1. Berbuat dan mengumpulkan amal saleh sebanyak-banyaknya untuk kehidupan pasca
kematian supaya memperoleh kehidupan yang baik di dunia dan memperoleh sukses di akhirat 2. Dari Abu Ya’la yaitu Syaddad Ibnu Aus r.a. dari Nabi saw. Beliau bersabda: “ Orang yang cerdas ialah orang yang mampu mengintrospeksi dirinya dan suka beramal untuk kehidupannya setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan berharap kepada Allah Swt. dengan harapan kosong”. (HR. At-Tirmizi dan beliau berkata: Hadis Hasan). Rasulullah saw. menjelaskan bahwa orang yang benar-benar cerdas adalah orang yang pandangannya jauh ke depan, menembus dinding duniawi, yaitu hingga kehidupan abadi yang ada di balik kehidupan fana di dunia ini. 3. Selalu bersegera melakukan kebaikan (amal saleh) tanpa menunda. Sebab orang yang cerdas juga mengetahui bahwa kematian dapat datang kapan saja tanpa diduga. 4. Orang yang dipandang cerdas oleh Nabi adalah orang yang pikirannya jauh ke masa depan di akhirat. Maksudnya, jika kita sudah mengetahui bahwa kebaikan dan keburukan akan menentukan nasib kita di akhirat, maka dalam setiap perbuatan kita harus selalu tertanam kebaikan 5. Bersungguh-sungguh menggali ilmu pepengetahua dengan menyelidiki dan mengamati semua rahasia wahyu (al-Qur’an maupun gejala-gejala alam), menangkap hukum- hukum yang tersirat di dalamnya, kemudian menerapkannya dalam masyarakat demi kebaikan bersama. 6. Selalu berpegang pada kebaikan dan keadilan yaitu mampu memisahkan yang baik dari yang jahat, untuk kemudian memilih yang baik, seperti bertabligh untuk memperbaiki ketidakberesan yang terjadi di tengah- tengah masyarakat, memberikan peringatan bila terjadi ketimpangan dan memprotesnya bila terjadi ketidak-adilan dan kesewenang- wenangan. 7. Teliti dan kritis dalam menerima informasi, teori, proporsisi ataupun dalil yang dikemukakan orang lain dengan tidak mau menelan mentah-mentah apa yang diberikan orang lain, atau gampang mempercayainya sebelum terlebih dahulu mengecek kebenarannya. 8. Sanggup mengambil pelajaran dari sejarah umat terdahulu dengan memahami sejarah kemudian membandingkan dengan kejadian saat ini, sehingga mereka mampu membuat persiapan untuk menyambut kemungkinan- kemungkinan yang bakal terjadi. 9. Rajin bangun malam untuk sujud dan rukuk dihadapan Allah Swt. untuk menggoncang Arasy-Nya dengan segala rintihan, permohonan ampun, dan pengaduan segala derita serta kebobrokan moral manusia di muka bumi. Sehingga dapat membuat kita semakin dekat dengan Allah Swt. 10. Tidak takut kepada siapapun, kecuali Allah sesempat Sadar bahwa semua perbuatan manusia akan dimintai pertanggungan jawab, dengan bekal ilmunya, sehingga tidak mau berbuat semena-mena. Tidak mau menjual ilmu demi kepentingan pribadi sebab ilmu pengetahuan dan teknologi ibarat pedang bermata dua.