JLC WPD Booklet Final
JLC WPD Booklet Final
2. TENTANG PENULIS, 5
8. KHOTBAH, 14
Andrés J. Peralta
Direktur Pathfinder Dunia
Resources:
1. https://www.therapistaid.com/therapy-worksheet/coping-skills-anxiety
2. Beck, J. S. (2011). Cognitive behavior therapy: Basics and beyond (2nd ed.). New York, NY, US: Guilford Press.
3. Relaxation Techniques for Health. (n.d.). Diakses dari https://nccih.nih.gov/health/stress/relaxation.htm.
MOTO
Kasih Kristus menggugah saya
PERJANJIAN
Oleh Kasih Karunia Allah
Saya mau jadi suci, manis budi dan benar
Saya mau mematuhi peraturan Pathfinder
Saya mau menjadi hamba Allah dan sahabat manusia
.
PERATURAN
The Peraturan Pathfinder bagi saya adalah: :
1. Turut melaksanakan renungan pagi
2. Melakukan kewajiban saya dengan jujur
3. Memelihara tubuh saya
4. Berbuat benar.
5. Jadi sopan dan penurut
6. Berjalan perlahan dalam acara perbaktian
7. Selalu menyanyi dalam hati
8. Menjalankan pekerjaan Tuhan
FALSAFAH DAN TUJUAN PATHFINDER
DALAM GEREJA
G
ereja Masehi Advent Hari Ketujuh berkomitmen untuk memahami pemuda
dan melatih para pemudanya untuk kepemimpinan dan pelayanan
terhadap kemanusiaan.
Klub Pathfinder adalah program kegiatan rohani-rekreasi yang berpusat di gereja yang
dirancang untuk kaum muda berusia 10 hingga 15 tahun. “Pathfinder” menarik bagi kelompok
usia ini karena programnya menampilkan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan dan
minat mereka. Sebagian besar program Klub Pathfinder dirancang dengan aktivitas fisik. Hal
ini karena anak muda dari usia 10 hingga 15 tahun berada dalam tahap perkembangan fisik
yang berkembang pesat. Program ini diisi dengan aksi, petualangan, tantangan, kegiatan
kelompok, dan memberikan kesempatan untuk pengembangan sikap dan keterampilan baru
yang menciptakan pertumbuhan pribadi, semangat tim atau komunitas, serta rasa kesetiaan
dan rasa hormat kepada Tuhan, Ciptaan-Nya, dan gereja-Nya.
Meskipun Klub Pathfinder terutama diperuntukkan bagi pemuda, salah satu tujuan
dasarnya adalah untuk menyatukan para orang tua dan anggota gereja melalui keterlibatan
aktif dengan klub dan para anggotanya. Di sini, kesenjangan generasi yang disebut
menghilang saat kaum muda dan tua beribadah, bekerja, dan bermain bersama dalam sebuah
ikatan pengalaman yang sama. Hubungan yang bermakna terjalin ketika para pemimpin dan
pembina bergabung dengan para Pathfinder untuk berbagi, membangun kepercayaan diri,
dan bekerja sama.
Seluruh filosofi " Pathfindering" dibangun di atas dasar pemikiran bahwa "anak-
} Membangun apresiasi dan kasih yang sehat terhadap ciptaan Tuhan dengan
menikmati kegiatan di luar ruangan ( berkemah, berjalan-jalan di alam,
kepahaman alam, dll.). Para Pathfinder akan mengalami perasaan takjub
dan bersyukur ketika mereka mengamati dan menjelajahi keindahan,
keagungan, dan keajaiban alam. Persekutuan dengan Tuhan akan menjadi
lebih bermakna.
} Doronglah Pathfinder untuk tetap bugar secara fisik. Ini adalah salah satu
cara penting untuk menjaga agar tidak bermalas-malasan dan bosan. Ajarlah
anak-anak untuk merawat tubuh mereka dan membangun kebiasaan-
kebiasaan yang akan memberikan kebahagiaan dan kegunaan masa depan
mereka ( bandingkan dengan 2T 536, 537; Educ. 195).
Sumber daya:
https://www.gcyouthministries.org/ministries/pathfinders/philosophy-objectives/
Khotbah
PENDAHULUAN
S
ebagai seorang Pathfinder, salah satu tindakan sehari-hari yang paling penting
adalah mengetahui kepada siapa harus meminta izin. Tindakan ini menunjuk-
kan rasa hormat dari pihak yang meminta dan kepercayaan dari pihak yang
memberikan, dan seterusnya; pertimbangan dan persetujuan; ketaatan dan otoritas.
Saya tidak tahu apakah hal yang sama terjadi pada Anda seperti yang terjadi
pada saya... setiap kali saya meminta izin, orang tua saya mengajukan beberapa per-
tanyaan, seperti:
• Jika saya akan menonton TV: acara apa yang ingin kamu tonton? Apa yang di-
ajarkan oleh acara tersebut kepadamu? Berapa lama acara itu berlangsung?
• Jika saya akan mengunci diri di kamar saya: mengapa kamu ingin menyendi-
ri? Apa kamu tidak punya kegiatan? Apa yang kamu lakukan?
• Jika saya akan bermain online: Dengan siapa kamu akan bermain? Dari
mana mereka berasal? Berapa lama kamu akan duduk di depan komputer?
Tidak diragukan lagi bahwa perhatian terbesar orang tua saya adalah
dengan siapa saya bergaul, siapa teman-teman saya, kegiatan apa yang
saya lakukan bersama mereka, dan pengaruh seperti apa yang mereka
berikan kepada saya. Lebih daripada satu kali mereka menyampaikan
Nak... panjatlah selalu pohon yang Tetapi mukjizat ini sangat penting,
baik. sehingga kisahnya terdapat dalam keem-
pat Injil, tetapi hanya Yohanes yang mem-
Satu hal yang pasti, setiap kali beritahukan kepada kita siapa nama tokoh
pembina saya datang ke rumah dan me- utamanya. Perhatikan! Mungkin mukjizat
minta izin kepada orang tua saya untuk itu akan berbeda jika bukan karena dia.
suatu kegiatan klub, mereka hampir se- Tahukah Anda siapa yang akan kita bica-
lalu mengizinkan saya. Kenapa?. rakan? Dapatkah Anda membayangkan
Karena mereka tahu bahwa saya siapa yang saya maksud?
memiliki teman-teman yang baik Saya mengundang Anda untuk
di tim saya. membuka Alkitab Anda dan membuka
Karena mereka mengenal orang- Injil Yohanes 6: 1–15. Inilah ceritanya dan
orang yang mengelola klub. di ayat 9 adalah tokoh yang ingin saya
Orang tua saya secara berkala da- ceritakan kepada Anda:
tang ke pertemuan. Mereka mendapat "Di sini ada seorang anak, yang
informasi yang baik karena mereka tahu mempunyai lima roti jelai dan dua
bahwa kegiatan klub ini bagus dan saya ikan; tetapi apakah artinya itu un-
belajar sesuatu yang berguna. tuk orang sebanyak ini?"
Dalam Alkitab, ada sebuah kisah Saya dapat memastikan bahwa
yang membuat kita berpikir bahwa sang anak laki-laki atau remaja itu seusia
tokoh utama harus meminta izin. Sebuah dengan salah satu dari kita. Mungkin,
kisah di mana terdapat rasa hormat dan jika pada zaman Yesus, di tanah Yudea,
kepercayaan, pertimbangan dan perse- atau dalam hal ini Bethsaida, ada Klub
tujuan, ketaatan, dan otoritas. Mari saya Pathfinder, dia akan mengenakan kacu
ceritakan kisahnya. kuning yang sama dengan yang Anda
dan saya kenakan.
Setiap kali saya menerima respon jawaban "siap!" dari adik-adik Pathfinder saat memanggil
mereka dalam kegiatan atau aktifitas kelas, semangat saya seperti dibangunkan kembali
dan lebih termotivasi dalam melakukan kegiatan selanjutnya. Sebagai seorang Pathfinder
memang harus siap dididik dan dibina untuk selalu siap menerima instruksi, perintah,
disiplin, pembelajaran, dan tanggung jawab untuk dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.
Dalam tema Hari Pathfinder Sedunia 2023 ini yaitu "Go with Jesus" atau “Pergi Bersama
Yesus” adalah tujuan dan komitmen yang harus kita ingat setiap hari dalam setiap kita
melangkah menjalani hidup setiap hari.
Ada suatu perintah penting dalam Alkitab sebagai pedoman yang harus dilaksanakan
sebagai seorang Pathfinder yang mau pergi bersama Yesus, terutama secara khusus
tentang hubungan anak-anak dengan orang tua mereka. Kita seringkali mendengar atau
menyaksikan di televisi atau media sosial bahwa anak-anak makin banyak berkonflik dan
melawan orangtuanya. Dunia kita ini makin jahat dan kita khawatir kepada anak-anak kita
nantinya di masa depan hidupnya ketika mereka menjadi orangtua. Di balik itu semua
memang ini hanyalah bagian dari rencana jahat Iblis untuk merusak kehidupan anak-anak
Tuhan lewat ketidakharmonisan hubungan orangtua dan anak. Dunia kita ini sekarang
dikepung dengan derasnya informasi tentang kejahatan manusia. Kita makin sulit memilah
mana informasi yang benar dan mana salah. Jangankan kita, apalagi anak-anak makin sulit
Kata taatilah orang tuamu di dalam Tuhan berarti juga turutilah perintah, patuhilah kata-
kata mereka, dimana pada saat anak-anak bisa taat kepada orang tua mereka itu juga
menunjukkan sikap taat mereka kepada Tuhan. Ketaatan adalah satu bukti kita
menghormati orang tua. Sebagai anak mentaati orang tuanya adalah sesuatu yang wajar
dan keharusan karena orang tua merupakan wakil Allah di dunia ini, jadi wajar jika kita
harus mentaati perintahnya. Jika anak-anak dapat belajar untuk mentaati dan mematuhi
orang tua duniawi mereka, maka akan lebih mudah untuk anak-anak untuk mematuhi Bapa
Surgawi.
Kata hormat berasal dari kata mengormati atau mengakui kedudukan. Kata hormatilah
dalam merupakan perintah bagi anak-anak untuk terus menunjukkan penghormatan yang
tinggi kepada orang tua mereka. Bagian dari rencana jahat Iblis untuk merusak kehidupan
anak Tuhan lewat ketidakharmonisan hubungan orang tua dan anak! Karena itu, lepas dari
Salah satu bentuk sikap taat dan menghormati orang tua yang anak-anak dapat lakukan
adalah dengan bertanggung jawab membantu orang tua dan keluarga dalam kehidupan
sehari-hari. Yesus saat berada di dunia, sejak dari usia anak-anak sampai dewasa sangat
berbakti kepada orang tuanya. "Yesus tinggal dalam rumah tangga dan dengan setia serta
riang gembira turut memikul segala tanggungan rumah tangga. Dahulu Ialah Pemerintah
surga, dan malaikat-malaikat dengan gembira melaksanakan segala perintah-Nya; kini Ia
menjadi seorang hamba yang sukarela, seorang Anak pengasih dan penurut. Ia belajar
bertukang kayu dan dengan tangan-Nya sendiri Ia bekerja di bengkel pertukangan bersama
Yusuf" (Kerinduan Segala Zaman, jilid VII hal. 62).
Yesus sangat rajin dan tekun dalam membantu pekerjaan orangtua-Nya, Ia mengajarkan
dan memberikan teladan bahwa adalah kewajiban kita untuk membantu orang tua dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan. "Pergerakan badan yang mengajar tangan supaya
berguna, dan melatih orang muda supaya turut memikul beban kehidupan memberikan
kekuatan tubuh, serta mengembangkan setiap tenaga. Semuanya harus mencari sesuatu
untuk dilakukan, yang akan berfaedah bagi dirinya sendiri dan menjadi pertolongan bagi
orang lain. Allah telah menentukan pekerjaan sebagai suatu berkat, dan hanyalah pekerja
yang rajin yang mendapat kemuliaan dan kegembiraan hidup sejati" (Kerinduan Segala
Zaman, jilid VII hal. 63). Anak-anak yang sudah terbiasa dilatih bertanggungjawab dalam
rumah tangga dengan menolong ibu dan bapanya saat mereka pergi keluar dari lingkungan
rumah tangga akan menjadi anggota masyarakat yang berguna.
Teman-teman Pathfinder dari kitab Efesus 6:1-3, ada panggilan dan perintah yang kita dapat
belajar bagaimana kita mentaati dan menghormati Orang Tua kita, dan bila kita mau pergi
bersama Yesus dan menerima janji berkat Tuhan dalam kehidupan hari ini, besok dan yang
akan datang:
Pertama. Kita harus menaati orang tua kita. Menaati orang tua artinya: tunduk kepada,
menuruti, mendengar, memperhatikan, mengikuti pimpinan, dan pengajaran-
pengajarannya, yang adalah keharusan yang diajarkan oleh Tuhan Yesus kepada kita,
supaya hidup kita diberkati. Ketika orang tua membimbing, mendisiplin dan memimpin
anak-anaknya, maka anak anaknya harus taat kepada orang tua. Baik orang tua maupun
anak-anak harus hidup di bawah ketaatan kepada wewenang Tuhan dan kebenaran Firman-
Nya. Ketaatan kepada orang tua adalah perintah Tuhan dan itu menyenangkan hati Tuhan.
Kedua. Kita harus menghormati orang tua kita. Menghormati orang tua itu sangat penting,
sehingga hal ini menjadi salah satu dari 10 Perintah Tuhan yang ditulis di dalam kitab
Keluaran 20:12. Jadi perintah menghormati orang tua adalah untuk semua anak yang masih
mempunyai orang tua, jadi walaupun seorang anak sudah menikah dan berkeluarga,
mereka tetap harus menunjukkan rasa hormat terhadap orang tua mereka dan memelihara
orang tua mereka dalam usia lanjut dengan cara memberikan perawatan dan juga bantuan
keuangan apabila diperlukan.
Ketiga. Anak yang mentaati dan menghormati orang tuanya, akan berbahagia dan panjang
umur. Inilah janji Tuhan yang Indah: Anak anak yang mentaati dan menghormati orang
tuanya akan di berkati Tuhan, yaitu dengan kebahagiaan dan panjang umur di bumi.
Kolose 3:20, "Hai anak anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang
Indah dalam Tuhan."
Teman-teman Pathfinder, kiranya selalu SIAP untuk memikul tanggung jawab apapun tugas
yang diberikan orang tua setiap hari dalam keluarga. Jadikan komitmen saya mau “Pergi
Bersama Yesus Membantu Keluarga Saya” karena dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan
tersebut dapat menunjukkan ketaatan, hormat dan kasih sayang kita kepada orang tua,
keluarga, terlebih kepada Tuhan, sehingga seperti janji firman Tuhan diri kita dan keluarga
akan berbahagia dan senantiasa diberkati oleh Tuhan. Amin.
“Pergi Bersama Yesus: Menolong Lingkungan Sekitar Menjadi Lebih Baik” adalah sebuah
tanggung jawab yang harus diterima dengan sukacita, karena kehadiran kita sebagai
Pathfinder dalam lingkungan masyarakat bukanlah hanya sekedar tampil dalam seragam
dan kacu, namun kita harus membantu mereka; menolong mereka menjadi lebih baik.
Ayat inti dari Firman Tuhan hari ini yaitu, “Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh
seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.” “Kasihilah sungguh-
sungguh.”
Ya, benar. Itu harus. Mengasihi dengan sungguh-sungguh akan menolong lingkungan sekitar
menjadi lebih baik. Lalu bagaimana caranya? Pertama, kita harus mengenal siapa
lingkungan sekitar kita. Kita harus mengerti dan tahu apa yang mereka perlukan. Saat kita
sudah mengenal dan mengetahui, maka kita akan dapat mengasihi mereka dengan
sungguh-sungguh dan menolong mereka menjadi lebih baik.
Jikalau lingkungan sekitar kita terbiasa dengan bahasa yang tidak sopan dan kasar, maka
kita harus menolong mereka untuk berbahasa yang sopan dan lemah lembut. Tunjukkan
pada mereka bahwa perkataan seorang Pathfinder adalah perkataan yang manis. Jikalau
lingkungan sekitar kita terbiasa dengan lingkungan yang kotor dan tidak terawat, tolonglah
mereka untuk hidup bersih dan sehat, serta bantu mereka menciptakan lingkungan yang
enak dipandang mata.
Saat pertolongan yang engkau berikan kepada lingkungan sekitar dalam memperbaiki
kehidupan mereka, maka dengan kasih yang engkau bagikan, mereka akan melakukan
perubahan yang benar dan berkenan di hadapan Allah. Dosa tidak akan pernah berkenan di
hadapan Allah. Namun, orang berdosa yang sudah bertobat akan berkenan di hadapan
Allah. Itulah mengapa dikatakan bahwa kasih menutupi banyak sekali dosa.
Hari ini, pilihan untuk kita membagikan kasih dengan sungguh ada di tangan kita masing-
masing. Dan kita harus menolong mereka untuk dapat memilih hidup yang benar dan
berkenan kepada Allah; mulai dari saat ini, esok dan seterusnya sambil berjalan bersama
Yesus mencari jiwa-jiwa yang membutuhkan pertolongan utuk hidup yang lebih baik. Tuhan
memberkati kita.
Salam Pathfinder!
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang menganut paham budaya patriarkat. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata “patriarki” adalah sebuah perilaku mengutamakan laki-
laki daripada perempuan dalam masyarakat kelompok sosial tertentu, sedangkan kata
“patriarkat” memiliki arti suatu system pengelompokan sosial yang sangat mementingkan
garis keturunan bapak. Para pemimpin negara dunia didominasi oleh kaum pria walaupun
ada beberapa negara yang pernah dan memiliki pemimpin wanita seperti Indonesia yang
punya Ibu Megawati, kemudian Jacinda Arden, Perdana Menteri Selandia Baru tahun 2020
serta Kamala Harris, Wakil Presiden Amerika Serikat saat ini.
Alkitab pun sering dituduh mendukung budaya patriarki karena ditulis berdasarkan budaya
tersebut. Ketika membaca kisah-kisah dalam Alkitab kita akan menemukan sosok pria
sebagai tokoh yang paling menonjol hampir dalam semua posisi dan kedudukan. Bahkan
dalam penulisan keturunan pun sosok laki-laki yang sering ditulis walaupun wanita yang
mengandung dan melahirkan (Lihat Kejadian 5; Matius 1).
Apakah anggapan ini sepenuhnya benar? Apakah memang perempuan tidak mendapatkan
tempat di dalam Alkitab?
Sebuah kisah menarik dalam Alkitab yang dicatat dalam Yohanes 4:1 – 42 tentang seorang
perempuan Samaria. Ketika Yesus meninggalkan Yudea dan akan kembali ke Galilea, Ia harus
melintasi daerah Samaria, di sanalah terletak sebuah sumur dimana Yesus bertemu dengan
perempuan Samaria.
Akhirnya kerajaan itu pecah dengan sembilan suku ditambah Suku Lewi yang melepaskan
diri dan menjadi Kerajaan Utara (Israel) yang dipimpin oleh Yerobeam sedangkan dua suku
yaitu Yehuda dan Benyamin serta sebagian orang Lewi yang disebut Kerajaan Selatan
(Yehuda) tetap bersama Rehabeam. Kedua kerajaan ini yakni kerajaan Yehuda dan Israel
pada akhirnya ditawan, dimana kerajaan utara (Israel) yang beribukota di Samaria terlibat
kawin campur dalam penawanan akhirnya mereka benar-benar hilang, sementara Kerajaan
Selatan (Yehuda) tetap mempertahankan identitas mereka dan bertahan sampai kembali
ke ibukota Yerusalem. Hal inlah yang membuat sehingga orang Yahudi menganggap
bangsa Samaria sebagai bangsa kafir.
Baik, setelah mengetahui fakta sejarah antara orang Yahudi dan Samaria kita dapat
mengerti alasan kenapa bangsa Yahudi tidak menyukai orang Samaria. Mari kita petik
beberapa pelajaran dari wanita Samaria:
Pada waktu itu kebiasaan mengambil air biasanya dilakukan secara berkelompok oleh
para perempuan, namun perempuan Samaria ini sendirian mengambil air.
Kemungkianan sesuai cerita dalam Alkitab perempuan ini dikucilkan karena dia
dianggap perempuan yang tidak baik seperti pada umumnya (perempuan yang
memiliki suami lebih dari satu). Yesus memulai percakapan, “Berilah Aku minum.” Yang
menariknya adalah sebelum Yesus berbicara dengan perempuan tersebut murid-
murid-Nya disuruh pergi untuk membeli makanan. Yesus tahu bahwa wanita ini
membutuhkan pertolongan tanpa diskriminasi dari murid-murid Yesus yang adalah
orang Yahudi. Di sini kita mengerti bahwa kadang-kadang kita membutuhkan Yesus
tanpa harus diketahui orang lain dimana kita harus membangun hubungan pribadi
sendiri-sendiri dengan Yesus.
Saat perempuan Samaria mengetahui bahwa Yesus adalah orang Yahudi, dia berkata:
“Masakan Engkau, seorang Yahudi, meminta minum kepadaku, seorang Samaria?”
Sebenarnya dalam tradisi orang Yahudi ini tidak boleh terjadi karena seorang guru
atau rabi bertemu dengan permpuan Samaria apalagi sendiri tanpa orang lain. Tapi
Yesus memperhatikan pergumulan orang yang kehilangan arah dan tujuan hidup tidak
peduli apa kata orang. Yesuslah jalan keselamatan dan hidup yang tau apa
pergumulan kita serta kebutuhan kita.
Alkitab telah menempatkan wanita sesuai porsinya, wanita mememiliki peran penting
dalam penginjilan sebagaimana wanita Samaria yang bisa menjadi saksi bagi Yesus tidak
peduli gender maupun cerita masa lalu kehidupannya. Saat kita hidup dari sumber
kehidupan, saat kita terlebih dahulu berjalan bersama Yesus kita dapat menceritakan
kasih-Nya.
Apakah kita juga mau pergi bersaksi menceritakan kasih Yesus dimana pun kita berada? Ya!
We will go! Menjadi saksi dalam keluarga, di gereja, di sekolah, kampus, dan dimana saja
kita berada.. I will go and be His witness!
Seorang wanita Kristen yang bernama Yoana, sedang menghadapi perjuangan berat dengan
penyakit yang sulit untuk disembuhkan. Setelah berbulan-bulan berjuang dengan
penyakitnya dan melalui berbagai pengobatan medis, kesehatannya semakin menurun dan
Yoana semakin putus asa.
Teman Yoana yang bernama Prisilia selalu datang berkunjung untuk memberikan semangat
dan dukungan melalui Doa. Oleh karena keadaan Yoana yang semakin buruk, Prisilia
memutuskan untuk mengadakan kebaktian khusus bersama anggota gereja berdoa bagi
kesembuhan Yoana. Dalam doanya, Prisilia menyampaikan permohonan kesembuhan yang
tulus kepada Tuhan, dengan penuh keyakinan dan rasa hormat. Dia percaya bahwa hanya
tangan Tuhan saja yang sanggup menyembuhkan sahabatnya dan pasti mukjizat Tuhan
akan terjadi.
Selama beberapa minggu, Prisilia dan Yoana terus berdoa dengan penuh kepercayaan dan
tekad, serta menerima dukungan doa dari saudara-saudara seiman yang lain. Meskipun tak
selalu mudah, mereka terus mempercayai bahwa Tuhan mendengar doa-doa mereka dan
memiliki rencana yang terbaik untuk Yoana. Saat kesehatan Yoana semakin membaik, para
dokter merasa terkejut dengan perkembangan yang luar biasa ini. Mereka tidak dapat
menjelaskan secara ilmiah mengapa penyakit yang begitu sulit diatasi tiba-tiba mengalami
perbaikan yang drastis.
Pada suatu hari, Petrus dan Yohanes pergi ke teras rumah Allah untuk mengikuti jam doa,
yaitu kira-kira jam tiga sore. Di pintu teras rumah Allah yang bernama Gerbang Indah, ada
seorang pengemis yang kakinya lumpuh sejak lahir. Setiap hari teman-temannya
menempatkan dia di situ supaya dia bisa meminta-minta sedekah dari orang-orang yang
keluar-masuk teras itu. Sewaktu pengemis itu melihat Petrus dan Yohanes hendak masuk,
dia meminta sedekah dari mereka.
Lalu mereka berdua menatap orang lumpuh itu dan berkata, “Lihatlah kami.” Maka dia
memandang Petrus dan Yohanes dengan harapan akan menerima uang. Tetapi Petrus
berkata, “Saya tidak punya uang emas maupun uang perak. Tetapi apa yang saya punya
akan saya berikan kepadamu: Dengan kuasa Kristus Yesus, orang Nazaret itu, mulai
sekarang kamu bisa berdiri dan berjalan!” Petrus memegang tangan kanan orang itu dan
membantu dia berdiri. Saat itu juga kaki dan pergelangan kakinya menjadi kuat.
Orang itu pun langsung berdiri dan mulai berjalan! Dia mengikuti mereka masuk ke teras
rumah Allah sambil berjalan dan melompat-lompat serta memuji-muji Allah. Semua orang
yang ada di situ mengenal dia sebagai pengemis yang biasa duduk di Gerbang Indah. Waktu
mereka melihat dia berjalan dan mendengar dia memuji Allah, mereka sangat heran dan
takjub karena keajaiban yang sudah terjadi padanya (Kisah 3:1-10). Petrus dan Yohanes
dapat menyembuhkan orang lumpuh itu tentu saja bukan karena mereka sakti atau
memiliki ilmu kanuragan, atau membaca Mantra dengan jimat melainkan karena kuasa
Tuhan bekerja melalui dua murid Yesus itu.
Bisakah hal serupa terjadi ketika anda dan saya yang berdoa? Mengapa tidak? Tentu saja
bisa! Bukankah salah satu kuasa yang Tuhan Yesus berikan kepada orang percaya adalah
meletakkan tangan atas orang sakit, lalu orang itu menjadi sembuh? Tanda-tanda ini akan
menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku,
mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan
memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat
celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."
(Markus 16:17, 18).
Yesus sendiri juga pernah berkata bahwa barang siapa percaya kepada-Nya, akan dapat
melakukan hal-hal seperti yang Yesus lakukan: "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku
lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi
Salah satu inti pelayanan Yesus sewaktu didunia ini bukan hanya memberitakan kabar
keselamatan, namun Yesus juga menyembuhkan orang-orang yang sakit dan tidak
berpengharapan. Tugas kita sebagai anak-anak Tuhan membawa orang-orang sakit
kehadapan Allah melalui doa untuk disembuhkan dalam kuasa tangan Kasih-Nya. Berdoa
bagi orang sakit merupakan kewajiban bagi kita yang mengaku mengasihi Yesus agar
mereka tetap di dalam pengharapan iman mereka dan selanjutnya biarlah kuasa Tuhan
yang bekerja.
Dalam berdoa untuk orang sakit, harus diingat bahwa “kita tidak tahu bagaimana
sebenarnya harus berdoa” (Roma 8:26). Kita tidak tahu apakah berkat yang kita inginkan
akan yang terbaik atau tidak. Itu sebabnya doa kita harus disertai dengan pemikiran ini:
“Tuhan, Engkau tahu setiap rahasia jiwa. Engkau mengenal orang-orang ini. Yesus, pembela
mereka, menyerahkan nyawa-Nya untuk mereka. Kasih-Nya untuk mereka lebih besar dari
pada kasih kita dapat berikan. Itulah sebabnya, jika demi kemuliaan-Mu dan baik untuk
orang yang tertindas, kami mohon, dalam nama Yesus, supaya mereka kiranya dapat
kembali menjadi sehat. Jikalau bukan kehendak-Mu supaya mereka dapat disembuhkan,
kami mohon supaya kasih karunia-Mu dapat menghibur dan hadirat-Mu membantu mereka
dalam penderitaan mereka” (Pelayan Injil, hal. 193).
Sahabat-sahabatku Pathfinder, malam hari ini kita belajar bahwa Tuhan dapat menjawab
doa siapa saja untuk menyatakan kemuliaanNya di dunia. Kita hanya perlu percaya bahwa
Tuhan memakai kita untuk menjadi berkat bagi semua orang. Menolong dan mendoakan
mereka yang sakit serta menderita merupakan panggilan bagi seorang Pathfinder, untuk
itu mari pergi bersama Yesus Kristus untuk menyembuhkan orang yang sakit dan
menderita.
Ketika Tuhan menciptakan manusia, Ia menempatkan Adam dan Hawa di Taman Eden yang
merupakan rumah sekaligus sebagai sekolah alam (Kejadian 2: 8). Tuhan telah menjadikan
alam liar tersebut sebagai ruang bertumbuh, ruang belajar, ruang kesembuhan, dan ruang
ibadah bagi umat ciptaan-Nya.
Pena inspirasi berkata demikian: “Sebuah sekolah percontohan didirikan di Eden, rumah
tinggal orang tua kita yang pertama. Taman Eden adalah ruangan sekolah, alam adalah buku
pelajaran, Pencipta sendiri adalah Tenaga Pengajar dan orang tua keluarga manusia adalah
para murid” (Membina Pendidikan Sejati, hal. 15.1)
Tuhan juga sering menggunakan sekolah alam liar untuk melatih para pekerja-Nya. Misalnya
Musa, Daud, Amos, Elisa, dan Zakharia, mereka dipersiapkan untuk menjadi para pekerja
Tuhan, melalui pendidikan dalam sekolah alam liar dengan menjadi seorang petani maupun
gembala ternak. Yohanes Pembaptis walaupun anak seorang imam, ia juga dididik di
sekolah padang belantara (Matius 3: 4). Hal yang sama juga dilakukan oleh Paulus, sebelum
menjalankan tugas kerasulan, ia harus memasuki sekolah Kristus selama tiga tahun di
padang belantara Arab (Galatia 1:17).
Ellen White menjelaskan, “Bagi dia kesunyian alam juga menjadi sekolahnya. Ia pergi ke
padang gurun Arab, untuk mempelajari Kitab Suci dan belajar tentang Allah. Ia
mengosongkan jiwanya dari prasangka dan tradisi yang telah membentuk hidupnya, dan
menerima pengajaran dari Sumber kebenaran” (Membina Pendidikan Sejati, hal. 59.4).
Kehendak Tuhan tidak berubah hingga pada zaman sekarang ini, Ia juga berharap supaya
anak-anak Tuhan pada zaman modern dapat memasuki sekolah di padang belantara: “Anak-
anak jangan dikurung lama-lama di dalam rumah, jangan juga mereka dituntut belajar
dengan sungguh-sungguh sebelum satu dasar yang baik diletakkan untuk perkembangan
jasmani. Untuk delapan atau sepuluh tahun yang pertama dari hidup seorang anak, padang
atau ke-bun adalah ruang sekolah yang terbaik, ibu adalah guru yang terbaik, alam adalah
buku pelajaran yang terbaik” (Membina Anak yang Bertanggung Jawab, hal. 321.1).
Tuhan Yesus sendiri sangat menyukai interaksi dengan alam, masa kecil-Nya dihabiskan di
pedesaan Nazareth (Lukas 4: 16a). Sebelum memulai pelayanan-Nya, Ia juga berpuasa
selama 40 hari di padang belantara (Lukas 4: 1, 2). Ia juga sering menggunakan bukit-bukit,
danau, dan bentangan alam lainnya untuk berdoa dan mengajar (Matius 5:1; Matius 14:23;
Lukas 6:12; Matius 26:7).
Tidak diragukan lagi bahwa Tuhan sangat menginginkan anak-anak-Nya untuk senantiasa
terhubung dengan alam ciptaan-Nya. Ia ingin supaya kita menjadikan alam ciptaan-Nya itu
menjadi ruang bertumbuh, ruang belajar, ruang kesembuhan, dan ruang ibadah. “Semua
orang yang berada di bawah pelatihan Tuhan, membutuhkan waktu yang tenang untuk
bersekutu dengan hati mereka sendiri, bersekutu dengan alam, dan bersekutu dengan
Tuhan. Melalui hal ini mereka akan menyadari bahwa hidup itu tidak selaras dengan dunia
dan kebiasaannya" (Counsels on Stewardship, p. 249.1).
Kiranya Tuhan memberkati adik-adik Pathfinder dalam pembelajaran di luar ruangan dan
saat berada di alam untuk belajar dari Pengajar Agung itu.
Suatu kali seorang pemuda bercerita kepada saya ketika pulang dari kantor di sore hari,
dengan mengendarai sepeda motor barunya yang berjenis "moge", menyusuri indahnya
kota di sore hari. Tetapi tiba-tiba moge lain juga, menyalip dengan kecepatan tinggi
membakar hasrat mudanya. Seketika ia memindahkan gigi rendah dan dengan berang
mengejar pengendara tersebut, alhasil saling kebut-kebutan dan susul menyusul terjadi.
Hati pemuda terasa kian membara untuk mendahului orang itu dan memberhentikannya,
seolah olah ia tertantang dengan sikap pengendara yang menyalip motornya. Hingga di
suatu sisi jalan akhirnya berhenti dan seketika itu pemuda tersebut turun dan menyapa
dengan kata kata makian.
Tetapi gantinya ikut marah, orang itu membuka helmnya dan tersenyum ke arah pemuda
tersebut dan berkata, “Apakah Anda seorang Kristen? Saya melihat stiker di belakang motor
Anda bertuliskan, I love Jesus, I am Christian family." Mendengar kalimat itu, pemuda
tersebut dengan gerakan cepat meninggalkan sang penyalip motornya dengan perasaan
malu lalu segera tancap gas.
Menjadi Teladan. Apakah Anda pernah mengalami pengalaman seperti itu? Sering kita
menempelkan stiker bernuasakan Yesus atau kekristenan dan bangga menempatkannya di
belakang kendaraan kita, tetapi sering kali kita lupa menjadi apa yang dikatakan oleh stiker
di kendaraan kita itu. Itulah sebabnya Rasul Paulus mengatakan di dalam I Timotius 4:12
"Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan
Ada lima hal keteladanan yang Paulus inginkan agar seorang Pemuda atau Pathfinder
lakukan di dalam kehidupannya.
Teladan dalam Perkataan. Karena kita adalah anak-anak Kristus, maka kita harus
membawa Kristus di mana pun kita berada. Sebagai anak Kristus kita harus menunjukkan
kepada dunia bahwa tutur kata yang keluar dari mulut kita adalah perkataan-perkataan
yang membangun, perkataan yang sopan, kita harus membuang sebisa mungkin perkataan
kotor dari mulut kita. Efesus 4:29 "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu,
tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka
yang mendengarnya, beroleh kasih karunia." Belajarlah berkata jujur, tidak mudah untuk
berbohong, menipu dan mengeluarkan kata-kata hujat dan kotor, sebaliknya jadilah
teladan dalam hal memotivasi dengan perkataan yang membangun.
Teladan dalam Tingkah Laku. Menunjukkan rasa hormat kepada yang lebih tua adalah
sikap terpuji dari seorang Pathfinder. Menghormati orang tua dan yang lebih tua dari kita
itu berarti kita sedang berjalan bersama Yesus setiap hari di dalam kehidupan kita.
Yesuslah yang sesungguhnya sedang kita tampilkan kepada orang lain di dalam tingkah
laku kita sebagai seorang Pathfinder (Efesus 6:1, 2).
Teladan dalam Kasih. Sifat dasar Yesus adalah kasih, maka semua orang yang mengaku
mengasihi Dia harus juga memiliki kasih, peduli kepada sesama dan menarus belas kasihan
kepada orang -orang yang susah dan berkekurangan. Jadilah teladan dalam memberi kasih
dan perbuatan baik kepada orang-orang di sekitar kita (Titus 2:6, 7a; Roma 12:9).
Teladan dalam Kesetiaan. Setia dalam segala hal-hal yang positif dan membangun adalah
bagian dalam perjalanan bersama dengan Yesus. Setia membaca Alkitab, setia berdoa, setia
beribadah, setia dalam pelayanan dan setia dalam segala sesuatu yang membangun diri
kita lebih dekat dengan Yesus dan terutama setia dalam iman kita kepada-Nya (Wahyu
2:10b).
Teladan dalam Kesucian. Di era zaman yang semakin buruk dan hancur ini, maka setiap
orang muda, setiap anggota Pathfinder harus memiliki kesucian hidup, menjaga martabat
Gereja dan TUHAN serta keluarga. Bergaul baik dengan semua orang dan menunjukan
integritas kekristenan kita (Filipi 1:10).
“Tuhan telah menentukan orang-orang muda untuk menjadi tangan pembantu bagiNya.“—
Testimonies for the Church, jilid VII, hal. 64.
“ …. Orang-orang muda pria dan wanita diundang untuk memberikan kepada Allah kekuatan
kemudaan mereka, yang melalui pelatihan tenaga mereka, melalui pikiran yang tajam dan
tindakan yang penuh semangat, mereka dapat membawa kemuliaan bagi Dia dan
keselamatan bagi teman mereka sesama orang muda” (Gospel Workers, hal. 67).
Tindakan
Nah, berikut ini ada contoh-contoh sederhana bagi adik-adik Pathfinder untuk menjadi
teladan dimana saja kalian berada. Hal-hal ini sederhana dan mudah untuk dilakukan!
1. Belajarlah dalam hal-hal kecil untuk menjadi teladan bagi orang-orang di sekitar kita
2. Datang tepat waktu ke gereja
3. Membiasakan mengucapkan terima kasih, maaf dan minta tolong
4. Memberi salam lebih dulu kepada orang lain
5. Memberikan ayat Alkitab dan kutipan-kutipan yang membangun di media sosial
6. Menyisihkan sedikit makanan dan diberikan kepada orang-orang di jalanan
7. Berlaku jujur dalam segala hal
8. Tidak suka menyontek dan plagiat
9. Menyapa orang orang dengan ramah di gereja, sekolah dan di rumah
10. Bangun lebih awal dan membantu orang tua di rumah
11. Menambahkan hal-hal positif lainnya.