya upaya perbaikan
severely stunted (sangat pendek).
harus meliputi upaya untuk
mencegah dan mengurangi Memperbaiki gizi dan
gangguan secara langsung kesehatan Ibu hamil
(intervensi gizi spesifik) dan merupakan cara terbaik
upaya untuk mencegah dan dalam mengatasi
mengurangi gangguan secara stunting. Ibu hamil perlu
tidak langsung (intervensi gizi mendapat makanan yang
sensitif). Intervensi gizi spesifik baik, sehingga apabila
umumnya dilakukan di sektor ibu hamil dalam keadaan
kesehatan, namun hanya sangat kurus atau telah
berkontribusi 30%, sedangkan mengalami Kurang
70% nya merupakan kontribusi Energi Kronis (KEK),
intervensi gizi sensitif yang maka perlu diberikan
melibatkan berbagai sektor makanan tambahan
seperti ketahanan pangan, kepada ibu hamil
ketersediaan air bersih dan tersebut.Setiap ibu hamil
sanitasi, penanggulangan perlu mendapat tablet
kemiskinan, pendidikan, sosial, tambah darah, minimal
dan sebagainya.Upaya intervensi 90 tablet selama
gizi spesifik untuk balita pendek kehamilan.Kesehatan
difokuskan pada kelompok 1.000 ibu harus tetap dijaga
Hari Pertama Kehidupan (HPK), agar ibu tidak
yaitu Ibu Hamil, Ibu Menyusui, mengalami sakitkepada
dan Anak 0-23 bulan, karena ibu hamil tersebut.
penanggulangan balita pendek Setiap ibu hamil perlu
yang paling efektif dilakukan mendapat tablet tambah
pada 1.000 HPK. Periode 1.000 darah, minimal 90 tablet
HPK meliputi yang 270 hari. selama
Upaya intervensi tersebut meliputi kehamilan.Kesehatan
: ibu harus tetap dijaga
1. Pada saat ibu hamil agar ibu tidak
mengalami sakit
remaja putri secara
2. Pada saat bayi lahir eksplisit tidak disebutkan
Persalinan ditolong oleh dalam 1.000 HPK ,
bidan atau dokter namun status gizi remaja
terlatih dan begitu bayi putri atau pra nikah
lahir melakukan Inisiasi memiliki kontribusi
Menyusu Dini besar pada kesehatan
(IMD).Bayi sampai dan keselamatan
dengan usia 6 bulan kehamilan dan kelahiran,
diberi Air Susu Ibu apabila remaja putri
(ASI) saja (ASI menjadi ibu.
Eksklusif) 5. Perilaku Hidup Bersih
3. Bayi berusia 6 bulan dan Sehat (PHBS) harus
sampai dengan 2 tahun diupayakan oleh setiap
Mulai usia 6 bulan, selain rumah tangga termasuk
ASI bayi diberi Makanan meningkatkan akses
Pendamping ASI (MP- terhadap air bersih dan
ASI). Pemberian ASI fasilitas sanitasi, serta
terus dilakukan sampai menjaga kebersihan
bayi berumur 2 tahun lingkungan. PHBS
atau lebih.Bayi dan anak menurunkan kejadian
memperoleh kapsul sakit terutama penyakit
vitamin A, imunisasi infeksi yang dapat
dasar lengkap. membuat energi untuk
4. Memantau pertumbuhan pertumbuhan teralihkan
Balita di posyandu kepada perlawanan tubuh
merupakan upaya yang menghadapi infeksi, gizi
sangat strategis untuk sulit diserap oleh tubuh
mendeteksi dini dan terhambatnya
terjadinya gangguan pertumbuhan.
pertumbuhanWalaupun
E. KESIMPULAN Stunting on Toddlers in
Rural and Urban Areas. e-
Stunting adalah bentuk Jurnal Pustaka Kesehatan.
3(1). 163-170.
kegagalan pertumbuhan akibat
Fitri, Lidia. 2018. Hubungan BBLR
akumulasi ketidakcukupan nutrisi
dan asi eksklusif dengan
yang berlangsung lama mulai dari kejadian stunting di
Puskesmas Lima Puluh
kehamilan sampai usia 24 bulan.
Pekanbaru. Jurnal
Kekurangan nutrisi bisa terjadi Endurance 3(1). 131-137.
ketika bayi masih di dalam http://www.depkes.go.id/article/view
kandungan maupun setelah lahir. /18052800006/ini-
penyebab-stunting-pada-
Untuk itu sebegai seorang ibu anak.html
harus memperhatikan Gizi
LPPM Stikes Hangtuah Pekanbaru.
anaknya dengan baik. Agar anak Permasalahan Anak Pendek
(Stunting) dan Intervensi
dapat tumbuh dengan normal dan
untuk Mencegah Terjadinya
sehat. Dengan adanya stunting Stunting (Suatu Kajian
Kepustakaan) Stunting
maka ada upaya intervensi yang
Problems and Interventions
meliputi pemantauan pada saat to Prevent Stunting (A
Literature Review). Junal
ibu hamil, pada saat bayi lahir,
Kesehatan Komunitas. 2(6).
pada saat bayi berusia 6 bulan 254-261.
sampai 2 tahun, memantau Ni’mah, Khoirun dan Nadhirih, siti
pertumbuhan balita di posyandu, rahayu. 2015. Faktor yang
berhubungan dengan
dan perilaku hidup bersih dan kejadian stunting pada
sehat. Sehingga dapat mengurangi balita. Media Gizi
Indonesia. 10(1). 13-19).
prevalensi stunting yang terjadi di
Soetjiningsih. 1998. Tumbuh
indonesia. Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Syarfaini. 2014. Gambaran pola
DAFTAR PUSTAKA pengasuhan gizi pada anak
balita di Kecamatan
Aridiyah et at. 2015. Faktor-faktor Tapalang Kab. Mamuju
yang Mempengaruhi Prop. Suwalwesi Barat.
Kejadian Stunting pada Jurnal Kesehatan. VII(1).
Anak Balita di Wilayah 267-276.
Pedesaan dan Perkotaan
(The Factors Affecting
Tanuwijaya, S. 2003. Konsep Umum
Tumbuh dan Kembang. Jakarta: EGC
Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan
Kemiskinan. 2017. 100
Kabupaten/ Kota Prioritas
Untuk Intervensi Anak
Kerdil (Stunting).
Sekretariat Wakil Presiden
Republik Indonesia: Jakarta
Pusat.

Anda mungkin juga menyukai