Anda di halaman 1dari 62

Judul: I will Go

Kutipan Alkitab bertanda (NIV) diambil dari Alkitab New International Version®, NIV®. Hak Cipta ©
1973, 1978, 1984, 2011 oleh Biblica, Inc. TM Digunakan atas izin Zondervan. Semua hak dilindungi
undang-undang di seluruh dunia. www.zondervan. com "NIV" dan "New International Version"
adalah merek dagang

Penulis : Yeury Ferreira Tim Penerjemah Bahasa Indonesia :


Boas Michael
Editor: Andrés J. Peralta Hezron Destana Sihombing

Koordinator Proyek: Kenia Reyes

Asisten Editorial Senior: Kenia Reyes

Copy Editor: Sunilbe Siceron

Di Design oleh: HADGraphic Inc.


www.hadgraphic.com
hadgraphic@gmail.com

Foto oleh: © Shutterstock & Freepik

Diulas oleh: Biblical Research Institute


1. Tentang Penulis 4
2. Editorial 5

3. Baca Ini Terlebih dahulu 7

4. Tips untuk pertemuan daring 9

5. Tips untuk khotbah daring 11


6. Bagaimana menggunakan buku ini dengan 12
kelompok kecil atau besar.

7. Sabat: “Tuhan, Aku Akan Pergi! Baharui Diriku” 14

8. Minggu: “Tuhan, Aku Akan Pergi! Penuhi Diriku” 20


9. Senin: “Tuhan, Aku Akan Pergi! Lepaskan Diriku” 26

10. Selasa: “Tuhan, Aku Akan Pergi! Pulihkan 32


Diriku”

11.Rabu: “Tuhan, Aku Akan Pergi! Ampuni Diriku” 38

12. Kamis: “Tuhan, Aku Akan Pergi! Tuntun Diriku” 44


13. Jumat: “Tuhan, Aku Akan Pergi! Kuatkan 50
Diriku”

14. Sabat: “Tuhan, Aku Akan Pergi! Berikanku 56


Kuasa"
TENTANG PENULIS:
Dr. Yeury Ferreira
Penulis adalah seseorang yang berasal dari Republik
Dominika. Ia menyandang gelar master dalam Kepemimpinan
dan Teologi, dan gelar doktor dari Andrews University. Ia telah
melayani sebagai pendeta, penginjil, dan saat ini sebagai
direktur dari pelayanan kepada kaum Hispanic (orang-orang
yang menggunakan bahasa Spanyol, terutama keturunan dari
Amerika Latin yang tinggal di Amerika Serikat) di New York City.
Dia adalah penulis dari buku Living Without Fear, buku
penginjilan tahun 2021; juga buku Preaching the Word, yang
mengajarkan bagaimana caranya untuk menyiapkan dan
menyampaikan khotbah. Ia memiliki pernikahan yang
berbahagia dengan Mariel Ferreira dan memiliki dua orang
anak: Ernesto dan Elizabeth Ferreira.
E D I T O R I A L

T
ujuan utama dari minggu sembahyang ini adalah untuk
mendorong Anda untuk setia kepada Tuhan dan ajaran
FirmanNya yang memanggil Anda untuk hadir dalam kehidupan
orang lain dengan memberkati mereka.

Saya bertanya pada diri sendiri tentang "mengapa saya harus pergi?" Dan
Tuhan mengesankan saya dengan beberapa jawaban atas alasan mengapa
saya harus pergi:
Mengapa saya harus pergi, Tuhan?
Karena saya diberkati sejak Engkau datang kepada saya terlebih dahulu.
Mengapa saya harus mengasihi, Tuhan?
Karena saya dikasihi sejak dulu kau mengasihiku.
Mengapa saya harus memberi, Tuhan?
Karena Engkaulah yang memberikan semuanya kepada saya terlebih dahulu
di kayu salib.

I WILL GO
Mengapa saya harus setia, Tuhan?
Karena Engkau menunjukkan saya kesetiaan terlebih dahulu.
Mengapa saya harus memaafkan, Tuhan?
Karena saya telah diampuni untuk semua dosa dan kesalahan saya terlebih
dahulu.
Mengapa saya harus memberikan semuanya, Tuhan? 5
Karena saya menerima semua yang saya miliki dari Engkau terlebih dahulu.
Kita akan selalu berhutang dengan Dewa Surga. Satu hal yang dapat kita
lakukan adalah memberikan segalanya kepada-Nya dan kemudian berkata
"Aku akan pergi".
Saya didorong untuk melakukan hal yang sama dengan Anda, dan itu untuk
mendorong Anda agar patuh kepada Tuhan, menjalankan Injil dan menjadi
berkat rohani bagi orang lain dalam MELALUI komunitas Anda dan
memuridkan. MATIUS 28: 18-20.

Andrés J. Peralta
Wakil Direktur Pemuda
General Conference
EDITORIAL

6
1. Mulailah Perencanaan Anda Sekarang.
Mulailah perencanaan Anda, kembangkan
target Anda, kumpulkan tim Anda, dan
pastikan pendeta Anda adalah bagian dari tim
itu.
2. Informasi Hari Pemuda Sedunia.
Dapatkan informasi tentang proyek Hari
Pemuda Global. Hari ini akan menjadi
peluncuran Pekan Doa Pemuda. Silakan
kunjungi situs web kami, remaja.
adventist.org, atau hubungi direktur pemuda
setempat untuk mengetahui bagaimana
Anda dapat berpartisipasi.
3. Percayakan Prajurit Doa Anda. Dapatkan tim dewasa bersama yang akan
berkomitmen untuk mendoakan Anda dan pelayanan Anda secara teratur.
Pastikan ini adalah kelompok yang dengannya Anda dapat secara rahasia
berbagi kebutuhan doa pribadi dan pelayanan Anda.
4. Pilih Lagu Tema. Libatkan paduan suara remaja Anda. Jika gereja Anda
tidak memiliki paduan suara remaja, ini adalah waktu yang tepat untuk
memulai. Pilih lagu yang Anda semua sukai dan yang sesuai dengan topik
setiap malam atau pilih lagu untuk satu minggu penuh.
5. Membentuk Tim Pengembangan / Peninjau Minggu Doa. Bergantung
pada ukuran gereja Anda, grup ini bisa terdiri dari empat hingga delapan
orang yang akan membaca delapan bacaan bersama Anda. Sertakan dalam
tim Anda hanya orang dewasa muda yang tertarik dan berkomitmen dan
pemimpin pelayanan pemuda (Pathfinder, Sekolah Sabat, dll., Pendeta Anda);
ini penting karena memberikan kepemilikan kepada seluruh grup, bukan
hanya Anda dan asisten Anda. Mintalah kelompok untuk berkomitmen pada
pertemuan setidaknya selama tiga minggu — setidaknya satu minggu untuk
empat pelajaran, dan satu minggu ekstra untuk menyelesaikan semuanya.
Pastikan untuk mengidentifikasi tujuan dan arah yang ingin Anda tuju, lebih
disukai pada pertemuan pertama, dan pilihlah seorang remaja untuk berbicara
setiap_hari.
6. Integrasikan Global Youth Day (GYD) - Hari Pemuda Sedunia ke
dalam Rencana Minggu Doa Anda. Idealnya, GYD harus menjadi waktu
READ THIS FIRST

untuk mengajar kaum muda bagaimana berkorban memberi diri mereka


sendiri dengan memberikan kesempatan di gereja dan komunitas. Jika Anda
adalah kelompok remaja kecil dan tidak memiliki sumber daya untuk
mengatur acara GYD berbasis komunitas, Anda dapat menggunakan
kesempatan ini untuk mendobrak batasan denominasi di daerah tersebut
dengan bermitra dan mengumpulkan sumber daya dan ide dengan kelompok
pemuda lain dari gereja lain di daerah Anda.

8
JAGA AGAR TETAP SEDERHANA
selalu terbaik untuk menjaga persiapan Anda
sederhana untuk mengurangi kemungkinan kesalahan
teknis.

MEMILIKI PERALATAN CADANGAN SIAP


UNTUK DIGUNAKAN.
Bahkan dengan pengaturan sederhana, masih ada
kemungkinan peralatan Anda gagal. Itu selalu yang
terbaik untuk bermain aman dan menyimpan cadangan
peralatan yang Anda butuhkan jika memungkinkan.
Pastikan semuanya sudah terisi atau terhubung.

LIGHTING, LIGHTING, LIGHTING!


Periksa pencahayaan Anda sebelumnya untuk
memastikannya ideal dan hindari cahaya latar pada

I WILL GO
subjek Anda. Jika Anda membuat film di luar ruangan,
berhati-hatilah dengan matahari. Kilau matahari dapat
membuat video anda tidak baik

MENINGKATKAN KUALITAS SUARA DAN


MEMINIMALKAN KEBISINGAN .
Mikrofon kerah atau bahkan kombo mikrofon-
headphone biasa dapat mencapai ini. Jika 9
berangin, cari semacam penutup untuk memblokir
angin. Jangan lupa untuk menemukan ruang yang
tenang untuk penyiapan streaming langsung Anda. HATI-HATI DENGAN MIC
PANAS! Selalu pastikan mikrofon Anda aktif saat Anda membutuhkannya dan
nonaktifkan saat Anda bukan pembicara.

PASTIKAN KEKUATAN INTERNET


Uji kecepatan internet Anda menjelang acara Anda untuk memastikan Anda
memiliki internet yang konsisten atau streaming langsung Anda mungkin
tidak dapat dilihat oleh pemirsa Anda.

PERSIAPAN ADALAH KUNCI


Tinjau program dengan tim Anda dan siapkan latihan. Ini akan
membantu mengurangi kesalahan pada menit-menit terakhir. Terlalu banyak
yang terjadi terlalu cepat dalam lingkungan hidup; Anda bisa berpikir lebih
jernih tentang apa yang perlu dilakukan beberapa hari sebelumnya.

PANTAI SIARAN ANDA DI LAYAR EKSTRA


Pemantauan penting agar Anda dapat memastikan streaming langsung
yang andal dan profesional. Tampilan ekstra memberikan perspektif yang
TIPS FOR ONLINE MEETINGS

berharga dengan memungkinkan Anda melihat pertunjukan langsung


melalui mata pemirsa.

LIHAT KE CAMERA – BUKAN KE MONITOR!


Tahan keinginan untuk menatap monitor! Cobalah yang terbaik untuk
tetap menatap kamera. Ini juga akan membantu pemirsa Anda merasa
terlibat.
Tanggapi komentar secara langsung (jika memungkinkan).
Interacting with your viewers in this way helps boost engagement
with your audience and keeps them coming back for more.

10
. •••
.···V.. •
•• • -
• •

• •• e e e C • ••
••••••
••
•• •• •••
•••••
� .. ••..
• •• •• • • •
•• •

TIPS untuk KHOTBAH DARING


► Berkhotbah Lebih Singkat ► Berinteraksi dengan audiens
► Berkhotbah secara dekat Anda
dan pribadi ► Relevan
► Masalah Kontak Mata ► Mendorong jemaat Anda untuk
► Jadilah Diri Sendiri membagikan khotbah Anda dan
► Tingkatkan Energi Anda! hargai kepercayaan yang mereka
► Mengkhotbahkan Firman berikan kepada Anda dengan
► Gunakan Ilustrasi membagikannya.
► Sapa audiens Anda ► Ingatlah untuk BERDOA!
1. Ruang Jurnale. Buku ini
dirancang untuk diisi dengan pikiran
Anda. Gunakan ruang yang
disediakan untuk mencatat reaksi
Anda terhadap sesuatu yang
mungkin Anda dengar dalam
khotbah dan pertanyaan di
penghujung hari. Ini juga dapat
digunakan untuk menulis
permintaan doa atau pujian
Tuhan. Dorong peserta untuk menggunakannya sesuka mereka. Ini jurnal mereka! Beri tahu
mereka bahwa tidak ada aturan, hanya pedoman. Yang penting adalah mendengarkan
Tuhan dan membuka hati mereka sebagai tanggapan atas pimpinan-Nya. Para pemimpin,
jika Anda meluangkan waktu untuk membaca bacaan harian dengan penuh doa dan
dengan antisipasi bahwa Tuhan akan mengungkapkan hal-hal baru kepada Anda, Anda
akan terkejut dengan apa yang akan mengalir melalui pena atau pensil Anda ke halaman
jurnal ini.
2. Mulailah Jurnal doa. Tidak ada yang lebih besar untuk pertumbuhan spiritual
pribadi Anda daripada waktu yang dihabiskan untuk berdoa. Kelompok remaja Anda akan
tumbuh saat Anda tumbuh. Penjurnalan doa akan membantu Anda bertemu dengan
Tuhan dengan cara yang baru dan menarik. Anda akan dapat "melacak" perjalanan Anda
dengan Tuhan saat Anda kembali, dan meninjau kembali doa-doa yang dijawab dan
melihat bagaimana Dia telah menuntun Anda selangkah demi selangkah setiap hari. Ide-ide
baru dan segar akan muncul di benak Anda saat Anda menghabiskan waktu di hadirat-Nya
untuk membuat jurnal doa Anda. Anda dapat menemukan banyak ide online tentang
memulai dan membuat jurnal doa. Buka saja www.google.com dan ketik kata "memulai
jurnal doa".
3. Pertanyaan harian. Termasuk dalam setiap khotbah adalah pertanyaan yang
dirancang untuk membuat Anda berpikir. Bentuk kelompok-kelompok kecil dan diskusikan
pertanyaan-pertanyaan ini. Luangkan waktu sejenak untuk benar-benar memikirkan poin
yang ingin disampaikan oleh pertanyaan tersebut. Dengarkan Roh Kudus saat Dia mengajar
Anda melalui Kitab Suci. Dorong peserta untuk mencatat pemikiran mereka dalam jurnal
mereka.
4. Hari Pemuda Sedunia ditetapkan untuk meluncurkan minggu sembahyang
pemuda. Tema untuk tahun 2021 adalah MENJANGKAU KELUAR. Sebelumnya, silakan
hubungi pendeta atau pemimpin pemuda konferens Anda untuk melihat proyek apa yang

I WILL GO
akan dilakukan gereja Anda pada hari ini, 20 Maret. Jika Anda merencanakan acara sehari
penuh, Adventist Development and Relief Agency (ADRA) memiliki aktivitas In Their Shoes,
yang bisa dilakukan selama program PA Anda.
In Their Shoes adalah pengalaman interaktif kemiskinan yang membawa remaja dalam
perjalanan 24 jam menuju kehidupan remaja dari negara lain di seluruh dunia. Melalui mata
identitas baru ini, mereka akan mulai memahami tantangan yang dihadapi jutaan orang di
negara berkembang setiap hari. Anda akan menemukan apa yang dilakukan ADRA untuk
membantu dan apa yang Alkitab katakan tentang menjalani kehidupan pelayanan Kristen.
13
(Yesaya 6:8)

PENGANTAR

S
eorang penulis bernama Stephen R. Covey, dalam bukunya yang terkenal
EDITORIAL

berjudul 7 Habits of Highly Effective People, berhubungan dengan


pengalaman yang ia jalani di kereta bawah tanah di New York. Covey
menceritakan bahwa pada saat itu orang-orang duduk dengan tenang, ada yang membaca
koran, ada yang melayang dalam pikirannya sendiri atau hanya beristirahat sejenak dengan
mata yang tertutup. Singkatnya, suasana yang ada saat itu adalah sangat damai dan tenang.
Tiba-tiba, seorang pria dan anak-anaknya masuk ke dalam kereta. Anak-anaknya sangat
berisik dan rewel sehingga suasana tadi mendadak berubah.
14
Ayah dari anak-anak ini menutup matanya dan mengabaikan suasana sekitarnya.
Mereka melompat kesana kemari dan berteriak sesuka hati,
Ayah dari anak-anak ini menutup matanya dan mengabaikan suasana
sekitarnya. Mereka melompat kesana kemari dan berteriak sesuka hati,
Covey tidak mempercayai apa yang dilihatnya. Bagaimana mungkin pria ini
membiarkan anak-anaknya bertindak seperti ini! Ia pun berdiri dari tempat
duduknya dan berbicara kepada pria ini, “Pak, anak-anakmu membuat banyak
orang kesal. Tidak bisakah anda mengontrolnya?”
Mendengar perkataan Covey, pria ini pun membuka matanya dan berkata
dengan suara yang halus, “Oh, anda benar. Saya rasa saya harus melakukan
sesuatu, kami pergi ke rumah sakit… ibu mereka meninggal beberapa jam yang
lalu. Saya tidak tahu bagaimana harus berpikir, dan saya rasa mereka juga tidak
tahu bagaimana harus bertindak.”
Mendengar hal ini, Covey menuliskan: “Seketika itu saya melihat suatu hal
dengan cara yang berbeda, dan karena saya melihatnya dalam cara yang
berbeda, saya berpikir dengan cara yang berbeda, saya merasakan dalam cara
yang berbeda, saya bertindak dengan cara yang berbeda. Rasa kesal saya pun
surut.”
Cerita yang menarik! Ketika pandangan kita terhadap suatu hal berubah,
pikira kita, perasaan kita, dan di atas segalanya, tindakan kita pun berubah. Dalam
pelajaran kita hari ini saya rindu mengajak kita semua untuk memperbaharui
pandangan kita kepada Allah. Saya jamin jika kita melakukan hal ini, kehidupan
kita pun akan berubah seutuhnya!

PEMBELAJARAN
Alkitab menceritakan tentang seorang pria yang berubah seutuhnya ketika
ia memperbaharui pandangannya mengenai Allah. Ia adalah nabi Yesaya.
Berdasarkan Alkitab, nabi ini mendapatkan penglihatan yang spesial mengenai
Allah. Namun, sebelum mempelajari mengenai penglihatan yang mengubahkan

I WILL GO
kehidupan Yesaya, mari kita belajar sedikit mengenai kitab ini.
Kitab Yesaya adalah salah satu kitab paling menarik di Alkitab. Ada yang
menyebutkan ini adalah miniatur dari Alkitab. Buku ini mempunyai 66 pasal,
seperti Alkitab yang memiliki 66 kitab. Kitab ini dibagi dua, seperti Alkitab juga,
dengan 39 pasal adalah bagian pertama (seperti Perjanjian Lama) dan 27 pasal
adalah bagian kedua (seperti Perjanjian Baru).

1  Stephen R. Covey. Los 7 hábitos de la gente altamente efectiva (Buenos Aires, Argentina: Paidós, 2003), p. 19.
15
2  Henrietta C. Mears. Lo que nos dice la Biblia (Miami, FL: Editorial Vida, 1979), p. 202.
Namun, tahukah hal yang paling menarik dari kitab Yesaya? Kitab ini adalah
yang paling banyak membicarakan mengenai Yesus! Itulah sebabnya Yesaya disebut
sebagai nabi mesianik. Yesaya menceritakan segala sesuatu mengenai Yesus:

• Kelahiran-Nya (Yesaya 7:14)


• Keluarga-Nya (Yesaya 11:1)
• Pengurapan-Nya (Yesaya 11:2)
• Kepribadian-Nya (Yesaya 11:3)
• Kesederhanaan kehidupan-Nya (Yesaya 7:15)
• Kelemahlembutan-Nya (Yesaya 42:1-4)
• Kematian-Nya (Yesaya 53)
• Kematian-Nya (Yesaya 53)
• Kekuasaan-Nya yang penuh kemuliaan (Yesaya 11:32)

Ketika kita membaca kitab Yesaya, kita akan menemukan pengikut Yesus dalam
setiap halamannya. Namun tahukah anda? Ketika Yesaya menuliskan kitab ini, tidak
ada hal yang baik terjadi dalam umat Allah. Yang ada hanyalah segala jenis masalah!
Orang-orang telah meninggalkan Allah dan akibatnya hidup dengan penuh
penderitaan.
Nabi Yesaya merasa sangat sedih karena keadaan dari umat Allah. Itulah
sebabnya suatu hari ia memutuskan untuk datang ke bait Allah dan menyampaikan
segala masalah yang dialami oleh umat-Nya. Di dalam bait Allah, Yesaya
mendapatkan penglihatan mengenai Allah, yang akhirnya seutuhnya mengubah
pandangannya, perasaannya, dan di atas segalanya, kelakuannya. Apa yang Allah
perlihatkan di dalam bait-Nya? Mari kit abaca Yesaya pasal 6 ayat 1 hingga 4:
RENEW ME

Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan
menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya,
masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua
sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang. Dan
mereka berseru seorang kepada seorang, katanya:
“Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” Maka
bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itupun
penuhlah dengan asap.

16
3  New International Version (NVI).
Allah menyatakan diri-Nya dihadapan Yesaya! Sang nabi dapat melihat Allah
duduk diatas takhta-Nya, dikelilingi malaikat yang bercahaya dan tanpa henti-
hentinya menyanyikan pujian yang mengatakan: “Kudus, kudus, kuduslah TUHAN
semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!”
Apa yang terjadi dalam kehidupan Yesaya ketika ia mendapat penglihatan
yang luar biasa ini mengenai Allah? Mari kita lanjutkan cerita dari pengalaman
nabi ini:
Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada
bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. Ia menyentuhkannya kepada
mulutku serta berkata: “Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah
dihapus dan dosamu telah diampuni.” Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata:
“Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?”
Maka sahutku: “Ini aku, utuslah aku!”
Ketika nabi Yesaya mendapatkan penglihatan mengenai Allah, hal pertama
yang ia rasakan adalah betapa besarnya dosa-dosanya. Jika kita membaca pasal 5,
dari ayat 8 hingga 30, kita akan mendapati nabi Yesaya menyampaikan segala
dosa-dosa dari bangsanya. Namun ketika ia mendapatkan penglihatan mengenai
Allah, ia tidak mengarahkannya kepada dosa-dosa bangsanya, melainkan dirinya
sendiri. Ia menyadari bibirnya najis dan kehidupannya yang penuh dosa!
Hal kedua yang dialami oleh Yesaya setelah penglihatannya mengenai Allah
adalah dalamnya pengampunan yang kudus dan mulia itu. Yesaya tidak dibiarkan
begitu saja di dalam keputusasaan dosa, melainkan diberikan pengampunan
yang sejati. Bibirnya disentuh, dan malaikat berkata kepadanya: “kesalahanmu
telah dihapus dan dosamu telah diampuni.”
Terakhir, ketika Yesaya melihat Allah ia menyambut dengan penuh
keberanian panggilan yang kekal. Yesaya mendengar suara Allah yang berkata:

I WILL GO
Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku? Lalu, tanpa
berdalih ia menambut panggilan Tuhan “Ini aku, utuslah aku!”
Penglihatan yang didapat Yesaya mengenai Allah memperbaharui dirinya
sepenuhnya: itu mengubah pikirannya, perasaannya, dan di atas segalanya,
tindakannya. Kehidupan Yesaya tidak lagi sama seperti sebelumnya! Pusat dari
segala kehidupannya sepenuhnya berlandaskan Allah dan pelayanan-Nya.
Ia melayani Allah bertahun-tahun lamanya dan rela memberikan dirinya
untuk berkorban bagi pekerjaan Allah. 17
Ketika menjadi tua, seorang nabi yang muda bertanyan kepadanya, “Guru,
mengapa engkau bekerja begitu giat bagi Tuhan?”
Yesaya menjawab, “Karena suatu hari saya melihat Tuhan dan kehidupan saya
berubah sepenuhnya!”
Cerita mengenai nabi ini dan pertemuannya dengan Allah mengajarkan kita
bahwa ketika kita bertemu dengan Allah dalam kehidupan kita, kita tidak akan
menjadi orang yang sama kembali. Pikiran, perasaan, dan di atas segalanya,
tindakan kita akan berubah. Kita tidak akan menjadi orang cuek! Dihadapkan
dengan panggilan Allah kita akan selalu dapat menyambut: “Ini aku, utuslah aku!”
Untuk waktu yang lama, saya bertanya kepada diri saya, “Mengapa banyak
umat Allah yang begitu aktif bekerja untuk Allah sementara yang lain terlihat
begitu cuek?” Saya mendapatkan jawaban dari pertanyaan ini melalui ilustrasi
yang sederhana. Berdasarkan astronot, planet-planet yang berotasi dekat
dengan matahari akan bergerak lebih cepat. Planet Merkurius hanya
membutuhkan 80 hari untuk mengelilingi matahari. Namun, planet Jupiter
membutuhkan kurang lebih 12 tahun. Apa yang menjadi pembeda? Merkurius
adalah planet yang lebih dekat ke matahari, sehingga ia bergerak lebih cepat.4
Ya, sahabat dan saudara sekalian, seperti Yesaya ketika kita melihat Allah dan
semakin mendekatkan diri kita kepada kemuliaan-Nya, kita akan mengalami
kerinduan dan bekerja lebih cepat. Rahasia untuk bekerja bagi Allah adalah
dengan hidup lebih dekat dan memperbaharui cara pandang kita mengenai-Nya!

KESIMPULAN
Ketika kita memperbaharui cara pandang kita mengenai Allah, pikiran,
perasaan, dan di atas segalanya, tindakan kita akan berubah.
RENEW ME

Hal yang terjadi kepada Yesaya terjadi juga kepada Charles yang masih muda.
Untuk waktu yang cukup lama, Charles adalah anggota gereja yang hadir
dalam perbaktian hanya untuk sekedar hadir; sesuai kepercayaannya, namun ia
merasa tak berpengharapan dan bahagia. Suatu hari, di tengah badai salju
yang lebat, ia menghadiri sebuah perbaktian di suatu gereja; namun sang
pendeta tidak dapat hadir karena cuaca pada saat itu. Karena tidak ada
pembicara, seorang penjahit sepatu berdiri
18
4  Joanne Baker. 50 cosas que hay que saber sobre el universo (Editorial Ariel, 2011), p. 16.
dan berkhotbah di hadapan sedikit orang yang hadir dan membaca suatu ayat:
“Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan, hai ujung-ujung bumi!
Sebab Akulah Allah dan tidak ada yang lain.” (Yesaya 45:22). Penjahit sepatu ini, yang tidak
memiliki pengalaman dalam hal berkhotbah, mengulangi isi ayat ini dan berkata, “Lihat!
Tidak perlu mengangkat kaki maupun jari. Tidak perlu anda pergi ke sekolah atau
memberikan uangmu kepada mereka yang membutuhkan. Lihat kepada-Ku, kata Allah,
dan jangan dirimu. Tidak ada penghiburan di dalam dirimu.”
Lalu, dengan matanya menatap kepada Charles, ia berkata kepadanya, “Charles,
kelihatannya anda sedang sedih. Kamu akan merasa tidak berbahagia apabila engkau tidak
menurut.” Kemudian ia berseru dengan lebih lantang, “Pandanglah Yesus!” Sejak saat itu,
Charles memutuskan untuk memandang kepada Yesus dan kehidupannya pun
diperbaharui seutuhnya. Apa yang terjadi selanjutnya? Ia menjadi seorang pengkhotbah
yang dikenal dalam sejarah sebagai Charles Spurgeon, Prince of Preachers (pangeran dari
para pengkhotbah; pengkhotbah terbaik sepanjang sejarah). Ketika Yesaya
memperbaharui pandangannya mengenai Allah, kehidupannya berubah. Ketika Charles
Spurgeon memperbaharui pandangannya mengenai Allah, kehidupannya berubah. Ketika
kita memperbaharui pandangan kita mengenai Allah, pikiran, perasaan, dan tindakan kita
pun akan berubah. Kita tidak akan lagi menjadi seorang anggota gereja yang pasif, namun
hamba Allah yang tanpa keraguan akan mengatakan, “Ini aku, utuslah aku!”
Saat ini saya mengundang kita semua untuk memperbaharui pandangan kita
mengenai Allah. Saya jamin ketika kita melakukannya, seperti Yesaya kita akan berkata,
“Tuhan, aku akan pergi!”
PERTANYAAN RENUNGAN

1. Mengapa kitab Yesaya disebut sebagai “miniature Alkitab”?

2. Ketika orang-orang mengalami masalah dan yang sulit, apa yang

I WILL GO
Yesaya lakukan?

3. Tiga hal apa saja yang dialami Yesaya ketika ia memperbaharui

pandangannya mengenai Allah?

4. Apa yang akan terjadi jika kita memperbaharui pandangan kita

mengenai Allah?

19
(Yohanes 4:13-14)

PENGANTAR

K
abar itu benar-benar mengguncang dunia! Berdasarkan
sumber informasi yang didapatkan, supermodel asal Rusia,
Ruslana Kurshunova, meninggal dunia setelah jatuh dari lantai
delapan apartemennya di kota Manhattan. Tidak ada yang dapat membayangkan
hal tersebut. Wanita muda ini memiliki segala sesuatu di dalam hidupnya;
ketenaran, uang, pengaruh, dan masa depan yang cerah dihadapannya.
SInvestigasi pun segera dilakukan. Keluarganya menolak untuk percaya
alasan yang diberikan oleh pihak yang berwenang. Namun setelah investasi
yang panjang, mereka menyimpulkan bahwa Ruslana mengakhiri hidupnya
sendiri. Sahabat dekatnya yang diwawancarai mengatakan hari-hari menjelang
kematiannya Kursunova terlihat dalam keadaan yang tertekan. Sangat menyedihkan,
keadaan tersebut berakhir dengan mengenaskan.
Sayangnya, banyak orang yang mengalami situasi tertekan seperti wanita muda
tersebut. Alkitab menceritakan mengenai seorang wanita yang tertekan, namun ia
bertemu dengan Yesus dan menemukan pengampunan dan tujuan dalam
kehidupannya.

PEMBELAJARAN
Sayangnya, banyak orang yang mengalami situasi tertekan seperti wanita muda
tersebut. Alkitab menceritakan mengenai seorang wanita yang tertekan, namun ia
bertemu dengan Yesus dan menemukan pengampunan dan tujuan dalam
kehidupannya.
Sebelum masuk ke dalam ceritanya, sangat penting untuk mengerti bahwa
kehidupan yang dijalani yesus dalam empat kitab pertama Perjanjian Baru, dikenal
dengan nama “Injil.” Kata “injil” berarti “kabar baik”, sehingga dapat kita simpulkan bahwa
itu mengandung kabar baik keselamatan melalui diri Yesus Kristus.
Seperti yang kita semua telah ketahui, injil ke-empat adalah Injil Yohanes. Mungkin
kita bertanya: Siapakah Yohanes? Berdasarkan Alkitab, Yohanes adalah orang muda yang
bekerja bersama ayahnya sebagai nelayan (Mat 4:21). Sifat alamiahnya adalah orang yang
bertindak tanpa berpikir panjang dan meledak-ledak sehingga diberikan julukan sebagai
“anak guruh” (Mark 3:17), tetapi suatu hari kehidupannya berubah seutuhnya.
Seorang yang terkenal sebagai “anak guruh” menjadi murid yang dikasihi. Ia menulis
lima kitab dalam Perjanjian Baru (Injil Yohanes, tiga surat, dan kitab Wahyu). Kita dapat
mengatakan bahwa Yohanes adalah contoh nyata dari kuasa Allah yang mampu
mengubahkan dan memampukan anak muda dalam pekerjaan pelayanan!

I WILL GO
Dan tepatnya Yohaneslah yang menceritakan kisah mempesona mengenai wanita
Samaria di pasal empat injil yang ditulisnya. Cerita ini dimulai dengan Yesus yang
melakukan perjalanan ke Galilea, namun sebelum tiba Ia memutuskan untuk beristirahat,
karena “Ia harus berjalan melalui Samaria.” (Yoh 4:4).
Kita semua pasti mengetahui pertentangan yang ada di antara orang Yahudi dan
Samaria. Mengapa terjadi pertentangan ini? Orang Samaria adalah campuran dari
Yahudi dan orang kafir, sehingga orang Yahudi menganggap mereka sebagai kaum
21
terbuang hingga titik dimana mereka dianggap sebagai kaum terhina. Karena situasi ini, orang
Samaria memutuskan untuk membangun sistem keagamaan mereka sendiri yang bersaing
dengan sistem orang Yahudi. Tembok pemisah antara suku, agama, dan budaya pun muncul di
antara kedua bangsa ini.
Namun Yesus datang untuk merobohkan tembok pemisah ini (Efe 2:14). Hasilnya, tanpa
mempedulikan pertentangan antara Yahudi dan Samaria, Ia memutuskan untuk melewati kota
Samaria.
Berdasarkan cerita yang ada, Yesus bersama para murid-Nya tiba di Samaria pada siang hari;
sementara para murid pergi ke kota untuk membeli sesuatu untuk dimakan, Yesus beristirahat di
sumur yang ada di Sikhar, desa kecil di Samaria. Tepat pada saat ini, ketika cuaca sedang sangat
terik, seorang wanita dari kota datang ke sumur tersebut untuk mengambil air minum untuk
dikonsumsi hari itu.
Tiba-tiba, Yesus memulai pembicaraan dengan meminta tolong, “Berilah Aku minum” (Yoh
4:7)
Wanita ini menjawab, “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang
Samaria?” (Yoh 4:9)
Sang Guru tidak memulai perdebatan, namun Ia berkata, “Jikalau engkau tahu tentang
karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah
meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” (Yoh 4:10)
Sangat menarik untuk diperhatikan ketika wanita ini melihat Yesus, ia mengenali-Nya sebagai
orang asing yang sederhana. Kita perhatikan jawabannya: “Tuhan, Engkau tidak punya timba dan
sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?” (Yoh 4:11)

Wanita ini melihat Yesus sebagai pengembara yang sederhana!


Namun ketika ia terus bercakap-cakap dengan Yesus, cara pandangnya pun berubah dan ia
mulai menilai-Nya sebagai seorang pemimpin yang luar biasa. Wanita Samaria ini berkata kepada
FELL ME

Yesus, “Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini
kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan
ternaknya?” (Yoh 4:12)
Yesus rindu agar wanita ini memiliki pengetahuan yang dalam mengenai hal yang rohani.
Untuk alasan inilah Ia berkata, “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa
minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya
air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus
22 memancar sampai kepada hidup yang kekal.” (Yoh 4:13-14).
Dihadapkan dengan tawaran ini, wanita ini berkata, “Tuhan, berikanlah aku air itu,
supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air.” (Yoh 4:15)
I
Namun, sebelum melanjutkannya, Yesus mengatakan, “Pergilah, panggillah
suamimu dan datang ke sini.”

Wanita ini menjawab, “Aku tidak mempunyai suami.”


Yesus melanjutkan, “Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,
sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu,
bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar.” (John 4:17-18)
Dihadapan pernyataan Yesus ini, wanita Samaria tersebut menyimpulkan: “Pria ini
bukan sekedar pengembara sederhana, Ia lebih dari sekedar pemimpin, pria ini adalah
seorang nabi.”

“Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.” (Yoh 4:19)
Ini adalah momen yang Yesus siapkan untuk menyatakan wahyu yang
terbesar. Ketika wanita ini sadar ia berhadapan dengan manusia sederhana, ia
menyatakan, “Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus;
apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami.” (Yoh 4:25)
Dan tepat di saat ini, ia mendengarkan Guru ini berkata, “Akulah Dia, yang sedang
berkata-kata dengan engkau.” (Yoh 4:26)
Sahabatku, Yesus Kristus menyatakan diri-Nya kepada wanita yang malang dan
terbuang ini sebagai Mesias! Ketika kita memperhatikan kata-kata ini, cerita ini
melanjutkan dengan sikap wanita ini yang “…meninggalkan tempayannya di situ lalu
pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ: “Mari, lihat! Di sana ada
seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat.
Mungkinkah Dia Kristus itu?” (Yoh 4:28-29)
Wanita Samaria ini sadar bahwa Yesus lebih dari seorang manusia, lebih dari

I WILL GO
seorang pemimpin, lebih dari seorang nabi. Ia menyadari bahwa Yesus adalah Mesias
yang dijanjikan. Dan, tidak hanya ia mengerti, ia juga menerima-Nya di dalam hatinya!
Sahabatku, cerita ini begitu emosional, dan menjelaskan kepada kita pelajaran
yang kaya dan melimpah. Namun ada beberapa poin yang saya ingin tekankan di sini.
Pertama, hanya mereka yang memiliki pengalaman dengan Yesus yang akan
mengalami perubahan dalam hidupnya. Wanita Samaria ini memiliki pengalaman
pertemuan pribadi dengan Yesus Kristus, dan
23
karena pengalaman ini kehidupannya diubahkan. Semua orang yang memiliki
pengalaman pertemuan pribadi dengan Kristus akan mengalami perubahan! Wanita
Samaria ini sedang dalam kesusahan, kesedihan, kekosongan, dan keputusasaan. Namun
pertemuannya dengan sang Guru memberikan kepadanya suatu pengalaman kesukaan,
kebahagiaan, dan pengharapan. Hal yang sama pun akan terjadi dalam kehidupan kita.
Orang berkata bahwa dimana Yesus hadir di situ sesuatu hal akan terjadi..
Kedua, dari kisah ini saya ingin menjelaskan bahwa ketika seseorang bertemu dengan
Yesus, mereka tidak akan tinggal diam. Apa yang wanita Samaria ini lakukan ketika Yesus
menyatakan diri-Nya sebagai Mesias? Ia pergi dan menceritakannya kepada orang lain.
Ellen White dalam bukunya di Kerinduan Segala Zaman, hal. 198, menuliskan:
Segera sesudah ia mendapat Juruselamat, wanita Samaria itu membawa orang-orang lain pula kepada-Nya. Ia
membuktikan dirinya seorang pengabar Injil yang lebih cakap daripada murid-murid Tuhan sendiri. Murid-murid itu
tidak melihat suatu apa pun di Samaria yang menandakan bahwa tempat itu adalah ladang yang mengandung
harapan. Pikiran mereka ditujukan kepada suatu pekerjaan besar yang akan dilaksanakan di kemudian hari. Mereka
tidak melihat bahwa justru di sekeliling mereka ada sebuah panen yang harus dikumpulkan. Akan tetapi dengan
perantaraan wanita Samaria yang mereka benci itu seluruh penduduk kota dibawa untuk mendengarkan Juruselamat.
Ia membawa terang itu dengan segera kepada orang-orang senegerinya. Wanita itu menggambarkan bekerjanya iman
yang praktis kepada Kristus. Tiap murid yang sejati dilahirkan ke dalam kerajaan Allah seba-gai seorang pengabar Injil.
Orang yang minum air hidup itu menjadi mata air hidup pula. Penerima itu menjadi pemberi. Rahmat Kristus dalam jiwa
adalah bagaikan mata air di padang belantara yang meluap-luap untuk menyegarkan semua orang, serta menjadikan
mereka yang sudah hampir binasa ingin minum air hidup itu.
Ketika kita mengalami pertemuan dengan Yesus dan meminum dari air kehidupan-
Nya, kita akan memiliki kerinduan yang besar untuk mengabarkan kepada orang lain
keajaiban kasih Allah. Tuhan Yesus berkata, “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-
Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci:
Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” (Yoh 7:37-38)
Diceritakan seorang bernama Juan Napoli sedang menangkap ikan salmon di daerah
sekitar 27 mile dari jembatan Golden Gate di San Fransisco, California. Menjelang siang
perahunya telah penuh dan ia berencana melakukan perjalan pulang kembali ke
rumahnya.
FELL ME

Sekitar kurang lebih satu mile dari dermaga yg buka dibalik jembatan, Napoli terkejut
melihat ratusan kepala manusia naik turun di atas gelombang air. Matanya dipenuhi air
mata sementara melihat orang-orang yang berjuang agar tetap mengapung di atas air.
“Aku harus menyelamatkan sebanyak mungkin yang bisa diselamatkan”, pikirnya dalam
hati sebelum akhirnya mulai melakukan penyelamatan.
Perahunya adalah satu-satunya yang ada di situ. Ada banyak orang yang memohon untuk
diselamatkan, dimana Napoli bekerja secepat yang ia bisa. Ia melemparkan ikan salmon
24
yang ia tangkap kembali ke laut
– yang memiliki kisaran nilai sekitar tiga ribu dollar amerika serikat – agar ada tempat
untuk orang-orang yang akan dia selamatkan itu. Setelah enam jam berjuang ia berhasil
menyelamatkan 54 orang. Karena masih banyak orang di permukaan air, nelayan ini
melemparkan tali yang berhasil dipegang oleh 16 orang, dan ia ikatkan ke jembatan.
Ketika wanita Samaria itu bertemu Yesus, ia mengatakan hal yang sama yang
dikatakan oleh Juan Napoli: “Aku harus menyelamatkan sebanyak mungkin yang bisa
diselamatkan.”

KESIMPULAN
Sahabatku, saya ingin menyampaikan bahwa saat dimana kita mengalami
pertemuan yang nyata dengan Yesus kita tidak akan bisa tinggal diam. Juga kita akan
mengatakan hal yang sama: “Aku harus menyelamatkan sebanyak mungkin yang bisa
diselamatkan.” Ada ribuan jiwa yang menderita dan outus asa di sekitar kita; mereka
perlu untuk mendengarkan penyembuhan dan keselamatan yang berasal dari Yesus.
Namun seseorang harus menyatakan hal tersebut! Kita tidak bisa tinggal diam. Hari ini
saya ingin mengundang kita semua untuk minum dari air hidup itu supaya kita dapat
menjadi saluran berkat di dunia ini. Bangkitlah sekarang dan sampaikan: Tuhan,
berikanlah kepadaku air hidup itu! Jadikan diriku sungai berkat bagi mereka yang akan
binasa tanpa pengharapan! Bantu saya menyampaikan bahwa Engkau adalah harapan
bagi mereka yang ada di dalam penderitaaan!
Saya jamin di saat kita meminum air hidup itu, sama seperti wanita Samaria kita pun
akan berkata, “Tuhan, aku akan pergi.”

PERTANYAAN RENUNGAN

1. Sebelum mengenal Yesus, bagaimanakah karakter dari Yohanes?

I WILL GO
Apa yang terjadi berikutnya dalam kehidupannya?

2. Situasi apa yang terjadi antara bangsa Yahudi dan Samaria?

3. Mengapa sangat penting bagi Yesus untuk berjalan melalui

Samaria menurut anda?


4. Apa yang terjadi kepada mereka yang meminum air hidup?

25
(Markus 5:19)
PENGANTAR

S
alah satu pemimpin yang paling diakui pada saat ini adalah
EDITORIAL

Charles Colson. Ia adalah seorang penulis yang hebat, namun selain


itu, ia adalah seseorang yang peduli kepada mereka yang menderita
di balik penjara. Biar pun demikian, Charles Colson di masa lalu terkenal sebagai
“iblis yang jenius”. Bertahun-tahun lamanya ia bekerja di kantor kepresidenan
Amerika Serikat dan terlibat dalam berbagai skandal politik dan penyalahgunaan
kekuasaan. Setelah didapati bersalah atas berbagai macam tuntutan yang
diberikan, Charles Colson diberikan hukuman penjara selama tujuh bulan, namun
di penjara inilah ia mendapat jamahan Tuhan dan mengalami pengampunan akan
dosa-dosanya. Sejak saat itu ia menjadi seorang yang berbeda. Ketika kabar Colson
26
menjadi seorang Kristen beredar di media pada tahun 1973, Boston Globe
menuliskan “Jika Tuan Colson dapat bertobat dari dosa-dosanya, maka ada
pengharapan bagi kita semua.”
Pada akhirnya Colson dibebaskan, bukan hanya dari penjara fisik namun juga
penjara rohani. Hari ini, saya ingin agar kita merenungkan kuasa Yesus yang
melepaskan. Untuk itu, mari kita buka Alkitab dalam Injil Markus pasal 5 dan
pelajari apa yang ada di dalam ayat 1-20.

PEMBELAJARAN
Injil Markus adalah injil kedua dari empat injil di Alkitab. Meskipun injil ini
muncul setelah Matius, banyak pelajar mengatakan bahwa injil ini adalah yang
pertama kali ditulis. Sebagai informasi yang menarik, saya ingin menyampaikan
bahwa nama dari injil ini seharusnya bukanlah Injil berdasarkan Markus,
melainkan Injil berdasarkan Petrus. Mungkin kita bertanya “kenapa?” Sederhana,
karena Petruslah yang menarasikan cerita ini kepada Markus. Jadi, Injil Markus
kurang lebih adalah perjalanan pengalaman Petrus bersama Yesus Kristus.
Sebelum melanjutkan, penting untuk mengetahui siapakah Markus itu.
Berdasarkan kitab Kisah Para Rasul, Markus adalah anak dari seorang wanita
bernama Maria, pemilik rumah dimana Petrus dibebaskan dari penjara oleh
Malaikat (Kis 12:12). Nama asli dari Markus adalah Yohanes, oleh sebab itu di
gerejanya ia dikenal dengan nama Yohanes Markus (Kis 12:25). Markus adalah
teman seperjalanan Paulus dan Barnabas dalam perjalanan penginjilan mereka
yang pertama, namun setelah melihat bahaya dan masalah yang dihadapi dalam
perjalanan penginjilan, ia pulang kembali. Namun, Barnabas memberikan
kepadanya kesempatan yang kedua, dan menjadikannya seorang pemimpin
yang hebat, pengkhotbah dan penulis Firman Allah (Kis 15:39).
Kisah Markus menunjukkan kepada kita pentingnya kesempatan kedua. Bisa

I WILL GO
jadi ada orang muda yang kita kenal, seperti Markus, yang kecewa dalam
imannya. Apa yang mereka butuhkan? Seorang Barnabas yang akan menolong
mereka dan mengatakan kepada mereka bahwa di dalam Yesus mereka akan
mendapatkan kesempatan yang baru!
Markus menuliskan cerita mengenai Yesus dan kuasa-Nya yang melepaskan.
Namun, dari semua cerita yang ada di dalam injilnya, cerita yang paling

27
menyentuh dan dramatis adalah pertemuan antara Yesus dengan orang yang
kerasukan roh jahat di Gerasa.
Mari kit abaca bersama cerita menarik ini di Injil Markus pasal 5:
Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus
turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan
menemui Dia. Orang itu diam di sana dan tidak ada seorangpun lagi yang sanggup
mengikatnya, sekalipun dengan rantai, karena sudah sering ia dibelenggu dan
dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga
tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia
berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli
dirinya dengan batu. Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya
lalu menyembah-Nya. (Mark 5:1-6)
Sehari sebelum pertemuan itu, Yesus sedang bersama-sama dengan murid-
murid-Nya di tengah badai (Mark 4:35-41). Namun ditengah badai yang akan
menenggelamkan kapal mereka, suara sang Guru terdengar berkata, “Diam!
Tenanglah!” (Mark 4:39). Dihadapan perintah Yesus, badai itu berhenti dan
menjadi tenang kembali!
Pagi sesudahnya, Yesus dan murid-murid-Nya berlabuh di pinggir Danau
Galilea, di sebuat kota bernama Gerasa. Ketika mereka tiba di sana, seseorang
memberikan mereka sambutan yang diluar dugaan. Dari dalam pekuburan
datanglah seseorang yang diikat dengan rantai. Tubuhnya berlumuran darah,
hasil dari garukan dirinya sendiri. Rambutnya panjang dan terurai, dengan mata
yang merah, memberikan kesan bahwa pria ini lebih terlihat seperti binatang
buas dari pada manusia. Melihat pemandangan ini, kita mungkin bertanya:
Mengapa pria ini bertindak seperti ini? Mengapa ia hidup di pekuburan dan
menyiksa dirinya sendiri? Alkitab mengatakan kepada kita bahwa pria ini dirasuki
“roh jahat” (Mark 5:2).
Menyedihkan, pria ini bertindak bukan karena keinginan diri sendiri namun
FREE ME

karena dirasuki oleh roh jahat. Dengan kata lain, ia berada di bawah kekuasaan
iblis (Mark 5:12).
Sahabatku, jaman ini banyak orang menganggap cerita Alkitab ini hanya
sebagai cerita fiksi. Banyak yang menganggap cerita mengenai setan dan iblis
adalah kebohongan belaka namun saya ingin menyampaikan bahwa Alkitab
menyatakan secara jelas bahwa setan itu nyata dan ia berperang melawan anak-
anak Allah. Dalam surat Efesus pasal 6 ayat 12, secara jelas dikatakan: “karena
28
perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-
pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang
gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.”
Demikian juga di dalam 1 Petrus pasal 5 ayat 8, kita diingatkan: “Sadarlah dan berjaga-
jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan
mencari orang yang dapat ditelannya.”
Setan ada dan tujuannya adalah kejahatan. Tahukah kita apa yang akan musuh ini
lakukan kepada orang-orang? Perhatikan yang Yesus sampaikan mengenai musuh ini:
“Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan.” (Yoh 10:10)
Musuh ini hadir untuk membinasakan kehidupan kita. Ia tidak ingin hal yang baik
terjadi bagi umat manusia. Ia hanya ingin kehidupan kita dipenuhi kegelapan, penderitaan,
dan kesedihan. Namun, kita harus mengetahui bahwa meskipun Setan memiliki kekuatan
yang luar biasa, Allah kita lebih dahsyat lagi kekuatan-Nya.
Cerita ini menunjukkan kepada kita bahwa meskipun orang yang kerasukan di Gerasa
ini datang di hadapan Yesus, ia tetap jatuh berlutut. Dalam kisah ini Yesus dan Setan
kembali berhadapan satu sama lain. Setan ingin membiarkan pria ini tetap diperbudak
sementara Yesus ingin memberikan kelepasan. Cerita ini terus berlanjut:
“Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-
Nya, dan dengan keras ia berteriak: “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah
Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!” Karena sebelumnya Yesus mengatakan
kepadanya: “Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!”

Kemudian Yesus bertanya kepadanya, “Siapa namamu?”


Jawabnya: “Namaku Legion, karena kami banyak.” Ia memohon dengan sangat supaya
Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu.
11  Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, lalu roh-
roh itu meminta kepada-Nya, katanya: “Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu,

I WILL GO
biarkanlah kami memasukinya!” Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah
roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu
jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya.” (Mark
5:6-13)
Terpujilah nama Tuhan! Pria itu yang telah diperbudak selama bertahun-tahun oleh
kuasa kegelapan dilepaskan oleh Yesus! Pikirannya dipulihkan! Betapa pelepas yang luar
biasa Allah kita!

29
Apa yang terjadi kemudian? Cerita ini mengatakan kepada kita bahwa kita pria ini telah
dilepaskan oleh Yesus, ia memohon agar ia diperkenankan menyertai Dia (Mark 5:18). Yesus
tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: “Pulanglah ke rumahmu,
kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu
yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani
engkau!” (Mark 5:19)
Memenuhi perintah Yesus, pria ini yang sebelumnya menjadi budak setan, pergi dan
“mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya
dan mereka semua menjadi heran.” (Mark 5:20). Sekarang, ketika ia telah menjadi manusia
yang bebas, ia mulai menceritakan kepada orang lain mengenai keajaiban yang telah Yesus
lakukan dalam kehidupannya!
Sahabat-sahabatku sekalian, cerita ini menunjukkan bagaimana kuasa Yesus dalam
melepaskan. Tidak ada rantai yang tidak dapat Yesus putuskan. Tidak ada penjara yang tidak
bisa Yesus bukakan. Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus memiliki kuasa untuk
melepaskan kita dari kuasa kegelapan. Apakah kita meragukannya? Mari kita lihat yang
Alkitab katak di dalam Kolose 1:12-14: “dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa,
yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-
orang kudus di dalam kerajaan terang. Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan
memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki
penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.”
Sudahkah kita mengerti? Allah, melalui Yesus Kristus, telah melepaskan kita dari kuasa
kegelapan. Kuasa Allah luar biasa. Ia sanggup melepaskan kita dari segala hal yang
memperbudak kita. Hari ini kita dapat keluar dan berkata: “Saya merdeka di dalam Yesus.”

KESIMPULAN
Apa yang terjadi dengan Charles Colson setelah keluar dari penjara? Hal yang sama
terjadi dengan pria Gerasa yang kerasukan: ia pergi dan menceritakan keajaiban kuasa Allah
FREE ME

dalam kehidupannya.
TCerita itu mengatakan bahwa suatu ketika, sesaat sebelum meninggalkan penjara, Colson
sedang melakukan sesuatu di ruang selnya, sementara teman selnay sedang bermain kartu.
Tiba-tiba, salah seorang pemain, narapidana dengan tinggi kurang lebih enam kaki (± 1,8 meter)
bernama Archie berteriak, “Hei Colson, kamu akan segera keluar. Apa yang akan kamu lakukan
kepada kami?”

30
Seketika ruang sel itu menjadi hening. Semua telinga ingin mendengarkan jawaban
yang diberikan: “Aku akan coba menolong dengan suatu cara”, kata Colson, “Aku tidak
akan pernah melupakan kalian.”
“Omong kosong!” teriak Archie, sambil melemparkan kartu di atas meja. “Semua orang
mengatakan hal yang sama. Saya telah sering melihat orang sepertimu datang dan pergi.
Semua mengatakan hal yang sama ketika mereka masih di sini. Namun ketika mereka
keluar, mereka dengan cepat melupakannya. Tidak ada seorang pun yang peduli kepada
kami. Tidak ada!”
Namun hingga saat ini, hampir 35 tahun setelah percakapan ini, ribuan dan ribuan
orang Kristen dari gereja, di 113 negara di dunia, datang untuk mengunjungi penjara,
menolong para narapidana, keluarga mereka, dan membagikan Kabar Baik Juruselamat
dengan para narapidana.
Hal ini dapat terjadi karena Colson, yang pada tahun 1976 mendirikian Prison
Fellowship’s Endowment Fund, yang bekerja sama dengan gereja-gereja, dan menjadi
komunitas yang bekerja untuk membantu para narapidana, mantan napi, dan keluarga
mereka.
Pria dari Gerasa yang telah dilepaskan segera memulai pemberitaan kabar ajaib yang
Allah telah lakukan dalam kehidupannya. Charles Colson yang dibebaskan segera memulai
pelayanan terhadap mereka yang menderita di penjara yang ada di seluruh dunia. Dengan
cara yang sama, ketika kita mengalami pengalaman kelepasan yang didapatkan dalam
Injil keselamatan, kita tidak dapat berdiam diri, melainkan akan pergi untuk
menyampaikan keajaiban yang Allah lakukan dalam kehidupan kita.
Doa saya hari ini adalah agar kita dapat merasakan pengalaman kelepasan yang hanya
melalui Yesus saja dapat kita rasakan. Saya jamin kita tidak akan berdiam diri, melainkan
sama seperti pria yang kerasukan ini kita akan berkata, “Tuhan, aku akan pergi.”

PERTANYAAN RENUNGAN

I WILL GO
1. Siapakah Markus dan apa yang pengalamannya ajarkan kepada

kita?

2. Mengapa pria dari Gerasa tersebut hidup di pekuburan?

3. Apa yang pria ini lakukan pertama kali ketika Yesus

melepaskannya?
31
4. Apa yang terjadi di dalam kehidupan orang yang mengalami

kelepasan di dalam Yesus?


(Markus 1:40-42)

PENGANTAR

J
ika kita menelusuri sejarah, kita akan mendapati bahwa dunia sudah
pernah mengalami epidemik yang besar. Salah satu yang paling terkenal
adalah cacar, yang dalam kurun waktu seratus tahun berhasil
mengorbankan 26 juta jiwa. Berbicara mengenai epidemik, kita juga tidak dapat
melupakan mengenai wabah pes, yang juga terkenal dengan nama sampar, yang
menumbangkan 27 juta jiwa. Tanpa mundur terlalu jauh, pada tahun 1918 di kamp
tentara Inggris muncul wabah Spanish flu, yang hanya dalam kurun waktu delapan
bulan merenggut 25 juta nyawa manusia.
Mungkin karena berjalannya waktu, pandemik ini tidaklah terlalu terkenal di
kalangan masyarakat. Namun, di akhir tahun 2019 kita mendengarkan berita
mengenai satu jenis flu baru, yang berasal dari Wuhan di China, yang dalam
beberapa minggu menyebabkan seluruh kota dikarantina. Dan dengan
berjalannya waktu, virus tersebut mulai menyebar ke seluruh China, Korea,
Jepang, Italia, Spanoyl… singkatnya, seluruh dunia. Epidemik ini terkenal dengan
nama COVID-19. Berdasarkan berita yang beredar, lebih dari 84 juta jiwa yang
terjangkit dan lebih dari 1.8 juta jiwa meninggal di seluruh dunia.
Meskipun seluruh epidemik ini menghasilkan kekacauan, ada epidemik yang
jauh lebih berbahaya dari pada cacar, pes, bahkan COVID-19. Pelajaran kita hari ini
akan membahas mengenai penyakit ini.

PEMBELAJARAN
Injil Matius, Markus, dan Lukas menceritakan mengenai seorang berpenyakit
kusta yang menghampiri Yesus untuk mendapatkan kesembuhan. Markus
menjelaskan cerita itu sebagai berikut:
Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia
memohon bantuan-Nya, katanya: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan
aku.” Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya,
menjamah orang itu dan berkata kepadanya: “Aku mau, jadilah engkau tahir.”
Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. (Mark
1:40-42)
Penyakit kusta – berdasarkan yang pelajar Alkitab terangkan – adalah
penyakit yang menyakitkan dan menjijikkan dan menyebabkan orang yang
bersentuhan dengan penderitanya menjadi najis dan tidak ada obatnya.
Pada jaman Yesus, penyakit kusta adalah penyakit yang paling buruk
(terkenal sebagai “tulah” atau “murka Allah”) dan sangat ditakuti; tidak hanya

I WILL GO
karena penyakit ini tidak dapat disembuhkan, namun juga bekas yang tertinggal
di tubuh penderitanya.
• Orang yang terkena kusta dianggap lumpuh total; secara fisik dan
rohani. Ia harus menjaga jarak sejauh enam kaki dari orang lain,
termasuk anggota keluarganya.
• Penderita kusta seperti mayat hidup. Ia harus menggunakan jubah
hitam agar dikenali sebagai seseorang yang dianggap mati.
33
• Mereka dikucilkan dari masyarakat. Mereka tidak dapat tinggal di kota mana
pun; tempat tinggal mereka harus di luar kota.
• Mereka dianggap tidak mendapat berkat surga. Kusta dianggap sebagai
hukuman dari Allah kepada manusia karena dosa-dosanya.

Sahabatku, dapatkah kita membayangkan penderitaan dan kesengsaraan


penderita kusta? Terpisah sepenuhnya dari keluarga, sahabat, dan masyarakat.
Bayangkan penderitaan emosional dan mental yang dialami oleh mereka yang
menderita penyakit kusta, hidup dengan suatu penyakit yang dianggap sebagai
hukuman Allah, dan menjadi orang yang paling hina dari semua orang berdosa.
Namun ijinkan saya mengatakan hal ini: meskipun kusta adalah penyakit
yang menjijikkan, namun ini bukanlah penyakit yang terburuk. Ada penyakit yang
jauh lebih berbahaya, yang menggunakan kusta sebagai lambangnya. Penulis
Kristen, Ellen White, dalam bukunya Kerinduan Segala Zaman Jilid 1, hal 266,
menyatakan kepada kita bahwa dosa adalah penyebab utama dari segala
penyakit yang ada:
Pekerjaan Kristus dalam menyembuhkan orang kusta dari penyakitnya yang mengerikan itu,
menjadi suatu ilustrasi tentang pekerjaan-Nya dalam menyucikan jiwa dari dosa. Orang yang
datang pada Yesus itu “penuh dengan kusta”. Racun penyakit yang mematikan itu merajalela
pada seluruh tubuhnya. Murid-murid berusaha mencegah Guru mereka supaya jangan
menjamah orang kusta, karena seorang yang berani menjamah seseorang yang kena penyakit
kusta menjadikan dirinya juga najis. Tetapi dengan meletakkan tangan-Nya atas orang kusta
itu, Yesus tidak mendapat apa-apa yang najis. Jamahan-Nya memberikan kuasa yang
memberi hidup. Penyakit kusta disembuhkan. Demikian pula dengan kusta dosa, yang telah
berakar dalam, mematikan dan mustahil disucikan oleh kuasa manusia.
Kusta adalah lambang yang sempurna dari dosa, itu adalah penyebab utama
dan perusak terbesar dari segala penyakit yang ada. Seorang pengkhotbah
bernama Greg Laurie memberikan perbandingan yang luar biasa antara kusta
dan dosa:
• Kusta terjadi dengan cara yang tak diduga. Dosa pun seperti itu. Hawa tidak
HEAL ME

pernah membayangkan bahwa percakapannya yang sederhana dengan ular


menjadi jalan pembuka munculnya dosa di dunia ini. Daud tidak menyangka
bahwa lirikannya kepada seorang istri tentara menghasilkan banyak
masalah bagi keluarganya.
• Kusta diwariskan. Dosa juga diwariskan dari generasi ke generasi. Sebagai
manusia, kita semua terlahir dalam dosa. Kita mewarisi dosa orang tua kita.
Itulah sebabnya, kita bukan orang berdosa karena berbuat dosa, melainkan
kita orang berdosa karena kita terlahir berdosa.
34
• Kusta menyebar secara cepat. Dengan cara yang sama, dosa juga
bertumbuh dan menyebar dengan cepat di dalam jiwa.
• Terakhir, kusta sangatlah menular. Dosa, seperti halnya kusta, dapat
menular terhadap semua orang. Akibat dari dosa tidak hanya dirasakan oleh
orang yang berbuat dosa, namun juga orang-orang yang ada disekitarnya.

Hal yang paling menonjol dari pertemuan antara Yesus dengan orang
berpenyakit kusta ini bukanlah keadaan putus asa dari orang ini, bukan juga rasa
sakit yang dirasakan tubuhnya; melainkan mujizat yang sejati dimana dia adalah
pusat utamanya. “Yesus,” sebut Markus, “tergerak hati-Nya.” Ia mengulurkan
tangan-Nya dan menjamah orang itu. “Aku mau,” kata-Nya. “Jadilah engkau tahir!”
Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. (Mark
1:41-42)
Ellen White menyebutkan :

Dengan tiba-tiba suatu perubahan telah terjadi pada diri orang kusta ini. Daging
tubuhnya menjadi sehat, urat sarafnya bekerja kembali dan otot-ototnya menjadi
kuat. Kulitnya yang kasar itu terganti laksana kulit seorang bayi yang sehat layaknya.

Yesus mengembalikan kesehatan fisik dan juga rohani kepada pria ini. Ijinkan
saya membagikan kepada kita semua hal yang saya dapati ketika mempelajari
renungan ini. Ketika Yesus menyembuhkan penyakit lainnya, penulis injil selalu
menggunakan kata iaomai dalam bahasa Grika yang artinya “disembuhkan”,
namun untuk mujizat dalam penyembuhan kusta digunakan kata lain dalam
bahasa Grika. Apakah itu? Kata itu adalah katharizo, yang artinya “dibersihkan”
atau “dimurnikan.” Kata yang digunakan dalam Perjanjian Baru ini tidak hanya
menyatakan tentang pembersihan dan pemurnian secara fisik saja, tetapi juga

I WILL GO
“rohani dan moral, secara murni, bebas dari noda dan kesalahan.” Dengan kata
lain, ketika Yesus menyembuhkan orang berpenyakit kusta, Ia memberikan
kepadanya hak istimewa sebagai seorang manusia yang sehat; ia dipulihkan tidak
hanya secara sosial, namun juga rohani.
Orang-orang muda, hal yang nyata dalam mujizat ini adalah bahwa Firman
Allah merupakan obat dari kusta dosa. Banyak yang beranggapan bahwa
kesembuhan orang berpenyakit kusta ini datang dari “jamahan” Yesus, namun

35
1  Ellen G. White. The Desire of Ages. p. 263
Markus dengan jelas menyatakan bahwa firman yang diucapkan Yesus yang
menyembuhkan orang ini. Melalui jamahan, Yesus – seperti yang dijelaskan di
Alkitab – mengekspresikan kasih yang Ia rasakan kepada orang kusta tersebut,
namun Firman-Nya yang menyembuhkan.
Sahabatku yang terkasih, Firman Allah memiliki kuasa untuk memulihkan
hidup kita. Firman Allah:
Memberikan hidup, menimbulkan iman, menghasilkan perubahan, mengusir kejahatan,
memberikan mujizat, mengobati luka, meneguhkan karakter, mengubah keadaan, memberikan
kebahagiaan, mengatasi kesulitan, mengalahkan godaan, membangkitkan pengharapan,
berkuasa melepaskan, menyucikan pikiran, menghasilkan sesuatu menjadi ada dan menjamin
masa depan kita.
Apa yang terjadi kepada orang kusta ini ketika ia dipulihkan? Ia mulai
membagikan apa yang Yesus lakukan dalam hidupnya:
Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-
mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia
tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-
Nya dari segala penjuru. (Mark 1:45)
Terpujilah nama Allah! Ia yang dipulihkan dari kusta menjadi seorang
pembawa kabar injil. Kemana saja ia pergi, ia selalu mengulangi kisah pemulihan
yang Yesus lakukan dalam dirinya. Rasa bahagianya membuatnya tidak dapat
berdiam diri.

KESIMPULAN
Ketika kita mengalami kuasa pemulihan Yesus, kita tidak dapat berdiam diri.
Dosa adalah epidemik yang paling berbahaya, namun Firman Allah adalah obat
melawan dosa. Ketika seseorang dipulihkan dari kusta rohani, ia akan
mengabarkan kemuliaan Allah kepada orang lain.
Biar pun demikian, ada hal yang lebih lagi. Anda dan saya juga dipanggil
untuk menunjukkan kepedulian dan kasih kepada mereka yang menderita kusta
rohani. Beberapa waktu yang lalu, saya mendengarkan cerita mengenai Jose
HEAL ME

Damian, seorang penginjil dari Belgia yang lahir tahun 1840. Suatu hari ia
mendengarkan bahwa ada ratusan penderita kusta di kepulauan Hawaii yang
indah. “Mereka kelaparan, compang-camping, dan terbuang dari masyarakat,”
kata seorang pemimpin gereja kepadanya. “Kita harus mengirimkan seseorang
untuk membawa mereka kepada pengaharapan Kristus.”
Jose Damian berinisiatif menjadi misionaris. Ketika ia tiba di pulau Molokai dan
melihat kondisi dari para penderita kusta, dengan wajah, tangan, dan kaki mereka
36
2  Rick Warren. Una vida con propósito (Miami, FL: Editorial Vida, 2003), p. 201.
yang cacat, ia tidak sanggup melihat mereka dan memalingkan wajahnya. Ia
tinggal di sebuah gubuk kecil sendirian; ia menyiapkan makanannya, mencuci
bajunya, dan melakukan segala urusannya sendiri. Ia merasa jijik melihat kondisi
mengenaskan dari para penderita cacar, ditambah lagi ia tidak ingin terjangkit. Ia
melarang mereka berada di dekat gubuknya, dan ia hanya akan ke gereja untuk
berkhotbah, lalu kembali ke gubuknya.
kembali ke gubuknya.
Suatu saat, Jose menyadari bahwa khotbahnya tidak memiliki dampak dan
tidak cukup untuk hanya sekedar berkhotbah. Ia sadar bahwa kasih Kristus harus
ditunjukkan melalui tindakan dan bukan hanya sekedar kata-kata saja. Kemudian,
ia memutuskan untuk berbaur dengan para orang kusta, ia membantu mereka
membangun gubuk mereka, menggali sumur agar memiliki air yang cukup; ia
menyediakan pakaian dan makanan, membersihkan dan membalut luka mereka.
Akhirnya, Jose bergaul dengan mereka, dan meninggal sebagai seorang kusta.
Namun, menjelang kematiannya, ia memiliki suka cita yang luar biasa karena
orang-orang di tempat itu seluruhnya menerima Yesus.
Ketika kita mengalami mujizat pemulihan dari Firman Allah, kita pun akan
berkata-kata seperti orang kusta yang pulih itu: “Tuhan, aku akan pergi.”

PERTANYAAN RENUNGAN

1. Bagaimanakah penyakit kusta dipandang pada jaman Yesus?

2. Apa yang harus dilakukan kepada mereka yang terkena kusta?

3. Melambangkan apakah kusta itu?

I WILL GO
4. Apa yang dilakukan oleh mereka yang mengalami mujizat

pemulihan dari Firman Allah?

37
(Yohanes 8:47)

PENGANTAR

B
eberapa saat yang lalu saya membaca sebuah cerita mengenai
seorang ayah dari Spanyol yang berdamai dengan anaknya, yang
pergi meninggalkannya ke kota Madrid. Merasa penuh dengan
penyesalan, ayahnya menuliskan pesan di koran: "Paco, temui aku di
Hotel Montana pada Selasa siang. engkau diampuni. Ayah." Karena Paco adalah
nama yang sering digunakan di Spanyol, ketika sang ayah tiba di hotel, ia
menemukan delapan ratus orang muda dengan nama Paco, semuanya menunggu
ayah mereka.
Benar sahabatku, orang-orang sedang dalam keadaan sangat membutuhkan
pengampunan. Seorang pengkhotbah dan penulis yang terkenal menuliskan
beberapa hal yang menggambarkan kerinduan Allah bagi anak-anak-Nya untuk
mendapatkan pengalaman pengampunan:
Jika kebutuhan tebesar kita adalah informasi, Allah akan mengirimkan kita
pengajar. Apabila kebutuhan terbesar kita adalah teknologi, Allah akan
mengirimkan kita ilmuwan. Jika kebutuhan terbesar kita adalah uang, makan
Allah akan mengirimkan kita orang keuangan. Jika kebutuhan terbodoh kita
adalah lelucon, Allah akan mengirimkan kita komedian. Namun kebutuhan
terbesar kita adalah pengampunan, “jadi Allah mengirimkan kepada kita
Juruselamat!"

PEMBELAJARAN
Kitab Yohanes pasal 8, menceritakan kisah yang dramatis ketika Yesus
sedang mengajar di Bait Allah. Tiba-tiba seorang wanita yang tertangkap basah
sedang melakukan perzinahan dibawa ke bawah kaki Yesus. Para pemimpin
agama di Bati Allah di Yerusalem adalah yang membawa wanita ini ke bawah kaki
Yesus. Mereka menuntut Yesus untuk memutuskan masa depan wanita ini
beradasarkan hukum Musa. "Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita
untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu
tentang hal itu?” (Yoh 8:5).
Ellen White memberikan komentar akan kisah ini:

Rasa penghormatan mereka yang pura-pura menyelubungi rencana jahat yang terpendam
dalam hati mereka untuk membinasakan Dia. Mereka telah menggunakan kesempatan ini
untuk menyalahkan Dia, dengan berpendapat bahwa keputusan apa saja yang diambil-Nya,
mereka akan mendapat alasan untuk menuduh Dia. Seandainya Ia membebaskan wanita itu, Ia
mungkin dituduh menghina hukum Musa. Seandainya Ia menyatakan wanita itu patut dibunuh.
Ia dapat dituduh kepada orang Roma sebagai seorang yang mengambil kekuasaan yang hanya
menjadi hak mereka. 2

Semua yang hadir memandang kepada Yesus menantikan jawaban-Nya.

I WILL GO
Namun mereka kecewa, karena Yesus hanya membungkuk dan menulis dengan
jarinya di tanah. Tidak ada yang tahu apa yang ditulis-Nya. Ahli Taurat dan orang
Farisi kesal karena Yesus tidak memberikan jawaban atas pertanyaan mereka.
Ketika mereka menanyakan kembali, Yesus berdiri dan berkata, "Barangsiapa di
antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu

1  Charles R. Swindoll. More than 1001 illustrations and quotes from Swindoll (Nashville, Tennessee: Nelson
Group, 2007), p. 345.
39
2  Ellen White. The Desire of Ages, p. 460.
kepada perempuan itu." (Yoh 8:7). Lalu sang Guru menulis kembali di tanah; pesan
yang Ia tuliskan memiliki dampak yang besar kepada mereka yang menghakimi
wanita ini; satu persatu mereka pun pergi.
Ketika Yesus bangkit berdiri dan melihat sekelilingnya, semua yang datang
untuk menghakimi telah pergi. Ia berbalik dan berkata kepada wanita itu, "Hai
perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum
engkau?" Di tengah kerumunan banyak orang, wanita itu dengan penuh rasa
malu menjawab, “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum
engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." (Yoh 8:10-11).
Pesan yang indah ini adalah cerita pengharapan bagi kita semua. Secara jelas,
kita menyaksikan bagaimana Yesus mengampuni dan memulihkan kehidupan
wanita yang tertangkap basah melakukan “perzinahan.” Dengan kata-kata
“Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai
dari sekarang,” Yesus memberikan wanita ini kesempatan kedua, kesempatan
pengampunan, untuk memulai hidup yang baru dalam kemurnian dan kesucian
Di sisi lain, tindakan Yesus yang “menulis di tanah dengan jari-Nya” (Yoh 8:6)
juga memiliki pelajaran kasih karunia dan pengampunan bagi kita semua. Sangat
menarik untuk diperhatikan, ada dua kejadian dimana Allah menulis dengan “jari-
Nya” yaitu dua loh batu (Kel 31:18) dan di permukaan dinding (Dan 5:5). Di dua loh
batu Allah menuliskan Hukum-Nya yang kekal; dan di permukaan dinding Allah
menuliskan hukuman mati kepada raja yang keji bernama Belshazzar.
Kita perhatikan bahwa yang Allah tuliskan di atas batu adalah kekal, tak dapat
diganggu gugat, dan ada untuk selamanya. Lalu kita bertanya, apa yang Allah
tuliskan di tanah? Kita dapat katakan bahwa apa pun yang Allah tuliskan di tanah
adalah sesuatu yang Ia rindukan agar terhapus; karena apa pun yang tertulis di
FORGIVE ME

tanah, angin, dan hujan, waktu dapat menghapusnya selamanya.


Tindakan Yesus yang “menulis di tanah dengan jari-Nya” menunjukkan
kepada para penuduh bahwa pengampunan, pemulihan, dan kesempatan kedua
untuk menjadi baru juga terbuka untuk mereka. Saya pernah mendengar cerita
tentang seorang pendeta yang pada masa mudanya melakukan suatu dosa yang
berat, dan meskipun ia memohon pengampunan dari Allah, ia membawa beban
dosa itu seumur hidupnya. Ia tidak yakin bahwa Allah benar-benar
mengampuninya.

40
3  This illustration was taken from Alice Gray. More stories in refreshing waters
(Miami, FL: UNILIT Publishing House, 1999). pp. 228-229.
Suatu hari, ia diberitahukan tentang seorang wanita tua yang mendapatkan
khayal. Ia mendengarkan bahwa selama mendapat khayal wanita ini bercakap-cakap
dengan Tuhan. Setelah beberapa waktu, pendeta ini mengumpulkan segenap
keberaniannya untuk mengunjungi wanita ini.
Wanita ini mengundangnya masuk dan menawarkan secangkir teh. Diakhir
kunjungan, pendeta ini meletakkan cangkir itu di atas meja dan menatap mata wanita
tua ini.
"Benarkah engkau kadang mendapatkan khayal?” tanya pendeta ini.
"Ya," jawabnya.
"Benarkah bahwa selama mendapat khayal ini, engkau sering
berbicara dengan Tuhan?" "Ya," jawabnya lagi.

"Jika demikian..., jika engkau mendapatkan khayal kembali dan berbicara


dengan Tuhan, bolehkah engkau menanyakan sesuatu kepada-Nya untukku?”
Wanita ini melihat pendeta tersebut dengan rasa penasaran. Ia tidak
pernah dimintai hal seperti ini sebelumnya.
"Ya, saya akan sangan senang melakukannya," jawabnya. “Pertanyaan apa
yang ingin anda titipkan untuk kutanyakan?”
"Jadi," pendeta itu memulai, "dapatkah engkau tanyakan dosa apa yang saya
lakukan ketika masih muda?”

Wanita ini, semakin penasaran, akhirnya setuju.


Beberapa minggu berlalu, dan pendeta ini mengunjungi wanita ini kembali.
Setelah beberapa cangkir teh, ia secara berhati-hati dan malu bertanya:

"Apakah engkau mendapat khayal lagi?"

I WILL GO
"Ya, saya dapat," jawab wanita ini.
"Apakah engkau berbicara dengan Tuhan?"
“Ya.”
"Apakah engkau menanyakan dosa yang kulakukan saat masih muda?”
"Ya," jawab wanita ini, "Aku menanyakannya.”
Pendeta ini gugup dan ketakutan, ragu sesaat namun bertanya kembali:
41
"Jadi, apa yang Tuhan katakan kepada mu?"
Wanita ini memandang wajah pendeta ini dan dengan lembut menjawab:
"Tuhan mengatakan padaku bahwa Ia tidak mengingatnya.”
Allah mengampuni seutuhnya. Nabi Mikha menuliskan mengenai
pengampunan yang kekal:
Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang
memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan
dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia?
Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan
melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut. (Mik 7:18-19)
Ijinkan saya menyampaikan ini kepada kita semua, Yesus yang sama yang
mengaruniakan pengampunan kepada pendeta itu dan wanita yang tertangkap
berzinah, hari ini datang kepada kita dan berkata, “Akupun tidak menghukum
engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
Pengampunan yang kekal juga berlaku kepada kita semua saat ini. Hari ini, Tuhan
mengundang kita dengan panggilan ini: "Marilah, baiklah kita berperkara! --
firman TUHAN--Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih
seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih
seperti bulu domba." (Yes 1:18)

KESIMPULAN
Apa yang terjadi dengan wanita yang terdapat dalam cerita ini? Apakah ia
kembali ke kehidupannya yang penuh dengan dosa? Baiklah, mari kita sama-
sama membaca apa yang Ellen White tuliskan mengenai wanita ini:
Wanita yang bertobat ini menjadi salah seorang sahabat Yesus yang paling erat. Ia membalas
pengampunan dan belas kasihan-Nya dengan kasih yang penuh pengorbanan dan
FORGIVE ME

penyembahan. Setelah itu, ketika ia berdiri dengan penuh kesedihan di bawah salib dan melihat
penderitaan pada wajah Tuhan, serta mendengarkan raungannya yang menyesakkan, jiwanya
tertusuk; sebab ia mengetahui bahwa pengorbanan ini adalah untuk membayar semua dosa;
dan tanggung jawab yang ditanggungnya karena kesalahannya yang begitu besar menjadi
penyebab penderitaan dari Anak Allah, sangatlah berat. Ia merasakan bahwa lembing yang
menembus tubuh Juruselamat seharusnya untuk dirinya; darah yang mengalir dari-Nya adalah
untuk menutupi dosa-dosanya; rintihan yang keluar dari bibir-Nya diakibatkan oleh
pemberontakannya. Hatinya sakit dipenuhi kesedihan akan masa lalunya, dan ia merasa bahwa
kehidupannya yang penuh penyangkalan diri tidak dapat membayar karunia kehidupan ini, yang
dibayarkan dengan harga yang tak ternilai.

42
4  Ellen White. The Spirit of Prophecy, vol. 2, p. 352
Kita saksikan bahwa setelah diampuni, wanita ini mengalami perubahan
yang seutuhnya dalam kehidupannya. Rasa syukurnya kepada Yesus
membuatnya menjadi pengikut Yesus, dan yang paling setia di antara semuanya.
Satu hal yang tidak boleh kita lupakan adalah bahwa ia mengikuti Yesus hingga di
kayu salib. Ketika kebanyakan orang meninggalkan Yesus, ia dengan berani
menyaksikan imannya!
Wanita yang menerima pengampunan ini, akhirnya menjadi pengikut setia
Tuhan! Ia tidak tinggal diam di tempat Yesus bertemu dengannya. Ia
memutuskan untuk memberikan hidupnya bagi Allah! Ia memutuskan untuk
menyerahkan segalanya, dan meninggalkan apa yang ada di belakang dan
berjalan pada jalan yang suci dan benar.
Ketika kita merasakan pengalaman pengampunan, kita akan dengan rela
menyerahkan segalanya kepada Allah, dan di atas segalanya kita tidak akan
tinggal diam. Seperti wanita ini, kita pun akan meninggalkan segalanya untuk
mengikut Yesus seraya berkata, “Tuhan, aku akan pergi.”

I WILL GO

43
(Yunus 1:1-2)

PENGANTAR

D
Tahukah anda bahwa kita Yunus adalah kitab yang paling menarik
di seluruh Alkitab? Kitab Yunus berhasil menarik perhatin anak-
anak, orang muda dan dewasa. Kitab ini, yang tergolong dalam
kelompok nabi kecil, telah menginspirasi lagu-lagu hymnal, drama, lukisan,
tontonan, dan permainan.

Meskipun beberapa hal yang paling terkenal di Kitab Suci terdapat dalam
kitab ini, namun banyak yang menjadi sumber berbagai macam kritik.
Contohnya, banyak yang mempertanyakan cerita Yunus dengan berkata,
“Tidak mungkin manusia dapat hidup selama tujuh puluh dua jam di dalam perut
ikan. Secara ilmu pengetahuan itu mustahil!”
Orang-orang yang tidak percaya meledek cerita Yunus, karena mustahil bagi
mereka untuk mempercayainya. Namun bukan demikian bagi orang percaya.
Mungkin kita bertanya, “mengapa?” Karena kita percaya kepada Allah yang
penuh dengan keajaiban. Kita percaya Allah yang membelah Laut Merah menjadi
dua sehingga bangsa-Nya dapat berjalan di tanah yang kering! Ya, kita percaya
Allah yang ajaib. Dan tahukan anda? Ia adalah Allah yang membagikan kisah-Nya
dalam kitab Yunus; dan Ia juga adalah Allah yang ingin saya perkenalkan kepada
kita semua: Allah yang Mahakuasa, penguasa, pengampun, dan penuh kasih
karunia, yang selalu dan akan selalu memberikan kesempatan kepada mereka
yang ingin kembali kepada-Nya dan bertobat.

PEMBELAJARAN
Kitab Yunus dimulai dengan perintah yang Allah berikan kepada nabi-Nya.
Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian: "Bangunlah,
pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena
kejahatannya telah sampai kepada-Ku." (Yun 1:1-2).
Mari kita mulai dengan pertanyaan ini: Kemanakah Yunus diutus? Sang
nabi diutus ke kota Niniwe. Pernahkah anda mendengarkan kota ini
sebelumnya? Berdasarkan kitab Kejadian pasal 10 ayat 8 hingga 11, Niniwe
adalah kota di daerah Asyur, yang didirikan oleh seorang yang misterius
bernama Nimrod, yang Alkitab sebutkan sebagai “pemburu yang gagah
perkasa di hadapan TUHAN” (Kej 10:9). Orang-orang Asyur adalah bangsa yang
menyembah dewa-dewa kekafiran. Mereka menyembah matahari, bulan, dan
bintang. Jadi seperti kota-kota lainnya, Niniwe menyembah berhala.

I WILL GO
Di sisi yang lain, Niniwe diterangkan sebagai “kota penumpah darah” (Nah
3:1). Sangat jelas ditekankan dari berbagai karakteristik yang dijelaskan di dalam
Alkitab, Niniwe adalah kota dengan penduduk yang jahat. Seberapa jahatkah
Niniwe? Berdasarkan dokumen yang dituliskan oleh seorang raja Niniwe, ia
menggambarkan kejahatan dan kekejaman Niniwe sebagai berikut:

Saya membangun tembok di depan kota ini dan menguliti para pemimpin yang
bangkit melawan saya dan membungkus pilar-pilarnya dengan kulit mereka.
45
Beberapa dari antara mereka saya kurung di dalam pilar, yang lain saya gantung
di
atas pilar dengan tiang pancang, dan yang lain saya ikat dengan tiang pancang di sekeliling pilar. Lalu
saya memotong anggota badan dari pejabat kerajaan yang memberontak terhadap saya. Saya
membakar mereka dengan api dan menjadikan mereka tahanan. Banyak di antara mereka yang
dipotong hidung, telinga, dan jari-jarinya; dan banyak yang dicungkil matanya. Saya menumpuk
tubuh banyak orang dan memotong kepalanya, dan mengikat kepalanya di ranting pohon di sekeliling
kota. Dan saya membakar orang-orang tua, muda, dan wanita dengan api.

Demikianlah raja Niniwe: haus darah, kejam, bengis. Dan seolah-olah ini masih
kurang cukup, kota ini juga dikenal dengan kesusilaan dan keburukan. Perhatikan di
Yunus 1:2, Allah mengatakan kejahatan Niniwe telah sampai kepada-Nya. Sangat
menarik karena keadaan moral manusianya sama seperti kota Sodom dan Gomora (Kej
18:21; 19:13).
Kita dapat menyimpulkan bahwa Niniwe adalah kota yang mempersembahkan
dirinya kepada berhala, kekerasan, dan kerusakan, dimana seluruh penduduknya,
berdasarkan Yunus 4:11, tidak memiliki kearifan moral. Namun, terhadap kota yang
hidup dalam pemberontakan yang nyata ini, Allah mengutus juru kabar untuk
membawakan kabar keselamatan. Kota berhala, kekerasan, dan kerusakan ini diberikan
kesempatan kedua oleh Allah.
Betul sahabat-sahabat terkasih, Allah kita adalah Allah yang memberikan berbagai
kesempatan. Dalam kita Yehezkiel pasal 33 ayat 11, salah satu kata-kata Allah yang paling
menyentuh dicatat: “Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak
berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan
orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu
yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?”
Betul sahabat-sahabat terkasih, Allah kita adalah Allah yang memberikan berbagai
kesempatan. Dalam kita Yehezkiel pasal 33 ayat 11, salah satu kata-kata Allah yang paling
menyentuh dicatat: “Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak
berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan
GUIDE ME

orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu
yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?”
Sekarang, mari kita kembali ke kitab Yunus dan membahas pertanyaan ini: Apa
yang Yunus lakukan ketika ia diperintahkan untuk pergi ke Niniwe? Apakah ia
melaksanakan perintah Tuhan? Saya sebenarnya rindu menjawab pertanyaan ini
dengan keyakinan bahwa jawabannya ‘iya’, tetapi sangat disayangkan Alkitab

1  Quoted by Jo Ann Davidson. Jonah: The book seen from the inside (Buenos Aires,
46
Argentina: Association Casa Editora Sudamericana, 2003), p. 44.
mengatakan bahwa nabi Yunus menolak tugas ini. Mari kita baca Yunus 1:3
untuk melihat tindakan nabi ini:
Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi
ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia
membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama
dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN.
Kemanakah Yunus melarikan diri? Ia melarikan diri ke Tarsis. Berdasarkan
pelajar Alkitab, Niniwe berjarak sekitar 800km di sebelah timur dari tempat
tinggal Yunus. Namun Tarsis berjarak lebih dari 3000 mile ke arah barat. Dapatkah
kita bayangkan hal ini? Nabi Allah melarikan diri dari panggilannya. Ia pergi ke
arah yang berlawanan! Allah mengirimnya ke timur namun Yunus berjalan ke
arah barat!

Yunus bukan hanya melarikan diri dari panggilannya, ia juga menjadi tidak
peduli dengan keadaan sekitarnya. Dalam cerita ini ketika Yunus dalam
perjalanan ke Tarsis, badai menimpa kapal yang ditumpanginya sehingga hampir
terpukul hancur (Yun 1:4). Badai ini begitu dahsyat sehingga para awak kapal
dalam ketakutannya membuang muatan kapal ke lautan sambil berteriak kepada
allah-allah mereka (Yun 1:5). Apa yang Yunus lakukan di tengah situasi ini? Sangat
lucu bahwa Yunus ternyata sedang “Tidur dengan nyenyak” (Yun 1:5). Sadarkah
kita akan tindakannya? Bagaimana mungkin ia tertidur ditengah badai? Yunus
tidak hanya melarikan diri dari panggilannya, ia juga menjadi tidak peduli dengan
keadaan sekitarnya. Bukankah ini hal yang menyedihkan?

Kemudian setelah itu, nabi yang tidak peduli ini dibuang ke laut dan ditelan
oleh ikan yang besar (Yun 1:15-17). Kita yakin bahwa ikan besar yang menelan nabi
ini telah disiapkan oleh Allah sendiri. Tetapi, untuk apakah Allah menyiapkan ikan

I WILL GO
ini? Apakah nabi ini meninggal di dalam perut ikan? Tidak! Ikan besar ini adalah
cara yang Allah gunakan untuk membawa Yunus kembali kepada panggilannya.
Secara ajaib ikan ini memuntahkan Yunus; kemana? Tidak lain dan tidak bukan
adalah pantai sekitar Niniwe (Yun 2:10). Dan di situlah Allah kembali berfirman
kepada Yunus. Perhatikan apa yang Alkitab katakan pada pasal 3 ayat 1 dan 2.

Alkitab menunjukkan bahwa Allah berfirman kepada Yunus untuk yang


kedua kalinya. Saya percaya Allah ingin agar anda dan saya mengerti bahwa Ia
pun memberikan kesempatan kedua kepada orang percaya yang memberontak 47
dan bersikap acuh atas panggilannya. Allah memberikan kita kesempatan kedua, hai
saudara-saudaraku sekalian yang selama ini bersikap acuh terhadap masalah yang kita
hadapi. Allah memberikan kepada kita kesempatan kedua, hai para pemuda yang
berkali-kali melarikan diri dari panggilan-Nya. Ya, Allah memberikan kita kesempatan
kedua untuk kita; yang seperti Yunus melarikan diri dari panggilan-Nya.

KESIMPULAN
Sangat mengesankan untuk mengetahui bahwa Allah kita adalah Allah yang selalu
memberikan banyak kesempatan. Sangat melegakan untuk mengerti bahwa Allah
mengaruniakan kesempatan tidak hanya kepada mereka yang hidup di dalam dosa,
namun juga kepada para orang percaya yang secara tidak peduli melarikan diri dari
panggilannya. Bertahun-tahun yang lalu saya membaca cerita tentang seorang pemain
sepak bola yang masih muda, yang mewakili Universitas California. Ketika pertandingan
kejuaraan sedang berlangsung, pemuda ini mendapatkan bola dan ditengah
ketegangan ia berlari ke arah yang salah. Seorang teman dari timnya mencegat dia
sebelum ia mencetak gol ke gawangnya sendiri. Ketika babak pertama berakhir, semua
pemain berjalan menuju ke ruang ganti dan beristirahat, sambil menunggu apa yang
akan pelatih mereka sampaikan kepada mereka. Pemuda ini duduk sendirian dengan
handuk yang menutup kepalanya, menangis.

Ketika tim ini telah siap untuk kembali ke lapangan dan memulai babak kedua,
secara mengejutkan pelatih ini mengatakan bahwa ia akan menggunakan pemain yang
sama seperti di babak pertama. Semua pemain meninggalkan ruang ganti kecuali
pemuda ini. Ia tidak bergerak. Pelatihnya memandang pemuda ini dan memanggilnya
untuk kedua kalinya dan melihat air mata keluar dari pemuda ini. Ia berkata, “Pelatih, aku
tidak bisa, aku hampir menghancurkanmu. Aku mempermalukan Universitas California.
GUIDE ME

Aku tidak sanggup menghadapi para penonton di stadiun kembali.”

Sang pelatih meletakkan tangannya ke pundak pemuda ini dan berkata, “Bangun
dan bertanding kembali. Pertandingan baru berlalu setengah jalan.”

Sahabatku, ketika saya membaca cerita ini, saya berkata kepada diri saya: Pelatih
yang luar biasa! Namun ketika saya membaca cerita Yunus dan ribuan cerita yang
sepertinya, saya berkata, “Betapa Allah yang luar biasa, yang tak henti-hentinya
memberikan kesempatan kedua!” Sahabatku, hari ini Tuhan memberikan kesempatan
48
2  Quoted by Alice Gray. More stories in refreshing waters (Miami, FL: Editorial Unilit, 1997), p. 30.
kedua kepadamu. Saudara-saudara sekalian, jika seperti Yunus kita melarikan
diri dari tanggung jawab, Allah memberikan kepada kita kesempatan kedua.
Ketika kita merasakan kemurahan Allah dalam kehidupan kita, seperti
Yunus kita akan mengatakan, “Tuhan, aku akan pergi.”

PERTANYAAN RENUNGAN

1. Bagaimana karakter dari penduduk Niniwe?

2. Bagaimana Yunus menanggapi panggilannya?

3. Apa yang Allah lakukan agar Yunus pergi ke Niniwe?

4. Berapa banyak kesempatan yang Allah siap untuk

berikan?

I WILL GO

49
(Yosua 1:9)

PENGANTAR

K
ita semua, entah dalam suatu hal atau yang lainnya, telah menjadi
EDITORIAL

korban ketakutan. Dan percaya atau tidak, rasa takut ini akan
menghalangi kita dalam menggapai cita-cita yang kita harapkan.
Karena rasa takut, beberapa orang berganti pekerjaan; atau mereka
pindah ke tempat lain, mengurung diri mereka di dalam rumah, atau masuk rumah
sakit jiwa. Sulit dipercaya, namun ketakutan menghalangi seorang pedagang untuk
menawarkan dagangannya; pria yang sedang jatuh cinta untuk menyatakan
cintanya kepada sang wanita; orang yang ingin mendapatkan kenaikan jabatan
berbicara kepada pimpinannya; untuk para eksekutif dalam mengambil keputusan
50 penting; dan kepada orang yang mencari kebenaran dari memberikan hidupnya
kepada Tuhan.
Sahabatku terkasih, ketakutan tidak membeda-bedakan orang maupun usia.
Ia menyerang yang lemah dan kuat. Ia menghantui orang muda dan tua, kaya
dan miskin. Bahkan mereka yang merasa memiliki segalanya; selebriti, pahlawan,
dan pemimpin mengakui bahwa mereka memiliki berbagai macam rasa takut.
Siapa yang dapat membayangkan, sebagai contoh, Kaisar Agustus, pemimpin
agung dari kerajaan Roma, takut akan kegelapan? Atau Napoleon Bonaparte,
pemimpin pasukan terhebat, ahli strategi dan seorang jenius, takut terhadap
kucing. Richard Nixon takut terhadap rumah sakit, dan George Washington takut
dikubur hidup-hidup. Namun lebih lagi, siapa yang mengira seorang Johnny
Depp, aktor yang membintangi film-film menyeramkan dalam beberapa tahun
terakhir, mengakui bahwa ia memiliki rasa takut terhadap badut. Michael Jordan,
pemain bola basket ternama, memiliki rasa takut untuk membenamkan diri ke
dalam air, dan Oprah Winfrey, wanita yang paling dihormati di dunia, memiliki
rasa takut untuk mengambil keputusan.

PEMBELAJARAN
Sangat mengejutkan untuk mengetahui bahwa Alkitab, buku tersempurna
sepanjang masa, membahas tema ketakutan. Menurut para pelajar Alkitab, istilah
“jangan takut” muncul sekitar 365 kali di sepanjang Alkitab, sehingga menjadi
perintah yang paling sering dikumandangkan. Di sisi lain, katak “takut” muncul
lebih dari 200 kali, sementara “ketakutan” dan “kengerian” masing-masing
muncul lebih dari 100 kali. Mungkin kita berpikir bahwa para pahlawan di Alkitab
adalah para pemberani, namun Alkitab menyebutkan bahwa lebih dari 200
pahlawan ini merasakan ketakutan.
Perjanjian Lama menceritakan seseorang bernama Yosua, yang adalah
pemimpin bangsa Israel. Pria ini, dijelaskan oleh seorang penulis Kristen sebagai

I WILL GO
seorang pahlawan yang “Bersemangat, berpendirian, dan tabah, cekatan, tidak
bercela, tidak mengingat kepentingan diri di dalam penjagaannya terhadap
mereka yang telah diserahkan ke dalam tanggung jawabnya, dan di atas segala
sesuatunya, diilhami oleh satu iman yang hidup kepada Allah.”
Namun, dibalik kepahlawanan dan keberaniannya, Yosua berjuang dalam
ketakutannya. Alkitab menjelaskan kepada kita apa yang Tuhan katakan
kepadanya:

1  Ellen White. Patriarchs and Prophets, p. 481


51
2"Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini,

engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada
orang Israel itu. 3 Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada
kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa. 4 Dari padang gurun dan gunung Libanon
yang sebelah sana itu sampai ke sungai besar, yakni sungai Efrat, seluruh tanah orang Het,
sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam, semuanya itu akan menjadi daerahmu.
Tantangan yang besar hadir dihadapan Yosua. Yang pertama adalah menggantikan
Musa. Menggantikan seseorang selalu menjadi hal tidak mudah, namun menggantikan
seorang pemimpin seperti Musa adalah hal yang lebih sulit lagi. Musa, seperti yang
dijelaskan oleh Alkitab dan didukung oleh sejara, adalah seorang yang masuk dalam
daftar orang terhebat di dunia. Sebagai seorang ahli statistik, pahlawan, pemimpin,
pembebas, penulis, penyair, atau nabi, ia tidak ada tandingannya. Tetapi hal terpenting
yang ditambahkan oleh Alkitab adalah “TUHAN berbicara kepada Musa dengan
berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya.” (Kel 33:11). Dan,
pemimpin seperti inilah yang harus digantikan oleh Yosua. Tak dapat disangkal ini adalah
hal yang sama sekali tidak mudah.
Tantangan kedua yang dihadapi oleh Yosua adalah “menyeberangi sungai Yordan.”
Sungai Yordan adalah sungai terpenting di Palestina. Sungai ini memisahkan dua negara:
Palestina Barat, daerah paling penting dan kaya; serta Yordania. Seharusnya,
menyeberangi sungai Yordan bukanlah tantangan, namun pada saat Yosua menerima
perintah ini keadaannya berbeda. Saat itu adalah musim semi dan ini adalah saat dimana
sungai tersebut dipenuhi oleh arus air, sehingga menjadi mustahil untuk
menyeberanginya. Kita harus ingat bahwa Yosua memimpin umat yang berjumlah
kurang lebih dua juta jiwa. Secara manusiawi, menyeberangi sungai Yordan adalah misi
yang mustahil.
E

Terakhir, Yosua harus “menaklukan bumi.” Untuk memiliki lahan tempat tinggal, Yosua
STRENGTHEN

harus memimpin pasukan Israel untuk menghadapi orang-orang yang tidak mereka ketahui
yang secara jumlah dan persenjataan jauh melebihi bangsanya. Selain itu, kota-kota di
Kanaan adalah kota-kota berkubu, dan mustahil untuk rubuh. Dengan kata lain, Yosua akan
berhadapan dengan kondisi yang sulit dan menantang: menggantikan salah satu pemimpin
paling luar biasa sepanjang sejarah, mengatur umat untuk menyeberangi sungai Yordan
yang sedang mengalir dengan deras, dan berhadapan dengan kota, pasukan, serta
pertahanan yang kokoh. Mari kita merenung: Apa yang Yosua rasakan menurut anda?
Yosua merasa ketakutan. Rasa takut yang sama yang dihadapi oleh seorang ibu
yang harus membesarkan anaknya seorang diri. Ia merasakan rasa takut yang
52 sama yang dirasakan oleh seorang imigran ketika tiba di tempat baru yang tak
dikenal. Ia merasakan rasa takut yang sama yang dihadapi oleh siswa yang
kesulitan membayar uang sekolah. Ia merasakan ketakutan yang mendalam akan
kegagalan. Tetapi ketika rasa taku mulai mengetuk pintu hatinya, Firman Allah
datang kepadanya:
Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki
negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan
kepada mereka. Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh,
bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh
hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke
mana pun engkau pergi. Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi
renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala
yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan
beruntung. Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu?
Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun
engkau pergi.” Yosua 1:6-9
Sementara ia menghadapi tantangan yang luar biasa, Allah berfirman
kepadanya “jangan takut.” Ia juga memberikan kepadanya tiga jaminan yang
akan membantunya mengatasi rasa takut. Jaminan pertama adalah Allah
memberikan keyakinan terhadap janji-Nya. Tanah yang akan Yosua taklukan
sudah diserahkan bertahun-tahun sebelumnya. Allah telah menjanjikan tanah
Kanaan kepada Abraham, Ishak, dan Yakub. Jadi, Yosua tidak perlu merasa takut
karena janji Allah ini sudah menjamin keberhasilannya.
Jaminan kedua yang Allah berikan kepadanya adalah hadirat-Nya. Allah
berkata kepadanya, “Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu,
menyertai engkau, ke manapun engkau pergi” (Yos 1:9). Ketika hadirat Allah ada
bersama-sama dengan kita, ketakutan tidak akan hadir. Tidak peduli betapa
banyak tantangan yang akan di hadapi di depannya, Yosua mendapat jaminan
bahwa Allah akan hadir bersamanya dan memberikan kemenangan.
Terakhir, Allah memberikan kepadanya kuasa Firman-Nya. Allah berkata

I WILL GO
kepada Yosua:
Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu
siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang
tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau
akan beruntung. Yosua 1:8
Agar Yosua dapat mengatasi ketakutannya, ia harus menerima, percaya,
merenungkan, turut, dan menghidupkan Firman Allah. Hanya Firman Allah yang
dapat memberikannya kesanggupan untuk menaklukan ketakutannya.
53
Puji syukur atas kuasa Firman Allah, Yosua mendapatkan kekuatan yang
cukup untuk menghadapi ketakutannya dan memenuhi misi yang Tuhan
percayakan kepadanya. Sahabatku, hanya Firman Allah yang dapat memberikan
kepada kita kekuatan untuk menghadapi tantangan di depan dengan keberanian
dan keteguhan. Seorang penulis yang terkenal menjelaskan mengenai kuasa dari
Firman Allah:
Alkitab adalah sumber terbesar dari keberanian yang dapat diterima saat ini.
Ketika kita membacanya, kita diubahkan, karena itu adalah buku yang hidup.
Ketika kita takut akan kegagalan atau merasa seorang yang gagal, Firman Allah
harus menjadi prioritas utama kita. Kata-kata yang kita temukan di dalamnya
akan memenuhi jiwa dan pikiran kita dengan kekuatan dan keberanian. Semakin
kita memusatkan diri kita kepada Allah dan Firman-Nya, semakin sedikit ruang
bagi rasa takut untuk hadir."

Namun, agar kuasa Firman Allah menjadi nyata di dalam hidup kita, kita perlu
melakukan tiga hal:
• Pertama: Menerima otoritasnya. Kita harus mengingat bahwa Alkitab adalah
otoritas tertinggi dari kebenaran. Nabi Yesaya menyatakannya dengan
menuliskan, “Carilah pengajaran dan kesaksian!” Siapa yang tidak berbicara
sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar.” (Yes 8:20).
• Kedua, mengerti ajarannya. Tidak cukup hanya menerima otoritas dari Alkitab,
namun juga mengerti pengajarannya. Kita harus mengambil waktu untuk
membaca Firman Allah dan merenungkan kebenarannya. Raja Daud mengerti
akan hal ini sehingga ia menulis: “Berbahagialah orang yang tidak berjalan
menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang
STRENGTHEN ME

tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah


Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam” (Maz 1:1-2).
• Ketiga: terapkan dalam kehidupan kita. Sangat tidak berarti untuk menerima
otoritas Alkitab dan mengerti ajarannya apabila kita tidak bersedia untuk
menerapkannya. “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan
hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri
sendiri.” (Yak 1:22).

54 2  David Jeremiah. What are you afraid of? (Carol Stream: IL, Tyndale House Foundation, 2014), p. 118.
KESIMPULAN
Beberapa waktu yang lalu saya menyaksikan wawancara yang menarik
dengan seorang pemain baseball yang terkenal. Pria ini menarasikan bahwa
selama bertahun-tahun lamanya ia hidup dalam kehampaan. Untuk menebus
keadaan ini, ia mengambil kelepasan dengan cara berpesta pora dan meminum
minuman keras. Namun suatu hari, ia mendapatkan suatu dampak dari kuasa
Firman Allah dan kehidupannya pun berubah drastis. Yang paling mengejutkan
saya dalam wawancara ini ketika pemain baseball ini ditanyakan: Apa pencapaian
terbesar dalam karirmu? Pewawancara ini terkejut mendengar jawabannya,
“Mengenal Kristus dan membuat orang lain juga mengenal-Nya.”
Sahabatku, ketika kuasa Firman Allah berdampak dalam kehidupan kita, kita
akan dikuatkan dan pencapaian terbesar yang dapat kita raih adalah membuat
Yesus Kristus dikenal oleh orang lain. Ketika kita menerima kuasa Firman Allah
dalam kehidupan kita seperti Yosua, kita akan dapat berkata, “Tuhan, aku akan
pergi.”

PERTANYAAN RENUNGAN

1. Tantangan apa saja yang dihadapi Yosua?

2. Apa tiga jaminan kemenangan yang Allah berikan kepada Yosua?

3. Apa yang harus Yosua lakukan dengan Firman Allah?

4. Tiga tindakan apa yang harus kita lakukan dengan Firman Allah?

I WILL GO

55
(Kisah 1:8)

PENGANTAR

A
da cerita mengenai dua orang penginjil yang dalam suatu
kesempatan menyaksikan keindahan Air Terjun Niagara. Dibalik rasa
takjub mereka, salah seorang dari mereka berkata, “Saya yakin ini
adalah sumber kuasa terbesar di dunia yang tidak digunakan.” Mendengar
pernyataan ini, penginjil yang satu berkata, “Saya rasa tidak demikian, saudaraku.
Sumber kuasa terbesar yang belum digunakan adalah kuasa Pribadi Roh Kudus.”
Sahabatku, saya sangat setuju dengan pernyataan ini. Roh Kudus
memberikan karunia rohani khusus kepada anak-anak Allah. Dalam kitab Kisah
Para Rasul pasal 1 ayat 8, Alkitab mengatakan kepada kita, “Tetapi kamu akan
menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi
saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung
bumi.”

PEMBELAJARAN
Sementara kita mempelajari Firman Allah, kita menyadari bahwa kuasa Roh
Kudus dapat memampukan anak-anak Allah dan mengubah mereka dari orang
yang biasa menjadi luar biasa. Sebagai contoh, Saul, raja pertama Israel. Sejarah
mengatakan bahwa Saul adalah seorang yang biasa saja di antara bangsanya.
Namun ketika ia diurapi menjadi raja, ia sangat terkejut hingga harus
bersembunyi (1 Sam 10:22). Dihadapkan dengan tanggung jawab yang besar, Saul
merasa tidak sanggup. Meskipun demikian, nabi Samuel mengurapinya menjadi
raja. Apa yang terjadi selanjutnya? Perhatikan apa yang tertulis di dalam 1 Samuel
11:6: “Ketika Saul mendengar kabar itu, maka berkuasalah Roh Allah atas dia, dan
menyala-nyalalah amarahnya dengan sangat.” Raja Saul dipenuhi oleh kuasa Roh
Kudus sehingga ia berubah dari seorang penakut menjadi pemberani. Ketika
kuasa Roh Kudus menghampirinya, ia berani menghadapi tantangan yang
datang.
Mari kita lihat contoh yang lain: Ingatkah kita akan seorang muda bernama
Simson? Menurut Alkitab, ia adalah manusia terkuat yang pernah lahir di dunia
secara fisik. Hal-hal yang dilakukannya sangat mencengangkan:
• Ia mencabik singa dengan tangannya (Hak 14:6).
• Ia menghadapi pasukan yang besar seorang diri (Hak 15:14).
• Ia mencabut palang gerbang kota dan membawanya di pundaknya (Hak 16:3).
Banyak yang mendengar kehebatan Simson, berusaha menjelaskannya
sebagai kekuatan alamiahnya. Banyak yang menyimpulkan bahwa rambutnya
yang panjang memberikannya kekuatan supranatural. Namun Alkitab tidak

I WILL GO
mendukung pernyataan ini. Melainkan, Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa
sumber kekuatan Simson adalah Roh Kudus. Setiap kali Alkitab menerangkan
mengenaik kekuatan Simson, semuanya dihubungkan dengan Roh Allah. Mari
kita perhatikan ayat-ayat berikut ini:

• Pada waktu itu berkuasalah Roh TUHAN atas dia, sehingga singa itu
dicabiknya seperti orang mencabik anak kambing--tanpa apa-apa di
tangannya. Tetapi tidak diceriterakannya kepada ayahnya atau ibunya apa
yang dilakukannya itu. (Hak 14:6) 57
• Setelah ia sampai ke Lehi dan orang-orang Filistin mendatangi dia dengan
bersorak-sorak, maka berkuasalah Roh TUHAN atas dia dan tali-tali pada
tangannya menjadi seperti batang rami yang telah habis dimakan api dan
segala pengikatnya hancur tanggal dari tangannya. (Hak 15:14).
Apakah kita menyadarinya? Bukan kekuatan Simson yang membuatnya
dapat melakukan hal yang luar biasa! Ia dapat melakukannya karena Roh Allah
berkuasa atas dirinya!
Demikian juga dengan Rasul Petrus. Ketikan Tuhan Yesus memanggilnya,
Petrus adalah seorang nelayan (Luk 5:1-11). Petrus berjalan bersama Yesus selama
tiga setengah tahun lamanya. Namun pada akhirnya, ketika Yesus ditangkap dan
dibawa ke pengadilan untuk diadili, Petrus, gantinya dengan berani menawarkan
dirinya menggantikan sang Guru, menyangkalnya sebanyak tiga kali (Yoh
18:25-27). Mengapa Petrus menyangkal Tuhan? Sederhana: ia ketakutan. Ia takut
terhadap kekuasaan dari imam-imam Yahudi dan para pemimpin agama. Ia tidak
berani bertahan ditengah keadaan yang terdesak.
Namun, Petrus bertobat, dan Yesus mengampuni serta memulihkannya
seutuhnya (Yoh 21:15-17). Setelah itu kita dapat menyaksikan bagaiman Petrus
dengan berani berdiri untuk berkhotbah tanpa rasa takut sekalipun (Kis 2:14-40).
Kita juga menemukan ia dengan berani berhadapan dengan imam Yahudi dan
para pemimpin agama (Kis 4:5-8). Bahkan ketika dihadapkan dengan kematian, ia
dengan berani berkata, “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada
manusia.” (Kis 5:29). Ia yang sebelumnya menyangkal Yesus karena rasa takut akan
kematian sekarang berdiri tanpa rasa gentar!
Bagaimana mungkin hal ini dapat terjadi? Petrus dipenuhi oleh kuasa Roh
EMPOWER ME

Kudus. Ketika hari Pentakosta, Petrus dan para Rasul menerima curahan Roh
Kudus dan dipenuhi kuasa untuk menjalankan misi Allah (Kis 2:4). Hasilnya, Rasul
Petrus dapat berdiri tanpa gentar dan mengabarkan pekabaran tentang
keselamatan.
Sahabatku, Roh Kudus memberikan kuasa kepada anak-anak Allah. Siapa
yang dapat menyangka bahwa murid-murid Kristus, yang kebanyakan berasal dari
orang-orang yang sederhana, dapat menjangkau hati semua orang di seluruh
dunia? Seseorang berkata:
Pada jaman rasul-rasul, kemenangan dari Salib berlanjut. Para penentang
58 menghilang. Kuil kekafiran kosong dan ribuan orang ditobatkan. Tanpa uang,
orang-orang Kristen mengalahkan kumpulan orang kaya di sekitar mereka; tanpa
pendidikan yang layak mereka membuat para rabi tercengang; tanpa kekuatan politik dan
sosial mereka lebih kuat dari Sanhedrin; tanpa imam-imam mereka dapat menentang para
imam dan bait mereka; dan tanpa tentara mereka lebih kuat dari pada pasukan Roma.
Akhirnya, merekapun mampu menanamkan kabar salib di kerajaan Roma.
Benar, sahabat-sahabatku. Ketika Roh Kudus memberikan kuasa, terutama kepada
gereja, hal yang besar terjadi. Jika kita belum melihat hal yang besar terjadi saat ini, itu
karena Roh Kudus belum dimasukkan dalam perencanaan kita. Tahukah anda siapa yang
mampu melakukan pekerjaan terbaik bagi Tuhan? Mari kita lihat kutipan yang penuh kuasa
dari buku Kerinduan Segala Zaman, Jilid 1 halaman hal Let me share this powerful quote
from the book The Desire of Ages, Jilid 1 halaman page, 250:
Ia yang lebih mengasihi Kristus, akan melakukan perbuatan baik yang terbesar. Tidak ada batas pada
kegunaan seorang yang mengesampingkan dirinya sendiri, menyediakan tempat bagi pekerjaan
Roh Kudus di dalam hatinya, dan menghidupkan suatu kehidupan yang sepenuhnya berserah
kepada Allah.
Ketika Roh Allah mengambil alih setiap bagian dalam kehidupan kita, kita akan bekerja
dengan kuasa yang sama seperti para Rasul Kristus. Itulah sebabnya kebutuhan terbesar
kita saat ini adalah memohon kuasa Roh Kudus menghampiri setiap anggota gereja –
kepada setiap orang muda, anak-anak, dan orang dewasa. Ketika Roh Kudus mengisi hidup
kita, kita akan melihat kemuliaan Allah.
Ada sebuah cerita tentang Evan Roberts, seorang pemuda berusia 26 tahun, yang telah
berdoa selama tiga belas tahun agar hidupnya dipenuhi Roh Kudus. Ia memohon agar Allah
memberikan kepadanya suatu hati yang penuh, hati yang hanya diberikan bagi kerajaan
Allah. Evan sering berdoa hingga larut malam dan menjadi penengah antara orang muda
dan dewasa di gerejanya. Ia beroda agar Allah dapat hadir di kota Wales dengan kuasa
kebangunan. Kebangunan rohani di Wales dimulai pada pertemuan pemuda di gereja dari
Evan Roberts. Evan mendorong teman-temannya untuk meminta kuasa Roh Kudus
memenuhi hidup mereka. Roh Kudus akhirnya menjamah mereka, dan 16 orang muda
menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Percikan api kebangunan rohani yang

I WILL GO
dimulai di gereja sederhana di kampung ini menjadi sumber api kebangunan rohani di
seluruh negara tersebut. Diperkirakan dalam waktu sembilan bulan sekitar 100.000 jiwa
menerima Yesus di suatu provinsi kecil di Wales, kejahatan berkurang, dan penduduk
diubahkan oleh karunia Allah. Kebangunan rohani yang besar ini dimulai dari seorang
pemuda yang rendah hati yang berdoa memohon kuasa Roh Kudus mengisi hidupnya.

59
1  Leroy E. Froom. The Coming of the Comforter (Miami, FL: Asociación Publicadora Interamericana, 2010), p. 121.
Seluruh negara diubahkan oleh seorang pemuda, Evan Roberts, dan sekelompok
temannya yang memohon dengan sungguh untuk mendapatkan kuasa Roh Kudus.
Kebangunan rohani yang besar ini dimulai dari seorang pemuda yang rendah hati
yang berdoa memohon kuasa Roh Kudus mengisi hidupnya. Seluruh negara
diubahkan oleh seorang pemuda, Evan Roberts, dan sekelompok temannya yang
memohon dengan sungguh untuk mendapatkan kuasa Roh Kudus.
Hal yang sama dapat terjadi apabila kita memutuskan untuk dengan sungguh-
sungguh memohon kepenuhan Roh Kudus. Ketika hal ini terjadi, firman yang tertulis
di dalam kisah 1:8 akan terjadi kembali: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh
Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di
seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”

KESIMPULAN
Kuasa Roh Kudus dapat merubah orang yang biasa menjadi alat yang efektif
untuk memenuhi misi Kristus. Hari ini, saya ingin agar kita memohon dengan
sungguh-sungguh untuk menerima kuasa Roh Kudus. Mari kita berdoa seperti lirik
yang terdapat dalam lagu hymnal berikut ini (LS lama no. 246, Roh Suci Turun
Padaku):
Roh Suci, turun padaku
Sucikanlah hatiku
Oh, penuhilah hatiku
Mari penuhi aku

Penuhi hatiku,
EMPOWER ME

Yesus penuhi aku


Dengan hadirat-Mu
Ya Hu, penuhilah jiwaku

Ya, sahabat-sahabatku terkasih, ketika Kuasa Roh Kudus memenuhi hidup anda dan
saya, kita akan berkata seperti Saul, Simson, Petrus dan para murid, “Tuhan, aku akan
pergi.”

60
PERTANYAAN RENUNGAN
1. Apa yang terjadi dalam kehidupan Saul ketika Roh Kudus
mengisi hidupnya?

2. Apa sumber kekuatan Simson?


3. Kapankah Roh Kudus mengisi hidup Petrus dan para murid
Apa yang terjadi selanjutnya?

4. Bagaimanakah seharusnya isi doa kita?

I WILL GO

61

Anda mungkin juga menyukai