Anda di halaman 1dari 6

Definisi tentang berpikir kritis

disampaikan oleh Mustaji. Ia memberikan definisi bahwa berpikir kristis adalah “berpikir
secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatankeputusan tentang apa yang
harus dipercayai atau dilakukan”. Salah satu contoh kemampuanberpikir kritis adalah
kemampuan “membuat ramalan”, yaitu membuat prediksi tentang suatu masalah, seperti
memperkirakan apa yang akan terjadi besok berdasarkan analisis terhadapkondisi yang ada
hari ini.Dalam Islam, masa depan yang dimaksud bukan sekedar masa depan di dunia, tetapi
lebih jauh dari itu, yaitu di akhirat. Orang yang dipandang cerdas oleh Nabi adalah orang yan
gpikirannya jauh ke masa depan di akhirat. Maksudnya, jika kita sudah tahu bahwa
kebaikandan keburukan akan menentukan nasib kita di akhirat, maka dalam setiap perbuatan
kita,harus ada pertimbangan akal sehat. Jangan dilakukan perbuatan yang akan menempatkan
kitadi posisi yang rendah di akhirat. “Berpikir sebelum bertindak”, itulah motto yang harus
menjadi acuan orang “cerdas”. Pelajari baik-baik sabda Rasulullah saw. berikut:Artinya:

Dari Abu Ya‟la yaitu Syaddad Ibnu Aus r.a. dari Nabi saw. Beliau bersabda:

“Orang yang cerdas ialah orang yang mampu mengintrospeksi dirinya dan suka beramal
untuk kehidupannya setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang selalu
mengikutihawa nafsunya dan berharap kepada Allah dengan harapan kosong”. (HR. At -
Tirmizi danbeliau berkata: Hadis Hasan).

Dalam hadis ini Rasulullah menjelaskan bahwa orang yang benar-benar cerdas adalah
orangyang pandangannya jauh ke depan, menembus dinding duniawi, yaitu hingga
kehidupanabadi yang ada di balik kehidupan fana di dunia ini. Tentu saja, hal itu sangat
dipengaruhioleh keimanan seseorang kepada adanya kehidupan kedua, yaitu akhirat. Orang
yang tidakmeyakini adanya hari pembalasan, tentu tidak akan pernah berpikir untuk
menyiapkan diri dengan amal apa pun. Jika indikasi “cerdas” dalam pandangan Rasulullah
adalah jauhnya

orientasi dan visi ke depan (akhirat), maka pandangan-pandangan yang hanya terbatas pada
dunia, menjadi pertanda tindakan “bodoh” atau jahil” (Arab, kebodohan=jahiliyah). Bangsa
Arab pra Islam dikatakan jahiliyah bukan karena tidak bisa baca tulis, tetapi
karenakelakuannya menyiratkan kebodohan, yaitu menyembah berhala dan melakukan
kejahatan-kejahatan. Orang “bodoh” tidak pernah takut melakukan korupsi, menipu, dan
kezaliman lainnya, asalkan dapat selamat dari jerat hukum di pengadilan dunia.Jadi,
kemaksiatan adalah tindakan “bodoh” karena hanya memperhitungkan pengadilan dunia yang
mudah direkayasa, sedangkan pengadilan Allah di akhirat yang tidak ada tawar-menawar
malah ”diabaikan”. Orang-orang tersebut dalam hadis di atas dikatakan sebagai orang
“lemah”, karena tidak mampu melawan nafsunya sendiri. Dengan demikian, orang-orang
yang suka bertindak bodoh adalah orang-orang lemah.Orang yang cerdas juga tahu bahwa
kematian bisa datang kapan saja tanpa diduga. Olehkarena itu, ia akan selalu bersegera
melakukan kebaikan (amal saleh) tanpa menunda.Rasulullah saw. bersabda:Artinya:

Dan dari Abu Hurairah ra. yang berkata bahwa Rasulullah saw.

bersabda:“Bersegeralah kalian beramal sebelum datangnya tujuh perkara yaitu: Apa yang
kalian tunggu selainkemiskinan yang melalaikan, atau kekayaan yang menyombongkan, atau
sakit yang merusaktubuh, atau tua yang melemahkan, atau kematian yang cepat, atau Dajjal,
maka ia adalahseburuk buruknya makhluk yang dinantikan, ataukah kiamat, padahal hari
kiamat itu adalahsaat yang terbesar bencananya serta yang terpahit dideritanya?” (HR. at -
Tirmizi dan beliauberkata: Hadis hasan)

Dalam hadis di atas Rasulullah saw. mengingatkan kita supaya bersegera dan tidak menunda-
nunda untuk beramal salih. Rasulullah menyebut tujuh macam peristiwa yang buruk
untukmenyadarkan kita semua,

Pertama, kemiskinan yang membuat kita menjadi lalai kepada Allah karena sibuk
mencaripenghidupan (harta).

Kedua, kekayaan yang membuat kita menjadi sombong karena menganggap semua
kekayaanitu karena kehebatan kita.

Ketiga, sakit yang dapat membuat ketampanan dan kecantikan kita pudar, atau bahkan cacat.

Keempat, masa tua yang membuat kita menjadi lemah atau tak berdaya.

Kelima, kematian yang cepat karena usia/umur yang dimilikinya tidak memberi manfaat.

Keenam, datangnya dajjal yang dikatakan sebagai makhluk terburuk karena menjadi
fitnahbagi manusia.
Ketujuh, hari kiamat, bencana terdahsyat bagi orang yang mengalaminya. Jadi, berpikir
kritisdalam pandangan Rasulullah dalam dua hadis di atas adalah mengumpulkan bekal amal
salihsebanyak-banyaknya untuk kehidupan pasca kematian (akhirat), karena “dunia tempat
menanam dan akhirat memetik hasil (panen)”. Oleh karena itu, jika kita ingin memetik hasil
di akhirat, jangan lupa bercocok tanam di dunia ini dengan benih-benih yang unggul,
yaituamal salih.

C. Manfaat Berpikir Kritis:

Adapun manfaat berfikir kritis di antaranya adalah:

1.Dapat menangkap makna dan hikmah di balik semua ciptaan Allah Swt.;

2.Dapat mengoptimalkan pemanfaatan alam untuk kepentingan umat manusia;

3.Dapat mengambil inspirasi dari semua ciptaan Allah Swt. Dalam mengembangkanIPTEKS;

4.Menemukan jawaban dari misteri penciptaan alam (melalui penelitian);

5.Mengantisipasi terjadinya bahaya, dengan memahami gejala dan fenomena alam;

6.Semakin bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah akal dan fasilitas lain, baik
yangberada di dalam tubuh kita maupun yang ada di alam semesta;

7.Semakin bertambah keyakinan tentang adanya hari pembalasan;

8.Semakin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner;

9.Semakin bersemangat dalam mengumpulkkan bekal untuk kehidupan di akhirat,dengan


meningkatkan amal salih dan menekan /meninggalkan kemaksiatan.

Beberapa ulama makrifat berkata : Tafakur adalah pelita hati, jika tafakur hilang pada diri
seseorang, maka hilanglah pelita hatinya.

Tafakur juga tidak sekedar tafakur, karena menurut Sheikh Nawawi al Bantani dalam kitab
Nashaihul Ibad, ada tafakur yang sangat bernilai di mata Allah. Tafakur yang demikian pada
garis besarnya terbagi dalam 5 macam yaitu :

1. Tafakur tentang ayat-ayat Allah, melahirkan tauhid dan keyakinan kepada Allah.
Tafakur akan ayat-ayat Allah adalah tafakur tentang ciptaan Allah yang menakjubkan dan
tentang bukti-bukti kekuasanNya. Baik yang ghaib maupun yang tidak yang semuanya
terbentang di langit dan dibumi. Diantara ciptaan Allah yang menakjubkan adalah manusia
itu sendiri
Firman Allah : Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang
yang yakin. dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?
(Adhariyat: 20-21)
2. Tafakur tentang nikmat-nikmat Allah, melahirkan rasa cinta dan syukur kepada
Allah
Tafakur akan nikmat faedahnya adalah agar kamu beruntung, dapat mengambil nasehatNya
dan kepada Allahlah tempat meminta pertolongan.

Firman Allah: Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan
dari Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan
kepadamu? Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai
pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah
melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada kaum Nuh itu). Maka ingatlah
nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.(Al A’taf : 69)
Firman Allah : Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasehatku jika aku hendak memberi
nasehat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu, dan
kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”.(Ibrahim :34)
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu
ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta
pertolongan.(Annahl:53)
3. Tafakur tentang janji-janji Allah, melahirkan rasa cinta kepada akhirat.
Tafakur kepada janji-janji Allah faedahnya adalah selalu diberikan jalan-jalan yang mudah,
merubah ketakutan menjadi aman sentausa dan mengantarkan orang mukmin ke syurga..

Firman Allah : Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,dan
membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga),maka Kami kelak akan menyiapkan
baginya jalan yang mudah.(AlLail : 5-7)
Firman Allah : Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka
berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya
untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam
ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada
mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah
(janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.(Annur : 55)
Firman Allah : Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam
surga yang penuh kenikmatan, (Al Infithar 13)
4. Tafakur terhadap ancaman Allah melahirkan sikap waspada terhadap perbuatan
dosa
Tafakur akan ancaman Allah faedahnya adalah mengingatkan untuk tidak durhaka sehingga
mendapatkan balasan neraka. Orang durhaka mengira Allah menganiaya mereka, padahal
mereka yang menganiaya diri mereka sendiri. Firman Allah : dan sesungguhnya orang-orang
yang durhaka benar-benar berada dalam neraka.(al Infithar :14).

Firman Allah : Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di
antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka
ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami
benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah
sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri
mereka sendiri.(Al ankabut:40)

5. Tafakur tentang kekurangan diri dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah,


melahirkan rasa takut kepada Allah.
Sementara itu tafakur akan kekurangan diri faedahnya adalah mengetahui asal, fungsi dan
tujuan manusia diciptakan, mengetahui bahwa Allah mengetahui segala sesuatu, munculnya
rasa malu dan sifat zuhud, cinta akhirat dan mengingat mati

Firman Allah : Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu
secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?(Al
Mukminun 115)
Firman Allah : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa
yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (Qaf :
16)

Firman Allah : Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.Sedang


kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.(Al A’la :16-17)

Anda mungkin juga menyukai