Eunike Pepa
Aprillia Pangkey
Risnawaty Durian
Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan penyertaanNya sehingga dapat
menuntun kami dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Mendesain Metode
PA Di Sekolah dan Di Jemaat”untuk memenuhi tugas dari dosen
Terimakasih kepada dosen pengampu yang sudah memberikan tugas ini guna menolong
setiap mahasiswa agar dapat mengetahui pembuatan makalah. Juga kepada teman-teman yang
senantiasa membantu juga dalam penyelesaian makalah ini.
Diharapkan dengan adanya pembuatan makalah ini, dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca. Sekian terimakasih, Tuhan Memberkati.
Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
Alkitab adalah kitab suci orang Kristen yang dipercaya sebagai Firman Allah.
Alkitab ini dibukukan dari berbagai tulisan yang berasal dari berbagai penulis yang
memiliki latar belakang dan konteks yang berbeda-beda. Pengajaran akan isi Alkitab
bukan hanya didapatkan di Gereja tetapi juga diperoleh di lingkungan sekolah dan di
dalam keluarga. Oleh karena itu, untuk belajar dan mengajarkan Alkitab, kita perlu
sebuah metode yang dikenal dengan Metode Penelaahan Alkitab. Tapi sebelum lanjut
lebih dalam lagi, kita perlu mengetahui serta memahami dasar alkitabiah penelaahan
Alkitab.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
a. Menjelaskan definisi dasar metode penelaahan
b. Menyebutkan serta menjelaskan ayat-ayat yang menjadi dasar alkitabiah
penelaahan
BAB II
PEMBAHASAN
III. Kepemimpinan :
A. Dasar :
Firman Tuhan menerangkan firman Tuhan;
Rajin & Tekun membaca firman (1 Tim 4:13);
Menguatkan Iman Percaya;
Membimbing dan membaharui
Aktual :
Kelompok (Contoh : Pendalaman nats berdasarkan judul&syair dari setiap
nyanyian yang dipelajari oleh kelompok Koor dalam setiap latihan)
Sekolah (Menghubungkan mata pelajaran terkait dengan pengalaman/ hidup
rohani)
Rumahsakit (Menghubungkan nats dalam bentuk peneguhan/ penguatan iman
dalam pembacaan/perenungan firman)
Baptisan, Perkawinan, dukacita (Peneguhan sesuai dengan makna kegiatan )
Media komunikasi (Pembahasan topik sesuai dengan materi yang disampaikan
melalui Radio,TV, film dokumentasi)
Kepustakaan : Pembaahasan serta memberikan pandangan terhadap materi yang
disdampaikan dalam Novel, cerita, suratkabar, dsb)
Planelgrap: Cerita bergambar/sket dan menjadi dasar pembaahasan nats yang
akan didiskusikan. Gambar tersebut berupa symbol, illustrasi, lukisan, dsb.
Diperlukan materi seperti : kertas plano, gunting, lem, dsb)
Peragaan/dramatisir (pembahasan nats berdasarkan konteks, seperti : penciptaan,
kelahiran Tuhan Yesus, Anak yang hilang,dsb)
Penerjemahan (menyalin dan menafsirkan nats untuk difahami dan dimaknai)
Pertanyaan (pembahasan yang berfokus pada sejumlah pertanyaan antara lain
:Latarbelakang, waktu dan karakteristik nats
Istilah-istilah (baru dan sukar)
Pokok pikiran yang perlu dipedomani
Hubungan nats
Pengenalan pada kehidupan
Pertanyaan masih dapat dibagi dalam hal yang umum dan khusus. Contoh hal
umum:
Pemahaman tentang kollekte.
Fakta aktuil : Sejarah, ekologi, arkeologi
Relevan :
Ceramah (penguraian nats secara rinci, namun berdampak bagi peserta : malas
dalam penyelidikan, ketergantungan pada pemimpin dan kurang dewasa dalam
iman)
Paraphrase/perenungan dan meditasi peristiwa (Pendalaman materi dengan
mengambil topik yang umum seperti : kitab Evangelium, Surat-surat Paulus,
Kitab Nabi, Mazmur serta menghubungkannya dengan masa kini : kaitannya
dengan pribadi dan kelompok, gereja dan masyarakat, bangsa dan Negara,
manusia,dunia dan alam. Membaca serta menemukan makna yang ada dalam nats,
berbagi alas an dalam bentuk dialog. Biasanya metode ini dilakukan bagi mereka
yang sudah mapan).
Swedia (Membuat tanda-tanda dalam kertas kosong dan Pemimpin bertanya pada
anggota akan nats, mengajak merenungkan/bimbingan Tuhan untuk mengerti
makna gambar, menuliskan arti dan maknanya serta menerangkan arti tiap tanda
gambar/symbol dan mengenangnya /menjadi pesan nats)
Induksi (cara yang utama karena menyelidiki nats secara sistematis, terperinci dan
terfokus pada tujuan. Hal ini lebih baik karena bersama mencari sumber dari
Alkitab, partisipasi aktif seluruh peserta, analisis nats mengacu pada pertanyaan
yang sudah dipersiapkan.
Demikian juga tahapan ini lebih mengutamakan pengamatan berdasarkan fakta
(siapa, apa, kapan, dimana), menafsirkan fakta (mengapa, bagaimana,
menjelaskan, menanyakan arti, dsb) dan menerapkan dalam kehidupan tentang
kebenaran (perenungan, penerapan pada diri).
Yang perlu dihindari :
Papan loncatan (pembahasan terfokus papa pengalaman dan prasangka. Alkitab
hanya sebagai papan pelontar, sehingga sangat bertentangan, tidak mempunyai
kesimpulan)
Deduksi (menemukan berita aktuil untuk dibahas serta mencari nats dalam
Alkitab menjadi pendukung pendapat pribadi. Bnd. Saksi Jehovah, Mormon,
Christian Science, dsb).
V. Persiapan menulis PA :
Dasar penulisan (Hal-hal yang perlu diingat) :
Topik terbatas dan jelas, sederhana, menarik dan berkaitan dengan pengalaman
Identifikasi masalah, tujuan, istilah-istilah sulit dan mempunyai makna dan
relevansi
Tafsiran yang jelas, perbandingan, penerapan dan kesimpulan.
Struktur Nats :
Pelaku dan kharakteristik dalam nats
Isi/intisari permasalahan (pemahaman dan pemaknaan nats)
Waktu dan tempat
Latar belakang, hubungan nats, tujuan dan kaitannya dengan aksi/ reaksi/interaksi
Pesan dan makna :
Kesan yang ditimbulkan (kaitannya dengan ilmu, pengalaman dan masalah)
Pengembangan wawasan dan membawa perubahan
Janji/ikrar dan kesetiaan Iman
VI. Evaluasi :
Dasar: Terbuka, positif pada kritik untuk kebaikan dan kemajuan. (feedback bagi
pemimpin dan kelompok)
Evaluasi materi : Praktis, pemahaman, pengertian, sistematis?
Evaluasi Pemimpin : Persiapan, keberhasilan, efektif, komunikasi, pendapat dan
Etika?
Evaluasi pada kelompok : Menemukan yang baru, pengenalan sesama anggota,
peninjauan kekuatan (merasa diterima, motivasi dalam partisipasi: dorongan bagi
yang lemah dan pengendalian diri bagi yang mapan, saling memperhatikan/
berinteraksi) dan kelemahan (menyenangkan/ membosankan), kebutuhan waktu
untuk konseling, tanggapan (ketegasan, kehangatan, kesungguhan) dan perubahan
sikap, kerinduan pada Tuhan dan kesaksian.
VII. Definisi Alkitab dan Alkitabiah
Alkitabiah berasal dari kata dasar Alkitab. Alkitab biasanya disebut sebagai buku
di atas segala buku. Alkitab terdiri dari dua bagian besar, yaitu Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru. Alkitab adalah nama kumpulan kitab-kitab yang diakui sebagai kanonik,
dan diakui sebagai Firman Allah oleh gereja Kristen. Alkitab merupakan firman Allah,
kitab suci umat Kristen. Alkitab ditulis oleh orang-orang saleh yang di ilhami ALLAH.
Alkitab terdiri dari 2 bagian yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perjanjian Lama
berisi riwayat dan panggilan Allah kepada bangsa Yahudi dan nubuat tentang Mesias
yang dijanjikan, yang akan datang sebagai Juruselamat manusia. Sedangkan Perjanjian
Baru berisi tentang berita keselamatan di dalam Tuhan Yesus kristus dan bagaimana
dapat memperoleh keselamatan itu. Alkitab ditulis oleh sekian banyak orang dengan
berbagai macam latar belakang diantaranya raja ,imam, nabi, rasul, nelayan , gembala,
petani, dan lain-lain. Alkitab berisi tentang sejarah / catatan pekerjaan Allah kepada
manusia dan rencana Allah terhadap dunia ini.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata penelaahan berasal dari kata dasar
“telaah” yang artinya penyelidikan; kajian; pemeriksaan; penelitian. Jika ditambahkan
awalan me-, menjadi menelaah yang berarti mempelajari; menyelidik; mengkaji;
memeriksa; memilik. Kata penelaahan sendiri berarti proses, cara, perbuatan menelaah.
Jadi, kata penelaahan dapat diartikan sebagai proses/perbuatan/cara mempelajari,
menyelidik, mengakaji, memeriksa, memilik.
Hermeneutika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ερμηνευτική. Kata ini diambil
dari nama dewa Hermes. Dewa Hermes di dalam mitologi Yunani adalah dewa yang
bertugas mewartakan berita dari para dewa kepada manusia. Pembagian penafsiran ini
dikelompokkan dalam dua bagian sesuai dengan pembagian naskah Alkitab dalam
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Sifat dari hermeneutika yang pertama; ilmiah, masuk akal, dapat diuji dan
dipertahankan. Dalam bahasa Inggris lazim dipakai istilah exegesis yang diadobsi dari
kata Yunani, εξήγηση. Arti harafiahnya adalah "membawa keluar", yaitu menarik sebuah
pelajaran atau makna dari naskah tertentu, dalam hal ini adalah Alkitab. Kata
hermeneutik juga mempunyai arti menyampaikan (suatu pikitan atau keinginan),
menjelaskan dan menerjemahkan. Hermeneutik berperan penting dalam penafsiran
Alkitab,karena merupakan disiplin ilmu yang memikirkan konsep-konsep, prinsip-prinsip
yang di pakai untuk memahami dan menafsir Alkitab. Hampir semua orang Kristen
setuju, hermenuetik itu penting. Karena Alkitab merupakan sumber utama umat Tuhan
mengenal Allah dan Alkitab perlu dipelajari dengan penafsiran. Awalnya penafsiran
ditujukkan untuk memahami isi suatu teks. Tujuan penafsiran yang baik adalah
menemukan pengertian yang jelas dari teks itu.
PENUTUP
Kesimpulan
Di dalam penelaan dapat di artikan juga sebagai penelitian, dan ini kami simpulkan penelitian
atau penelaan di artikan penelitian usaha seseorang yang di lakukan secara sistematis mengikuti
aturan-aturan metodologi seperti obsevarsi sistematis dan control yang berdasarkan apa yang
telah di lakukan dalam bernagai aspek yang ada dalam hidup manusia.
Hermeneutik ini di ambil dari dewa hormes. Di dalam metodologi yunani adalah dewa yang
bertugas mewartakan berita dari para dewa kepada manusia. Pembagian penafsir ini
dikelompokan dalam dua bagian seusai dengan pembagian naskah Alkitab dalam perjanjian
Lama dan perjanjian Baru.