Anda di halaman 1dari 3

FLAVIORE NANCERIA DE RIANDRA (19041184004)

PANCASILA SEBAGAI FILTER DAN FONDASI KEBUDAYAAN BANGSA DI ERA


GLOBALISASI

Globalisasi ibarat sebuah keniscayaan waktu yang mau tidak mau harus dihadapi oleh setiap
negara manapun dibelahan bumi ini, tidak terkecuali oleh bangsa Indonesia. Ia mampu
memberikan paksaan kepada setiap negara untuk membuka diri dalam segala bidang
kehidupan, seperti ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Pada era globalisasi
seperti sekarang ini, setiap negara dituntut untuk selalu lebih maju mengikuti setiap
perkembangan demi perkembangan, yang terkadang jauh dari sebuah keteraturan. Pihak yang
diuntungkan dalam situasi tersebut, tentunya adalah negara-negara maju yang memiliki
tingkat kemapanan dan kemampuan yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-
negara berkembang. 

Beberapa pengaruh yang muncul sebagai akibat dari globalisasi memang tidak secara
langsung akan berpengaruh terhadap nasionalisme suatu bangsa. Akan tetapi, secara
keseluruhan pengaruh globalisasi tersebut dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap
bangsa dan negara menjadi berkurang atau hilang. Sebab, globalisasi mampu membuka
cakrawala masyarakat secara global. Apa yang terjadi atau terdapat di luar negeri yang
dianggap bagus, maka akan mampu memberi inspirasi dan aspirasi kepada masyarakat kita
untuk diterapkan di negara kita. Namun jika hal tersebut terjadi, maka akan menimbulkan
suatu persoalan yang dilematis. Karena apa yang dinilai baik tersebut, belum tentu sesuai
dengan nilai-nilai yang ada di Indonesia. Tetapi bila tidak dipenuhi, akan dianggap tidak
aspiratif, atau ketinggalan zaman, yang pada akhirnya akan mampu mengganggu stabilitas
nasional, ketahanan nasional, bahkan persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karenanya,
peranan Pancasila sebagai dasar ideologi bangsa Indonesia menjadi sentral dan merupakan
fondasi kebudayaan yang harus dimiliki setiap masyarakat Indonesia.

Fondasi kebudayaan adalah sebuah struktur dasar kepribadian sebuah bangsa yang memiliki
substansi-substansi mengenai bagaimana sebuah bangsa berkehendak, berperilaku, dan
bertindak dalam pergaulan internasional yang saat ini dibantu oleh tatanan globalisasi di
setiap lini kehidupan. Agaknya, fondasi kebudayaan merupakan salah satu kebutuhan primer
yang harus dimiliki oleh sebuah bangsa agar kepribadian bangsa itu akan terus eksis dan
menjadi titik filtrasi berbagai kebudayaan asing yang masuk akibat dari arus globalisasi yang
tidak bisa dibendung lagi pergerakannya. Sebagai titik filtrasi, atau titik penyaringan budaya,
fondasi kebudayaan harus memiliki dasar yang kuat agar segala bentuk penyaringan itu bisa
diterima dan tidak terjadi sikap skeptisme dalam tubuh masyarakat itu sendiri.

Pancasila terdiri dari lima sila yang saling berkaitan implementasinya dalam bermasyarakat,
(1) Ketuhanan Yang Maha Esa, (2) Kemanusiaan yang adil dan beradab, (3) Persatuan
Indonesia, (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
pemusyawarakatan perwakilan, (5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila
juga berisi sebuah motto yang mencerminkan kemajemukan bangsa, Bhinneka Tunggal Ika.

Sebagai fondasi kebudayaan, Pancasila haruslah dipatuhi oleh seluruh elemen bangsa sebagai
arah pandang dalam menuntaskan segala problematika yang terjadi di Indonesia. 

Pancasila sebagai filter budaya bangsa merupakan dasar yang sudah termuat sejak di
resmikannya pancasila sebagai dasar ideologi negara Indonesia melalui UUD 1945 dan
peraturan lainya baik aturan formal dan non formal. Pancasila sebagai filter budaya bangsa
maksudnya budaya asing yang mencemari budaya asli Indonesia. Budaya asli Indonesia dapat
di pertahankan dari pengaruh budaya asing melalui pemahaman masyarakat mengenai
pentingnya pancasila sebagai pedoman bangsa yangd dapat mempertahankan eksistensi
budaya bangsa serta kepedulian dan kesadaran masyrakat Indonesia mengenai karakteristik
dan daya tarik Negara Indonesia adalah keragaman budayannya. Budaya yang tercermin
dalam kebiasaan sehari-hari merupakan bagian dari aplikasi pancasila yang dapat di bina
melalui pendidikan formal dan non formal, namun sejatinya identitas bangsa baik budaya
bahkan pancasila sendiri dapat berdiri kokoh jika masyarakatnya menyadari pentingnya
dalam menjamin eksistensi negara, sehingga yang paling berperan dalam hal ini yaitu para
pejabat Negara atau pemegang kekuasaan yang membuat atauran-aturan yang ada di Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Pancasila bersifat mengikat agar segala upaya yang dilakukan dapat terintegrasi dengan baik
sesuai dengan cita-cita Bhinneka Tunggal Ika yang mana semua keberagaman dapat
disatukan dalam satu tujuan bersama, yaitu tujuan yang terkandung dalam Pembukaan UUD
NRI tahun 1945. Bukan perkara mudah untuk mengimplementasikan sebuah pedoman umum
dalam sebuah konstelasi negara yang benar-benar besar dan kompleks seperti Indonesia.
Selain perlu pengawasan ekstra keras, perlu juga niat yang kukuh dari setiap elemen bangsa
agar fondasi kebudayaan dapat terbentuk dan siap dibenturkan kepada seluruh kebudayaan-
kebudayaan luar yang mencoba meruntuhkannya.

Sudah saatnya kita sadar diri dan bukan lagi hanya menghafal ke-5 sila Pancasila tetapi kita
harus mencintai Pancasila sebagai dasar negara bahkan kita harus mencintai Pancasila
sebagai fondasi luhur kebudayaan  dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai