Anda di halaman 1dari 4

Alya Nadhifah Bintang Ramadhan

XII MIPA 3 | 01

PAI - Kamis, 13 Agustus 2020

1. Berbuat dan mengumpulkan amal saleh sebanyak-banyaknya untuk kehidupan pasca


kematian supaya memperoleh kehidupan yang baik di dunia dan memperoleh sukses di
akhirat
2. Dari Abu Ya’la yaitu Syaddad Ibnu Aus r.a. dari Nabi saw. Beliau bersabda: “ Orang
yang cerdas ialah orang yang mampu mengintrospeksi dirinya dan suka beramal untuk
kehidupannya setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang selalu
mengikuti hawa nafsunya dan berharap kepada Allah Swt. dengan harapan kosong”.
(HR. At-Tirmizi dan beliau berkata: Hadis Hasan). Rasulullah saw. menjelaskan bahwa
orang yang benar-benar cerdas adalah orang yang pandangannya jauh ke depan,
menembus dinding duniawi, yaitu hingga kehidupan abadi yang ada di balik kehidupan
fana di dunia ini.
3. Selalu bersegera melakukan kebaikan (amal saleh) tanpa menunda. Sebab orang yang
cerdas juga mengetahui bahwa kematian dapat datang kapan saja tanpa diduga.
4. Orang yang dipandang cerdas oleh Nabi adalah orang yang pikirannya jauh ke masa
depan di akhirat. Maksudnya, jika kita sudah mengetahui bahwa kebaikan dan
keburukan akan menentukan nasib kita di akhirat, maka dalam setiap perbuatan kita
harus selalu tertanam kebaikan
5. Bersungguh-sungguh menggali ilmu pepengetahua dengan menyelidiki dan mengamati
semua rahasia wahyu (al-Qur’an maupun gejala-gejala alam), menangkap hukum-
hukum yang tersirat di dalamnya, kemudian menerapkannya dalam masyarakat demi
kebaikan bersama.
6. Selalu berpegang pada kebaikan dan keadilan yaitu mampu memisahkan yang baik dari
yang jahat, untuk kemudian memilih yang baik, seperti bertabligh untuk memperbaiki
ketidakberesan yang terjadi di tengah- tengah masyarakat, memberikan peringatan bila
terjadi ketimpangan dan memprotesnya bila terjadi ketidak-adilan dan kesewenang-
wenangan.
7. Teliti dan kritis dalam menerima informasi, teori, proporsisi ataupun dalil yang
dikemukakan orang lain dengan tidak mau menelan mentah-mentah apa yang diberikan
orang lain, atau gampang mempercayainya sebelum terlebih dahulu mengecek
kebenarannya.
8. Sanggup mengambil pelajaran dari sejarah umat terdahulu dengan memahami sejarah
kemudian membandingkan dengan kejadian saat ini, sehingga mereka mampu
membuat persiapan untuk menyambut kemungkinan- kemungkinan yang bakal terjadi.
9. Rajin bangun malam untuk sujud dan rukuk dihadapan Allah Swt. untuk menggoncang
Arasy-Nya dengan segala rintihan, permohonan ampun, dan pengaduan segala derita
serta kebobrokan moral manusia di muka bumi. Sehingga dapat membuat kita semakin
dekat dengan Allah Swt.
10. Tidak takut kepada siapapun, kecuali Allah sesempat Sadar bahwa semua perbuatan
manusia akan dimintai pertanggungan jawab, dengan bekal ilmunya, sehingga tidak
mau berbuat semena-mena. Tidak mau menjual ilmu demi kepentingan pribadi sebab
ilmu pengetahuan dan teknologi ibarat pedang bermata dua.

DALAM TULIS TANGAN

Anda mungkin juga menyukai