Kolik Renal Bahan
Kolik Renal Bahan
KOLIK RENAL
DISUSUN OLEH :
H/KP /VII
KELOMPOK III
1. Muhammad Zaki
2. Marcelinur Erik Hero Yudi
3. Monika Haiditia Saputri
4. Nasrullah
5. Ni Ketut Rizky Widya Kencana Sari
6. Ni Luh Ayu Christiana Dewi
7. Ningrum Dwi Andini
2015
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
2. ETIOLOGI
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih sampai saat ini belum diketahui
pasti,tetapi ada beberapa faktor predisposisi terjadinya batu pada saluran kemih
yaitu
1. Infeksi
Infeksi saluran kencing dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan
menjadiinti pembentukan batu saluran kemih . Infeksi bakteri akan memecah
ureum danmembentuk amonium yang akan mengubah pH urine menjadi alkali.2.
2. Stasis dan Obstruksi urine
Adanya obstruksi dan stasis urine akan mempermudah pembentukan batu
salurankemih
3. Ras
Pada daerah tertentu angka kejadian batu saluran kemih lebih tinggi
daripada daerah lain, Daerah seperti di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai
penyakit batu saluran kemih.
4. Air minum
Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum air akan mengurangi
kemungkinan terbentuknya batu ,sedangkan kurang minum menyebabkan
kadarsemua substansi dalam urine meningkat.
5. Pekerjaan
Pekerja keras yang banyak bergerak mengurangi kemungkinan terbentuknya
batu dari pada pekerja yang lebih banyak duduk.
6. Suhu
Tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan keringat
sedangkanasupan air kurang dan tingginya kadar mineral dalam air minum
meningkatkaninsiden batu saluran kemih
7. Makanan
Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani angka morbiditas
batu salurankemih berkurang. Penduduk yang vegetarian yang kurang
makan putih telur lebih sering menderita batu saluran kemih ( buli-buli dan
Urethra )
3. KLASIFIKASI
Nyeri ini terjadi di sekitar dermatom T-10 sampai S-4. Keseluruhan proses ini
terjadi selama 3-18 jam. Ada 3 fase:
Pada fase terakhir ini, nyeri hilang dengan tiba-tiba, cepat, dan pasien
merasakan kelegaan. Kelegaan ini bisa terjadi secara spontan kapanpun
setelah onset. Pasien kemudian dapat tidur, terutama jika diberikan
analgesik. Fase ini berlangsung 1,5 – 3 jam.
2. Kolik renal atipikal
Etiologi kolik tipikal bisa juga menyebabkan kolik atipikal. Obstruksi pada calyx
dapat menyebabkan nyeri pinggang yang lebih ringan tapi episodik. Hematuria
dapat juga terjadi. Lesi obstruktif pada ureterovesical junction (hubungan ureter
dan kandung kemih) ataupun segmen intramural dari ureter dapat menyebabkan
disuria, keinginan buang air kecil yang mendadak dan sering, serta nyeri yang
menjalar ke atas atau bawah. Kolik renal dapat disertai muntah-muntah hebat,
mual, diare, ataupun nyeri ringan yang tidak biasa sehingga memungkinkan
kesalahan diagnosis
4. ANATOMI GINJAL
Ginjal adalah bagian utama dari sistem perkemihan yang juga masuk
didalamnyaureter, kandung kemih dan uretra. Ginjal terletak pada rongga abdomen
posterior,dibelakang peritonium diarea kanan dan kiri dari kolumna vertebralis.
Ginjaldipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Pada orang
dewasa normal panjangnya 12
– 13 cm, lebar 6 cm dan beratnya antara 120 -150 gram. Setiapginjal memiliki
korteks dibagian luar dan di bagian dalam yang terbagi menjadi
piramide- piramide. Pada setiap piramide membentuk duktus papilaris yang selanjutn
ya menjadikaliks minor, kaliks mayor dan bersatu membentuk ginjal tempat
terkumpulnya urine.Ureter menghubungkan ginjal dengan kandung kemih.
Garis-garis yang terlihat pada piramide disebut nefron yang merupakan
satuanfungsional ginjal. Setiap ginjal terdiri dari satu juta nefron. Setiap nefron
terdiri atasglomerulus yang merupakan lubang-lubang yang terdapat pada
piramide-piramide renal,membentuk simpul dan kapiler badan satu mulpigli,
kapsul bowman, tubulus proximal,ansa henle dan tubulus distal Ureter
menghubungkan pelvis ginjal dengan kandung kemih. Kedua uretermerupakan
saluran yang panjangnya 10 – 12 inc. Ureter berfungsi menyalurkan urin
kekandung kemih. Kandung kemih mempunyai tiga muara. Dua maura ureter
dan satumuara uretra. Kandung kemih sebagai tempat menyimpannya urin dan
mendorong urinuntuk keluar. Uretra adalah saluran kecil yang berjalan dari
kandung kemih sampai keluar tubuh yang disebuat meatus uretra.
Fungsi ginjal :
Fungsi ekskresi
Mempertahankan osmolaritas plasma sekitar 285 cm osmol dengan mengubag
ekskresi air.
Mempertahankan kadar masing-masing elektrolit plasma dalam rentang norma
l.
Mempertahankan pH plasma dengan mengeluarkan kelebihan dan membentuk
kembali Hco3.
Mengekskresikan produk ahkir nitrogen dan metabolisme protein terutama ure
a,asam urat dan kretinin.
Fungsi non ekskresi
Menghasilkan renin, penting untuk mengatur tekanan darah.
Menghasilkan eritropoitin, faktor penting dalam stimulasi produksi sel darah
merah dan sumsum tulang.
Metabolisme vitamin D menjdai bentuk aktifnya.
Degradasi insulin.
Menghasilkan prostaglandin.
5. KOMPLIKASI
a. Obstruksi
b. Hidronephrosis
c. Gagal ginjal
d. Perdarahan
e. Pada laki-laki dapat terjadi impoten
6. PATOFISIOLOGI
Mekanisme terbentuknya batu pada saluran kemih atau dikenal
denganurolithiasis belum diketahui secara pasti.Namun demikian ada
beberapafaktor predisposisi terjadinya batu antara lain: peningkatan konsentrasi
larutan urin akibat dariintake cairan yang kurang serta peningkatan bahan-bahan
organik akibat infeksi salurankemih atau statis urin menjadikan sarang untuk
pembentukan batu. Supersaturasi elemen urin seperti kalsium, fosfat dan faktor
lain yang mendukungterjadinya batu meliputi: pH urin yang berubah menjadi
asam, jumlah casiran urin.Masalah-masalah dengan metabolisme purin
mempengaruhi pembentukan batu asam urat.
pH urin juga mendukung pembentukan batu. Batu asam urat dan cyscine dapat
mengendap dalam urin yang alkalin, sedangkan batu oxalat tidak dipengaruhi
oleh Ph urin.
c. Batu di uretera.
Nyeri menyebar kepaha dan genitalia
Rasa ingin berkemih namun hanya sedikit urin yang keluar.
Hematuri akibat abrasi batu.
Biasanya batu keluar secara spontan dengan diameter batu 0,5 – 1 cm.
d. Batu di kandung kemih.
Biasanya menimbulkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi
traktusurinarius dan hematuri.
Jika batu menimbulkan obstruksi pada leher kandung kemih akan terjadi re
tensi urin
8. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
a. Urinalisa; warna mungkin kuning ,coklat gelap,berdarah,secara
umum menunjukan SDM, SDP, kristal ( sistin,asam urat,kalsium oksalat), pH
asam (meningkatkan sistindan batu asam urat)
alkali ( meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batukalsium fosfat), urine
24 jam : kreatinin, asam urat kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin
meningkat), kultur urine menunjukan ISK, BUN/kreatinin serum dan
urine;abnormal (tinggi pada serum/rendah pada urine) sekunder terhadap
tingginya batuobstruktif pada ginjal menyebabkan iskemia/nekrosis.
9. PENATALAKSANAAN MEDIK
a. Tujuan:
1) Menghilangkan obstruksi
2) Mengobati infeksi.
3) Mencegah terjadinya gagal ginjal
Mengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi (terulang kembali).
b. Operasi
dilakukan jika:
1) Sudah terjadi stasis/bendungan.
2) Tergantung letak dan besarnya batu, batu dalam
pelvis dengan bendungan positif harus dilakukan operasi.
c. Therapi
1) Analgesik untuk mengatasi nyeri.
2) Allopurinol untuk batu asam urat
3) Antibiotik untuk mengatasi infeksi.
d. Diet
Diet atau pengaturan makanan sesuai jenis batu yang ditemukan.
1) Batu kalsium oksalatMakanan yang harus dikurangi adalah jenis
makanan yang mengandung kalsiumoksalat seperti: bayam, daun sledri,
kacang-kacangngan, kopi, coklat; sedangkan untuk kalsium fosfat
mengurangi makanan yang mengandung tinggi kalsiumseperti ikan
laut, kerang, daging, sarden, keju dan sari buah.
2) Batu struvite; makanan yang perlu dikurangi adalah keju, telur,
susu dan daging.
3) Batu cystin; makanan yang perlu dikurangi antara lain sari buah, susu,
kentang.
4) Anjurkan konsumsi air putih kurang lebih 3 -4 liter/hari serta olah
raga secarateratur
f. Ureterorenoskopic (URS)
Pengembangan ureteroskopi sejak tahun 1980 an telah mengubah secara
dramatis terapi batu ureter. Kombinasi ureteroskopi dengan pemecah batu
ultrasound, EHL, laser dan pneumatik telah sukses dalam memecah batu
ureter. Keterbatasan URS adalah tidak bisa untuk ekstraksi langsung batu
ureter yang besar, sehingga diperlukan alat pemecah batu seperti yang
disebutkan di atas. Pilihan untuk menggunakan jenis pemecah batu tertentu,
tergantung pada pengalaman masing-masing operator dan ketersediaan alat
tersebut.
BAB II
KASUS
Klien Tn. I.M.P usia 31 tahun datang ke RS X tanggal 29 Mei 2015 dengan
keluhan nyeri hebat pinggang kanan dan nyeri saat berkemih menjalar sampai
ke genitalia. Skala nyeri 4-5. Riwayat hematuria dan disuria serta kesulitan
dalam berkemih. Dari hasil USG terlihat ada batu pada ginjal sebelah kanan.
Hasil BNO IVP terlihat batu ureter distal dextra. Hasil observasi TTV tanggal
12x/menit.